Waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi, seperti biasa abdullah baru selesai membaca Al Quran. Setelah itu dia pergi ke dapur , mengambil beras di dalam sebuah wadah yang cukup untuk di makan 2 orang saja, ia bersama pamannya. Sambil menunggu nasi matang, dia mempersiakan menu sarapan yang akan dia makan bersama pamannya, dia melihat ke dalam sebuah lemari makanan, dilihatnya tidak ada bahan makanan apapun, selain hanya ada 4 butir telur dan sedikit bumbu masak, tidak ada pilihan lain, dia ambil 2 butir telur untuk kemudian ia masak menjadi menu sarapannya pagi hari itu, yaitu telur omelet atau lebih dikenal masyarakat indonesia telur dadar. Dia pun mempersiapkan semuanya mulai dari mangkuk kecil garpu, garam, daun bawang, minyak hingga wajan untuk memasak telur dadar. Setelah telur dadar matang , ia pun harus mempersiapkan barang dagangannya, dia berjualan agar - agar dan cemilan favorit anak remaja zaman sekarang yaitu makaroni. Dia terpaksa harus berjualan, semenjak ibunya meninggal beberapa minggu setelah ia diterima di sekolah kejuruan swasta yang berada di kota kecil nan asri yaitu kota ciamis.
"Bu, ini sangat tidak adil.. Masa aku tidak bisa sekolah di SMA Favorit karena tidak bisa membayar biaya masuk yang hanya 3 juta saja bu!? dan sekarang, ibu mau, aku untuk melanjutkan sekolah di SMK swasta biasa bu!? Sedangkan semua teman - temanku, semuanya bersekolah di SMA favorit bu!? Padahal aku sudah lulus test seleksi pendaftaran, bahkan lebih baik dari teman - temanku, tinggal selangkah lagi aku masuk sekolah yang bisa menjadikan aku seorang yang sukses,,. Memang ibu tidak mau anaknya menjadi orang sukses bu?! " Ibu jual saja kalung emas dari ayah yang tidak bertanggung jawab itu!? ",
Sambil menangis ibunya menjawab " Sudah cukup abdullah... Sudah cukup,, kamu jangan bahas masalah sekolah SMA favorit dan menyebut nama ayahmu lagi !!, ini demi kebaikan untukmu nak, suatu saat nanti, kamu pasti akan mengerti, jadi ibu mohon, kamu harus menerima takdir dari Allah dengan lapang dada ya nak..."
" Terserah ibu saja ! Aku tidak mau lagi melanjutkan sekolah, lebih baik aku kerja saja, supaya kehidupan ku menjadi lebih baik, percuma saja aku masuk ke sekolah biasa - biasa saja, aku sudah gagal meraih imoianku menjadi orang yang sukses" Jawab abdullah dengan penuh kekecewaan terhadap nasib malangnya.
Tiba - tiba datang pamannya menegur "abdullah.. Kamu sedang apa? " "Eh.. Ini,, aku sedang mempersiapkan barang dagangan ku di sekolah nanti paman" Jawab abdullah yang kaget karena melamun teringat kesalahannya 1 bulan yang lalu kepada ibunya, karena ia tudak bisa masuk ke sekolah favorit. "Oh... Kamu sudah sarapan?" Tanya pamannya yang juga siap - siap mau jualan keliling.
"Alhamdulillah sudah paman, sarapannya ada di atas meja makan paman, sudah siap saji, nanti aku setelah beres ini, mau langsung berangkat ke sekolah ya paman" Jawab abdullah yang masih sibuk membungkus makanan jualannya.
"Ya sudah, paman duluan ya, kamu masih ada uang jajan tidak? " Tanya pamannya balik
"Alhamdulillah masih ada dan cukup paman, sisa uang harian dari hasil kerja di rumah bu dokter hewan juga masih cukup, lagi pula abdullah jarang jajan juga, lebih baik ditabung untuk masa depan hehe" Jawab abdullah sambil senyum dan penuh semangat.
