"Mis... tidak perlu mengambilkan aku air. Aku hanya merasa perutku terasa sakit. Nanti juga mendingan kok. Kamu tidak perlu khawatir, ya... aku baik-baik saja.""Apa kamu serius, Ri?" tanya Mischa. Dia masih khawatir dengan keadaan gadis itu. Namun saat gadis itu mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, hatinya mulai tenang."Aku harus pergi sekarang, Mis... aku masih punya pekerjaan lain. Ntar Tuan Dion marah lagi padaku," ucap Riri keceplosan. Dia langsung menutup mulutnya saat dirinya sadar akan kehadiran Mischa itu."Ma-maaf, Miss... aku tidak sengaja. Aku tidak tahu kalau perkataanku ini malah menyinggung perasaanmu," ucap Riri sambil memegang tangan Mischa. Mengelusnya pelan dan menyunggingkan senyum tipis padanya. "Kau tidak perlu sedih! Masih banyak pria yang mau samamu. Kau 'kan cantik. Apalagi senyummu begitu memukau, aku saja sebagai seorang gadis sampai tertarik padamu," goda Riri, seraya menghibur Mischa.Air mata gadis itu kini keluar dari pelupuk matanya dan meneteskan
"Apa? Aulia meninggal lagi katamu?" ucap Rina terperangah kaget, saat sopir pribadinya mengatakan kalau Aulia telah meninggal. Aulia yang selalu dia nanti-nantikan kepulangannya, sekarang terkabar kalau sahabanya itu sudah meninggal.Sambungan telepon itu langsung mati, karena terjatuh dari tangan Rina yang bergetar. Hatinya begitu teriris saat mengetahui kabar sahabatnya itu. Dia tidak habis pikir kalau Aulia sampai mengalami tragedi kecelakaan hingga membuat Aulia meninggal dunia.Tidak! Tidak mungkin Aulia mati. Aulia masih hidup. Itu semua bohong! Berita palsu!Dia segera mematikan televisi setelah menyaksikan sendiri berita mengenai sahabatnya itu. Hatinya begitu hancur, hatinya terasa sesak, napasnya memburu dan keringatnya bercucuran deras, tapi bulu kuduknya berdiri."Ini pasti salah! Berita ini salah! Aulia tidak mungkin secepat itu pergi meninggalkanku. Aku tahu Aulia itu gadis yang kuat. Jadi, tidak mungkin dia pergi begitu saja."Dia menjerit kuat di dalam ruangan itu hing
Seorang gadis yang masih dipasang infus dalam keadaan mata tertutup, masih belum sadar juga. Sudah dua hari gadis itu seperti itu. Sebentar dia bangun semalamnya sebelum hari ini, lalu dia kembali pingsan lagi. Begitulah seterusnya hingga dia pun masih ditunggu kesadarannya saat ini.Dia sudah ditunggu-tunggu kesadarannya oleh dua orang sepasang suami istri yang masih setia berada di dalam kamar yang sama dengan Aulia.Tidak lama tangannya mulai bergerak-gerak dan matanya mulai terbuka. "Pelan-pelan," ucap seorang wanita paruh baya itu dengan wajah tersenyum kepada Aulia. Dalam kesadarannya itu membuat Aulia merasakan kepalanya agak sedikit merasa pusing. Di tambah dengan pemasangan infus di tangannya, membuatnya agak sulit untuk bergerak bebas seperti yang dia inginkan.Dalam keadaan takut dia melihat ke arah dua orang sepasang suami istri itu, yang tiba-tiba tersenyum padanya. "Siapa kalian? dan dimana aku? kenapa aku bisa ada di sini, apakah kalian telah menculikku?" sosor Aulia de
