Yasmine rasanya sudah benar-benar akan menjadi gila saat ini, bagaimana tidak? Niat hati ingin menolong seorang bocah SMA yang terluka. Tetapi dia malah ketiban sial kepergok beberapa orang yang lewat hingga dia dan bocah yang dia ketahui bernama Abidzar itu dituduh melakukan hal yang tidak-tidak, padahal kenyataan yang sebenarnya tidak begitu. Benar-benar gila! Hidupnya yang damai dan tentram kini malah terusik dengan kehadiran bocah SMA itu, dia sangat-sangat menyesal telah membantu bocah itu kabur dari para preman yang akan mengejarnya. Tahu begitu lebih baik dia biarkan saja bocah itu terluka, sebenarnya takdir macam apa yang tengah Tuhan berikan padanya? Dia benar-benar merasa tak habis pikir.
Dia melirik sekilas ke arah bocah yang masih mengenakan seragam SMA-nya itu, kini mereka sedang berada di perjalanan pulang setelah pernikahan penuh paksaan yang membuat Yasmine yang tak pernah mengeluarkan air mata sedikitpun tetapi beberapa jam lalu terisak-isak karena akan menikah dengan seorang bocah SMA. Ah dia kembali meralat ucapannya, bukannya akan tetapi mereka benar-benar sudah menikah. Dan Yasmine benci mengingat kejadian beberapa menit lalu itu, dia berharap semoga saja ini mimpi baginya bukannya kenyataan.
"Rumah lo di mana?" tanya Yasmine tiba-tiba, membuat pria berseragam SMA yang senantiasa menunduk itu mendongak hingga tatapannya dan Yasmine bertemu.
"R-rumahku?" tanyanya dengan sedikit tergagap.
"Iya, lo pikir gue tanya rumahnya siapa?" sarkas Yasmine membuat Abidzar menunduk.
"Rumahku ada di jalan Anggrek nomor 15," jawabnya.
Setelahnya mereka kembali diam, Yasmine yang sibuk menyetir sesekali mengumpat dalam hati sedangkan Abidzar yang sedari tadi menunduk. Sesekali Yasmine mencuri pandang ke arah bocah yang sudah resmi menjadi suaminya itu, ah bocah itu kenapa terlihat polos sekali? Yasmine segera merutuki ucapannya. Tentu saja dia masih polos, lihat saja seragam yang bocah itu kenakan. Mengingat bahwa dia tak lagi menjadi wanita lajang membuat Yasmine rasanya ingin kembali menangis.
"Yang mana rumah lo?" tanya Yasmine lagi hingga akhirnya Abidzar menunjukkan jalan ke rumahnya.
Mereka tiba di depan sebuah rumah bercat hijau yang terlihat sederhana dengan beberapa tanaman bunga serta sayuran yang berada di depan rumah itu, tanpa menunggu apapun Yasmine turun dari mobilnya. Dia memberikan isyarat pada Abidzar agar bocah itu ikut turun, sebenarnya bisa saja Yasmine langsung kabur dari sini. Tetapi dia tidak menginginkan hal itu, meksipun mereka hanya menikah sah secara agama tetap saja hal itu adalah hal yang sakral. Mungkin dia akan kembali memikirkan pernikahan aneh ini, apalagi bukankah dia memang akan mencari pria yang mau menikahinya agar dia bisa terbebas dari mantan pacarnya yang terlalu terobsesi padanya itu? Ah mendadak Yasmine memiliki ide itu.
"Assalamualaikum, Umi ...." Yasmine yang sedari tadi sibuk meneliti rumah minimalis ini langsung menoleh ke arah Abidzar yang sedang menghampiri seorang wanita paruh baya lalu menyalami tangan wanita itu dengan khidmat.
Dengan gaya yang sebenarnya canggung namun sebisa mungkin dia buat santai, Yasmine menghampiri dua orang itu. Dapat dia lihat wanita paruh baya itu memandang dirinya heran, tentu saja heran. Mungkin yang ada dipikiran wanita itu, siapa Yasmine? Yasmine bertambah canggung ketika wanita yang mengenakan kerudung abu-abu yang sangat lebar itu memandanginya dari atas hingga bawah. Seakan meneliti penampilannya yang terlihat aneh? Aneh? Ah entahlah dia tidak tau apa yang ada di pikiran wanita yang dipanggil Umi oleh bocah yang sudah menjadi suaminya itu.
