Nasnah dirawat di rumah sakit selama lima hari, dia sudah bisa pulang.Pada hari pulang, Cindy meminjam mobil dari seorang teman dan mengantar mereka kembali ke Kota Fengo, dia juga makan siang di rumah.Makan siang dimasak oleh Danang. Setelah makan, Cindy mencuci piring. Baru pada saat itulah, dia merasa seperti satu keluarga lagi.Ada suara terdengar di ruang tamu. Setelah menyeka tangan dan keluar, Cindy melihat kakaknya dan kakak iparnya mengajak putri mereka menjenguk neneknya.Cindy pernah bertemu mereka sekali di rumah sakit, tapi sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Kakaknya sudah berkeluarga, karena lingkungan tempat tinggal dan pergaulan berbeda, wajar kalau menjadi agak asing.Cindy sangat menyukai keponakannya yang masih bayi, dia menggendongnya lama sekali.Sore harinya, kakaknya dan kakak iparnya akan pergi dan Cindy juga akan pergi, jadi dia mengantar mereka pulang.Ketika Cindy keluar, ayahnya mengejarnya dan memberi Cindy sebuah kantong kecil, "Ini dari ibumu."
Yavon sadar, "Dia pasti putri bungsu Keluarga Suhendra. Yogi mempekerjakan dia sebagai sekretarisnya beberapa waktu yang lalu."Yogi lagi asyik main, "Sudah mengundurkan diri."Ketika orang Keluarga Suhendra berada di depannya, Yogi merasa jengkel.Namun, Melly tidak menyerah dan mencarinya ke mana-mana, Yogi tidak punya waktu untuk menanggapi."Omong-omong soal sekretaris, aku sudah pulang beberapa hari, kenapa aku nggak melihat Kak Yogi mengajak Bu Cindy datang? Bukankah dulu Cindy itu seperti permen karet yang menempel pada Kak Yogi di mana saja?"Locky mengambil tongkat, mengoleskan bedak anti slip dan bermain dengan Yogi.Yavon menggelengkan kepala, "Bu Cindy sudah mengundurkan diri."Gerakan Locky berhenti, "Mengundurkan diri?"Yavon berkata dengan santai, "Kontrak sudah habis dan dia nggak mau bekerja lagi. Apa yang bisa dilakukan Yogi? Dia hanya bisa melepaskan Cindy dan menghalangi karier Cindy untuk melampiaskan amarahnya di belakang layar."Yogi berbudi kepada Locky, Locky k
Yogi langsung menutup panggilan telepon.Cindy meletakkan ponsel dan mencari obat sambil terbatuk-batuk. Dia menuangkan obat dan meminumnya, batuknya pun tidak terlalu parah.Setelah kondisi Cindy membaik, dia memesan tiket, naik kereta berkecepatan tinggi dan kembali ke Kota Shigo.Sesampainya di stasiun Kota Shigo, saat keluar dari stasiun, tanpa sengaja Cindy melihat sosok yang dikenalnya, dia melihat lebih dekat dan ternyata itu adalah Yona.Jarak mereka tidak terlalu jauh, Yona pun melihat Cindy.Biarpun Cindy memakai masker karena batuk, tapi mata dan bentuk tubuhnya tetap membuat Yona mengenali Cindy.Yona bersama seorang wanita paruh baya, wanita itu terlihat agak mirip dengan Yona, kemungkinan besar dia adalah ibunya Yona.Yona tidak menghindari tatapan Cindy, matanya seperti rusa bersinar, tidak tahu emosi apa itu?Ponsel Cindy tiba-tiba berdering, dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah nomor tak dikenal.Dia menjawab dengan santai, "Halo, siapa ini?""Apa ini anggo
Usai makan sabu-sabu, Cindy dan Sisca kembali ke apartemen.Cindy sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk ibunya ke rumah sakit besok. Sisca sedang melihat-lihat ponselnya di sofa. Tiba-tiba dia berteriak penuh semangat, "Cindy!"Cindy menoleh, "Ada apa?"Sisca berkata dengan penuh semangat, "Aku sudah membantumu mendapatkan pekerjaan!"Cindy terkejut, "Hmm?"Sisca memberi isyarat, "Aku baru saja melihat profil, aku melihat mantan bos aku melampirkan rekrutmen untuk manajer departemen. Aku pikir kamu cocok, jadi aku mengobrol dengannya dan mengirim resume kamu. Setelah baca, dia bilang kamu memenuhi persyaratan!"Cindy mengingat-ingat, "Kamu bekerja di Akbar Jaya sebelumnya 'kan? Kamu mengundurkan diri karena rekan kerja selalu menentangmu?""Ya, biarpun Akbar Jaya nggak bisa dibandingkan dengan Grup Mega, tapi memang berapa banyak perusahaan yang bisa dibandingkan dengan Grup Mega? Akbar Jaya termasuk lumayan!"Mata Sisca berbinar, "Kecuali rekan sialan itu, semua orang baik-baik