Usai makan, Aulia pun pergi dari rumah Tante Salma dan juga Om Heru itu. Kebetulan Om Heru adalah seorang Pilot. Jadi, sudah pasti Om Heru adalah oramg kaya.Setelah permisi dari kedua pasangan yang sudah berumur itu, Aulia pergi dengan membawa mobil hasil dari pemberian Om Heru padanya.Ternyata sepasang suami-istri itu adalah orang yang baik dan tulus, tidak salah Aulia bertemu dengan mereka. Tante Salma bilang, Aulia bisa datang berkunjung ke rumah itu, kapanpun Aulia mau.Aulia menyetir mobil itu dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin kesalahan yang sama terulang kembali. Sudah cukup dia merasakan tubuhnya menderita, karena sebuah kecelakaan.Hari ini dia harus fokus menyetir. Lagi pula dia harus menunjukkan dirinya kepada kedua orangtuanya dan juga kakaknya Reyna. Dia sangat merindukan keluarganya itu.Di tengah perjalanan, ada sebuah mobil yang berhenti di tengah jalan dan seseorang tengah melambai-lambai ke arahnya. Aulia sangat takut kalau sampai orang itu adalah seorang pen
Selang beberapa hari dia hilang kabar, semua menganggapnya telah tiada saat insiden kecelakaan itu terjadi menimpanya. Termasuk orang tuanya. Sesampainya di rumah, Aulia langsung masuk ke dalam dan ingin memberikan sebuah kejutan untuk ayah, ibu dan juga kakaknya.Dia mengira kalau berita itu belum sampai di telinga mereka, namun sayang mereka semua saat ini tengah berkabung atas meninggalnya dirinya. Hal itu justru membuat hatinya bertambah sakit. Apalagi, saat dilihatnya air mata ayahnya yang terus mengalir hingga mata ayahnya itu sembab.Apa yang telah terjadi? batinnya seraya menyaksikan semua yang dilakukan oleh keluarganya itu. Ayahnya yang terus memperhatikan sebuah photo yang merupakan itu adalah gambar dirinya di dalam photo. Begitu pula dengan kakaknya Reyna, yang duduk mematung dengan deraian air mata, yang terlihat pucat sekali.Lain halnya dengan mamanya yang terlihat santai sambil memegang ponsel di tangannya. Memang wanita paruh baya itu tidak tidak pernah peduli dengan
Aulia terbangun dari tidurnya semalam. Semalam dia hanya mengingat kalau dirinya tengah pingsan, selebihnya dia sudah melupakan apa yang terjadi padanya setelah itu.Meskipun Aulia sudah sadar dari ingatannya, tapi sebagian dari kisahnya yang baru saja dia lalui dalam beberapa bulan belakangan ini, semua dia lupakan.Termasuk saat dirinya berada di Apartemen Tuan Rey. Semua kenangan dirinya saat bersama Bi Atun, Novan, sekretaris Dion, terlebih Tuan Rey. Dia lupa semua itu.Kedua bola matanya mengelilingi kamar itu, tempat dimana dia direbahkan oleh papanya. Kamar itu sungguh menarik, sehingga dirinya ingin mencari tahu segala isi dari kamar itu. Kamar yang dihias dengan bola lampion dan lampu kerlap-kerlip di atas atap dengan nuansa merah muda dan biru, berpadu menjadi selang-seling untuk berganti warna.Dia mulai turun dari ranjang, lalu beranjak mengelilingi seisi kamar itu. Dia terpesona dengan sebuah karya vas bunga yang dihias sedemikian rupa agar terlihat sangat cantik, diletakk
"Tuan..." Panggil sekretaris Dion tanpa menoleh ke belakang karena sibuk menyetir. Dia membawa mobil itu dengan kecepatan sedang."Hmm.""Apa Tuan tidak tahu berita tadi?" ucap sekretaris Dion. Dia baru saja mengingat berita yang dia tonton tadi sore. Dia ingin memberitahu Tuan Rey sesuatu yang bisa membuat tuannya itu kembali bersemangat lagi.Beberapa hari ini memang Tuan Rey menjadi sedih atas terkabarnya Aulia meninggal. Sebelumnya dia sempat kehilangan gadis itu, dikarenakan orang tua gadis itu menyuruh beberapa orang untuk membawa gadis itu dari rumah sakit.Untung saja Ketua Black Dragon cepat menemukan keberadaan Aulia. Semenjak itu, Tuan Rey tidak perlu khawatir lagi. Aulia sudah kembali bersama keluarganya. Dia juga sudah mengetahui siapa orang tua Aulia. Satya Hermawan. Seorang pemimpin dari perusahaan Indofood yang telah memiliki banyak hutang kepada perusahaan Sinopec Grup.Belum beberapa hari gadis itu bisa menghembus napas dengan baik, dia sudah mengalami kecelakaan yan
