Home / Romansa / Menikah Atau Disewa? / 18. Ketakutan Dela

Share

18. Ketakutan Dela

Author: Yenika Koesrini
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

UHUK-UHUK!

Dela berpura-pura batuk. Sontak Saga melepaskan pelukannya dari tubuh Nayra yang berdiri di depan kompor. Melihat tatapan dingin dari Dela, hati Nayra mencelus takut. Wanita itu menunduk dan langsung melanjutkan aktivitasnya.

Saga sendiri terlihat santai. Dirinya berjalan tenang mendekati sang istri tua. Bibir Dela yang terlihat merengut membuat Saga harus segera inisiatif merayunya.

"Pagi, Sayang," sapa Saga hangat. Dia merengkuh istrinya dengan lembut. Namun, Dela tegas menolak. Saga dibuat bingung karenanya.

"Kenapa kamu ganti parfum?" protes Dela kesal.

"Oh ... Nayra selalu mual kalo aku dekatin dia. Makanya aku ganti dengan parfum yang lebih ringan," jawab Saga santai.

Pria yang sudah rapi dengan kemeja kantornya lantas berjalan pelan menuju meja makan. Tempat di mana Nayra tengah mempersiapkan sarapan. Saga menarik kursi, kemudian duduk santai.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikah Atau Disewa?   19. Di Hotel

    "EHEM-EHEM!"Sontak Nayra memisahkan diri dari dekapan Saga begitu mendengar dehaman suara Dela."Harus gitu bermesraan di luar sini?" sindir Dela sinis, "biar semua orang tahu kalo kalian adalah suami istri," lanjutnya sembari sesekali melirik sengit ke Nayra.Saga tersenyum kalem. Lelaki itu merangkul Dela, lalu mengajaknya masuk ke rumah. "Tadi Nayra cuma meluapkan kegembiraan saja," ujarnya santai.Dela menghentikan langkah, "memangnya habis dapat apa dia? Lotre?" Dela masih menyindir dengan sinis.Lagi Saga tersenyum manis. "Kita akan berlibur ke Lombok, Nayra akan kuajak. Dia bahagia karena nanti bisa lihat pantai. Seumur-umur Nayra dia belum pernah--""Stop-stop!" Dela memotong perkataan Saga, "tadi kamu bilang kita akan berlibur ke Lombok?" tanya Dela memastikan."Benar." Saga mengiyakan dengan anggukan semangat."Apa aku gak salah

  • Menikah Atau Disewa?   20. Kedatangan Sang Mertua

    Dela menggeliat. Kepalanya terasa pening. Sinar matahari yang menembus kaca jendela kamarnya membuatnya silau.Dela mengerang. Dia masih ingin tidur lebih lama lagi sebenarnya Tangannya meraba bantal di sebelahnya. Kosong. Wanita itu terperanjat.Melawan rasa malas, Dela membuka matanya lebar-lebar. Dia menarik rambutnya guna mengalihkan rasa pusing. Sedikit tercengang melihat bajunya yang sudah berganti dengan pakaian tidur."Pasti Saga yang menggantikannya." Dela lalu teringat kejadian semalam. "Dia memang suami yang baik," pujinya sambil terkekeh kecil. Itulah kenapa dia sangat mencintai Saga.Jam digital di nakas menunjukkan pukul sembilan pagi. Perut Dela terasa keroncongan. Dia ingin sarapan. Namun, dia perlu membersihkan diri.Dela masuk ke kamar mandi. Dia menyalakan kran air di bathtub. Dirinya juga menuang sabun cair aroma buah ke dalam bak berwarna putih tersebut. Lama-kelamaan

  • Menikah Atau Disewa?   21. Taktik Dela

    Saga membimbing Nayra sampai ke kamarnya. Lelaki itu menyuruh sang istri untuk berbaring. Selanjutnya dia bergegas menuju dapur.Tangan Saga cekatan mengambil sebuah cangkir pada kabinet dapur. Dia mengisi gelas tersebut dengar gula dan juga satu kantong teh celup. Usai menyeduh dan mengaduk airnya, Saga pun kembali ke kamar Nayra. Di jalan ia bertemu dengan ibunya."Minuman untuk siapa, Ga?" tegur ibunya lumayan heran. Pasalnya arah tujuan Saga adalah kamar asistennya Dela.Saga lumayan gugup mendapat pertanyaan tersebut dari ibunya. "Eum ... ini untuk Nayra, Bu." Dia menjawab jujur. Jika perlu, saat ini Saga akan mengaku jujur saja.Ibu Saga yang bernama Bu Ida berjengit mendengar jawaban sang anak. "Gadis itu cuma asistennya Dela kan?""Iya, Bu, tapi Nayra lagi sedikit gak enak badan.""Dia bisa mengurus dirinya sendiri," tukas Ibu Ida lumayan keki, "Dela yang lagi hami