"Mantap,,, ya sudah, itu di meja tadi sudah paman taruh uang 20 ribu, uangnya pakai untuk jajan secukupnya lalu kumpulkan sebagian uangnya, supaya suatu saat nanti bisa dipakai untuk kebutuhan yang tidak terduga"
"Alhamdulillah... Rezeki yang tidak disangka - sangka, baik paman, terima kasih banyak" Jawab abdullah dengan penuh rasa syukur
"Iya sama - sama, lagi pula kamu sudah menjadi tanggung jawab paman setelah ibu kamu meninggal, jadi kalau ada perlu apa - apa tinggal bilang saja ya .. "
"Iya paman, insya Allah, do'akan saja paman supaya aku menjadi orang yang sukses, abdullah janji akan membanggakan paman, untuk menebus semua kesalahanku yang lalu kepada ibu"
"Aamiiin... "
Abdullah sebenarnya anak yang cerdas, rajin, dan mandiri. Dia sejak kecil tinggal bersama keluarga yang kurang mampu dalam segi finansial, ia dirawat dan dibesarkan oleh kasih sayang ibunya seorang, ayahnya pergi meninggalkan ibunya ketika dia masih kecil dan tidak tahu apa - apa. Dia anak pertama dan mempunyai seorang adik perempuan yang semenjak ibunya meninggal, adiknya dibawa dan diasuh oleh anak pamannya yang tinggal di kota bandung. Sedangkan dia harus melanjutkan sekolah nya yang masih kelas 10 SMK, dia mengambil jurusan keuangan, karena ibunya yang memilihnya karena abdullah mempunyai kebiasaan baik menabung walaupun pelajaran yang paling kurang dia senangi adalah matematika, namun dia ingin menebus rasa salahnya dan ingin membuktikan perkataan dan pesan terakhir dari ibunya
"Nak... Ibu yakin, kamu akan menjadi orang sukses suatu saat nanti, namun Allah punya rencana yang lain, bisa jadi kita tidak menyenangi sesuatu, namun itu baik untuk kita dan bisa jadi kita menyenangi sesuatu, tapi itu tidak baik untuk kita, nak,, jalan menuju kesuksesan itu banyak, tapi kita tidak tahu, jalan mana yang membawa kita menuju kesuksesan.
Abdullah buktikan kepada ibu dan orang lain, bahwa kamu bisa menjadi orang sukses walaupun kamu hanya bisa bersekolah di sekolah SMK Swasta biasa saja, terus lah kejar impian mu nak, jangan lupa kerjakan shalat lima waktu, berdo'a membaca Al Qur'an, kerjakan juga shalat sunnah tahajud, shalat sunnah dhuha, dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan, insya Allah, Allah akan mengabulkan do'a do'a hamba -Nya, ingat pesan ibu ini nak "
Waktu menunjukkan pukul 06.55 pagi, pada jam tangan yang dipakai abdullah,
"Duh,, aku bakalan kesiangan ini, aku harus cepat - cepat berangkat " Kata abdullah yang kaget terperangah, dan terburu - buru pergi ke sekolah, wajar saja dari rumah nya ke sekolah sekitar 10 menit, dia akan terlambat ke sekolah sekitar 5 menitan.
"Tadi terlalu asyik membungkus cemilan jualan sampai lupa waktu, duh, ini pasti bakal kena hukuman, hhh.. " Kata abdullah sambil membawa barang dagangannya dalam sebuah kotak persegi ukuran Besar.
Benar saja ketika sampai , pintu gerbang sekolah sudah ditutup dan hari itu adalah hari senin, dimana upacara bendera akan dilaksanakan,
"Assalamu'alaikum... Hhh,,, hhh" Sambil terengah - engah
"Wa'alaikum salam... " Jawab pak Iing petugas satpam sekolah
"Pak minta tolong dibuka pintunya ya, please,,, " Sambil nada memohon mohon
"Hmm.. Selalu saja terlambat, upacara sudah mau dimulai, sebentar, bapak mau ijin dulu ke bu susi ya" Jawab pak Iing, satpam yang sangat disiplin dan killer di sekolah SMK Swasta tsb.