"Apa aku tadi terlalu kasar padanya?" gerutu Aulia seorang diri. Dia masih berkutat di depan layar laptopnya. Sudah pukul sembilan malam, tapi matanya masih segar. Dia belum ada rasa kantuk sama sekali. Dia bahkan sudah menyiapkan segelas kopi untuk dia seduh nanti, setelah matanya itu mulai mengantuk. Dia memang tidak menyukai kopi panas, jadi dia menunggu kopi itu dingin barulah dia mau meminumnya.Dia sendiri heran kenapa pria itu bisa datang. Bukankah pria itu sangat membencinya atas sebuah tuduhan yang telah dilakukannya kepadanya?Aulia tidak merasa bersalah, karena apa yang sudah dilakukannya itu adalah demi membela dirinya yang sudah dihancurkan oleh pria itu secara perlahan. Dia juga sebenarnya tidak senang melihat pria itu menderita, tapi... pria itu yang lebih dulu membuatnya semakin menderita.Tiba-tiba pikirannya berdalih ke hal yang lain. Dua lembar photo yang dia ambil tadi pagi di kamar mama dan papanya. Dia melihat photo itu sekilas. Semakin lusuh akibat remukan tanga
Setelah dua tahun menikah Aulia masih belum memiliki anak. Sudah beberapa kali Aulia mengalami keguguran. Aulia sangat sedih karena sampai sekarang dia masih belum memberikan keturunan bagi Tuan Rey.Tuan Rey yang sedang menantikan anak dari sang istri memilih diam saja. Tidak pernah menyalahkan Aulia yang masih belum memberikan padanya keturunan. Dua tahun menikah, dia masih setia dengan pasangannya, hingga terakhir kali, Rina, mantan kekasihnya yang dulu tiba-tiba bekerja di perusahaannya. Cinta yang sudah lama dia kubur untuk gadis itu, kembali hidup saat dia bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Benih-benih cinta yang mulai muncul, membuat mereka diam-diam selingkuh dari Aulia.Rina yang merupakan sahabatnya, dan Tuan Rey yang juga suaminya. Dia telah dikhianati oleh dua orang yang dia anggap penting dalam hidupnya. Kehidupan rumah tangganya mulai hancur, saat Rina mulai hadir di tengah-tengah kehidupan mereka. Aulia pada saat itu datang ke perusahaan suaminya, dengan membawak
Setelah menikah beberapa bulan yang lalu, setelah bercerai dengan Tuan Hendri, ini kali pertama bagi Aulia bermesraan dengan Tuan Rey. Dari kemarin-kemarin, Aulia masih belum mengizinkan pria itu untuk melakukan malam pertama, tapi kali ini tidak, setelah sekian beberapa bulan belakangan ini, pria itu berjuang keras untuk membuatnya jatuh cinta kepadanya. Perjuangan yang dia lakukan itu tidak sia-sia. Dan akhirnya Aulia pun jatuh cinta padanya. Tuan Rey sudah menunggu lama hari ini, dan saat inilah dia telah melakukan adegan panas itu di ranjang.Aulia hanya mendesah menerima semua perlakuan Tuan Rey yang membuat tubuhnya menggelinjang hebat. Sangat enak. Dia menyukai gaya Tuan Rey yang menaikkan nafsunya. Dia sudah tak tahan menunggu pria itu untuk memasukkan kejantanannya ke dalam celah lembutnya itu. “Aku akan melakukannya. Jangan menangis,” kata Tuan Rey dengan sorot mata menuntut. Aulia tak menjawab, tapi tangannya masih mencengkram bagian depan piyamanya Tuan Rey.Tuan Rey kem