"Ini siapa Dzar?" tanya Syifa–Umi Abidzar.
"D-dia-...." Perkataan Abidzar terhenti ketika Yasmine memotong dengan cepat perkataan bocah itu.
"Saya Yasmine Bu," ujar Yasmine kemudian menyalami tangan Umi Syifa.
"Kenapa kamu bisa bersama anak saya dan astaghfirullah, Nak. Wajah kamu kenapa?" Umi Syifa memegangi wajah Abidzar yang terluka, terlihat dengan jelas kepanikan di wajah sedikit keriput itu.
"Dzar gak apa-apa kok Umi," ucap Abidzar sambil tersenyum menenangkan Uminya.
"Jadi begini Bu, tadi saat saya akan pulang. Saya melihat Abidzar yang sedang dikejar dengan beberapa preman, akhirnya saya meminta Abidzar menaiki mobil saya dan-...." Yasmine tersentak ketika Umi Syifa tiba-tiba menggenggam tangannya dengan erat.
"Terima kasih banyak Nak, kamu sudah menolong anak Umi. Ayo silakan masuk dulu, maaf tadi Umi lupa menawarkan masuk. Kita malah berdiri di sini sedari tadi, ayo masuk." Umi Syifa meminta Yasmine dan Abidzar memasuki rumah minimalis itu.
Yasmine duduk disebuah single sofa, bersama dengan Abidzar yang masih memakai seragamnya yang duduk bersebrangan dengannya. Sedangkan Umi Syifa pergi ke dapur mengambilkan minum untuk Yasmine dan Abidzar sekaligus mengambil kotak obat, Abidzar memang belum sempat diobati tadi. Sudut bibir pria itu masih terluka, ditambah beberapa luka lebam di beberapa bagian wajahnya.
"Ini Nak silakan diminum," ucap Umi Syifa kemudian meletakkan dua gelas jus di atas meja.
"Terima kasih Bu," ujar Yasmine sambil tersenyum kemudian menyesap sedikit jus itu untuk mengurangi sedikit dahaganya.
"Aduh, sakit Umi." Yasmine dapat mendengar Abidzar merintih ketika Umi Syifa mengobati lukanya.
"Makanya kamu ini dibilangin sama Umi suka ngeyel sih, biar Abi aja yang mengantarkanmu. Masih aja maunya mandiri, sekarang kamu luka kan? Untung saja kamu baik-baik saja, Nak. Umi khawatir sama kamu," ucap Umi Syifa sambil meneteskan Betadine di atas kapas kemudian menempelkan kapas itu diluka Abidzar.
"Sekali lagi terima kasih ya Nak, kamu sudah menolong putra Umi." Umi Syifa kembali berbicara pada Yasmine ketika dia sudah mengobati luka Abidzar.
"Iya, oh iya Bu. Sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan," ucap Yasmine tiba-tiba. Dia tidak ingin menyembunyikan hal ini lama-lama, biar bagaimanapun juga Umi Syifa harus tahu kalau putranya yang masih SMA itu sudah memiliki istri yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Abidzar mendadak menjadi gugup ketika Yasmine mengatakan hal itu, dia seperti sudah tahu apa yang akan wanita dewasa itu katakan pada Uminya.
"Ada apa Nak?" tanya Umi Syifa yang mengerti kalau ada yang tidak beres dengan ucapan Yasmine yang terlihat agak ragu sedangkan putranya yang terlihat sangat gugup.
Akhirnya Yasmine pun menceritakan segalanya, dari awal sampai akhir mereka bisa tiba di sini. Tidak ada yang ia tutupi, Umi Syifa yang mendengar cerita Yasmine pun menutup mulutnya. Dia tak percaya kalau putranya yang masih SMA ternyata kini sudah menikah dengan wanita dewasa karena kesalahpahaman yang terjadi, mendadak Umi Syifa merasa bersalah.
