Cindy mendengarkan dalam diam, hatinya sakit. Cindy mengambil tisu dan dengan lembut menyeka air mata dari sudut mata ibunya.Cindy tidak bisa mengatakan "Nggak apa-apa", dia juga tidak bisa mengatakan "Aku nggak menyalahkan kalian", tapi Cindy memang tidak begitu membenci mereka sekarang."Biarkan masa lalu berlalu, jangan membahasnya lagi. Aku nggak membencimu, kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Aku hidup dengan cukup baik dalam beberapa tahun terakhir. Kamu nggak perlu khawatir tentang biaya operasi, aku punya uang. Setelah menemukan jantung yang cocok, kamu bisa dioperasi."Nasnah tersenyum dan berkata, "Kalau kamu hidup dengan baik, itu bagus, itu bagus ...."Yang didengar Nasnah hanyalah, " Aku hidup dengan cukup baik."Cindy cukup lama menemani Nasnah, dia menyuapi Nasnah bubur dan meninggalkan bangsal setelah Nasnah tertidur di malam hari.Danang sedang duduk di kursi di depan pintu bangsal, ketika dia melihat Cindy keluar, dia langsung berdiri dan terlihat malu.Dia ingin ber
Baju Santi longgar jadi perutnya tidak terlihat.Santi juga melihat Cindy, tapi tidak terlihat kikuk, bahkan dia berinisiatif berjalan ke arah Cindy, "Cindy, kenapa kamu ada di sini?"Cindy bertanya dengan prihatin, "Bibi datang ke rumah sakit. Apa ada yang sakit?""Bukan aku, aku datang menjenguk teman. Aku tersesat saat turun ke bawah, jadi aku berjalan sampai di sini," kata Santi sambil tersenyum.Cindy juga menjelaskan, "Aku datang untuk pemeriksaan fisik."Santi menghela napas, "Kamu memang harus diperiksa. Lihat betapa pucatnya wajahmu. Sungguh menyedihkan seorang gadis muda nggak punya waktu untuk mengurus diri sendiri karena sibuk bekerja. Tapi, Yogi malah nggak bisa menyayangimu. Kasihan kamu.""Nggak ada hubungannya dengan Pak Yogi." Cindy hanya mengatakan itu.Rumah sakit bukanlah tempat untuk berbasa-basi dan mereka ada urusan lain, jadi segera berpisah.Hasil pemeriksaan fisik baru diketahui keesokan harinya, Cindy mengambil laporan pemeriksaan dan pergi menemui dokter.Do
"...."Cindy mau pergi ke rumah sakit lain untuk menemui Nasnah. Dia tidak ingin berbicara dengan orang ini lagi, jadi dia berbalik untuk pergi."Ayahku dan Santi itu, ternyata sangat menyukaimu. Demi kamu, ayahku secara pribadi datang ke perusahaan untuk mencariku." Yogi terkekeh, "Mereka ingin aku menikah denganmu, sayang sekali aku nggak menginginkan barang bekas."Cindy memejamkan mata lalu bertekad untuk memutuskan hubungan sepenuhnya.Cindy menoleh dan melirik ke dalam mobil, "Jadi, Pak Yogi sebaiknya lepaskan aku dan jangan menghalangi aku mencari pekerjaan. Kalau aku nggak bisa mendapatkan pekerjaan dan nggak bisa bertahan hidup, maka aku hanya bisa mengadu pada Pak Cahyadi dan Bu Santi.""Aku juga bisa memberi tahu mereka bahwa karena kamu dan Yona, kesehatanku sangat buruk sekarang. Yona akan semakin sulit untuk menikah denganmu."Ekspresi Yogi langsung menjadi dingin, matanya yang kelam terbakar amarah, "Cindy, apa kamu cari mati?""Aku nggak mau mati, tapi kelinci akan meng
Nasnah dirawat di rumah sakit selama lima hari, dia sudah bisa pulang.Pada hari pulang, Cindy meminjam mobil dari seorang teman dan mengantar mereka kembali ke Kota Fengo, dia juga makan siang di rumah.Makan siang dimasak oleh Danang. Setelah makan, Cindy mencuci piring. Baru pada saat itulah, dia merasa seperti satu keluarga lagi.Ada suara terdengar di ruang tamu. Setelah menyeka tangan dan keluar, Cindy melihat kakaknya dan kakak iparnya mengajak putri mereka menjenguk neneknya.Cindy pernah bertemu mereka sekali di rumah sakit, tapi sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Kakaknya sudah berkeluarga, karena lingkungan tempat tinggal dan pergaulan berbeda, wajar kalau menjadi agak asing.Cindy sangat menyukai keponakannya yang masih bayi, dia menggendongnya lama sekali.Sore harinya, kakaknya dan kakak iparnya akan pergi dan Cindy juga akan pergi, jadi dia mengantar mereka pulang.Ketika Cindy keluar, ayahnya mengejarnya dan memberi Cindy sebuah kantong kecil, "Ini dari ibumu."