Sebelum mereka sampai di pintu, Yessa menghalangi jalan lagi, "Kenapa kalian selalu terburu-buru untuk pergi!"Sisca agak marah, "Kak Yessa, apa maksudmu?"Yessa berpura-pura tidak bersalah, "Nggak ada maksud lain, aku hanya memperkenalkan pekerjaan kepada kalian.""Kamu perkenalkan pekerjaan pada kami atau ingin menjual kami?" tanya Sisca agresif, padahal Sisca begitu memercayai Yessa!Dono datang membawa segelas anggur, "Bagaimana kamu bisa berbicara dengan begitu nggak menyenangkan? Bukankah itu memfitnah orang baik? Nggak bisa, kamu harus minta maaf! Kalian harus minum segelas anggur ini. Kalau nggak minum, jangan harap bisa pergi hari ini!"Akhirnya terungkap wajah aslinya!Cindy dan Sisca saling pandang, mereka takut tidak bisa pergi hari ini setelah minum, jadi mereka mengabaikannya dan segera mendorong Yessa menjauh dan bergegas keluar.Mereka harus segera meninggalkan ruangan ini!Yessa didorong jatuh ke lantai, Dono berteriak, "Tangkap Mereka!"Begitu pintu terbuka, ada dua p
"...."Kenapa selalu seperti ini?Setiap kali, Cindy terlihat mengenaskan dan memalukan, seolah-olah Cindy tidak bisa hidup layaknya seorang manusia tanpa berada di bawah sayapnya.Yogi dengan santai melepas jasnya dan langsung melemparkannya ke arah Cindy.Aroma parfum kayu pada pria itu sangat harum dan mahal, tapi itu membuat Cindy merasa tidak bisa mengangkat kepala.Untungnya, Yogi tetap angkuh dan berjalan menuju Dono tanpa melihat ke arah Cindy.Dono bangkit dari lantai sambil mengutuk, "Siapa itu?! Kamu berani merusak kesenanganku! Apa kamu cari mati ... ah!"Locky mengangkat kaki dan mengentakkan tubuh Dono kembali ke lantai sambil tersenyum ramah, "Kepada siapa kamu menyombongkan diri? Hmm? Dono."Dono berusaha mengangkat kepala. Saat melihat Locky, wajahnya yang pucat menjadi semakin pucat, "Pak, Pak Locky ...."Yogi berjalan ke arah Locky dan menyalakan rokok.Yogi hanya mengenakan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana. Dia berbahu lebar dan berpinggang sempit, kakin
Yogi menatap Cindy dan menyerahkan tangan pada Cindy, "Bangun."Cindy tidak memegang tangan Yogi. Cindy memegang ujung meja, mencoba bangun tapi tidak bisa.Yogi langsung memegang pergelangan tangan Cindy dan menarik Cindy berdiri. Setelah Cindy berdiri teguh, dia mendorongnya menjauh dan berkata dengan suara serak, "Yogi, kamu bahkan lebih hina dari yang kukira!"Yogi mengerti. Cindy mengira Yogi yang menyuruh Locky untuk melakukan ini. Yogi berkata dengan suara yang berat, "Jangan terlalu imajinatif.""Binatang spesies yang sama akan hidup bersama, manusia akan bergaul dengan tipe yang sama. Sebelumnya aku terlalu buta dan nggak melihat sifatmu dengan jelas. Akulah yang buta." Sekarang Cindy tidak buta lagi."Apa kamu nggak cukup hina? Menyuruh perusahaan besar melarangku, menyuruh perusahaan kecil mempermainkanku, sedangkan kamu dan Yona sudah rukun lagi, kamu masih menolak untuk melepaskanku. Kalau kamu nggak menekan setiap langkah, apa aku akan seperti ini?!"Yogi menatap wajah Ci
Cindy tidak punya pilihan selain menelepon Yogan dan memberi tahu lokasi Mereka. Yogan berkata bahwa dia kebetulan berada di sekitar mereka dan akan tiba dalam lima menit.Tak lama kemudian, mobil Yogan berhenti di depan mereka. Sisca melemparkan diri ke pelukan Yogan dan menangis dengan sedih, lalu dia dibawa pergi oleh Yogan.Cindy juga dalam kondisi yang buruk, dia sempoyongan dan tidak bakal mampu bertahan pulang ke rumah, sehingga dia berjalan kaki menuju hotel di seberang Istana Barat.Cindy memesan kamar di meja resepsionis. Di pojok, sebuah kamera diarahkan pada Cindy, lalu menekan tombol dan mengambil satu foto lagi.Cindy bahkan tidak mencuci muka, dia langsung rebahan di tempat tidur.Gagal mendapatkan pekerjaan, ibunya sakit parah, bepergian ke sembilan tempat dalam tujuh hari dan tudingan Yogi, membuat Cindy lelah fisik maupun mental.Cindy ingin tidur, tapi tidak bisa, dada Cindy terasa berat, seperti mendapat firasat akan terjadi sesuatu.Cindy berusaha untuk menenangkan