"Kau sudah datang, Kak?" sapa Jordan begitu bertemu dengan Jonathan malam itu di rumahnya.Setelah memenangkan hati Rosella tadi, Jonathan pun langsung pulang ke rumahnya untuk bicara dengan orang tuanya. Dan mungkin ini juga akan menjadi pertama kalinya ia bicara lagi dengan ayahnya. Jonathan sudah memutuskan, malam ini, Jonathan akan membuang semua gengsinya dan keras kepalanya. Bahkan, kalau perlu ia akan memohon agar orang tuanya bisa menerima Rosella. Jonathan sendiri sengaja tidak mengajak Rosella malam ini karena pertama, Rosella masih belum percaya diri untuk bertemu orang tua Jonathan dan yang kedua, karena Jonathan tidak mau Rosella melihatnya bersitegang dengan ayahnya. "Ya, Jordan. Aku mau bicara dengan ayah dan ibu, di mana mereka?" "Mereka baru saja selesai makan malam dan mereka ada di ruang keluarga. Tapi apa kau ... sudah bicara pada Kak Rosella, Kak?" "Sudah, Jordan. Dan semuanya sudah baik-baik saja antara aku dan dia." "Ah, syukurlah kalau begitu, Kak." "Hm
"Mari kita sudahi semuanya, Adipura!" "Kau tidak lihat bagaimana anakmu berlutut di depanmu tadi?""Jonathan, anak kita, tidak akan melakukan hal seperti itu kalau bukan karena dia benar-benar mencintai Rosella." "Lagipula apa lagi yang membuatmu masih belum bisa membuka hatimu, Adipura?" Imelda masih terus menangis setelah Jonathan pergi dari rumah malam itu dan ia terus berusaha bicara pada Adipura, namun Adipura tetap berada dalam mode diam sampai Imelda sendiri juga begitu frustasi melihatnya. "Aku tidak mau tahu lagi tentang pendapatmu kali ini, Adipura! Aku tidak mau tahu lagi!" Imelda terus menepuk dadanya sendiri. "Aku terlalu menyayangi Rosella dan Julio untuk terus mengacuhkannya seperti ini! Aku sudah tidak bisa, Adipura!" "Apalagi melihat anakku yang menangis begitu sedih seperti tadi, aku tidak bisa!" "Perasaan seorang Ibu di sini benar-benar tersentuh! Kalau bahkan Ibunya Rosella saja bisa berjuang mati-matian agar anaknya tetap hidup, agar cucunya tetap hidup, me
"Ayah dilarikan ke rumah sakit!" "Apa, Jessica? Ayah dilarikan ke rumah sakit?" pekik Jordan kaget. Jessica dan Imelda yang sudah membawa Adipura ke rumah sakit masih terlalu panik sampai mereka tidak terpikir untuk menghubungi siapa pun. Baru setelah mereka agak tenang, barulah Jessica menelepon Jordan. Jonathan sendiri sebenarnya sudah bersiap ke rumah Rosella, namun mendengar pekikan Jordan, mendadak ia membelalak cemas."Ada apa, Jordan? Apa yang terjadi dengan Ayah?" "Ayah lemas dan keringat dingin. Sekarang sudah dibawa ke UGD, ayo kita ke sana, Kak!" "Astaga, ada-ada saja!" Jordan dan Jonathan pun langsung menyusul ke rumah sakit dan mereka pun segera bertemu dengan Imelda dan Jessica di depan ruang UGD. "Ibu, bagaimana keadaan Ayah? Apa yang terjadi?" tanya Jonathan panik. "Ayahmu masih sangat lemas. Tekanan darahnya tinggi, jantungnya berdebar begitu cepat dan keluar keringat dingin di sekujur tubuhnya, Ibu sangat panik tapi sekarang dia sudah diinfus dan kami sedang
"Bersiaplah, Sayang! Aku akan menjemputmu dan Julio." Jonathan tidak berhenti tersenyum saat mendengar ayahnya mencari Rosella dan Julio tadi. Jonathan pun langsung menelepon Rosella sambil melajukan mobilnya untuk menjemput wanita itu. Rosella sendiri masih tidak percaya mendengarnya. "Apa, Jonathan? Jemput? Kau akan menjemputku ke mana?" "Ke rumah sakit, Rosella. Ayahku mencarimu dan Julio. Ayahku menginginkan kalian, Rosella. Aku senang sekali! Aku senang sekali, Sayang!" Rosella sampai menganga tak percaya mendengarnya. "Kau ... kau tidak bercanda kan, Jonathan? Ayahmu sudah sadar dan dia ...." "Iya, Sayang. Ayahku sudah sadar dan dia mencarimu dan Julio. Pokoknya kalian bersiaplah, aku akan ke sana sekarang!" "Tapi Julio belum pulang." "Aku akan menunggu, Sayang! Aku akan menunggu. Aku mencintaimu, Rosella! Aku mencintaimu! Aku akan segera ke sana!" Jonathan berpamitan dan segera menutup teleponnya dengan hati yang berbunga-bunga. Jonathan pun menelepon Jordan dan mem