"Haduh.. Jangan pak, langsung buka saja pak, nanti bu susi bakal kasih hukuman, kan cuma telat 1 menit doang pak, iya pak, " Kembali memohon, kali ini sambil memasang muka memelas
"Maaf abdullah, bapak tidak bisa membuka pintu gerbang ini sampai ada ijin dari ibu susi sebagai wakasek kesiswaan, tunggu sebentar disini ya, "
Ciit,,, ciiit, ciiit,,, klik suara kunci pintu gerbang dibuka
"Silakan masuk abdullah,,, kamu diijinkan masuk oleh bu susi" Kata pak Iing sambil membuka pintu gerbang.
"Alhamdulillah... terima kasih banyak pak.." Sambil berlari masuk ke dalam sekolah dengan perasaan hati yang begitu gembira.
Tiba - tiba ada suara yang memanggil dari kejauhan,
"Abdullah... Abdullah... "
Seketika itu juga abdullah yang sedang berlari menuju kelas untuk menaruh tas dan barang dagangannya berhenti terhenyak, mendengar ada suara yang memanggil namanya, suara itu berasal dari seorang perempuan berkepala 4, suara yang sudah tidak asing lagi di telinga abdullah, suara yang berwibawa dan penuh kharismatik, abdullah sangat kaget dan bercucuran keringat, ketika abdullah menoleh, ternyata suara yang memanggil dia adalah...
Bersambung...
Detak jantung berdetak begitu cepat, hati dan fikiran tidak karuan. Tap... tap... tap... (Suara sepatu)"Nama kamu siapa nak? " Tanya seorang perempuan paruh baya berusia 40 tahun itu."Mm,, namaku,,, mm abdullah bu" Jawab abdullah dengan penuh rasa gugup"Oh.. Kenapa kamu masih disini , tidak kumpul ke lapangan, sebentar lagi upacara bendera akan dimulai? " Tanya bu susi wakasek kesiswaan di sekolah tersebut dengan tegas dan lugas"Mm.., iya bu saya mau menaruh tas dan barang - barang saya dulu ke kelas bu" Jawab abdullah"Hm.. Ya sudah,, cepat ! jangan lama-lama sebentar lagi upacara bendera akan segera dimulai, kata bu susi sambil melangkah pergi menuju lapangan upacara."Huh,,, alhamdulillah,, selamat,, selamat,,," Sambil menghembuskan nafas rasa lega karena tidak dihukum."Tapi kok, gak di,,, aah sudahlah yang penting masih aman" Sambil cepat segera berlari ke kelas lalu m
Mereka hanya saling memandang, tanpa ada keluar satu kata pun, tiba - tiba, melda datang menghampiri amelia,"Ayo amel, kita ke kantin, eh ada siswa teladan nih, telat datang, hehe" Tukas Melda yang melihat abdullah yang baru mau masuk ke kelas setelah dari lapangan karena mendapat hukuman dari ibu susi.Tapi abdullah tidak terlalu menanggapinya, dan langsung pergi dan masuk menuju meja belajarnya untuk mengambil barang dagangannya."Huss,, jangan begitu, kita tidak tahu, kenapa dia bisa terlambat kan? " Kata amelia membela abdullah"Iya, tapi ini bukan yang pertama kali kan? " Sudah beberapa kali, apalagi di kelas kita yang paling sering telat kan hanya dia saja, wajar dong kubilang begitu, iya kan? Bisa jadi, mungkin dia juga nanti, akan menjadi siswa yang kurang berprestasi" Seru melda yang ngotot membela pendapatnya."Hmm,, don't judge the book by it's cover, ! Siapa tahu, perkataanmu itu sala
