Rosella masih mematung dengan syok mendengar kenyataan bahwa Jordan adalah anak dari Imelda. Bahkan jantungnya sudah berdebar begitu kencang sekarang. Namun, ia berusaha untuk bersikap biasa dan tidak berlebihan.Rosella pun tetap memaksakan senyumnya pada Imelda dan Jessica. "Haha, akhirnya kau tahu ya kalau Jordan adalah anakku, tapi baiklah, status itu tidak penting, Rosella. Mari bekerja lagi!" Imelda mengedikkan kepalanya ke arah berkas proyek dan Rosella pun kembali mengangguk sambil tersenyum. Dan sepanjang sisa hari itu, Rosella dan Livy pun bekerja di bawah pengawasan Imelda dan Jessica. Tentu saja Rosella tidak merasa nyaman sampai rasanya ia bekerja dengan begitu kaku. Namun di mata Imelda, apa yang Rosella kerjakan sangat bagus. Malam pun menjelang begitu cepat dan Rosella sudah memutuskan untuk memastikan semuanya pada Jonathan. Awalnya Rosella berpikir untuk bertanya pada Jordan, namun yang lebih tepat tentu saja bertanya langsung pada Jonathan agar tidak perlu m
Kejujuran memang terasa begitu melegakan. Setelah Rosella mengetahui semuanya dan Jonathan tidak punya rahasia lagi, perasaan Jonathan malah makin baik. Bahkan Jonathan pun sekarang tidak khawatir lagi saat mengantar jemput Rosella. Kalaupun ada yang melihatnya dan mengenalnya, berarti itu adalah saatnya membongkar semuanya.Lagipula Jonathan sendiri juga sudah tidak tahan, semakin ia jujur dan dekat dengan Rosella, rasa ingin memiliki wanita itu juga makin besar. Dan kalau Jonathan ingin memiliki Rosella berarti ia harus terbuka pada keluarganya. "Aku akan menjemputmu nanti, Sayang," kata Jonathan saat mengantar Rosella pagi itu. Rosella yang sudah keluar dari mobil pun mengangguk, namun secara mengejutkan, Jonathan keluar dari mobilnya dan melangkah ke arah Rosella lalu menciumnya mesra di dahi Rosella. Rosella sempat kaget. "Jonathan, apa yang kau lakukan? Mengapa kau keluar? Bagaimana kalau ada yang melihatmu?" "Biarkan saja, Sayang! Lagipula kau juga sudah tahu semuanya kan
"Hai, Julio, aku Jordan!" Jordan mengacak rambut Julio saat mereka sudah ada di apartemen Jonathan sore itu. Karena ini akhir pekan, Jordan pun mengunjungi apartemen Jonathan untuk mengakrabkan diri dengan calon kakak iparnya dan juga calon keponakannya. Jonathan dan Rosella sendiri sudah menghabiskan pagi sampai siang bersama keluarga Jacob dan di sore harinya ia membawa mereka ke apartemennya. "Hai, Uncle Jordan, aku Julio." "Wah, wah, cara bicaramu dewasa sekali ya." Jordan terus tertawa menatap anak Rosella yang begitu tampan. Tentu saja Jordan sudah tahu asal usul Julio dan bagaimana Jonathan menyayangi anak itu seperti anak kandungnya sendiri. Jordan pun sudah mendengar bagaimana pintarnya Julio merawat Rosella selama ini. Dan Jordan pun cukup kagum dengan anak itu. "Uncle itu adiknya Papa ya?" tanya Julio pada Jordan. Jordan pun terkikik dan mengangguk. Tentu saja ia juga tahu kalau Julio sudah memanggil Jonathan dengan sebutan Papa. "Benar, Uncle adalah adiknya Papa
"Sayang, sebentar aku menerima telepon dulu, sinyalnya tidak bagus di dalam sini." Jonathan membelai singkat punggung Rosella lalu beranjak bangkit dari kursinya. Jonathan pun masih berkutat dengan ponselnya sambil melangkah ke pintu keluar. Namun, ia melihat punggung Jordan yang berdiri di dekat pintu keluar dan ia langsung menyapanya tanpa melirik ke meja di dekat Jordan sama sekali. "Jordan?" panggil Jonathan yang langsung membuat Jordan menegang. Julio sendiri yang mendengar suara Jonathan pun menoleh duluan dan langsung berseru senang. "Papa!" Jonathan tersenyum menatap Julio dan melangkah mendekatinya. Namun, langkahnya mendadak terhenti menatap beberapa orang yang duduk di meja di dekat arah pintu keluar itu. Adipura dan Imelda sendiri pun sontak menoleh saat mendengar Julio memanggil Papa dan mereka pun membelalak bersamaan melihat siapa pria yang dipanggil Papa oleh anak itu.Untuk sesaat, suasana begitu hening sekalipun di sekeliling mereka begitu ramai. Mereka han
