Din tempat yang berbeda, tepatnya di rumah sakit International. Tiga orang dewasa tengah sibuk dengan Pikiran mereka masing-masing. Sedangkan Sejak kemarin Nathan kembali tertidur, karena Efek Obat yang di sontikkan dokter padanya telah bereaksi. Nathan Hanya bangun untuk meminta Air minum kepada Kedua orang Tuannya, selebihnya seharian ia habiskan untuk tidur dengan tubuh yang basah akan keringat terutama dj bagian dahinya. "Glad... Glad, Tolong maafkan Aku.." Lirih Nathan dengan kedua mata yang masih terpejam. Nyonya Naira beserta suami langsung mendekat ke pada Putra mereka. Dengan penuh Haru menatao Nathaniel, yang membuka matanya setelah Dua hari tak sadarkan diri. "Nathaniel, Nathan Putraku, Kau sadar nak?" nyonya Naira menangis sambil menatap sang suami. "Dad, cepat panggil dokter!" Tuan Aiden yang begitu bahagia melihat putranya sadar, bergegas ke luar dari ruangan untuk memanggil dokter. Dia berlari meskipun tubuhnya terasa lelah, Setelah Dua hari ini tubuh dan
Nyonya Naira terus berusaha untuk memegangi tangan Putranya, namun Nathan terus saja berontak hingga membuat semua orang akhirnya turun tangan. "Nathan, Dengarkan Mommymu!" Ucap Tuan Aiden sembari memegangi tangan sang Putra. "Lepaskan Aku dad, Mom. Aku harus pergi mencari Istriku! Dia pasti sangat ketakutan berada di luar sana sendirian. Aku harus segera membawanya pulang! dia pergi tanpa membawa apapun, aku takut jika Anak yang ada di dalam kandungannya kenapa-kenapa." Deg Mata Nyonya Naira dan Tuan Aiden lantas terbelalak menyadari fakta jika Sang Putra sudah mengetahui semuanya. "Tolong lepas aku Dad, Mom. aku harus mencari istriku!" Pinta Nathan Sembari mengantupakan tangan di depan kedua orangtuanya. Tangis Nyonya Naira pecah, Ia tak menyangka jika Putranya akan sehancur ini. Niat awal mereka hanya ingin memberi pelajaran agar Putra pertama mereka sadar atas perbuatan nya yang masih menjalin hubungan dengan benalu di kehidupan mereka. namun faktanya, efek yang di
Suasana ruang rawat Nathan kini terasa sunyi karena semua orang yang ada di dalamnya terdiam dengan pikirannya masing-masing. "Dad, bisakah bantu aku untuk menemui Gladisa? aku ingin meminta maaf padanya dad." Ucap Nathan dengan raut wajahnya penuh penyesalan. "Untuk apa? Kau sudah tau jika ini adalah salahmu, jadi lebih baik lepaskan saja Gladisa. biarkan dia bahagia dengan kehidupan barunya!" Sanggah Tuan Aiden tidak setuju dengan permintaan putranya. Bukan karena tidak menyanyanginya, Justru karena ia sangat menyayangi Putra dan juga menantunya hingga ia tidak mau keduanya terluka jika terus di paksa untuk hidup bersama. Gladisa adalah wanita yang baik, dia berhak mendapatkan pria yang cintanya sepadan dengannya. bukan dengan Nathaniel yang jelas-jelas tak pernah memiliki hati untuknya, setidaknya itulah yang Tuan Aiden tau selama ini. "Tidak, kalau begitu lepas kan aku Mon! aku ingin mencari Istriku sendiri jika Daddy tudak mau membantu ku untuk mencari istriku." Na
"Siapa sebenarnya yang berusaha untuk menghancurkan perusahaan ku? Apa ini ada hubungannya dengan penculikan Nathan saat itu?" Tanya Tuan Aiden yang saat ini tengah bersama dengan Asisten Hans berada di dalam ruang kerjanya. Ia menatap berkas yang baru saja di berikan oleh Hans tentang tuntutan yang di ajukan oleh para pemegang saham, sebagai alasan mereka untuk menarik uang mereka dari perusahaan. "Gila, dari mana mereka tau semua ini hans? aku saja sama sekali tidak tau tentang semua ini, tapi bagaimana bisa mereka tau lebih dulu?" Tuan Aiden sampai geleng-geleng kepala membaca semua tulisan yang tertera dalam beberapa lembar kertas itu dengan expresi yang berubah-ubah. Shock, tersenyum miris hingga ingin mengumpati setiap perbuatan yang di lakukan putranya selama ini. bahkan ada sebuah foto di mana Nathan dan Clara tengah mengobrol dengan seorang Mua dan IO sebuah acara. Sebuah Acara yang awalnya Clara bilang kepada Nathan untuk perayaan ulang tahunnya, yang ternyata ada