Abdullah sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua orang guru perempuan, yaitu ibu susi dan ibu Rusteni datang menghampirinya, ibu Rusteni adalah wakasek kurikulum di sekolah tersebut."Assalamu'alaikum,,, " Kata bu Rusteni kepada abdullah yang sedang sibuk mengikat tali sepatu."Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh bu" Jawab abdullah dan langsung berdiri menghadap ke arah guru"Nama kamu siapa nak? " Tanya ibu Rusteni yang belum mengenalnya"Nama saya,,, abdullah bu""Oh.. . kamu sedang apa disini? " Tanya ibu Rusteni lagi"Ini bu,, mm, sudah dari masjid, habis shalat dhuha bu" Jawab abdullah"Maasya Allah, , semoga istiqomah ya nak, shalat dhuhanya, , " Kata bu Rusteni yang memberikan nasihatnya."Iya bu, insya Allah""Maaf bu, saya mau lanjut dulu keliling ke kelas - kelas," Kata Abdullah sambil membawa barang dagangannya."Eh tunggu dulu" Kat
"Assalamu'alaikum... " Suara yang terus berkali - kali menyeru dari luarAbdullah yang sedang mengganti pakaian seragamnya, langsung ke luar kamar dan menuju ruang depan,Klik, klik, Ceklik (suara membuka kunci pintu)"Wa'alaikum salam..." Jawab Abdullah , ketika pintu dibuka , ternyata yang keluar adalah teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, teman dekatnya semasa sekolah Menengah Pertama, karena teman dia teman satu kelas dan satu SMP."Bayu...? " Seru Abdullah dengan wajah kaget dan tidak percaya, teman lamanya datang ke rumah nya"Iya ini aku,, bayu, teman mu yang suka usil dan minta contekan ketika ujian kepadamu" Jawab bayu yang senang bisa melihat lagi teman semasa sekolah SMP"Maasya Allah..., tak kusangka kita bisa bertemu lagi,, ya sudah ayo masuk ke dalam dulu bay" Sambil bersalaman tangan erat dan mempersilakannya masuk ke dalam rumah."Kamu mau minum apa bay? Sila
Satu jam setengah sudah, dua orang sahabat yang sedang asyik berbincang - bincang, mengenang masa,dimana mereka bersama dalam suka dan duka,senang maupun susah, hingga waktu yang harus memisahkan mereka."Dul, sudah sore, waktunya pulang, aku pamit dulu ya,, khawatir ibuku mencariku, soalnya aku juga harus pergi ke pasar dulu, belanja bahan - bahan untuk jualan besok" Kata bayu sambil siap - siap mau pulang."Oh gitu, tunggu sebentar ya bay" Tukas Abdullah langsung bergegas menuju kamarnya."Iya dul"Di kamarnya, Abdullah membuka pintu lemari lalu mengambil sebuah kotak kecil, sebuah kotak , dimana tempat ia menyimpan semua uang hasil tabungan dan usaha jualan nya, ia pun duduk di ranjang dan dibukanya kotak kecil tersebut, dihitungnya semua uang yang ia keluarkan dari kotak kecil tersebut.Sebuah keputusan berat yang harus ia pilih, ia akan memberikan semua tabungannya untuk membantu temannya. Te
Tidak seperti biasanya ibu Dewi (ibu dokter hewan, sekaligus majikannya) menyempatkan waktu berbicara dengan Abdullah, namun Abdullah pun penasaran, dan sepertinya sangat penting, dalam hatinya berkata" Apa yaa,, yang akan disampaikan oleh ibu Dewi, sepertinya ibu Dewi mengetahui banyak hal tentang ibuku".Ibu Dewi pun mengajak Abdullah mengobrol di tempat kesukaannya, yaitu di halaman belakang, dekat dengan kolam ikan."Sebenarnya ibu tidak ingin menyampaikan ini ke kamu Abdullah, tapi kamu sekarang sudah besar, dan harus tahu rahasia ini, ibumu adalah sahabat ibu juga, dia sudah lama berteman dengan ibu dari semenjak SMA, hingga sekarang, dia telah meninggalkanku di dalam kehampaan yang tak berujung, kini, ibumu bagai fatamorgana di gurun sahara" Kenang ibu dokter, ibu dewi namanya."Abdullah benar - benar tidak mengerti bu, maksud ibu apa ya bu" Sambil menggaruk - garuk kepalanya penuh kebingungan."Ini rah
