Wajah Yogi tanpa ekspresi, "Inikah alasanmu menyelamatkanku?"Kalau tidak? Cindy takut dia tidak mau mengakuinya, "Pak Yogi nggak akan menolak membalas kebaikan 'kan?"Yogi mendengus, ekspresinya menjadi dingin, dia terlalu malas untuk menatap Cindy lagi, dia berbalik dan menutupi luka di perutnya, "Tinggal dengan patuh, aku akan hapus setelah keluar dari rumah sakit."Biarpun hanya tinggal dua hari, Cindy tetap merasa risih memikirkan berada satu bangsal dengannya serta saling berhadapan selama 48 jam siang dan malam.Cindy malah berpikir, haruskah dia bilang pada perawat nanti bahwa dia akan keluar dari rumah sakit hari ini?Yogi benar-benar mengetahui apa yang dipikirkan Cindy, dia berkata dengan nada dingin, "Delapan puluh persen orang di tim terluka dan dirawat di rumah sakit. Kamu keluar jalan-jalan sendirian, apa kamu ingin diincar William?""...." Cindy terpaksa membatalkan niatnya dan cemberut karena kesal.Tapi, ketika membahas William, Cindy panik lagi, "Apa tangan itu ... j
Yogi terlihat muram, Cindy juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Lengan Cindy sangat sakit sehingga dia membunyikan bel perawat.Perawat datang. Cindy bilang tangannya sakit. Perawat melihat lukanya dan berkata, "Luka jahitan pasti sakit. Kalau kamu nggak tahan, aku bisa memberimu obat penghilang rasa sakit."Cindy mengangguk, "Maaf merepotkanmu."Cindy mampu menanggung rasa sakit psikologis tidak peduli seberapa sulit atau tinggi tekanannya.Namun, Cindy tak kuasa menahan rasa sakit secara fisik.Mungkin karena sakit psikis seringkali harus ditanggung biarpun tidak bisa ditahan, sedangkan sakit fisik biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan, sehingga Cindy tidak akan menahannya selama dia bisa.Dia tidak bisa memaksakan diri untuk menahan semuanya, kalau tidak, cepat atau lambat dia akan kewalahan.Perawat membawakan obat pereda nyeri, Cindy meminum obat tersebut dan ingin tidur.Perawat memperhatikan Yogi di ranjang sebelahnya dan bertanya, "Apakah lukamu juga sakit? Apakah kamu mau
Yogi tidak menjawab, dia menutup panggilan telepon, lalu mengetik di WhatsApp, "Ada apa?"Yavon tidak terluka sehingga dia bertanggung jawab untuk menindaklanjuti kejadian tersebut, dia baru saja keluar dari kantor polisi."William bilang dia dan pria pendek gemuk seta pria ceking hanyalah teman biasa dan sudah lama nggak berhubungan. Dia nggak tahu bagaimana mereka bisa melakukan hal seperti itu."Yogi terkekeh, "Omong kosong.""Siapa yang nggak tahu itu omong kosong, masalahnya adalah nggak ada bukti langsung yang membuktikan bahwa William yang memerintahkan mereka, jadi polisi hanya bisa melepaskannya dulu. Yogi, kupikir biarpun orang ini nggak punya latar belakang, tapi lebih sulit dihadapi dari yang kita duga."Yogi, "Dia bisa melatih anjing, polisi berpakaian sipil sudah melihatnya."Yavon, "Dia bilang dia hanya bersiul dengan santai, bukan melatih anjing. Dia bukan penduduk Desa Aprikot. Itu adalah anjing kampung Desa Aprikot. Mereka nggak mungkin patuh padanya. Pokoknya, dia me
Cindy tidak tahu apa yang mereka bicarakan tadi, mereka berhenti bicara berbarengan.Cindy melirik Yogi, lalu menatap Steve di kursi samping tempat tidurnya dan mencoba untuk duduk.Tangan kiri Cindy terluka sehingga tidak bisa menopang kasur, Steve langsung berdiri, menopang bahu Cindy dan meletakkan bantal di belakang pinggang Cindy agar Cindy bersandar lebih nyaman.Ekspresinya kembali lembut, dia bertanya dengan hati-hati, "Bagaimana kondisimu? Sakit nggak?"Cindy menggelengkan kepala, "Aku minum obat pereda nyeri, nggak sakit. Kenapa kamu datang ke sini? Apa Nona Melly terluka parah?"Steve menjawab, "Operasinya berjalan lancar. Obat anestesi dia belum hilang, dia belum bangun. Aku meminta perawat untuk menjaganya di bangsal. Perawat akan menghubungiku begitu dia bangun."Cindy mengernyit.Steve menduga Cindy ingin dia kembali untuk menjaga Melly dan meninggalkan Cindy sendirian.Sebelum Cindy berbicara, dia berkata, "Bangsal Melly juga ada di lantai ini. Aku bisa sampai di sana d
