Beranda / Lainnya / Mengejar Impian / Rezeki yang tidak disangka - sangka

Share

Rezeki yang tidak disangka - sangka

Penulis: Enjoy Your Life
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-29 19:39:57

        Abdullah sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua orang guru perempuan, yaitu ibu susi dan ibu Rusteni datang menghampirinya, ibu Rusteni adalah wakasek kurikulum di sekolah tersebut. 

"Assalamu'alaikum,,, " Kata bu Rusteni kepada abdullah yang sedang sibuk mengikat tali sepatu. 

"Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh bu" Jawab abdullah dan langsung berdiri menghadap ke arah guru

"Nama kamu siapa nak? " Tanya ibu Rusteni yang belum mengenalnya

"Nama saya,,, abdullah bu"

"Oh.. . kamu sedang apa disini? " Tanya ibu Rusteni lagi

"Ini bu,, mm, sudah dari masjid, habis shalat dhuha bu" Jawab abdullah

"Maasya Allah, , semoga istiqomah ya nak, shalat dhuhanya, , " Kata bu Rusteni yang memberikan nasihatnya. 

"Iya bu, insya Allah" 

"Maaf bu, saya mau lanjut dulu keliling ke kelas - kelas," Kata Abdullah sambil membawa barang dagangannya. 

"Eh tunggu dulu" Kata bu Susi

"Iya bu"

"Kenapa kamu jualan? Bukannya siswa tidak boleh jualan di sekolah, kamu belum tahu peraturan di sekolah ini? " Kata bu Susi yang menginterogasi dengan tegas

Dalam hatinya Abdullah berkata "haduh,,, celaka ini, harus jawab apa ini , ayo abdullah jawab abdullah,,, (penuh kebingungan) 

"Nak, kamu tidak bisa menjawab? Kenapa? " Tanya bu Rusteni lagi

Ada dua orang yang sangat disegani dan dihormati di sekolah tersebut, bertanya kepada seorang siswa baru dan penuh dengan masalah. 

"Iya bu ma'af, saya belum tahu peraturan tersebut " Jawab abdullah sambil menundukkan kepalanya. 

"Baik, sekarang ibu masih mentolerirnya, karena ibu faham, kamu belum mengetahui peraturan ini, dan memang jarang seorang siswa yang berjualan di sekolah ini, maka dari itu, sekolah menyediakan kantin sekolah, supaya siswa bisa beli jajan disana, insya Allah jajanannya aman, dan halal" Kata bu susi dengan tegas 

Lagi - lagi, abdullah tidak bisa berbuat apa - apa, dan dia hanya bisa terdiam mendengar perkataan dari ibu Susi. 

"Ya sudah sebentar lagi mau masuk pelajaran, silakan siap - siap menuju ke kelas ya abdullah,, "

"Baik bu, terima kasih" Jawab abdullah sambil berlalu dan pergi menuju kelas

Melihat Abdullah yang terlihat lesu dan muram, ibu Rusteni menjadi perhatian dan kasihan kepadanya. 

        Teng... Teng... Teng... Teng... Bel pulang pun berbunyi, semua siswa bersegera bergegas untuk pulang ke rumah, namun Abdullah masih duduk dan memikirkan dirinya, karena dia tidak bisa melanjutkan lagi jualannya, namun dia tidak ingin berhenti dan putus asa, dia optimis dan yakin, pasti ada cara lain. Abdullah memang berasal dari keluarga yang rata - rata semua keluarga nya adalah pedagang, namun belum ada yang sukses, dan masih berjuang untuk bisa menghidupi kehidupannya sehari - hari, dia memiliki darah berniaga dari ibunya. 

"Kamu belum pulang nak? " Tiba - tiba bu rusteni datang  menghampirinya yang sedang beres beres mau pulang

"Oh,, hmm,, iya bu, sebentar lagi mau pulang bu"

"Barang dagangan kamu masih ada? " Tanya bu rusteni lagi

"Alhamdulillah... masih ada bu, kenapa bu? " Jawab Abdullah sambil memperlihatkan barang dagangannya diatas meja

"Oh,,, berapa harga satuannya nak? "

"Hmm,, makaroni perbungkusnya seribu rupiah bu, kalau agar - agar per cup nya seribu lima ratus rupiah bu"

"Hmm,,, ini ada sisa berapa lagi nak? " Tanya ibu rusteni sambil melihat - lihat

"Sebentar bu, saya lihat dan hitung dulu,, satu,, dua,, " Abdullah menghitung barang dagangannya. 

"Masih ada sisa 41 lagi bu, 15 bungkus makaroni dan 26 cup agar - agar bu" Jawab Abdullah dengan yakin

"Ya sudah ibu borong semua nya ya, kebetulan ibu punya cucu di rumah, dia banyak temannya juga, jadi ibu beli buat ibu dan cucu - cucu ibu, jadi totalnya, berapa semua nya nak? "

"Yang benar bu? "

Ibu rusteni mengangguk sambil tersenyum

"Alhamdulillah... Yaa Allah,, terima kasih, terima kasih ya bu, sebentar Abdullah hitung dan bungkus ya bu" Dia pun sibuk membungkus dan menghitung jualannya.

