Nasnah bukan orang bodoh. Biarpun Yogi menjawab dengan nada rendah hati, dia juga melihat bahwa temperamen Yogi tidak bisa dipupuk dengan "sedikit uang"."Baguslah. Kalian sudah berpacaran selama tiga tahun. Aku yakin kalian sudah mengenal satu sama lain. Aku hanya sekadar bertanya."Yogi tidak terlalu suka bertele-tele, jadi dia tiba-tiba memegang tangan Cindy, "Aku juga baru saja melamar Cindy, Cindy sudah setuju."Cindy tanpa sadar menatap Nasnah.Wajah Nasnah sedikit berubah. Dia tidak bahagia. Dia memaksakan senyum dan berkata, "Bagaimana kalian bisa begitu terburu-buru dalam menikah? Kami nggak begitu mengenalmu dan belum pernah bertemu orang tuamu. Setidaknya carilah waktu kedua keluarga untuk bertemu dan berdiskusi."Yogi mengambil cangkir tehnya, tapi hanya mendekatkannya ke hidung dan menciumnya, dia tidak meminumnya dan menaruhnya kembali dengan ekspresi acuh tak acuh.Cindy sangat mengenalnya, dia merasa teh terlalu murah jadi tidak bisa diminum dan perkataan Nasnah juga me
Danang tidak kembali ketika waktu makan malam tiba, maka pengasuh itu keluar mencarinya.Cindy awalnya ingin membantu Nasnah menyiapkan piring, tapi Nasnah meminta Cindy untuk menemani Yogi karena takut menantu barunya akan risih duduk sendirian. Bagaimana mungkin? Biarpun langit runtuh, Pak Yogi akan tetap teguh.Tapi, Cindy tetap pergi.Yogi duduk di sofa ganda, awalnya Cindy ingin duduk di sofa tunggal di sebelahnya, tapi diseret oleh Pak Yogi untuk duduk bersamanya.Dia berbisik di telinga Cindy, "Apa yang kamu katakan pada ibumu?"Telinga Cindy sensitif sehingga dia sedikit menghindar, "Aku nggak mengatakan apa-apa.""Kalau kamu nggak bilang, kenapa sikap dia terhadapku banyak berubah?" Yogi meremas jemari Cindy, "Kamu pikir aku nggak tahu? Cindy tadi nggak puas padaku, apa yang membuat ibu mertuaku nggak puas padaku?"Kepercayaan diri Pak Yogi memang berasal dari kondisinya yang terlalu unggul, tapi selama orang tuanya tidak berniat menjual anaknya, maka yang pertama kali mereka
Cindy tidak sepenuhnya memahami hubungan antara Yona dan dia sampai sekarang. Dia meliriknya dan mulai berpikir.Laki-laki tidak "naif", apalagi laki-laki seperti Yogi, Yogi bisa mengetahui apakah seorang wanita tertarik padanya.Yogi tahu kalau Yona menyukainya, tapi dia tetap mengizinkan Yona bekerja di sisinya, apakah ini berarti dia menyetujui Yona menyukainya?Dikombinasikan dengan fakta bahwa dia punya masalah dengan Cindy karena apa yang terjadi pada malam Hari Raya Lebaran tahun lalu dan bersikap dingin pada Cindy, jadi dia menerima Yona tidak hanya untuk membuat Cindy marah, tapi juga untuk "pindah hati"?Cindy berkata dengan canggung, "Apakah ibumu sangat menyukai Yona? Apakah dia juga ingin kamu menikahi Yona? Liana memberitahuku bahwa Cahyadi sudah menerima Yona, tapi entah kenapa tiba-tiba menolak lagi. Apakah karena Cahyadi tahu hubungan antara Yona dan ibumu?"Biarpun Cindy tidak tahu banyak tentang urusan Keluarga Walker, Cindy juga tahu kalau Cahyadi sangat anti dengan
Nasnah juga mendengar Danang pulang, sehingga dia membawakan hidangan terakhir ke meja."Kalau begitu ayo makan. Cindy ajak Yogi pulang hari ini tanpa memberi tahu dulu. Kami nggak menyiapkan apa pun. Itu semua masakan rumahan. Nggak tahu apakah Yogi bisa makan."Yogi berdiri, menatap wajah pucat Danang dan berbisik pelan, "Aku yang nggak bilang pada Cindy bahwa aku ingin tinggal, jadi Cindy nggak bilang pada kalian. Jangan menyalahkan Cindy."Ibu mertua itu memandang menantu laki-lakinya, semakin dia memandangnya, semakin dia menyukainya. Nasnah sudah lama tidak begitu bahagia, dengan senyuman di wajahnya, dia menyalahkan, "Yogi, jangan terlalu memanjakan Cindy."Tapi, setelah dia selesai berbicara, dia membela Cindy, "Tapi, Cindy paling bijaksana, nggak masalah dimanjakan."Cindy tersenyum.Semua orang duduk di meja. Nasnah pertama-tama menyajikan semangkuk sup kepada Yogi, kemudian menggunakan sendok untuk meletakkan sayuran ke dalam mangkuk Yogi."Yogi, cobalah sup rebung ikan ini.
