Share

Bab 225

Steve yang berada di luar pintu awalnya ingin membuka pintu, tapi percakapan yang datang dari bangsal dengan kedap suara biasa saja itu membuat tangannya berhenti.

Kelopak matanya sedikit terkulai dan pantulan lensanya membuat orang sulit untuk melihat emosi di balik matanya. Yang bisa dirasakan hanyalah dia diselimuti oleh kekecewaan.

Ternyata bunga yang dia pikir sudah mulai bertunas berkat penyiramannya hanyalah imajinasinya saja, nyatanya benih tersebut tidak pernah bertunas.

Setelah beberapa saat, dia berbalik dan pergi tanpa suara.

Yogi mendengus.

Setelah Cindy menyeka hingga bersih, dia langsung menegakkan tubuh dan berkata dengan tenang, "Pak Yogi nggak perlu bersikap seolah-olah mengenalku dengan baik. Aku nggak berbicara dengan Profesor Steve hanya karena menurutku belum waktunya. Ketika saatnya tiba, nggak perlu aku bilang, Profesor Steve akan mengambil inisiatif untuk membantuku."

Ekspresi Yogi sedikit muram, "Apa dia sebaik itu di hatimu?"

Cindy berkata terus terang, "Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status