"Julio, cucu Grandma! Grandma sangat merindukanmu, Julio! Grandma sangat merindukanmu! Berapa hari kau tidak pernah mencari Grandma! Cucu Grandma Sayang! Cucu Grandma ...."Imelda yang lebih dulu meluapkan kerinduannya pada Julio dan Julio terus terkekeh mendengarnya. "Grandma sih tidak jemput Julio ke rumah! Grandma kan juga bisa telepon Mama! Grandma sudah lihat gambar Julio? Bagus kan? Berapa nilainya? A plus ya?" Imelda hanya tertawa dan terus mengangguk. "A plus plus plus! Bagus sekali, Julio! Bagus sekali! 100 nilainya! Kau pintar sekali! Grandma merindukanmu!" Imelda kembali menciumi Julio di wajahnya sampai Julio tertawa kegelian. Adipura yang melihatnya pun begitu terharu. Rasanya melihat Julio datang seperti melihat cinta pertama dan Adipura tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Julio. Ia pun menunggu dengan sabar sampai Imelda sudah selesai mengungkapkan kerinduannya dan tiba gilirannnya. Julio pun didudukkan di ranjang Adipura dan Adipura sendiri sudah ada dalam pos
"Mari, silakan, Pak Jacob!" "Silakan, Pak Adipura!" Keluarga Adipura, keluarga Jacob, dan keluarga Lidya sedang berkumpul bersama malam itu di sebuah ruang VIP di sebuah hotel mewah untuk makan malam. Setelah melalui banyak hal, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. "Rosella, kapan kau baru akan kembali ke WHA, hah? Om menunggumu. WHA membutuhkanmu," seru Adipura. Sejak kejadian itu sampai Adipura keluar dari rumah sakit bahkan sampai hari ini, Rosella memang belum kembali bekerja di WHA. Walaupun semua masalah sudah selesai dan namanya sudah bersih, tapi Rosella masih ragu untuk kembali. Bahkan Livy sudah mengundurkan diri dan memilih pindah ke luar negeri. "Ah, itu ...." "Besok Rosella akan kembali bekerja, Ayah." celetuk Jonathan tiba-tiba. Rosella pun membelalak menatap Jonathan karena sebelumnya mereka belum pernah membicarakannya. "Jonathan!" desis Rosella. Namun, Jonathan tidak menanggapinya dan malah menggenggam tangan Rosella yang ada di atas meja. "Besok
Semua anggota keluarga menyambut bahagia lamaran yang dilakukan oleh Jonathan dan mereka pun begitu tidak sabar untuk menikahkan anak-anak mereka. Mereka pun langsung memilih hari baik dan persiapan pernikahan pun mulai digelar. Semua orang langsung sibuk dengan tugasnya masing-masing karena Adipura ingin membuat pesta besar untuk Jonathan dan Rosella. "Sungguh tidak usah pesta sebesar itu, Ayah. Bagiku yang penting pernikahan kami sah.""Tidak bisa! Kau akan menikah, tentu saja pestanya harus besar dan mewah. Ayah tidak mau tahu, pestanya harus besar!" seru Adipura lagi dengan lantang. Semua anggota keluarga pun tidak berani membantah lagi dan akhirnya menuruti Adipura. Mereka menyewa gedung resepsi mewah dan menyewa jasa WO, namun tetap saja Adipura yang begitu sibuk mengatur semua detailnya karena memang Adipura sendiri adalah orang yang sangat detail. Sedangkan Lidya dan keluarganya yang sudah kembali ke rumah mereka sendiri, tidak banyak ikut campur dan memilih untuk mengik
Sebuah papan bertuliskan "The Wedding of Jonathan and Rosella" terpasang di pintu masuk sebuah taman di sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat pemberkatan pernikahan pagi itu. Hanya sedikit undangan yang diundang pada pagi hari, namun mereka akan mengadakan pesta besar lagi di ballroom mewah nanti malam. Semua undangan pun sudah hadir di sana dan mereka begitu antusias menantikan pasangan pengantin yang berbahagia. Rosella sendiri nampak begitu gugup saat berada di ruang VIP untuk menunggu saat ia harus keluar. Setelah mengalami persiapan pernikahan yang cukup membuat emosi labil dan setelah mengalami pingitan yang membuatnya begitu merindukan Jonathan, hari ini akhirnya mereka akan mengikat janji suci dan jantung Rosella tidak berhenti berdebar kencang sejak subuh tadi. "Tenang, Rosella! Tenang! Kau terlalu gugup!" Lidya terus tersenyum menatap Rosella dari pantulan cerminnya. "Bagaimana aku tidak gugup, Ibu? Entahlah, aku gemetar!" "Haha, aku juga begitu waktu itu, Rosel
Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan
Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau
Sebuah papan bertuliskan "The Wedding of Jonathan and Rosella" terpasang di pintu masuk sebuah taman di sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat pemberkatan pernikahan pagi itu. Hanya sedikit undangan yang diundang pada pagi hari, namun mereka akan mengadakan pesta besar lagi di ballroom mewah nanti malam. Semua undangan pun sudah hadir di sana dan mereka begitu antusias menantikan pasangan pengantin yang berbahagia. Rosella sendiri nampak begitu gugup saat berada di ruang VIP untuk menunggu saat ia harus keluar. Setelah mengalami persiapan pernikahan yang cukup membuat emosi labil dan setelah mengalami pingitan yang membuatnya begitu merindukan Jonathan, hari ini akhirnya mereka akan mengikat janji suci dan jantung Rosella tidak berhenti berdebar kencang sejak subuh tadi. "Tenang, Rosella! Tenang! Kau terlalu gugup!" Lidya terus tersenyum menatap Rosella dari pantulan cerminnya. "Bagaimana aku tidak gugup, Ibu? Entahlah, aku gemetar!" "Haha, aku juga begitu waktu itu, Rosel
Semua anggota keluarga menyambut bahagia lamaran yang dilakukan oleh Jonathan dan mereka pun begitu tidak sabar untuk menikahkan anak-anak mereka. Mereka pun langsung memilih hari baik dan persiapan pernikahan pun mulai digelar. Semua orang langsung sibuk dengan tugasnya masing-masing karena Adipura ingin membuat pesta besar untuk Jonathan dan Rosella. "Sungguh tidak usah pesta sebesar itu, Ayah. Bagiku yang penting pernikahan kami sah.""Tidak bisa! Kau akan menikah, tentu saja pestanya harus besar dan mewah. Ayah tidak mau tahu, pestanya harus besar!" seru Adipura lagi dengan lantang. Semua anggota keluarga pun tidak berani membantah lagi dan akhirnya menuruti Adipura. Mereka menyewa gedung resepsi mewah dan menyewa jasa WO, namun tetap saja Adipura yang begitu sibuk mengatur semua detailnya karena memang Adipura sendiri adalah orang yang sangat detail. Sedangkan Lidya dan keluarganya yang sudah kembali ke rumah mereka sendiri, tidak banyak ikut campur dan memilih untuk mengik
"Mari, silakan, Pak Jacob!" "Silakan, Pak Adipura!" Keluarga Adipura, keluarga Jacob, dan keluarga Lidya sedang berkumpul bersama malam itu di sebuah ruang VIP di sebuah hotel mewah untuk makan malam. Setelah melalui banyak hal, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. "Rosella, kapan kau baru akan kembali ke WHA, hah? Om menunggumu. WHA membutuhkanmu," seru Adipura. Sejak kejadian itu sampai Adipura keluar dari rumah sakit bahkan sampai hari ini, Rosella memang belum kembali bekerja di WHA. Walaupun semua masalah sudah selesai dan namanya sudah bersih, tapi Rosella masih ragu untuk kembali. Bahkan Livy sudah mengundurkan diri dan memilih pindah ke luar negeri. "Ah, itu ...." "Besok Rosella akan kembali bekerja, Ayah." celetuk Jonathan tiba-tiba. Rosella pun membelalak menatap Jonathan karena sebelumnya mereka belum pernah membicarakannya. "Jonathan!" desis Rosella. Namun, Jonathan tidak menanggapinya dan malah menggenggam tangan Rosella yang ada di atas meja. "Besok