"Naya Sumbi" juga dikenal sebagai "Pengkhianatan", itu adalah sebuah opera klasik yang diperani oleh Dayok Umar yang tak berperasaan yang meninggalkan istri dan anak-anaknya setelah dipromosikan dan menjadi kaya.Pria ini membandingkan Cindy dengan Dayok Umar yang tidak tahu berterima kasih.Cindy tertawa saking marahnya ketika mendengar ide anehnya.Tapi, Yogi kini bisa bercanda. Cindy tersenyum, "Bukankah cincin itu nggak bisa dilepas? Bagaimana aku bisa menyesalinya? Aku nggak punya 600 miliar sebagai kompensasi untukmu.""Hmm, itulah tujuanku, 'menculik'mu dengan cincin yang nggak bisa dilepas." Yogi tersenyum, "Aku sedikit marah saat ayahmu memarahiku, tapi sekarang aku nggak marah lagi setelah dibujuk oleh kamu."Siapa yang membujuknya? Sekarang Yogi pandai berimajinasi sendiri. Cindy bertanya, "Apakah kamu belajar trik dari Sisilia lagi?" Sekarang dia mulai bertingkah nakal?"Apa aku perlu belajar dari orang lain?" Dia tidak mengakuinya."Mau aku bantu Pak Yogi mengingat bagaima
"...." Cindy menutupi wajahnya tanpa sadar.Danang tidak menyangka bahwa dia benar-benar akan menampar Cindy, tapi dia sudah lakukan sehingga dia hanya mengepalkan tangannya erat-erat, "Aku ayahmu! Kamu harus mendengarkan apa yang aku katakan! Aku bilang kamu nggak boleh menikah dengannya, maka kamu nggak boleh menikah! Dia memang bukan orang baik!"Cindy menurunkan tangan dan bertanya dengan tenang, "Lalu ketika kamu menggunakan aku untuk melunasi utang, apakah para kreditor itu orang baik?"Danang kaget!Cindy bukanlah orang yang suka mengungkit masalah lama.Entah kesalahan Yogi pada Cindy di masa lalu atau kejadian Danang dan Nasnah yang ingin menjual Cindy, setelah Cindy memilih memaafkan, dia akan bersikap "biarkan saja".Tapi, Danang benar-benar membuat Cindy marah hari ini, "Waktu itu kamu sudah memilih untuk mengabaikanku, jadi jangan selalu gunakan statusmu sebagai ayah untuk menekanku sekarang. Intinya, kamu nggak lagi memiliki kualifikasi untuk peduli padaku. Kalau kamu mem
Yogi berjalan menuju Cindy, mengenakan sandal katun hitam dan menginjak karpet putih, "Sudah lebih dari seminggu, apa kamu nggak merindukanku?"Cindy mengalihkan pandangannya dan menyangkal, "Nggak."Tapi, Yogi mengakui, "Aku kangen.""...." Cindy akhirnya tahu apa yang dimaksud dengan "ketulusan adalah jurus mematikan".Yogi mengeluh dengan terus terang, "Aku mengirimi kamu pesan WhatsApp, tapi kamu nggak balas."Dia berjalan satu meter lebih dekat ke Cindy dan memasuki jarak aman Cindy. Cindy tanpa sadar mundur, "Pesan apa? Aku nggak terima."Yogi memiliki ekspresi seperti "Ternyata kamu tidak menerimanya, tidak masalah. Aku akan bacakan kepada kamu".Lalu dia berkata perlahan, "Aku bilang, sayang, aku menginginkanmu.""!""Aku juga bilang, sayang, dasiku tertinggal di kamarmu. Simpan untukku, jangan lupa disetrika, itu mengerut karena digunakan untuk mengikatmu. Sudah ingat? Aku juga mengirim foto, celana dalammu ada di koperku ...."Cindy buru-buru melangkah maju dan menutup mulutn
Cindy meninggalkan Pantai Timur keesokan harinya dan tidak membiarkan Yogi untuk mengantarnya. Selina meminta Cindy untuk makan bersamanya pada siang hari.Saat Cindy sedang merias wajah, Yogi bersandar di meja rias dan menatap Cindy, nadanya terdengar tidak puas dengan Cindy yang meninggalkannya dan berkencan dengan orang lain, "Hubunganmu dengan Selina begitu dekat sekarang?"Cindy mengernyitkan alisnya, "Oh? Pak Yogi nggak cukup keberatan aku keluar dengan Profesor Steve dan Pak Laskar, jadi juga keberatan kalau aku keluar dengan Bu Selina?"Yogi memang keberatan.Yogi mengambil lipstik yang cocok dengan riasan Cindy dari tas riasan Cindy, lalu mengangkat dagu Cindy dan membantu Cindy mengoleskan lipstik, "Mereka mengambil alih waktumu yang semula milikku. Apa aku nggak boleh mengeluh. Sayang, jangan terlalu jahat padaku."Cindy tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Cindy dan juga tersenyum, "Jangan tersenyum, nanti jelek."Dia mengoleskanny