Yavon sadar, "Dia pasti putri bungsu Keluarga Suhendra. Yogi mempekerjakan dia sebagai sekretarisnya beberapa waktu yang lalu."Yogi lagi asyik main, "Sudah mengundurkan diri."Ketika orang Keluarga Suhendra berada di depannya, Yogi merasa jengkel.Namun, Melly tidak menyerah dan mencarinya ke mana-mana, Yogi tidak punya waktu untuk menanggapi."Omong-omong soal sekretaris, aku sudah pulang beberapa hari, kenapa aku nggak melihat Kak Yogi mengajak Bu Cindy datang? Bukankah dulu Cindy itu seperti permen karet yang menempel pada Kak Yogi di mana saja?"Locky mengambil tongkat, mengoleskan bedak anti slip dan bermain dengan Yogi.Yavon menggelengkan kepala, "Bu Cindy sudah mengundurkan diri."Gerakan Locky berhenti, "Mengundurkan diri?"Yavon berkata dengan santai, "Kontrak sudah habis dan dia nggak mau bekerja lagi. Apa yang bisa dilakukan Yogi? Dia hanya bisa melepaskan Cindy dan menghalangi karier Cindy untuk melampiaskan amarahnya di belakang layar."Yogi berbudi kepada Locky, Locky k
Yogi langsung menutup panggilan telepon.Cindy meletakkan ponsel dan mencari obat sambil terbatuk-batuk. Dia menuangkan obat dan meminumnya, batuknya pun tidak terlalu parah.Setelah kondisi Cindy membaik, dia memesan tiket, naik kereta berkecepatan tinggi dan kembali ke Kota Shigo.Sesampainya di stasiun Kota Shigo, saat keluar dari stasiun, tanpa sengaja Cindy melihat sosok yang dikenalnya, dia melihat lebih dekat dan ternyata itu adalah Yona.Jarak mereka tidak terlalu jauh, Yona pun melihat Cindy.Biarpun Cindy memakai masker karena batuk, tapi mata dan bentuk tubuhnya tetap membuat Yona mengenali Cindy.Yona bersama seorang wanita paruh baya, wanita itu terlihat agak mirip dengan Yona, kemungkinan besar dia adalah ibunya Yona.Yona tidak menghindari tatapan Cindy, matanya seperti rusa bersinar, tidak tahu emosi apa itu?Ponsel Cindy tiba-tiba berdering, dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah nomor tak dikenal.Dia menjawab dengan santai, "Halo, siapa ini?""Apa ini anggo
Usai makan sabu-sabu, Cindy dan Sisca kembali ke apartemen.Cindy sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk ibunya ke rumah sakit besok. Sisca sedang melihat-lihat ponselnya di sofa. Tiba-tiba dia berteriak penuh semangat, "Cindy!"Cindy menoleh, "Ada apa?"Sisca berkata dengan penuh semangat, "Aku sudah membantumu mendapatkan pekerjaan!"Cindy terkejut, "Hmm?"Sisca memberi isyarat, "Aku baru saja melihat profil, aku melihat mantan bos aku melampirkan rekrutmen untuk manajer departemen. Aku pikir kamu cocok, jadi aku mengobrol dengannya dan mengirim resume kamu. Setelah baca, dia bilang kamu memenuhi persyaratan!"Cindy mengingat-ingat, "Kamu bekerja di Akbar Jaya sebelumnya 'kan? Kamu mengundurkan diri karena rekan kerja selalu menentangmu?""Ya, biarpun Akbar Jaya nggak bisa dibandingkan dengan Grup Mega, tapi memang berapa banyak perusahaan yang bisa dibandingkan dengan Grup Mega? Akbar Jaya termasuk lumayan!"Mata Sisca berbinar, "Kecuali rekan sialan itu, semua orang baik-baik
Sebelum mereka sampai di pintu, Yessa menghalangi jalan lagi, "Kenapa kalian selalu terburu-buru untuk pergi!"Sisca agak marah, "Kak Yessa, apa maksudmu?"Yessa berpura-pura tidak bersalah, "Nggak ada maksud lain, aku hanya memperkenalkan pekerjaan kepada kalian.""Kamu perkenalkan pekerjaan pada kami atau ingin menjual kami?" tanya Sisca agresif, padahal Sisca begitu memercayai Yessa!Dono datang membawa segelas anggur, "Bagaimana kamu bisa berbicara dengan begitu nggak menyenangkan? Bukankah itu memfitnah orang baik? Nggak bisa, kamu harus minta maaf! Kalian harus minum segelas anggur ini. Kalau nggak minum, jangan harap bisa pergi hari ini!"Akhirnya terungkap wajah aslinya!Cindy dan Sisca saling pandang, mereka takut tidak bisa pergi hari ini setelah minum, jadi mereka mengabaikannya dan segera mendorong Yessa menjauh dan bergegas keluar.Mereka harus segera meninggalkan ruangan ini!Yessa didorong jatuh ke lantai, Dono berteriak, "Tangkap Mereka!"Begitu pintu terbuka, ada dua p
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n