"Maafkan kami ya Nak, gara-gara kamu yang menyelamatkan putra Umi. Kamu sampai dituduh melakukan yang tidak-tidak, tapi Umi mohon semoga kamu tidak ingin berpisah dari anak Umi. Umi tidak mau Abidzar menjadi duda di umurnya yang masih sangat muda ini, maaf jika Umi terkesan egois padamu." Yasmine tersenyum mendengarnya, bercerai? Tentu saja dia tidak akan mungkin melepaskan Abidzar begitu saja. Apalagi jika bocah SMA itu bisa membuatnya terlepas dari jerat mantan pacarnya yang terobsesi padanya.
"Saya tentu tidak akan bercerai begitu saja dengan Abidzar, meskipun kami menikah karena kesalahpahaman. Tetapi menurut saya pernikahan itu hal yang sakral yang tidak bisa dimainkan begitu saja, sebelumnya saya ingin bertanya. Apakah Ibu menerima saya sebagai menantu Ibu? Yah mengingat usia kami yang terpaut cukup jauh seperti ini." Yasmine mengajukan pertanyaan itu pada Umi Syifa.
"Semuanya sudah menjadi takdir kalian, tentu saja Umi menerimamu sebagai menantu Umi dengan sepenuh hati." Yasmine tersenyum mendengarnya, walau dia tahu kalau Umi Syifa itu menerimanya karena mungkin takut akan ada hal lain yang akan keluarga itu alami jika mereka melakukan kesalahan. Melihat pakaian Yasmine yang terkesan begitu modis seperti itu, tentu saja beliau tahu Yasmine bukan sembarang orang. Apalagi bukan wanita itu yang mencari masalah, melainkan wanita itu sudah sangat baik membantu putranya dari masalah dan kini wanita itu malah terjerat masalah.
Siapa yang menunggu cerita ini up? Komen ya^-^
Rasanya Yasmine masih belum percaya bahwa kelajangannya hanya bertahan di usianya yang ke dua puluh lima tahun, masih segar diingatannya insiden beberapa jam lalu yang membuat statusnya yang dulu sendiri kini berubah menjadi seorang istri. Kini dia sedang duduk ditepi ranjang milik Abidzar dengan memakai pakaian dari laki-laki itu karena dia memang tidak membawa baju ganti, dia kembali melamunkan hal yang tak pernah terbayangkan akan begitu cepat menghampirinya. Dia merasa apa ya? Sangat-sangat tidak percaya bahwa ini adalah takdirnya, karena setahunya bukankah takdir memang Allah yang menentukan tetapi manusialah yang berusaha. Bukankah benar begitu? Lantas dari mana usahanya kini? Jawabannya tak ada sama sekali, yang ada adalah usaha para warga setempat yang menikahkannya secara paksa dengan Abidzar.Wanita itu membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, di sana dia melihat Abidzar keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya
Hari ini Yasmine ada jadwal pemotretan, dia menjadi brand ambassador salah satu produk shampo yang akan ditampilkan di televisi. Sebenarnya dia sudah berkali-kali menjadi brand ambassador berbagai macam produk, mulai dari kecantikan, kesehatan dan makanan. Tetapi rasanya baru kali ini dia merasa sangat bersemangat, tentu saja dia bersemangat. Karena hari ini dia tak hanya berpose sendiri melainkan juga dengan salah satu aktor tampan yang juga menjadi brand ambassador di iklan shampo ini, namanya Rendy Harahap. Rendy adalah salah satu aktor blasteran Indo-Australia yang sangat tampan sekali, dia juga merupakan aktor favorit Yasmine, ah Yasmine sudah tidak sabar ingin bertemu dengan aktor idolanya itu.Meskipun Yasmine sudah menjadi model papan atas, tetapi dia tidak ingin beradu akting. Cukup dia membintangi beberapa iklan di televisi saja, jika untuk bermain peran dia belum siap. Padahal ada beberapa sutradara yang menawarinya bermain film bersama dengan a
Pemotretan sudah selesai dilakukan oleh Yasmine dan Rendy, mereka kini sedang duduk untuk beristirahat sejenak barulah bisa lanjut dengan beberapa pemotretan namun dengan tema yang berbeda juga pasangan yang berbeda. Sedari tadi Yasmine tak henti-hentinya tersenyum sambil menatap Rendy dengan tatapan yang berbinar-binar, dia menatap senang ke arah buku yang tengah dia pegang. Di sana ada goresan tanda tangan Rendy Harahap, aktor idolanya. Pria berusia tiga puluh lima tahun namun masih terlihat tampan dengan bulu-bulu halus yang menghiasi dagunya itu ternyata orang yang sangat ramah, Yasmine tidak pernah menyangka kalau dibalik wajah sangar Rendy ternyata pria itu orang yang begitu ramah."Yasmine cari makan dulu yuk," ajak Rika membuat kedua orang yang asyik berbincang itu menatap kearahnya."Oke Mbak, emmm ... Mas Rendy, saya ikut Mbak Rika ya mau makan siang? Atau Mas Rendy mau ikut kami?" tanya Yasmine berbasa-basi.