"Jadi total harga semua nya,, lima puluh empat ribu bu"

"Baik, ini ibu bayar dengan selembar uang seratus ribu ya,, " Sambil menyodorkan uangnya pada Abdullah

"Wah,, nominal uangnya terlalu besar bu, tidak ada kembaliannya, ada ini kurang bu, sebentar ya bu, abdullah mau ke kantin dulu untuk tukar uangnya"

"Ya udah tidak apa - apa sisanya buat kamu aja ya, nanti minta tolong ambilkan ini semua ke mobil ibu ya nak,, "

"Maasya Allah,,, terima kasih banyak bu" Jawab Abdullah dengan terharu dan mata yang terkaca - kaca. 

"Iya sama - sama nak, semoga bermanfaat dan gunakan uangnya sebaik mungkin ya nak,,, " Sambil memegang pundak Abdullah

"Kamu harus lebih rajin lagi dan semangat belajarnya, supaya kamu bisa menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua orang tuamu kelak, nak, yaa,,, "

"Iya bu, siap, insya Allah,, abdullah akan lebih berusaha giat lagi dalam belajar di sekolah ini, sekali lagi terima kasih banyak bu sudah mau membeli jualan saya dan atas nasihat yang telah ibu berikan kepada saya"

"Ya sudah ibu mau ambil tas dan barang - barang ibu di kantor, kamu bisa langsung bawa ini ke mobil ibu yang berwarna merah di parkiran ya, disana sudah ada suami ibu yang menunggu"

"Baik bu, saya bawa sekarang menuju tempat parkiran mobil" Sambil memegang kresek jualannya yang telah diborong oleh ibu rusteni. 

        Rezeki yang tidak disangka - sangka, yang didapatkan oleh Abdullah, betapa senangnya dan bersyukurnya dia, karena, jualannya habis dibeli dan diborong oleh seorang guru yang penuh wibawa di sekolah tersebut, namun dia masih kefikiran untuk besok, apakah dia akan masih bawa barang dagangannya atau tidak, karena, kalau tidak jualan, dia tidak bisa mengumpulkan uang untuk masa depannya. 

Sepanjang jalan pulang dia hanya berfikir mencari cara untuk bisa mendapatkan solusi dari masalah yang sedang dia hadapi. 

"Assalamu'alaikum... " Sambil membuka pintu rumah nya

Seperti biasa dia sendirian lagi di rumah, karena pamannya masih belum pulang, jualan minuman es keliling. 

Dia taruh semua barang dagangannya lalu dia menuju kamarnya, seperti biasa, dia menyimpan sebagian uang hasil penjualannya di dalam sebuah kotak kecil yang ia simpan di dalam lemarinya, abdullah senang menabung dan dia hemat dalam menggunakan uangnya, terkadang dia pelit untuk dirinya sendiri, namun dia tidak pelit untuk mengeluarkan uangnya kepada orang yang membutuhkan dan meminjam uang darinya, sehingga terkadang, uang yang ia tabung habis begitu saja, karena uang yang sudah terkumpul, dipinjamkan ke orang lain yang meminta tolong dan membutuhkan, apabila orang yang meminjamnya tidak bisa membayarnya, dia ikhlaskan sebagai sedekah dan mengharap pahala atas membantu orang lain, padahal dia sangat membutuhkan uang tersebut untuk masa depannya, namun ia selalu yakin, pasti Allah akan menggantinya. 

"Huh,,, hari ini sangat melelahkan..." Sambil menghempaskan dirinya ke atas ranjang

Masih belum hilang dalam ingatan dibenaknya, tentang ibunya. 

seumdjdjjsj"Bu,, inilah aku yang sekarang, aku tidak akan menyerah lagi dan aku akan menunjukkan kepada semua orang, bahwa aku bukanlah orang yang lemah, bukanlah orang yang gagal, aku pasti akan sukses, ya akan ku kejar semua impianku dan membanggakan mu disana, semoga engkau tenang di akhirat sana bu.. "

Tiba - tiba dari luar rumah ada yang mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam

Tok,,, tok,,, tok,,, "assalamu'alaikum... "

Entah ada siapa diluar rumah, karena dari suaranya, seseorang yang masih berusia sepantaran dengan nya. 

Bersambung... 