"Apa kamu masih mau tinggal bersama Ayahku? Aku tau kamu tidak pernah suka dengannya...""Maka, kamu bisa ikut denganku untuk pergi jauh dari mereka-mereka yang sama sekali tidak mengerti dengan kebahagiaanmu," bujuk Tuan Rey. Tuan Rey masih melihat dari sorot mata gadis itu yang masih tidak bahagia hingga sampai saat ini. Dalam tatapannya yang sayu, tentu saja Tuan Rey mengenalinya."Aku tidak mau ikut bersamamu! Aku benci semuanya. Termasuk Anda!" Tolak Aulia dengan suara keras. Tidak peduli bagaimana cara pria itu membujuknya. Dia masih kuat dalam pendiriannya. "Lalu, bagaimana dengan perasaanku? Pertama sekali mengenalmu, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, selama ini aku urungkan. Karena aku tidak ingin kau menjauhiku. Dan sekarang, kau semakin menjauh dariku.""Dan kau telah menikah dengan Ayahku. Aku kesulitan untuk mendapatkan cintamu. Maafkan aku yang selalu menggunakan kekerasan untuk membuatmu marah." Tuan Rey mengungkapkan semua perasaannya pada saat i
Seharian orang-orang sibuk menghias dekorasi pernikahan Suga dan Rina, hingga semua tersusun rapi dan indah dengan beragam bunga warna-warni yang dilengketkan ke dinding guna menghiasi acara pernikahan itu sampai selesai.Rina sangat bahagia saat dirinya akan dinikahi oleh pria tulus seperti Suga. Selama beberapa hari sebelum berlangsungnya pernikahan mereka itu, dia merasakan kegembiraan di dalam hatinya, sebab seorang pria seperti Suga akan menjadi suaminya. Tentu saja itu sangat memungkinkan untuk dirinya dan juga calon bayi yang ada di dalam perutnya itu.Saat acara berlangsung, dua orang pengantin harusnya sudah ada di sana, untuk tidak menghabiskan banyak waktu, maka dua orang pengantin beserta keluarganya segera dikumpulkan.Semua orang yang datang ke acara itu sangat terpukau dengan keindahan yang dibuat dalam hiasan yang yang sudah disediakan di rumah Rina selama beberapa hari ini. Rumah yang sangat cantik dan dipenuhi dengan keramaian orang-orang yang datang ke pesta pernikah
Setelah puas di bagian payudara Aulia, Tuan Hendri turun menyelusuri bagian perut Aulia hingga di pertengahan pusat dia dia terus menjilatinya, dengan air liur yang sudah bertumpahan dari mulutnya. Dia masih di bagian itu sampai beberapa menit, lalu kini wajahnya bergeser menuju celah lembutnya gadis itu.Aulia terus mendesah. Seberapa kuat pun dia menahan getaran yang terjadi dalam tubuhnya, tetap saja dia semakin teransang. Hingga Tuan Hendri mengangkat bokong gadis itu ke atas kedua pahanya, lalu mengarahkan kejantanannya ke arah celah lembut gadis itu. Hampir saja melesat masuk ke dalam, seseorang tiba-tiba mengetok dari luar kamar.Tok... Tok... Tok...Ketiga kalinya, orang yang ada di luar itu terus mengetok pintu."Sial!" umpat Tuan Hendri dengan rasa kesal yang menyelimuti perasaannya. Dia hampir saja memasuki celah lembut istri ketiganya itu, tapi seseorang tiba-tiba datang dan menggagalkan semuanya, dimana dia sendiri sudah sangat menginginkan kejantanannya itu melesat masuk
Semua orang sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Termasuk kedua orang tua Aulia sudah pulang ke rumahnya. Seperti biasanya para pengantin baru harus berada di dalam kamar, Aulia sudah dibawa Nyonya Ans ke dalam kamar yang sudah disiapkan untuk kamar Aulia dengan Tuan Hendri.Di depan semua orang, Nyonya Ans bersikap baik dan ramah. Namun tidak ada yang menyangka bahwa wanita paruh baya itu memperlakukan Aulia sangat buruk. Dia terus menyiksa Aulia."Hei gadis jalang—" tangannya sudah menjambak habis rambut Aulia yang masih disanggul keong."Sakit... saya mohon Anda melepaskan tangan Anda dari rambut saya!" ucap Aulia.Aulia sendiri tidak pernah tahu kalau Nyonya Ans akan menyiksanya begitu. Dia pikir wanita paruh baya itu mau mengantarnya ke dalam karena hatinya tulus, tapi sayang, dia terlalu berharap kalau wanita itu sudah tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Tuan Hendri."Sakit?" Dia menarik lebih kuat lagi rambut Aulia hingga rambutnya rontok, sedangkan sanggul keongnya