Diam tanpa kata, terlalu lama Abdullah merenungkan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi, antara diterima atau tidak"Abdullah...? " Ibu Dewi menegurnyaAbdullah pun berhenti dari lamunannya, dan kaget"Oh,,, iya bu""Kamu melamun mikirin apa? " Kamu mikirin seorang cewek ya,,,? " Tanya ibu Dewi dengan sedikit bercanda"Hehe,,, tidak bu, Abdullah tidak memikirkan apa - apa dan juga tidak memikirkan cewek bu, beneran," Hmm,,, yaudah,,, hari sudah mau gelap dan sebentar lagi mau waktu maghrib, kamu siap - siap pergi ke masjid dulu, nanti ibu tunggu jawabannya ya,, " Sambil pergi menuju kedalam rumahnya yang begitu besar dan mewah."Oh... Iya bu, mm,,, siap, insya Allah,,, " Jawab Abdullah sambil melangkahkan kaki dengan gontai karena dilema, dengan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi.*****Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa ilaaha illallah...Lantunan Asm
"Yang sabar ya Abdullah,,, ini semua ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepada kita dan kita pun tidak bisa menolakmenolak takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita semuanya, kita hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi hamba - Nya yang terbaik" Ibu Dewi terus menasehati Abdullah sambil mengusap punggungnya yang tengah bersedih karena pamannya terkena penyakit serangan jantung.Hiks,,, hiks,,, hiks,, (suara tangisan)"Iya Abdullah,,, semangat, tidak usah khawatir, insya Allah pamanmu akan baik - baik saja" Timpal Pak Hermawan"Hmm,,, huh,, (menghela napas) Terima kasih banyak bu ,pak, sudah mau membantu dan mengantarkan pamanku ke Rumah Sakit, saya tidak tahu, harus bagaimana caranya, untuk membalas,,, semua kebaikan yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya" Sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya."Iya,,
Suasana di Rumah Sakit sangat hening dan hanya terdengar suara gesekan alas sepatu, suara batuk pasien dan desiran angin di siang hari"Aha! Aku tahu siapa yang punya golongan darah O" Sahut Lany yang membuka suara di keheningan"Kamu mengagetkan kami saja" Jawab bu Yanti"Jadi siapa nak? " Tanya bu Ida"Kalau gak salah ada dua orang yang golongan darahnya O" Jawab Lany dengan penuh senyuman.*****"Assalamu'alaikum""Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh""Akhirnya kamu datang kesini juga mel, sama siapa kesini? " Tanya Lany"Aku datang sendiri lan, jadi apa yang terjadi dengan Abdullah lan, bu? " Tanya Amelia yang cemas dan penuh kekhawatiran"Kalau diceritakan panjang mel" Jawab Lany"Alhamdulillah kamu datang kesini nak" Tukas bu Ida"Wah cantik sekali kamu nak, siapa nama kamu? " Tanya bu DewiAmelia pun tersipu malu dan tersenyum manis
"Dimana ruangan Abdullah suster? " Tanya seorang wanita yang berkerudung paris berwarna kecoklatan."Sebentar bu, saya carikan dulu" Jawab suster yang sibuk dengan komputernya, mencari data pasien"Pasien nomor 117 yang bernama Muhammad Abdullah Aditya berada di ruangan UGD lantai dua bu. Ibu dari sini lurus saja ikuti lorong depan, kemudian nanti disana ada tangga disebelah kanan ibu, naik saja ibu ke lantai dua.Setelah itu belok kiri, lalu jalan sekitar lima ruangan, nah disebelah pojok ibu akan menemukan ruangan UGD, nanti disana ibu bisa bertemu dengan pasien yang bernama Muhammad Abdullah Aditya" Jelas Suster yang masih muda, berusia sekita 27 tahun."Baik suster, terima kasih atas bantuannya" Jawab bu Dewi yang penuh kekhawatiran dan kecemasan dalam raut wajahnya*****Di ruangan lain Lany sedang diperiksa kesehatan tubuhnya dan di cek golongan darahnya.Tak selang lama, Lany pun ke