  • Menikah Atau Disewa?   22. Jatuhnya Hati Ibu Ida Untuk Nayra

    "Kenapa kamu minum susu hamil? Memangnya kamu lagi hamil?"Nayra tersentak. Ibu Ida sudah berdiri di belakangnya. Tatapan mata wanita itu tertuju pada dus susu hamil pada meja tersebut."Oh ... enggak, Ibu. Ini susu, saya buat untuk Mbak Dela." Nayra mencoba berkelit. Dirinya yang jarang berbohong membuat dadanya terasa berdebar-debar."Tapi, tadi saya ngelihatnya kamu seperti mau minum susu itu," tukas Ibu Ida tidak percaya.Nayra tidak dapat berkutik lagi. Otaknya berkerja cepat untuk membuat alasan yang masuk akal."Eum ... saya cuma mau mencobanya sedikit, Bu." Kembali Nayra berbohong, "Mbak Dela tidak menyukai susu hamil, katanya rasanya hambar. Makanya saya kasih sedikit gula," terangnya sesopan mungkin.Ibu Ida terdiam. Dia masih sedikit tidak percaya. Namun, dia tidak bisa menuduh lagi.&nbs

  • Menikah Atau Disewa?   23. Kecurigaan Ibu Ida

    Nayra sudah cukup menenangkan diri. Bukan sekali Saga menegaskan padanya jika dia hanya berstatus istri siri pencetak anak saja. Tidak ada cinta untuknya.Namun, sebagai perempuan, perlakuan lembut Saga selalu membuatnya baper. Padahal sudah berulang kali hati kecilnya mengingatkan jika perhatian Saga ditujukan untuk calon anaknya.Setelah merasa baikan, Nayra keluar kamar. Di ruang keluarga dilihatnya sang mertua sedang duduk sendiri menghadap televisi."Lho ... Nayra, mata kamu merah begitu, habis nangis, ya?" tebak Ibu Ida begitu menyadari kehadiran Nayra.Nayra menyengir. "Iya, tadi tiba-tiba ingat nenek. Jadinya aku nangis, Bu." Nayra membuat alasan yang cukup masuk di akal. "Ibu sendirian, boleh saya temani?""Saya lagi nunggu Dela. Dia ngajak saya belanja bulanan. Lagi dandan dia.""Oh." Nayra menyahut singkat.Tidak lama, Dela pun datang. Seperti b

  • Menikah Atau Disewa?   24. Terkuak

    Aktivitas berkebun selesai begitu mentari terbenam di ufuk barat. Baik Ibu Ida dan Nayra sama-sama masuk rumah. Jika Nayra langsung menuju kamarnya, Ibu Ida memilih beranjak ke dapur.Wanita itu ingin membasahi tenggorokannya yang dahaga dengan air. Usai minum, Ibu Ida lekas menuju kamar. Dia ingin membersihkan badan.Namun, di jalan dirinya melihat Dela baru keluar dari kamar Nayra. Mungkin baru saja memberikan perintah untuk Nayra. Benar saja, gadis itu keluar kamar."Mau ke mana, Nay?" tegur Ibu Ida melihat Nayra agak tergesa saat berjalan.Nayra berpaling. "Ke mini market, ada yang harus dibeli." Usai membalas sopan, gadis itu berlalu cepat.Ibu Ida angkat bahu. Dirinya gegas menuju kamarnya. Wanita itu lekas membersihkan diri.Usai mandi Ibu Ida keluar kamar lagi. Sambil menunggu adzan Maghrib, dirinya ingin bersantai di ruang keluarga. Namun, di tengah jalan wanita i