Yuda membaca isi mab itu dengan sesama, Expresi nya tidak beda jauh dengan expresi wajah Tuan Aiden tadi saat melihat rentetan tulisan yang menyatakan alasan mendasari hampir semua pemilik saham protes. "Tapi Tuan, bukanya anda sudah mencopot Tuan Nathaniel kematin. bukanya itu bisa menjadi alasan kuat bagi anda untuk menahan mereka semua?" Ucap Yuda dengan menggebu. "Ya, Maka dari itu semua investor tak jadi menarik uang mereka, karena mereka sudah tau jika Nathaniel sudah tergeser dari jabatannya. Hanya saja aku bingung, siapa sebenarnya yang mendalangi ini semua? apakah Clara? hanya wanita itu yang memiliki motif kuat untuk melakukannya!" Tuan Aiden nampak menghela nafasnya dalam-dalam. Jujur saja ia sangat lelah karena harus menangani ini semua seorang diri. Namun lebih tidak mungkin untuk nya memberikan beban seberat ini di pikul oleh putranya seorang diri. "Kami sedang mencari Nona Clara! apa kau melihatnya?" Kini gantian Asisten Hans yang angkat bicara. "Saya tau,
Setelah keadaanya mulai membaik, Nathan sudah di perbolehkan untuk keluar dari rumah sakit oleh Mommynya sendiri. Nathan yang Awalnya sudah siap untuk kembali melakukan pencarian sang istri, Kini di buat mengurungkan niatannya karena Sang Mommy memintanya untuk pulang ke rumah lebih dahulu. Nathan pun mau tak mau menuruti keinginan Mommy nya, karena ada sesuatu yang harus ia lakukan terlebih dahulu di rumah. Ia ingin mengambil tas Gladisa dan kembali mengecek apa saja yang bisa di jadikan petunjuk keberadaan nya saat ini. Sesampainya di dalam rumah, Tempat pertama yang langsung di tuju oleh Nathaniel adalah kamar. ia masuk ke dalam sana dengan terburu-buru, bahkan ia mengabaikan keberadaan Nyonya Naira yang sejak tadi mengikutinya. "Pelan-pelan saja Nak, Tidak ada orang yang ingin mengambil barang milikmu!" Tegur Nyonya Naira sedikit kesal, karena Nathan seakan tidah perduli dengan tubuhnya yang baru saja sembuh. "Aku harus segera menemukan petunjuk untuk menemukan Gladisa
Tak berselang lama setelah Nyonya Naira keluar, Tiba-tiba Nathaniel juga ikut berlari keluar setelah mengusap Air matanya. Sementara Nyonya Naira yang sempat Shock, kini ikut berlari mengejar putranya yang sudah hampir keluar dari pintu rumahnya. "Nathan, Mau kemana nak?" Teriaknya mencoba menghalangi langkah Sang Putra untuk keluar. Nathan sejenak menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke arah Nyonya Naira. "Aku harus mencari Gladisa Nom, Aku harus membawanya pulang kesini!" Setelah mengatakan Itu, Nathan kembali melanjutkan langkah kakinya untuk pergi mencari sang istri. Sementara Nyonya Naira hanya bisa menatap kepergian Putranya dengan hati yang sedih. Ia hanya bisa mendoakan Agar Gladisa mau memaafkan kesalahan yang di perbuat putranya selama ini. Sesampainya di tempat yang sejak awal ingin ia kunjungi, karena Awal mulanya hanya orang inilah yang ia curigai sebelum Yuda mengatakan jika Keluarganya lah yang menyembunyikan Gladisa selama ini. Nathan langsung bergeg
Sedangkan Valdo kini nampak tersenyum Smirk setelah menghubungi asisten pribadi nya yang saat ini membantu Gladisa untuk mengelola butik perhiasan milik mereka. "Bagus, jaga mereka baik-baik di sana! jangan sampai Gladisa merasa kurang nyaman dengan kehadiran mu!" Ucap Valdo sebelum mengahiri panggilan mereka. * * 3 tahun kemudian Di sebuah taman kota yang penuh dengan anak-anak kecil yang tengah bermain bola. terlihat sosok cantik yang tengah duduk dengan rambut yang bergerak-gerak seiring terpaan angin yang menimpa rambutnya. pandangan mata wanita itu hanya terfokus pada sosok anak kecil yang tengah bermain di temani oleh Tiara. Saat ini menghampirinya, Tak sengaja Brian putranya tersandung, hingga pada akhirnya terjatuh berguling di atas rumput. "BRIAN" Gladisa berlari saat melihat Putranya terjatuh. Ya, wanita itu adalah Gladisa Hadiatmaja. wanjta rapuh yang hampir setiap hari menangis karena merindukan sosok suaminya saat pertama kali kabur saat itu, kini men