Sangat lelah sekali Yasmine rasakan usai pemotretan, ia memilih langsung pulang setelah pekerjaannya selesai. Sebenarnya ada undangan makan malam bersama nanti oleh atasannya dan bersama pegawai yang lainnya, nanti akan ia pikirkan lagi apakah ia akan datang atau tidak. Mengingat semua hal yang terjadi saja sudah membuat Yasmine pusing, entah bagaimana nanti jika ia datang ke pesta dan bertemu dengan Putra lagi. Meskipun mereka berpacaran hanya sebentar, tetapi Yasmine jelas saja paham sifat yang dimiliki Putra. Pria itu tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, dan Yasmine sangat membenci dirinya yang mengetahui fakta itu. Bagaimana ya caranya membuat Putra tak lagi mengejarnya?"Yasmine, udah sampai nih. Lo enggak mau turun?" Lamunan Yasmine terhenti ketika suara Rika mengintrupsinya."Eh? Udah sampai ya, Mbak?" tanya Yasmine sedikit linglung. Rika tertawa melihat itu, sepertinya tubuh Yasmine memang ada di sini
Yasmine kembali memikirkan bagaimana caranya agar Putra percaya bahwa ia telah menikah, pasalnya sejak ia membentak Putra beberapa jam lalu laki-laki itu terus saja menelepon. Bukannya Yasmine sengaja agar laki-laki itu terus meneleponnya, ia sudah berkali-kali memblokir nomor laki-laki itu. Namun, nyatanya Putra memiliki seribu satu cara untuk menghubungi Yasmine yaitu dengan nomor baru. Niatnya Yasmine sih tidak mau mengangkat nomor yang tidak dikenal karena takut kalau sampai itu Putra, tetapi ia juga takut kalau sampai yang menghubunginya orang penting bagaimana? Atau-atau malah agensi modelnya? Kan kacau karirnya hanya gara-gara ingin menghindar dari Putra.Ia juga masih memikirkan siapa yang akan ia bawa ke pesta malam nanti, tidak mungkin ia datang sendiri karena sudah bisa dipastikan Putra akan mengganggunya. Atau ia menyewa seorang pria saja ya untuk ia ajak? Lah, Yas? Ngapain lo pake nyewa pria segala? Di rumah lo loh udah ada laki-laki ganteng y
Malam hari telah tiba dan itu berarti Yasmine harus sudah bersiap untuk datang ke pesta itu, ia menatap pantulan wajahnya yang sudah dipoles make-up natural. Jika biasanya make-up yang ia kenakan cukup tebal untuk menghadiri acara pesta seperti ini, tetapi kini ia memilih make-up natural. Apa alasannya? Tahu sendiri lah kalau hari ini ia membawa suami berondongnya, ia tidak mau ya kalau sampai dikira tante girang yang suka sama berondong. Yah walaupun sebenarnya hal itu memang benar adanya, eits yang benar itu ya itu suaminya adalah berondong. Sedangkan tante? Aih ia bahkan masih sangat muda untuk disebut tante. Setelah berkutat dengan make-upnya akhirnya ia membalikkan tubuhnya, bertepatan dengan itu Abidzar keluar dari kamar mandi. Sejenak Yasmine terpana dengan penampilan Abidzar yang sangat tampan itu, astaga ternyata dengan memberikan tampilan yang berkelas seperti itu ketampanan Abidzar semakin terlihat. Yasmine sih mengakui kalau Ab
Putra jelas saja tak menyerah begitu saja, meskipun kenyataannya memang benar jika wanita idamannya itu sudah menikah ia akan merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya. Ia yakin kalau ada yang tidak beres dengan pernikahan Yasmine, perjodohan? Bahkan Putra sama sekali tidak percaya dengan perkataan Yasmine semalam. Bisa saja 'kan Yasmine hanya menikah kontrak dengan laki-laki yang bahkan usianya lebih muda darinya, bahkan laki-laki yang semalam dibawa oleh Yasmine terlihat seperti bocah SMA. Yang benar saja? Ia sungguh tidak terima dengan kenyataan kalau Yasmine lebih memilih bersama laki-laki muda itu daripada dirinya yang pastinya lebih dari segalanya ini.BRUKKK"M-maaf aku enggak sengaja." Putra menggeram kesal ketika ada seorang mahasiswa yang sepertinya adik tingkatnya tidak sengaja menabraknya hingga minuman yang ia bawa terjatuh dan kini pakaian yang ia kenakan menjadi basah.Ia menatap laki-laki y