  • Menikah Atau Disewa?   25. Pengakuan

    "Saga! Apa yang sedang kalian lakukan, hah?!" seru Ibu Ida meradang.Sontak Saga dan Nayra terperanjat. Keduanya cukup takut mendengarsuara tegas dari Ibu Ida. Ketika menoleh mata Ibu Ida tampak mendelik geram ke pada mereka."Ibu gak nyangka kalo kalian bisa berbuat sehina ini?" maki Ibu Ida kesal sekaligus sedih.Hatinya amat marah melihat penampilan Saga dan Nayra yang teramat menjijikan di matanya. Penampilan acak-acakan khas orang yang habis bercinta."Bisa aku jelaskan, Bu." Walau gugup Saga mencoba tenang. "Ibu sabar dulu, jangan sampai darah tinggi Ibu naik lagi," pintanya lembut sembari meraih tangan sang ibu.Namun, Ibu Ida menghentakan tangan Saga dengan berang. "Sudah berapa lama kalian main gila seperti ini? Hah!" Suaranya kian melengking."Bu, kami gak main gila," sanggah Saga berkelit."Kamu pikir ibu wanita bodoh yang bisa kamu kelabu

  • Menikah Atau Disewa?   26. Terbukanya Mata Saga

    Ibu Ida merasa amat bahagia. Tidak henti-hentinya wanita itu mengucap syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, karena keinginannya selama beberapa tahun terakhir ini terkabul. Lalu yang membuat hatinya kian hari adalah pandainya Saga memilih seorang wanita yang tepat untuk melahirkan cucunya. Ibu Ida menunda kepulangannya ke Semarang. Dirinya menikmati momen kebersamaan menjaga kehamilan Nayra. Wanita itu menggantikan tugas Saga mendampingi Nayra cek kandungan. Kesamaan hobi antara dirinya dengan Nayra yaitu sama-sama gemar memasak dan berkebun, membuat Ibu Ida merasa begitu cocok dengan Nayra. Apalagi setiap malam Nayra datang untuk mengingatkan dirinya minum obat. Tidak lupa mengantar wanita itu tidur dengan pijatannya. Sebaliknya, Ibu Ida pun menjaga Nayra dengan baik. Pagi dan sore selalu membuat susu untuk sang menantu. Dirinya juga membikin makanan kegemaran Nayra. Di bulan ke empat, perlahan Nayra sudah bisa beradaptasi dengan perubahan tubuhnya. Dirinya sudah jarang lagi m

Latest chapter

  • Menikah Atau Disewa?   64. Bersatu Memang Indah

    "Nay, kamu masih di situ?" Dela menegur ketika mendapati Nayra terbengong tanpa mau menjawab permintaannya."Eum ... iya, Mbak.""Mau, ya, dateng ke sini? Kasihan Saga dari pagi perutnya belum keisi apa-apa," bujuk Dela serius."Aku izin dulu sama suami ya, Mbak," sahut Nayra sembari melirik ke arah Azriel. Sang suami sendiri mengangkat alis dengan maksud ada apa?"Tapi serius datang lho," ujar Dela setengah memaksa."Insya Allah," balas Nayra kalem, "udah dulu ya, Mbak, aku nerusin makan dulu. Assalamualaikum."Nayra mematikan sambungan telepon begitu Dela menjawab salamnya."Kenapa sih?" Azriel yang penasaran langsung melontarkan pertanyaan."Mas Saga katanya tadi siang pingsan saat presentasi.""Terus?""Mbak Dela bilang dia pengen banget makan bubur ayam buatan aku."

  • Menikah Atau Disewa?   63. Romantisme Nayra-Azriel

    Nayra tengah berkutat dengan wajan dan kompor. Dua jam yang lalu Azriel mengirimkan pesan. Lelaki yang sudah menemani hidupnya selama beberapa bulan ini memintanya untuk membuat spaghetti.Sementara setengah jam yang lalu, Davi sang adik meminta Nayra untuk membuat banyak makanan. Pemuda itu ingin mengenalkan seorang gadis pada kakaknya. Nayra yang antusias tentu sangat senang mendengarnya.Itu berarti Davi sudah bisa move on dari Bela. Dan Bela cukup merasa senang. Karena menurutnya, Bela membawa pengaruh buruk untuk Davi.Nayra ingat sekali, Davi sering meminta uang dalam jumlah yang banyak demi bisa berkencan dengan Bela. Gadis yang katanya paling cantik di kampusnya Davi. Tidak segan-segan Davi menggelapkan uang kuliahnya untuk membelikan Bela sebuah ponsel di hari ulang tahunnya.Puncaknya adalah saat Davi meminjam mobil Ryan saat dating dengan Bela. Davi yang belum mahir berkendara harus menabr