"Wah gawat bos, kita kabur aja, itu ada bu Ida dan bu Yanti" Kata Bambang yang khawatir dan gelisah"Iya bos, gawat! Kita kabur saja, lain kali saja kita menghabisi dia" Timpal Dodi yang khawatir melihat bu Ida dan bu Yanti yang mengarah ke arah mereka"Hah! Brengsek! Kamu sekarang masih aman dan selamat , tapi kita lihat saja nanti!? " Pergi dan meninggalkan Abdullah yang tergeletak bersimbah darah di tanahLany, wanita yang digoda dan diajak berbuat mesum dengan empat orang laki - laki bengis tadi pun langsung menghampiri Abdullah yang tergeletak di tanah.Dia adalah teman satu angkatan dan satu jurusan namun beda kelas. Abdullah kelas A sedangkan Lany kelas BSambil nangis dan pakaian yang awut - awutan "Abdullah! Abdullah!? Kamu tidak apa - apa? "Dia memangkunya di pahanya"Abdullah!? " Lany?! " Ada apa yang terjadi? " Tanya bu Ida yang penuh khawatir"Panjang bu ceritanya, sekarang
Abdullah melihat sebuah kejanggalan. Tidak biasanya dia merasa ada suatu hal yang mengganjal dirinya, benar saja ternyata ada sebuah komplotan berandal, dia adalah geng motor Rendi. Abdullah memberanikan diri untuk menantang duel Rendi dan teman-teman satu sekolahnya."Brengsek! Heh bocah tengil, culun kere! Lu mau ngapain disini hah?! Mau sok jagoan lu?! " Tantang Rendi"Sikat aja bos!" Seru Jhono"Bocah kayak dia, harus dikasih pelajaran, biar gak berani lawan kita bos" Timpal Dodi"Emang dia siapa sih?! " Tanya Bambang"Heh bambang?! Lu gak usah tau siapa dia!? Dia cuma bocah anak kemaren, yang masih suka ngompol kalau tidur, hahaha" Seru Dodi"Hahaha" Mereka tertawa semuaAbdullah mulai kesal dan geram dengan perlakuan yang mereka lakukan padanya"Sudah, lu mending pergi aja dari sini! Mengganggu kenikmatan saja" Kata Rendi yg sedikit agak teler
Abdullah berjalan dengan gontai. Wajar saja, dia sudah melakukan berbagai hukuman yang diberikan oleh pak Suwandi. Guru BK yang arrogant itu."Abdullah tunggu sebentar ya, ibu mau ke kantor dulu. Kamu bisa tunggu ibu di ruang tamu ya nak? " Kata bu Rusteni dengan nada santun dan tersenyum" Baik bu" Jawab Abdullah dan langsung pergi menuju Ruang Tamu"Ada apa ya bu Rusteni memanggilku, apa aku kena hukuman lagi? Tapi, aku melanggar apa lagi? "Yaa Allah,,, kuatkanlah hamba - Mu ini dalam menjalani ujian yang Engkau berikan kepada hamba""Hamba lemah tak berdaya, sedangkan Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"Ruang tamu yang cukup luas dan sederhana. Namun bersahaja bagi siapa saja yang melihatnya.Ada 3 Sofa yang berwarna hijau elegan dan empuk, membentuk formasi lingkaran. Membuat siapapun yang duduk di sofa tersebut, akan merasa nyaman dan mewah.Di sebelah Sofa besar ada lemari yang terb