Abidzar pulang ke apartemen Yasmine dengan wajah babak belur sambil memegangi perutnya yang terasa begitu nyeri, sangat tidak memungkinkan jika ia pulang ke rumahnya untuk diobati. Apalagi jika ia pergi ke klinik terdekat, ia sedang tak membawa uang karena tadi pagi begitu terburu-buru pergi ke kampus. Abidzar berharap kalau di apartemen ada kotak obat dan tidak ada istrinya, kalau sampai Yasmine ada wanita itu pasti akan menanyakan macam-macam padanya. Abidzar tidak mau berkata jujur dan ia juga tak mau berbohong siapa yang telah melakukan semua ini padanya, lebih baik memang menghindari. Mungkin setelah diobati luka itu tak terlalu terlihat nantinya setelah Yasmine pulang."Assalamualaikum, Pak." Seperti biasanya, Abidzar akan menyapa salah seorang satpam yang tengah berjaga di depan gerbang gedung apartemen ini."Waalaikumsalam, eh Nak Abidzar. Itu mukanya kenapa? Habis berantem sama teman?" tanya Pak Sapto–nama satpam i
Usia kandungan Yasmine kini sudah menginjak bulan ketujuh, perutnya semakin lama semakin membesar. Abidzar selaku suami Yasmine pun menjadi sedikit overprotektif pada sang istri karena kondisi Yasmine saat hamil anak pertama dan kedua itu sangat berbeda. Jika saat hamil Ayisha maka mual dan muntah tak terlalu sering Yasmine alami, maka saat hamil anak kedua ini Yasmine sangat sering mengalami itu. Bahkan saat usia kandungannya masuk bulan ketujuh, mual dan muntah itu tetap dialaminya. Meskipun tak separah saat masih berada di awal-awal bulan kehamilannya. Karena kondisi Yasmine yang mudah lelah jika melakukan pekerjaan berat, maka dari itu Abidzar akhirnya menyewa jasa pembantu di rumahnya agar bisa membantu Yasmine dan Ayisha saat ia tidak ada di rumah.Sengaja Abidzar menyewa pembantu yang sudah berumur untuk menghindari rasa cemburu istrinya yang terkadang berlebihan itu. Bukankah lebih baik menghindari ketimbang bertengkar dulu? Lagipula, Abidzar juga
Waktu berjalan begitu cepat sekali, tak terasa kalau pernikahan Abidzar dan Yasmine sudah berlangsung selama lima tahun. Itu berarti usia Ayisha, putri mereka, sudah tiga tahun setengah. Abidzar pun sudah lulus dari kuliahnya dan mendapatkan sebuah pekerjaan menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan yang cukup besar. Yasmine merasa bangga sekali pada suami berondongnya itu, Abidzar merupakan sosok laki-laki pekerja keras, sayang keluarga dan sangat bertanggung jawab. Yasmine tak pernah menyesali keputusannya mengorbankan dunia modellingnya demi menjadi istri dan ibu rumah tangga seutuhnya untuk Abidzar karena apa yang Abidzar katakan benar-benar terjadi. Di mana jika kita ikhlas melakukan suatu perbuatan baik, maka kebaikan itu akan Allah balas dua kali lipat dari apa yang pernah dikorbankan.Ayisha pun tahun depan sudah bisa masuk sekolah TK, pertumbuhan anak itu semakin pesat sekali. Ayisha merupakan anak yang sangat pandai, di usia kurang dari sa