Sejak Rosella hidup kembali, ada dua ketegangan besar yang ia rasakan, yaitu ia sadar benar saat Ellyas meninggal di depan matanya karena disambar oleh truk besar. Dan ini adalah ketegangan yang kedua. Rosella merasa luar biasa tegang. Bahkan pertama kali masuk dan bekerja di WHA, rasanya tidak setegang saat ini. Jantung Rosella tidak mau berhenti berdebar, bahkan tangan Rosella sendiri mulai berkeringat saking tegangnya. Mereka pun pindah makan bersama di ruang VIP yang kebetulan kosong. Ruang VIP yang cukup besar dengan meja bulat yang cukup menampung semua anggota keluarga. Makanan yang sudah mereka pesan pun digabungkan dan Rosella merasa seperti orang asing di tengah keluarga ini. Jonathan duduk di samping Rosella dan terus menggenggam tangan Rosella karena Jonathan tahu Rosella pasti tegang. Sedangkan Imelda sudah kegirangan sendiri karena salah sangka kalau Julio benar-benar anak kandung Jonathan dan Rosella. Tentu saja Imelda tidak akan bertanya lagi tentang punya ana
"Ini sulit dipercaya, Ibu!" Jessica bereaksi keras saat mereka akhirnya tiba di rumahnya. Tentu saja sejak tadi Jessica menahan dirinya karena ada harga diri yang harus dijaga. Bukannya ia membenci Rosella secara berlebihan, tapi Jessica hanya tidak punya alasan untuk menyukai wanita sejak awal, dan bahkan setelah mengetahui kalau wanita itu adalah kekasih Jonathan pun, Jessica tetap belum bisa menyukainya. "Ini memang sulit dipercaya tapi ini kenyataan, Jessica." "Aku tahu ini kenyataan tapi aku tidak mengerti dengan sikap Ibu yang menerima mereka seolah tidak ada yang terjadi." "Memangnya apa yang terjadi dan bagaimana seharusnya Ibu bersikap?" Jessica pun mengembuskan napas panjangnya. "Ibu, Kak Jonathan itu sudah pergi begitu lama. Sekarang mendadak dia kembali dan membawa seorang calon istri dan juga anak mereka." "Ini ... bagaimanapun aku memikirkannya, aku tetap merasa ini aneh." "Julio itu berumur lima tahun, Ibu. Bahkan aku masih berhubungan dengan Kak Jonathan, sek
"Rasanya seperti semua tidak akan sama lagi hari ini, Jonathan." Rosella terus menenangkan dirinya saat akhirnya mobil Jonathan yang mengantarnya tiba di depan pintu gedung WHA pagi itu. Rosella terlihat begitu gugup, namun Jonathan terus menenangkannya. "Tidak akan ada yang berubah, Rosella. Bersikaplah seperti biasa! Lagipula ini masalah pribadi kita dan aku tahu keluargaku cukup professional untuk mengendalikan sikapnya, jadi jangan khawatir, Sayang!" Jonathan membelai sayang kepala Rosella, sebelum seperti biasa ia menciumnya mesra. Rosella sendiri mengangguk dan menenangkan napasnya, sebelum ia keluar dari mobil dan masuk ke gedung WHA. Rosella pun langsung sibuk bersama Tami karena pagi itu ada rapat membahas proyek. Rapatnya akan dipimpin oleh Jordan namun disaksikan langsung oleh Adipura. Dan jantung Rosella pun memacu begitu kencang membayangkan rapat nanti. Bahkan Rosella gemetar saat memasuki ruang rapat. "Ini rapat pertamamu dengan Pak Adipura, apakah karena itu
Rapat berlangsung cukup lama sebelum akhirnya selesai. Adipura pun langsung pergi meninggalkan ruang rapat tanpa bicara sepatah kata pun, sedangkan Imelda, Livy, dan Jordan tetap di sana. Para peserta lain pun ikut meninggalkan ruang rapat, sedangkan Rosella dan Tami juga tetap di sana. "Kau melakukannya dengan baik, Rosella, aku bangga sekali padamu," puji Livy. "Terima kasih, Livy! Sungguh aku tidak merasa itu hebat, aku hanya melakukannya sebisaku." "Sebisamu saja sudah hebat, Rosella. Tante juga bangga padamu!" Secara mengejutkan Imelda memeluk Rosella sampai Rosella membelalak kaget. Dengan sungkan Rosella pun menyentuh punggung Imelda dengan sangat ringan. Tami dan Jordan hanya tersenyum melihatnya karena Tami netral dan ia juga belum tahu apa-apa. Sedangkan Jordan tahu kalau ibunya sangat menyukai Rosella dan Julio. Di sisi lain, Livy sendiri begitu kaget melihat sikap Imelda pada Rosella. Livy tahu Imelda itu sangat baik dan berhati lembut, tapi ia juga bukan tipe wa