  • Menikah Atau Disewa?   62. Saga Kian Jadi

    Dela menghembus napas mendengar permintaan Saga. Baginya ini terlalu melunjak. Andai sang suami sedang dalam keadaan tidak lemah, dia ingin membentak pria itu keras-keras."Del, aku butuh air teh hangat," pinta Saga kembali mengulang."Harus teh hangat buatan Nayra?" cibir Dela gemas. Dia masih menahan rasa gondoknya."Iya, Del, teh hangat buatan Nayra emang yang paling cocok buat perut aku.""Tapi ini masih pagi banget, Ga," tukas Dela kian keki, "gak ada adab banget kalo tiba-tiba aku suruh Nayra buatin teh untuk kamu. Ingat juga, dia itu istri orang sekarang. Istrinya Azriel. Pemuda yang udah kamu pilih untuk mendampingi hidupnya Nayra." Dela bercerocos panjang saking gemasnya.Saga terdiam mendengar omelan istrinya. "Oke, jika itu memberatkan kalian semua ya sudah ... gak usah saja," putusnya legowo."Ya iyalah kamu harus sadar diri," sela Dela masih senewen, "kalo kam

  • Menikah Atau Disewa?   61. Ngidam Aneh

    "Papa!"Suara cempreng itu terdengar berseru di pintu. Seketika Saga, Adela, dan Nayra menoleh. Tampak berlari si cantik Abrina. Bocah itu menangkap paha Saga. Di belakang sang pengasuh ikut menyusul."Papa," sapa Abrina terlihat semringah.Saga sendiri tidak kalah bahagia. Pria itu gegas membopong Abrina. Dirinya menciumi pipi sang putri dengan gemas. Maklum sudah lebih dari dua minggu keduanya tidak saling bertemu."Bina habis dari mana, Sayang?" tanya Saga lembut. Di sampingnya, Dela ikut mencubit pipi Abrina dengan gemas."Mbak," sahut Abrina seraya menunjuk suster pengasuhnya."Habis dari mini market, Pak. Buat beli susu." Gadis pengasuh itu memberi tahu.Ketika Saga akan berbicara lagi, tiba-tiba perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya cacing-cacing di dalam sana sedang protes minta jatah makan mereka."Kayaknya Papanya Abrina kelaparan ini," ledek Nayra sedikit menipiskan bibir."Banget, Nay," balas Saga sejujurny

  • Menikah Atau Disewa?   60. Tidak Sadar

    "Pak Saga, nasi gorengnya sudah siap ini," ujar Bik Yati tergopoh-gopoh menghampiri pasangan suami istri itu."Gak, makasih, Bik," tolak Saga pelan.Pria itu bangkit dari duduknya. Ketika Saga hendak mengecup kening Adela, sang istri menahan dadanya."Yakin gak sarapan di rumah?" tanya Adela berusaha membujuk suaminya."Gak, Del, nyium aromanya saja tadi aku udah enek," balas Saga seraya menarik pinggang langsing Dela."Tapi kan Bik Yati sudah selesai masaknya. Udah gak kecium itu bumbu tumisya, Ga," bujuk Adela tidak patah semangat."Tetap saja aroma bumbunya nusuk hidung aku, Del."Adela menghempas napas dengan berat. Dirinya mendepak pelan tubuh sang suami yang sudah menempel padanya."Ya udah, Bik, kamu saja yang temani aku makan pagi," ajak Dela merajuk.Wanita tinggi semampai itu menarik lengan sang asisten rumah tangganya meninggalkan ruang tengah."Del!"Adela tidak menggubris pang