Hari ini Abidzar libur kuliah, bengkel tempatnya kerja pun tutup karena pemiliknya ada acara. Hal itu membuat Abidzar dapat menghabiskan waktunya bersama dengan sang istri tercinta dan putrinya yang tersayang. Sangat jarang Abidzar libur kerja bersamaan dengan libur kuliah, sehingga hari ini Abidzar tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Maka dari itu, laki-laki itu mengajak Yasmine dan Ayisha jalan-jalan. Bukan ke tempat yang mewah ataupun yang mahal, hanya jalan-jalan ke sebuah taman dan kebun binatang saja. Ayisha sudah semakin besar saat ini, walau ia belum bisa berjalan karena belum cukup umurnya. Namun, anak itu sudah sangat pandai sekali berbicara meskipun agak sedikit belepotan saat berucap."Yah! Yah! Yah!" Ayisha memanggil Abidzar sambil menunjuk hewan leher panjang yang ada di hadapan mereka saat ini."Itu namanya hewan jerapah, lehernya memang panjang dan warnanya oren dan sedikit kecoklatan," ujar Abidzar me
Setelah kurang lebih satu minggu dirawat usai persalinan, akhirnya Yasmine sudah diperbolehkan pulang. Mereka akan pulang ke rumah sederhana milik Abi Nazar, pria paruh baya itu berkata kalau ia ingin menghabiskan waktu bersama cucu pertamanya sebelum terbang ke Kediri untuk menghadiri sebuah pengajian akbar yang menjadikannya sebagai tamu undangan. Baik Yasmine maupun Abidzar pun tidak masalah, bagi mereka asalkan orangtua bahagia maka mereka akan menuruti. Apalagi keinginan orangtua itu bukanlah hal yang buruk, jelas saja tidak ada alasan untuk menolak. Mengingat Abi Nazar yang sudah sangat baik sekali menerimanya menjadi seorang menantu, tentunya Yasmine tidak ingin membuat ayah mertuanya itu terluka.Tak hentinya Yasmine mengucap syukur sambil menatap bayi mungil yang ada di gendongannya ini, betapa ia bersyukur karena Allah maha baik kepadanya. Memberikan sebuah kebahagiaan tak terkira seperti ini, tak hanya suami yang baik, shalih nan pengertian, ia juga mendapat mertua
Ayisha Fatimatuzzahra, nama putri pertama dari pasangan Abidzar dan Yasmine. Ya, setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya putri mereka lahir ke dunia. Nama indah itu Abi Nazar yang memberikannya, beliau sangat antusias sekali dalam memberikan nama cucu pertamanya itu. Abidzar yang merupakan ayah dari putrinya sendiri pun tak dapat menolak keinginan abinya, hingga akhirnya Abi Nazar lah yang memberikan nama itu. Beruntung sekali Yasmine sama sekali tidak rewel soal siapa yang memberikan nama pada putrinya, Yasmine malah merasa sangat senang karena mertuanya berkenan memberikan nama pada putrinya dan Abidzar. Itu pertanda bahwa Abi Nazar sangat menyayangi Ayi– nama panggilan untuk putri mereka yang tentu saja Abi Nazar yang menentukan.Abidzar merupakan anak tunggal, jelas saja Abi Nazar akan begitu antusias. Apalagi ini merupakan cucu pertamanya, sudah lama pria paruh baya itu mendambakan memiliki seorang cucu. Terutama cucu perempuan karena berhub
