Share

Ngambek

"Dendy, belum pulang?” Ibu tiba-tiba sudah berdiri di balik pintu. Melangkah, mendekati aku dan Abang. Lalu duduk di bangku satunya.

“Belum, Bu. Berat banget mau pulang juga," sahut Abang, memutar pinggang ke kanan dan ke kiri.

“Berat kenapa, Bang?” Aku memiringkan kepala, menatap Abang lekat. Takutnya laki-laki kelahiran bulan Juni itu punggungnya berat karena sering lihat laptop. Biasanya kalau kayak gitu suka minta dipijat pundaknya.

“Berat ninggalin calon bini,”  jawabnya dengan suara pelan. Idih sempat-sempatnya nge-gombal. Di depan Ibu pula.

Ya ampun, pake mengerlingkan sebelah mata lagi!

Asem!! Gak malu banget sih, godain  aku di depan Ibu. Ibu tergelak, tertawa renyah. Sumpah malu banget.

“Udah gih ah, pulang!” Kusuruh Abang pulang. Tidak enak juga suasana sudah malam. Khawatir jadi bahan gunjingan tetangga Ibu.

“Emang udah selesai bicaranya?” tanya Ibu, mem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status