  • Menikah Atau Disewa?   59. Masih Ada Rasa

    Pukul lima pagi, Adela dan Saga baru saja selesai shalat subuh berjamaah. Wanita itu sudah mulai menjalankan perintah Allah. Walau pun masih sering bolong-bolong, setidaknya Dela sudah bersedia menjalankan kewajiban tersebut.Usai sholat berjamaah, Adela membuka lemari. Perempuan itu mengambil kaos serta celana training. Dia ingin jalan santai mengitari kompleks.Sebenarnya Adela sangat menyukai olahraga joging. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya mudah lelah. Baru beberapa meter berlari napas Dela sudah terengah-engah.Usai memakai sneaker, Dela keluar kamar. Sebelum menutup pintu, dia menengok sang suami. Saga tengah tengkurap sembari memeluk guling.Dela mengulum senyum melihat gaya tidur sang suami. Saga sering kali menasihatinya agar jarang tertidur setelah subuh. Selain menghambat rezeki juga bisa menganggu penampilan.Namun, nasihat tinggal nasihat. Saga melupakan semua petu

  • Menikah Atau Disewa?   58. Belah Duren

    "Astaghfirullah hal adzim!"Nayra tersentak. Dia membuka mata. Di bawahnya Azriel pun sama terkagetnya. Para sepupu Azriel juga ikut terbangun. Suara mereka mulai riuh rendah melihat posisi Nayra dan Azriel."Ya Allah, Mbak ... kalo mau 'main' mbok ya lihat tempat," tegur Davi sembari menghembus napas, "masa asal nempel aja di sembarang tempat sih? Emang gak malu sama mereka?" imbuh Davi sambil geleng-geleng saking herannya.Mendengar ocehan Davi, sontak Nayra melepaskan diri. Wanita itu gegas bangkit dari tubuhnya Azriel. Sementara sang suami juga ikut bangun untuk duduk.Wajah keduanya sama-sama merona. Tentu saja mereka jengah. Apalagi sepupu Azriel juga pada menggoda."Ranjang kalian baru dan luas, Mbak. Ngapain milih main di sofa yang sempit gini? Di hadapan bocah-bocah juga." Lagi Davi menggeleng heran saat bercerocos."Kalo ngomong itu dijaga ya, Vi!" balas Na

  • Menikah Atau Disewa?   Bab 57 Drama Malam Pertama

    "Selamat, ya," ucap Saga dengan menyunggingkan senyum."Terima kasih," sahut Azriel pun ikut menipiskan bibir.Saga menjabat tangan Azriel dengan tulus. Walau pun masih ada sedikit rasa cemburu melihat Nayra bersanding dengan pria lain. Namun, saat ini Saga sudah mampu mengontrol diri."Jaga Nayra baik-baik," pinta Saga serius, "dia memang selalu terlihat tenang, dan selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang. Tapi percayalah, Nayra sama seperti kebanyakan wanita lainnya. Dia juga suka dipuja dan dimanja," pesan Saga layaknya seorang kakak pada adik kandungnya.Di sebelah Azriel, Nayra hanya mengulum senyum."Terima kasih banyak untuk wejangannya," ucap Azriel balas menjabat tangan Saga dengan erat, "Insya Allah aku akan menjaga Nayra dengan sebaik-baiknya," imbuhnya dengan melirik sekilas ke arah sang istri.Saga melepas jabatan tangannya. "Ya udah aku ke Dela dulu, ya," pamitnya kemudian.Pria itu lantas menyusul sang istri

  • Menikah Atau Disewa?   56. Akhirnya Bersatu

    "Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, El," ungkapnya tersedu. "Balik ... El!" ratapnya pilu.Suara pengumuman keberangkatan pesawat terbang tujuan Jakarta-Tokyo bergema. Tubuh Nayra terasa lemas. Sungguh ia menyesal.Puas menangis Nayra memutuskan untuk pulang."Nayra!"Langkah Nayra terhenti. Wanita itu langsung balik badan. Sosok Azriel dengan kaca mata hitam melambai padanya. Wanita itu membeku.Takut salah penglihatan, Nayra mengusap air matanya. Benar. Sosok Azriel memang nyata sedang menatapnya.Di ujung sana, Azriel sendiri melepas kacamata hitamnya. Pemuda itu mengangguk saat Nayra memindainya tidak percaya. Bagai ada yang menggerakkan, Azriel merentangkan kedua tangannya.Sementara Nayra, entah apa yang merasuki pikirannya. Dengan mengabaikan rasa malu, wanita itu melangkah maju. Lalu mempercepat langkah, kemudian berlari kencang untuk menghambur

DMCA.com Protection Status