Untuk pertama kalinya setelah masalah yang dilalui oleh Yasmine, Abidzar dan Yasmine baru berani menginjakkan kakinya kembali menuju rumah Abi Nazar dan Umi Syifa. Mereka akan bersilahturahmi sekaligus memberitahu kalau semua masalah yang mereka alami kini sudah terselesaikan, bahkan orang-orang yang terlibat pun sudah mendapatkan hukuman yang setimpal. Mereka berharap, terutama Yasmine. Semoga saja Abi Nazar berkenan menerimanya sebagai seorang menantu, sungguh Yasmine sama sekali tidak ingin berpisah dari Abidzar. Hatinya sudah tertambat pada laki-laki yang usianya jauh lebih muda darinya yang merupakan suaminya sendiri, semoga saja Allah bisa menggerakkan hati Abi Nazar agar bisa menerima pernikahan mereka.Mengenai Umi Syifa, wanita paruh baya itu sama sekali tak marah pada Yasmine. Justru Umi Syifa adalah orang yang paling pertama mendukung Abidzar dan Yasmine, Umi Syifa juga sudah mengetahui kabar kehamilan Yasmine. Dan Umi Syifa senang mendengar itu
Kekesalan dan kemarahan Putra sudah mencapai ubun-ubun, ia begitu marah sekaligus kesal karena setelah ia menyebarkan fotonya bersama Yasmine ke media sosial. Ia berpikir Yasmine akan memohon-mohon dan kembali padanya, nyatanya wanita itu sama sekali tak menghubunginya dan bahkan tak ada kabar lagi bagai ditelan bumi. Kini ia harus lari dari kejaran para media yang memintanya mengkonfirmasi apa yang telah ia posting itu, Putra jelas saja akan dengan terang-terangan mengatakan kalau ia mencintai Yasmine. Sayangnya, kedua orangtuanya yang mengetahui rencana itu meminta agar Putra bersembunyi dan tidak muncul dulu di depan publik. Keluarga Putra tidak mau menanggung malu atas apa yang telah dilakukan oleh putranya itu.Kini Putra tengah bersembunyi di suatu tempat yang tidak akan orang lain tahu, bersama kedua temannya yang juga terlibat dalam rencananya itu. Tak lupa, ada tiga orang yang turut membantu rencananya itu, siapa lagi kalau bukan keluarga Yasmine.
Semenjak wajahnya dan Putra selalu muncul di layar televisi ataupun majalah, Yasmine sama sekali tidak berani keluar dari apartemen. Rika pun menyarankan agar Yasmine tak keluar dulu karena suasana sedang memanas, manager Yasmine itu berusaha mencari bukti kebenaran kalau Yasmine sama sekali tak bersalah. Jelas saja Rika tahu itu, Yasmine adalah wanita baik-baik yang pastinya tidak akan mungkin bisa melakukan hal sehina itu. Ini pasti ulah Putra, tetapi Rika sama sekali tidak bisa menghubungi Putra karena laki-laki itu seakan hilang ditelan bumi. Baik keluarga Putra pun bungkam mengenai isu perselingkuhan Yasmine dan Putra, mereka menutup mulut rapat-rapat dan selalu mengabaikan pertanyaan wartawan yang haus akan info.Sudah hampir dua bulan Yasmine menghilang dari peradaban dunia permodelan, beruntung sekali ia masih memiliki sisa tabungan yang cukup untuk menghidupinya. Sedangkan Abidzar sendiri, ia masih bisa keluar dari apartemen ketika tidak ada warta
PRAAKKK ....Sebuah suara keras karena ada sesuatu yang dibanting terdengar memenuhi sebuah ruangan, tepatnya itu berada di kamar Putra. Putra tak dapat menahan emosinya ketika mendapat sebuah pesan dari Yasmine, di mana wanita itu sama sekali tak mempedulikan ancamannya. Ia biarkan layar ponselnya retak dan hancur saking kuatnya ia membanting. Emosinya jelas tak bisa ditahan lagi, usahanya mendapatkan Yasmine ternyata sia-sia. Tahu begitu mengapa tidak sekalian ia melakukan hal yang lebih keji dari itu agar Yasmine tak lagi menolaknya? Sial! Benar-benar sial, dia yang terlalu bodoh dan terlalu percaya diri kalau Yasmine pasti akan kembali padanya. Namun, bagaimana bisa Yasmine tak panik? Atau jangan-jangan ...."Enggak! Enggak mungkin! Lo hanya milik gue Yasmine!" teriak Putra begitu frustasi sambil membanting semua barang yang ada di kamarnya."Putra, lo kenapa?" Prita-kakak Putra yang mendengar teriakan se