Akhirnya, sesuai permintaan Tuan Hendri untuk segera dilanjutkan hari ini pernikahannya yang ketiga dengan Aulia Aurorencia. Pernikahan mereka di gelar hari itu juga. Cukup dengan dua jam menyiapkan segala keperluan untuk prosesi pengucapan janji suci pernikahan. Semua busana mereka telah dirancang sendiri oleh kakaknya, Reyna.Rudi telah memerintahkan seorang bawahan Tuan Hendri untuk menyelesaikan ini semua, orang itu adalah Sandy. Sandy sudah bekerja di perusahaan milik Tuan Hendri selama sepuluh tahun lamanya.Sejak perusahaan ditangani oleh dua orang. Salah satunya ayahnya yang merupakan ketua pimpinan perusahaan dan juga Tuan Rey yang menjadi seorang CEO di perusahaan Sinopec Grup.Semua telah selesai. Tuan Hendri Sinopec dan Aulia Aurorencia sudah resmi menjadi sepasang suami-istri. Pernikahan mereka telah terkabar sampai mendunia. Setelah pernikahan itu selesai, Sandy masih belum membuka segala rancangan yang telah dia ciptakan itu, sehingga rumah mewah Tuan Hendri bertambah i
Selang satu jam ditunggu-tunggu, akhirnya pria yang bernama Rey itu pun datang. Semua orang menyambut kedatangannya, kecuali Aulia.Aulia yang sedang berusaha mengambil sendok garpu yang jatuh di lantai. Setelah dia berhasil mengambilnya, dia meletakkan sendok itu ke piring yang kotor. Sontak saja Tuan Rey terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya ini, begitu juga dengan sekretaris Dion yang menyusul Tuan Rey baru saja sampai."AULIA!" ucap dua orang pria itu sama-sama.Tidak disangka kalau yang menjadi calon istri dari sang ayah adalah gadis yang dikenalnya, dia adalah Aulia.Pria itu kini menatap tajam pria yang merupakan ayahnya itu. Kebetulan mereka duduk saling berhadapan."AYAH!" panggil Tuan Rey murka. Tangannya sudah dia kepal sekuat tenaganya. Dirinya tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang ayah. Bagaimana mungkin ayahnya ingin menikahi gadis yang seumuran dengannya? Itu mungkin saja kebahagiaan untuknya, tapi tidak dengan gadis itu.Aulia kaget dengan kehadiran Tuan R
Malam ini adalah malam bagi Aulia untuk bertemu Tuan Hendri. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang dijodohkan oleh papanya untuknya. Pria tua yang ingin menikahinya itu sedang mengadakan pertemuan antara dua keluarga. Aulia tidak tahu siapa pria tua yang ingin dijodohkan untuknya, yang dia tahu kalau tentang pria itu, usianya sudah jauh lebih tua darinya. Seusia dengan papanya itu."Nak? Kamu sudah siap?" tanya Satya Hermawan setelah mengetok pintu. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan putrinya itu di dalam kamar."Apakah Aulia sedang menangis di dalam?" terkanya dengan suara lirih.Dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada putrinya itu. Dia menjadi khawatir karena sejak tadi Aulia mengurung diri di dalam kamar. Hatinya menjadi tidak tenang. Dia takut dan takut apabila putrinya itu mengambil jalan yang salah.Sedangkan di dalam kamar, Aulia terus menangis. Dia tidak tahan dengan semua itu. Semua seakan memaksanya untuk melakukan apapun yang mereka inginkan kepada Aulia