Cindy menenangkan diri dan bertanya kepada beberapa temannya di WhatsApp tentang rekomendasi firma hukum di Kota Shigo.Untungnya, Cindy membina persahabatan yang baik selama ini, ada beberapa teman yang bersedia membantu Cindy sesuai kemampuan mereka.Seorang teman merekomendasikan Firma Hukum Layar Bintang, "Selina Liliput seorang pengacara wanita yang hebat. Terlepas dari kasus pidana atau perdata, dia jarang kalah. Minggu lalu, dia menangani insiden medis yang melibatkan cedera dan membantu terdakwa mendapatkan hukuman minimum."Cindy berterima kasih dan menjawab, "Aku akan cari dia besok."Cindy bermalam di rumah dan tidur di ranjang dia yang dulu. Foto di samping tempat tidurnya adalah foto keluarga mereka berlima.Namun, sekarang hanya Cindy dan ibunya yang sakit parah yang tersisa di rumah.Cindy tidak tidur nyenyak, keesokan harinya kakaknya datang menggantikan Cindy menjaga ibunya.Sebelum Cindy keluar, dia secara khusus berpesan pada kakaknya untuk menjaga ibunya baik-baik.
"Bu Cindy?" Handy mengernyit. Reaksi pertama Handy adalah Cindy dihalangi oleh Yogi dalam mencari pekerjaan, sehingga Cindy ingin mencari pengacara untuk menuntut Yogi. Handy pun tertawa."Itu masalah sepele 'kan? Suami istri yang bertengkar akan segera akur di ranjang. Kamu tundukkan kepalamu pada Yogi dan mengalah. Masalah apa yang tak terselesaikan, apa perlu begitu?"Cindy tidak ingin mendengar apa pun tentang Yogi sekarang, setelah mengucapkan selamat tinggal pada Selina, Cindy langsung pergi.Selina juga berbalik tanpa menoleh.Handy memegang tangan Selina dan mengerutkan bibirnya dengan dingin, "Suamimu datang, kamu bahkan nggak menyapa?"Selina tertegun sejenak karena gelar itu, lalu berkata, "Aku masih ada pekerjaan, ada klien yang menunggu untuk menemuiku."Handy melepaskan tangannya, lalu berkata dengan santai, "Oke, kamu sibuk dulu. Kita akan bicara setelah urusanmu selesai."Namun, ketika selesai menemui klien dan mengantar mereka pergi, Selina melihat Handy bersandar di m
Setelah meninggalkan Firma Hukum Layar Bintang, Handy masuk ke dalam mobil sport dan menelepon Yogi."Yogi, coba tebak siapa yang kutemui di tempat Selina?""Hmm?""Bu Cindy." Handy menganggapnya menarik, "Nggak tahu Cindy meminta konsultasi apa pada Selina. Mungkinkah karena kamu menghalangi Cindy mendapatkan pekerjaan, ibarat kelinci yang akan menggigit orang karena panik, apa dia akan menuntutmu?"Yogi bersandar di sandaran kursi, menopang kening dengan satu tangan, menutup sedikit kelopak mata, matanya terlihat redup.Handy berkata, "Kalau Cindy mencari pengacara lain, bukan masalah besar, tapi kalau Cindy mencari Selina, wanita ini sulit dihadapi."Yogi hanya berkata, "Oh."Handy tersenyum nakal dan berkata, "Tapi, kita adalah sahabat. Biarpun sulit, aku akan membantumu."Yogi malah bertanya, "Kapan jadwal pernikahan kalian?""Ibuku takut kalau ditunda akan ada perubahan, jadi dia memutuskan untuk menikahkan kami pada tanggal 5 bulan depan. Awalnya aku ingin memintamu menjadi pend
Steve membuang muka, berjongkok, memungut buah di lantai dan memasukkannya kembali ke keranjang.Cindy juga memungut dan menata ulang keranjang buah. Cindy meninggalkannya di pintu bangsal dan memberi tahu perawat bahwa ini untuk Jina.Menerima atau tidak adalah urusan Jina, mengungkapkan ketulusan atau tidak adalah urusan Cindy.Cindy dan Steve meninggalkan ruang rawat inap bersama-sama. Di dalam lift, Steve menunduk dan menatap Cindy, "Jangan marah."Cindy tersenyum, "Aku nggak marah. Dia menyerangku karena ayahku menyakiti putrinya dan dia prihatin dengan putrinya, aku mengerti. Kalau aku disakiti oleh seseorang, orang tuaku juga akan membelaku seperti ini."Oleh karena itu, Cindy tidak bisa mengabaikan Danang.Steve berkata dengan tenang, "Aku menyarankan kamu jangan bertemu mereka lagi sekarang.""Haru kutemui, aku harus memenangkan pengertian mereka agar hukuman ayahku bisa dikurangi." Lift mencapai lantai pertama dan mereka berdua berjalan keluar dari lift berdampingan.Cindy be