Setelah serangkaian acara selesai, anak-anak pun makan bersama lalu bermain bersama. Gelak tawa dan teriakan anak-anak memenuhi pinggir kolam renang sampai membuat Jacob dan Lidya pun terus tertawa senang. "Masa tua kita akan terus bahagia melihat para cucu kita yang tumbuh besar, aku senang sekali akhirnya kita menjadi keluarga besar, Bu Lidya." "Aku juga senang, Pak Jacob. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Masih teringat jelas bagaimana semua hal buruk itu terjadi dulu, tapi semua benar-benar sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Dan selama beberapa tahun ini aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bersyukur sekali." "Haha, kau benar, Bu Lidya. Kau benar. Karena aku juga merasakan yang sama. Sejak Bastian menikah dengan Sierra, aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bahagia sekali." Lidya yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum menatap anak-anak yang bermain bersama. Kali ini Bastian dan Jonathan mengobrol bersama, sedangkan Rosella dan Sierra pun mengobro
Satu tahun kemudianSpanduk bertuliskan "Happy birthday Victor Sagala" membentang di pinggir kolam renang rumah Jacob pagi itu. Jacob ngotot menjadi tuan rumah dalam acara ulang tahun cucunya itu dan keluarga Sierra pun akhirnya merayakan ulang tahun Victor di sana. Lidya dan Sierra pun berangkat ke rumah Jacob membawa Santos dan Sania yang sudah berlarian kesana kemari dan tidak bisa diam itu. Namun, Santos dan Sania sangat menyayangi Victor. Perbedaan umur mereka yang hanya 1.5 tahun membuat mereka terlihat lucu saat bersama. Santos dan Sania akan menggandeng Victor di tengah dan Victor yang baru belajar berjalan itu begitu senang setiap kali digandeng oleh kakak kembarnya itu. Seperti pagi itu di pinggir kolam renang rumah Jacob. "Hati-hati, Santos! Jangan miring-miring jalannya! Nanti kalian bertiga bisa masuk ke dalam kolam!" seru Sierra yang masih sibuk menyusun kue-kue di meja untuk foto. Santos dan Sania membawa Victor berkeliling dan mereka berjalan zigzag. Kadang mere
Beberapa bulan berlalu dan perut para Ibu hamil pun sudah membola. Rosella sendiri sudah mendekati waktu melahirkan, namun ia masih begitu aktif bekerja sampai Adipura tidak tahan melihatnya. "Aduh, Rosella! Kau di rumah saja ya! Istirahat saja! Tinggal menghitung hari kau akan melahirkan! Ayah tidak mau cucu Ayah lahir di kantor!" "Aku baik-baik saja, Ayah. Lagipula aku tidak setiap hari ke kantor kan?" "Tapi Ayah takut sekali melihatmu berjalan dengan perut sebesar itu!" "Haha, benar, Rosella! Dengarkan ayahmu, dia sampai tidak bisa tidur memikirkanmu." Imelda mengulum senyumnya. Rosella sendiri ikut tersenyum. "Haha, baiklah, Ayah! Baiklah, besok aku tidak akan ke kantor ya," kata Rosella akhirnya. "Ah, iya, iya." Adipura pun bernapas lega dan jantungnya terus berdebar kencang karena terlalu antusias. Bahkan Adipura ikut diam di rumah bersama Rosella keesokan harinya. "Makan yang banyak, Rosella! Kau harus punya tenaga untuk melahirkan," pesan Adipura yang terus menghitung
Hamil dalam keadaan sadar dan hamil dalam keadaan gila tentu saja adalah dua hal yang sangat berbeda. Dulu waktu Rosella hamil Julio, setiap hari ia hanya bisa berteriak dan memukuli perutnya, menolak kehadiran Julio dan terus mengamuk. Rosella benar-benar gila dulu dan rasanya apa yang terjadi dulu sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Tapi di atas semua itu, Rosella bersyukur karena semua hal buruk sudah berlalu dan digantikan hal baik yang tiada henti di kehidupannya yang sekarang. Rosella memiliki keluarga yang hebat, suami yang hebat, mertua yang hebat, dan anak yang hebat. Pekerjaan yang hebat juga dan semua hal yang membuatnya tidak pernah menyesal telah dilahirkan, yang membuat Rosella tidak pernah menyesali lagi semua yang sudah terjadi di masa lalunya. Dan yang membuat Rosella paham bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita. Mungkin seringkali kita bertanya mengapa aku yang harus mengalami semua hal buruk itu, aku tidak kuat, aku tidak sanggup.
Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan
Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau
Sebuah papan bertuliskan "The Wedding of Jonathan and Rosella" terpasang di pintu masuk sebuah taman di sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat pemberkatan pernikahan pagi itu. Hanya sedikit undangan yang diundang pada pagi hari, namun mereka akan mengadakan pesta besar lagi di ballroom mewah nanti malam. Semua undangan pun sudah hadir di sana dan mereka begitu antusias menantikan pasangan pengantin yang berbahagia. Rosella sendiri nampak begitu gugup saat berada di ruang VIP untuk menunggu saat ia harus keluar. Setelah mengalami persiapan pernikahan yang cukup membuat emosi labil dan setelah mengalami pingitan yang membuatnya begitu merindukan Jonathan, hari ini akhirnya mereka akan mengikat janji suci dan jantung Rosella tidak berhenti berdebar kencang sejak subuh tadi. "Tenang, Rosella! Tenang! Kau terlalu gugup!" Lidya terus tersenyum menatap Rosella dari pantulan cerminnya. "Bagaimana aku tidak gugup, Ibu? Entahlah, aku gemetar!" "Haha, aku juga begitu waktu itu, Rosel
Semua anggota keluarga menyambut bahagia lamaran yang dilakukan oleh Jonathan dan mereka pun begitu tidak sabar untuk menikahkan anak-anak mereka. Mereka pun langsung memilih hari baik dan persiapan pernikahan pun mulai digelar. Semua orang langsung sibuk dengan tugasnya masing-masing karena Adipura ingin membuat pesta besar untuk Jonathan dan Rosella. "Sungguh tidak usah pesta sebesar itu, Ayah. Bagiku yang penting pernikahan kami sah.""Tidak bisa! Kau akan menikah, tentu saja pestanya harus besar dan mewah. Ayah tidak mau tahu, pestanya harus besar!" seru Adipura lagi dengan lantang. Semua anggota keluarga pun tidak berani membantah lagi dan akhirnya menuruti Adipura. Mereka menyewa gedung resepsi mewah dan menyewa jasa WO, namun tetap saja Adipura yang begitu sibuk mengatur semua detailnya karena memang Adipura sendiri adalah orang yang sangat detail. Sedangkan Lidya dan keluarganya yang sudah kembali ke rumah mereka sendiri, tidak banyak ikut campur dan memilih untuk mengik
"Mari, silakan, Pak Jacob!" "Silakan, Pak Adipura!" Keluarga Adipura, keluarga Jacob, dan keluarga Lidya sedang berkumpul bersama malam itu di sebuah ruang VIP di sebuah hotel mewah untuk makan malam. Setelah melalui banyak hal, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. "Rosella, kapan kau baru akan kembali ke WHA, hah? Om menunggumu. WHA membutuhkanmu," seru Adipura. Sejak kejadian itu sampai Adipura keluar dari rumah sakit bahkan sampai hari ini, Rosella memang belum kembali bekerja di WHA. Walaupun semua masalah sudah selesai dan namanya sudah bersih, tapi Rosella masih ragu untuk kembali. Bahkan Livy sudah mengundurkan diri dan memilih pindah ke luar negeri. "Ah, itu ...." "Besok Rosella akan kembali bekerja, Ayah." celetuk Jonathan tiba-tiba. Rosella pun membelalak menatap Jonathan karena sebelumnya mereka belum pernah membicarakannya. "Jonathan!" desis Rosella. Namun, Jonathan tidak menanggapinya dan malah menggenggam tangan Rosella yang ada di atas meja. "Besok