Cindy tiba-tiba tertawa, "Aku nggak suka telur rebus. Apa telur semur ada efek yang sama?"Yogi terkekeh.Steve tertegun sejenak, lalu memanggil, "Cindy.""Aku sudah bilang aku baik-baik saja beberapa kali, kenapa Profesor Steve nggak percaya padaku? Sepertinya berharap sesuatu terjadi padaku." Cindy berpikir sejenak, "Bagaimana kalau aku menulis surat jaminan padamu? Menjamin bahwa aku baik-baik saja?"Cindy tidak mau mengatakannya, apa yang bisa Steve lakukan?Cindy mengusirnya untuk menjaga Melly lagi.Steve dilema selama beberapa menit, lalu akhirnya menghela napas dan berdiri."Aku akan bawakan makanan malam ini. Kamu ingin teh semur 'kan? Aku ingat.""Terima kasih."Saat Steve keluar dari bangsal, ekspresinya langsung berubah menjadi dingin, sangat berlawanan dengan sifatnya yang biasanya lembut dan sabar.Yogi bersandar di tempat tidur dengan tenang dan tersenyum. Dia terlihat memiliki suasana hati yang baik dan menatap Cindy, "Kenapa kamu nggak meminta bantuan Profesor Steve? A
Yogi akhirnya dikirim ke ruang operasi untuk dijahit kembali lukanya.Yavon bergegas datang dan bertanya pada Qweneth apa yang terjadi? Bukankah katanya hanya trauma kulit? Kenapa perlu dua kali operasi?Qweneth berkata, "Aku juga nggak tahu. Pak Yogi bilang aku nggak perlu menjaganya di bangsal. Tadi aku sedang di luar.""Artinya lukanya tiba-tiba pecah saat dia berbaring di bangsal?" Yavon bertanya lagi, "Bukankah dia di bangsal sendirian? Apa yang ada di bangsal?"Qweneth , "Pak Yogi dan Bu Cindy berbagi bangsal ...."Yavon merasa seharusnya tidak sampai demikian 'kan?Setahu Yavon, Cindy yang selalu dipermainkan oleh Yogi, seperti rubah yang tidak bisa lepas dari cakar harimau yang keluar dari hutan, apa yang terjadi hingga lukanya robek?Yavon memikirkannya, lalu pergi ke bangsal dan memandang Cindy dari jendela.Cindy sedang duduk di samping tempat tidur sambil menatap ponselnya, alisnya sedikit berkerut, dia tampak sedikit khawatir.Khawatir dengan Yogi? Yavon sedikit lega, dia
William berusaha bangun, tapi tiba-tiba Nando menginjak dadanya. William meringis kesakitan dan merasa tulang rusuknya seperti mau patah.William, "Kalian ... kalau berani, lapor nama kalian!""Kamu sudah begitu lama merajalela di wilayah kecilmu, apa kamu benar-benar berpikir kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan tanpa hambatan?" Steve berbicara perlahan dan memasukkan salah satu ujung pipa baja ke bawah batu."Kamu itu katak dalam sumur yang mengira kamulah pemilik seluruh langit biru. Kamu berani melakukan apa saja dan menyentuh siapa pun, melebih-lebihkan kemampuan sendiri."William merasa dibandingkan pria jangkung yang menginjaknya, pria yang berbicara pelan itu lebih menakutkan.Wajahnya menjadi pucat dan suaranya bergetar, "Kamu ... kalau kamu berani menyentuhku! Aku jamin akan membuatmu menyesal terlahir di dunia ini. Kamu! Kamu! Kamu!""Ah!"Nando menendang salah satu kakinya ke arah pipa baja dan batu yang membentuk lekukan dengan sudut 45 derajat. Steve menginjak p
Locky meninggalkan rumah William dan pergi ke rumah sakit.Dia kebetulan bertemu Yogi di koridor yang lukanya sudah dijahit kembali dan didorong kembali ke bangsal oleh perawat.Yavon mengikuti ranjang rumah sakit dan sedang berbicara dengan Yogi. Locky langsung menyapanya, "Kak Yogi, Kak Yavon."Ketika mendekat dan melihat wajah Yogi, Locky mengernyit dan berkata, "Cedera Kak Yogi serius sekali? Kalau begitu pukulanku terlalu lembut.""Apa yang terjadi?" Yavon menebaknya setelah bertanya, "Apa kamu pergi mencari William?""Ya, aku sudah menyelesaikan masalah ini di Desa Aprikot," Locky menyerahkan kontrak di tangannya kepada Qweneth dan tersenyum, "Mereka akan pindah malam ini."Yavon penasaran, "Bagaimana caramu melakukannya?""Aku nggak melakukan apa pun. Aku hanya memintanya berlutut padaku."Mereka sudah sampai di pintu bangsal, Cindy di dalam bisa mendengar suara mereka.Locky, "Aku masih terlambat selangkah. Salah satu kaki William baru saja patah, nggak tahu siapa yang melakuka
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n