Cindy menolak, "Nggak perlu."Namun, Yona bersikeras untuk meletakkan payung itu ke tangan Cindy, "Ambillah, dalam cuaca seperti ini, mudah masuk angin kalau kehujanan."Cindy tidak tahu apa rencana Yona.Yona berkata dengan tulus, "Kak Cindy, jangan mengira masuk angin itu hanya penyakit ringan. Terkadang penyakit ringan bisa menimbulkan masalah besar. Sama seperti ayahku, awalnya dia mengira itu hanya flu biasa, nggak menyangka akan berubah menjadi penyakit yang mengancam jiwa. Dia hampir nggak bisa bertahan hidup.""Untungnya, sudah transplantasi jantung, kalau nggak, aku mungkin nggak punya ayah lagi.""...."Telinga Cindy menangkap kata sensitif, "Apa maksudmu dengan transplantasi jantung?"Yona berbisik pelan, "Kak Cindy, tahukah kamu tentang operasi ini? Transplantasi jantung adalah menggantikan jantung yang sehat bagi pasien penyakit jantung. Ayahku baru saja dioperasi kemarin. Itu operasi besar. Kalau Pak Yogi nggak membantu ayahku mengundang dokter terkemuka untuk melakukan o
Seakan guntur menghantam tanah!Sisca mengatakannya dengan lantang, Cindy tidak sempat menghentikannya, "Sisca!"Yogi sudah berbalik dan menatap Cindy, matanya yang gelap bergejolak.Steve melihat konfrontasi di pintu dari bawah tangga. Dia keluar dari mobil dan naik. Dia kebetulan mendengar kata-kata ini, jadi menghentikan langkahnya dan menatap Cindy.Yogi melepaskan Yona, mata Yona berkedip. Anak ... anak ...."Keguguran?" Suasana hati Yogi tidak berubah sama sekali, dia hanya bertanya pada Cindy, "Kapan kejadiannya?""...." Cindy merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya.Yogi segera memikirkan kejadian beberapa bulan terakhir ini, dia tidak percaya, "Kamu harus punya bukti tertentu kalau ingin berbohong. Kenapa aku nggak tahu kamu pernah hamil dan keguguran?"Cindy tersenyum, "Kalau kamu bilang aku berbohong maka anggap saja berbohong."Cindy menarik Sisca untuk pergi dengan Steve.Yogi meraih tangan Cindy yang lain, "Kamu ingin pergi tanpa menjelaskan dengan jelas. Sep
"...."Sisca keluar kamar dengan wajah pucat dan berkata dengan terbata-bata, "Aku ... aku menyelipkan laporan itu di buku catatan, tapi aku nggak bisa menemukan buku catatan itu."Kalimat ini membuat kejadian yang tidak masuk akal itu menjadi semakin konyol.Steve mengerutkan kening dan menundukkan kepala untuk melihat ke arah Cindy. Cindy hanya berkedut sudut mulutnya tanpa ekspresi. Yogi juga tanpa ekspresi.Sisca sangat ingin membuktikan bahwa buku itu benar-benar ada dan bukan rekayasa dia, "Cindy, kamu tahu buku biruku, ada namaku tertulis di sampulnya. Kamu juga mentertawakanku dan mengatakan bahwa aku sama seperti saat sekolah, menulis namaku di setiap buku, apakah kamu ingat?"Cindy tahu buku itu.Namun, mereka tidur terpisah. Cindy biasanya tidak masuk ke kamar Sisca, dia tidak tahu di mana buku catatan Cindy.Yona berdiri di belakang Yogi sambil menyentuh kain kasa di wajah dan berbisik, "Berarti nggak ada bukti?"Begitu kata-kata ini keluar, suasana apartemen kecil itu menj
Namun, tidak bisa dan tidak mungkin.Cindy masih memiliki orang tua, jadi Cindy tidak bisa mengabaikan semuanya begitu saja."Kamu mencuri jantung ibuku dan kesempatannya untuk hidup. Ini fakta yang tak terbantahkan. Kamu membuatku kehilangan ibuku. Selama kamu masih memiliki sedikit rasa kemanusiaan, maka berhentilah. Kalau kamu memaksaku mati, apa manfaatnya bagimu?""Fakta yang tak terbantahkan," Yogi mengulangi kata-kata ini dan terkekeh, "Kamu bersikeras berpikir begitu."Cindy juga tidak ingin berpikir demikian.Namun, Cindy yakin itu, karena Yona secara pribadi memberi tahu Cindy hari ini bahwa jantung itu kini ada di dada ayah Yona!Steve memegang bahu Cindy, Cindy benar-benar gemetar. Dia gemetar karena marah. Dia berkata dengan suara yang berat, "Aku punya cara untuk memverifikasi apakah Nona Cindy pernah hamil atau melakukan aborsi."Mata beberapa orang tertuju padanya.Steve berkata, "Sederhana sekali, cukup periksa denyut nadinya maka akan tahu.""Apa kamu bisa memeriksa d