"Julio, cucu Grandma! Grandma sangat merindukanmu, Julio! Grandma sangat merindukanmu! Berapa hari kau tidak pernah mencari Grandma! Cucu Grandma Sayang! Cucu Grandma ...."Imelda yang lebih dulu meluapkan kerinduannya pada Julio dan Julio terus terkekeh mendengarnya. "Grandma sih tidak jemput Julio ke rumah! Grandma kan juga bisa telepon Mama! Grandma sudah lihat gambar Julio? Bagus kan? Berapa nilainya? A plus ya?" Imelda hanya tertawa dan terus mengangguk. "A plus plus plus! Bagus sekali, Julio! Bagus sekali! 100 nilainya! Kau pintar sekali! Grandma merindukanmu!" Imelda kembali menciumi Julio di wajahnya sampai Julio tertawa kegelian. Adipura yang melihatnya pun begitu terharu. Rasanya melihat Julio datang seperti melihat cinta pertama dan Adipura tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Julio. Ia pun menunggu dengan sabar sampai Imelda sudah selesai mengungkapkan kerinduannya dan tiba gilirannnya. Julio pun didudukkan di ranjang Adipura dan Adipura sendiri sudah ada dalam pos
"Bersiaplah, Sayang! Aku akan menjemputmu dan Julio." Jonathan tidak berhenti tersenyum saat mendengar ayahnya mencari Rosella dan Julio tadi. Jonathan pun langsung menelepon Rosella sambil melajukan mobilnya untuk menjemput wanita itu. Rosella sendiri masih tidak percaya mendengarnya. "Apa, Jonathan? Jemput? Kau akan menjemputku ke mana?" "Ke rumah sakit, Rosella. Ayahku mencarimu dan Julio. Ayahku menginginkan kalian, Rosella. Aku senang sekali! Aku senang sekali, Sayang!" Rosella sampai menganga tak percaya mendengarnya. "Kau ... kau tidak bercanda kan, Jonathan? Ayahmu sudah sadar dan dia ...." "Iya, Sayang. Ayahku sudah sadar dan dia mencarimu dan Julio. Pokoknya kalian bersiaplah, aku akan ke sana sekarang!" "Tapi Julio belum pulang." "Aku akan menunggu, Sayang! Aku akan menunggu. Aku mencintaimu, Rosella! Aku mencintaimu! Aku akan segera ke sana!" Jonathan berpamitan dan segera menutup teleponnya dengan hati yang berbunga-bunga. Jonathan pun menelepon Jordan dan mem
"Ayah dilarikan ke rumah sakit!" "Apa, Jessica? Ayah dilarikan ke rumah sakit?" pekik Jordan kaget. Jessica dan Imelda yang sudah membawa Adipura ke rumah sakit masih terlalu panik sampai mereka tidak terpikir untuk menghubungi siapa pun. Baru setelah mereka agak tenang, barulah Jessica menelepon Jordan. Jonathan sendiri sebenarnya sudah bersiap ke rumah Rosella, namun mendengar pekikan Jordan, mendadak ia membelalak cemas."Ada apa, Jordan? Apa yang terjadi dengan Ayah?" "Ayah lemas dan keringat dingin. Sekarang sudah dibawa ke UGD, ayo kita ke sana, Kak!" "Astaga, ada-ada saja!" Jordan dan Jonathan pun langsung menyusul ke rumah sakit dan mereka pun segera bertemu dengan Imelda dan Jessica di depan ruang UGD. "Ibu, bagaimana keadaan Ayah? Apa yang terjadi?" tanya Jonathan panik. "Ayahmu masih sangat lemas. Tekanan darahnya tinggi, jantungnya berdebar begitu cepat dan keluar keringat dingin di sekujur tubuhnya, Ibu sangat panik tapi sekarang dia sudah diinfus dan kami sedang
"Mari kita sudahi semuanya, Adipura!" "Kau tidak lihat bagaimana anakmu berlutut di depanmu tadi?""Jonathan, anak kita, tidak akan melakukan hal seperti itu kalau bukan karena dia benar-benar mencintai Rosella." "Lagipula apa lagi yang membuatmu masih belum bisa membuka hatimu, Adipura?" Imelda masih terus menangis setelah Jonathan pergi dari rumah malam itu dan ia terus berusaha bicara pada Adipura, namun Adipura tetap berada dalam mode diam sampai Imelda sendiri juga begitu frustasi melihatnya. "Aku tidak mau tahu lagi tentang pendapatmu kali ini, Adipura! Aku tidak mau tahu lagi!" Imelda terus menepuk dadanya sendiri. "Aku terlalu menyayangi Rosella dan Julio untuk terus mengacuhkannya seperti ini! Aku sudah tidak bisa, Adipura!" "Apalagi melihat anakku yang menangis begitu sedih seperti tadi, aku tidak bisa!" "Perasaan seorang Ibu di sini benar-benar tersentuh! Kalau bahkan Ibunya Rosella saja bisa berjuang mati-matian agar anaknya tetap hidup, agar cucunya tetap hidup, me