Cuaca begitu cerah awan - awan putih menghiasi kanvas langit yang biru, udara sangat panas karena terik sinar matahari.Abdullah, Yudi dan Cepi sedang berdiri menghadap kearah Tiang BenderaMereka mengangkat tangan kanan , lalu memposisikan tangan kanannya seperti sedang memberi hormat dan membiarkan tangan kirinya di samping badannya."Duh, panas banget nih, haus lagi" Seru Cepi"Sudah tahan aja, daripada kita dihukum yang lebih berat lagi" Jawab Yudi"Kamu enak baru dihukum sekarang. Lha aku sama Abdullah sudah kedua kalinya dihukum dalam satu hari, benar - benar luar biasa" Timpal Yudi lagi"Itu sih DL, derita loe" Balas Cepi"Apa kamu bilang? ""Hhh, kalian bisanya ribut terus, sudahlah sebentar lagi juga mulai masuk istirahat, tahan saja dan bersabarlah" Seru AbdullahTiba - tiba ada seorang wanita yang muncul dari belakang dan memberikan sebotol air mineral"Ini
Suasana semakin memanas dan sangat mencekam, semua orang nampak kebingungan dan keheranan, tidak pernah pak Suwandi semarah ini. Entah apa yang telah 3 orang siswa kelas 10 lakukan kepada pak Suwandi"Baik, anak - anakku yang bapak sayangi dan bapak banggakan""Di depan kalian ada 3 orang siswa yang tidak layak untuk kalian contoh dan teladani, mereka telah melanggar peraturan di sekolah ini.""Namanya adalah Abdullah kelas 10 jurusan keuangan, lalu Yudi kelas 10 jurusan keuangan dan yang terakhir Cepi kelas 10 jurusan pemasaran"Pelanggaran yang mereka lakukan adalah, mereka tidak masuk kelas ketika jam pelajaran berlangsung, tapi mereka malah berkeliaran dan nongkrong di Kantin!! Apakah itu termasuk siswa yang teladan? " Kata pak Suwandi yang berpidato di depan para siswa dan siswi"Hehe " Rendi tersenyum melihat Abdullah, Yudi dan Cepi yang berada di depan lapangan"Untung saja mereka tidak melapork
Suara itu datang dari arah kelas 11 Tata Boga, seseorang yang memanggil itu adalah pak Didi guru Bahasa Indonesia.Dia menghampiri mereka, namun Rendi dan teman - temannya lari kabur, meninggalkan Abdullah, Yudi dan Cepi."Awas jangan ceritakan dan sebut nama gua dan teman - teman gua ya! Kalau nggak, kelar hidup lu" Ancam RendiTap.. Tap.. Tap... Tap (suara sepatu)"Kalian sedang apa disini? Kenapa tidak masuk pelajaran di kelas? " Tanya Pak Didi yang berbadan besar dan sudah menginjak usia 46 tahun."Mmm, kami disini, mm,, " Abdullah kebingungan mau jawab apa."Kalian kelas berapa dan jurusan apa? " Tanya Pak Didi lagi"Beda - beda pak" Jawab Abdullah sambil menunduk"Hmm,, aneh, coba sebutkan nama dan jurusan kelas kalian masing - masing" Pinta Pak Didi"Kamu duluan""Kamu saja dul, ayo""Kamu Cep, duluan""Nggak ah, kamu saja"
Srrk,,, srk,, srk,, (suara sikat WC yang saling bergesekan dengan tembok closet WC) seorang siswa laki - laki yang melipat baju seragam dan celana biru mudanya, tengah menyikat closet di dalam WC pria.Tap,, tap,, tap,, (suara sepatu)"Kamu lagi ngapain dul? " Tanya Cepi , siswa Pemasaran"Huh,," (sambil mengelap keningnya yang penuh dengan keringat"Ini cep, lagi sikat WC, kena hukuman dari BK" Jawab Abdullah yang kelelahan"Hahaha,,, emang kenapa dul, kok bisa dihukum? " Tanya Cepi penasaran"Biasa cep, karena melanggar jadi kena hukuman dari guru BK" Timpal Yudi yang tiba - tiba datang dari arah Masjid"Ini semua gara - gara kamu yud, aku kena hukuman juga" Keluh Abdullah"Heh, ini yang bener yang mana? " Tanya Cepi lagi yang dibuat bingung oleh Abdullah dan Yudi"Sudah gak usah difikirin kata - kata si Yudi, dia suka gak jelas""Hahaha" Yudi tertawa terkekeh