Bab terkait

  • Mengejar Impian   Obrolan di Senja hari

    "Assalamu'alaikum... " Suara yang terus berkali - kali menyeru dari luarAbdullah yang sedang mengganti pakaian seragamnya, langsung ke luar kamar dan menuju ruang depan,Klik, klik, Ceklik (suara membuka kunci pintu)"Wa'alaikum salam..." Jawab Abdullah , ketika pintu dibuka , ternyata yang keluar adalah teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, teman dekatnya semasa sekolah Menengah Pertama, karena teman dia teman satu kelas dan satu SMP."Bayu...? " Seru Abdullah dengan wajah kaget dan tidak percaya, teman lamanya datang ke rumah nya"Iya ini aku,, bayu, teman mu yang suka usil dan minta contekan ketika ujian kepadamu" Jawab bayu yang senang bisa melihat lagi teman semasa sekolah SMP"Maasya Allah..., tak kusangka kita bisa bertemu lagi,, ya sudah ayo masuk ke dalam dulu bay" Sambil bersalaman tangan erat dan mempersilakannya masuk ke dalam rumah."Kamu mau minum apa bay? Sila

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Mengejar Impian   Keputusan yang berat

    Satu jam setengah sudah, dua orang sahabat yang sedang asyik berbincang - bincang, mengenang masa,dimana mereka bersama dalam suka dan duka,senang maupun susah, hingga waktu yang harus memisahkan mereka."Dul, sudah sore, waktunya pulang, aku pamit dulu ya,, khawatir ibuku mencariku, soalnya aku juga harus pergi ke pasar dulu, belanja bahan - bahan untuk jualan besok" Kata bayu sambil siap - siap mau pulang."Oh gitu, tunggu sebentar ya bay" Tukas Abdullah langsung bergegas menuju kamarnya."Iya dul"Di kamarnya, Abdullah membuka pintu lemari lalu mengambil sebuah kotak kecil, sebuah kotak , dimana tempat ia menyimpan semua uang hasil tabungan dan usaha jualan nya, ia pun duduk di ranjang dan dibukanya kotak kecil tersebut, dihitungnya semua uang yang ia keluarkan dari kotak kecil tersebut.Sebuah keputusan berat yang harus ia pilih, ia akan memberikan semua tabungannya untuk membantu temannya. Te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Mengejar Impian   Sebuah Rahasia

    Tidak seperti biasanya ibu Dewi (ibu dokter hewan, sekaligus majikannya) menyempatkan waktu berbicara dengan Abdullah, namun Abdullah pun penasaran, dan sepertinya sangat penting, dalam hatinya berkata" Apa yaa,, yang akan disampaikan oleh ibu Dewi, sepertinya ibu Dewi mengetahui banyak hal tentang ibuku".Ibu Dewi pun mengajak Abdullah mengobrol di tempat kesukaannya, yaitu di halaman belakang, dekat dengan kolam ikan."Sebenarnya ibu tidak ingin menyampaikan ini ke kamu Abdullah, tapi kamu sekarang sudah besar, dan harus tahu rahasia ini, ibumu adalah sahabat ibu juga, dia sudah lama berteman dengan ibu dari semenjak SMA, hingga sekarang, dia telah meninggalkanku di dalam kehampaan yang tak berujung, kini, ibumu bagai fatamorgana di gurun sahara" Kenang ibu dokter, ibu dewi namanya."Abdullah benar - benar tidak mengerti bu, maksud ibu apa ya bu" Sambil menggaruk - garuk kepalanya penuh kebingungan."Ini rah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Mengejar Impian   Dilema

    Diam tanpa kata, terlalu lama Abdullah merenungkan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi, antara diterima atau tidak"Abdullah...? " Ibu Dewi menegurnyaAbdullah pun berhenti dari lamunannya, dan kaget"Oh,,, iya bu""Kamu melamun mikirin apa? " Kamu mikirin seorang cewek ya,,,? " Tanya ibu Dewi dengan sedikit bercanda"Hehe,,, tidak bu, Abdullah tidak memikirkan apa - apa dan juga tidak memikirkan cewek bu, beneran," Hmm,,, yaudah,,, hari sudah mau gelap dan sebentar lagi mau waktu maghrib, kamu siap - siap pergi ke masjid dulu, nanti ibu tunggu jawabannya ya,, " Sambil pergi menuju kedalam rumahnya yang begitu besar dan mewah."Oh... Iya bu, mm,,, siap, insya Allah,,, " Jawab Abdullah sambil melangkahkan kaki dengan gontai karena dilema, dengan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi.*****Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa ilaaha illallah...Lantunan Asm

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Mengejar Impian   Kehilangan

    "Yang sabar ya Abdullah,,, ini semua ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepada kita dan kita pun tidak bisa menolakmenolak takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita semuanya, kita hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi hamba - Nya yang terbaik" Ibu Dewi terus menasehati Abdullah sambil mengusap punggungnya yang tengah bersedih karena pamannya terkena penyakit serangan jantung.Hiks,,, hiks,,, hiks,, (suara tangisan)"Iya Abdullah,,, semangat, tidak usah khawatir, insya Allah pamanmu akan baik - baik saja" Timpal Pak Hermawan"Hmm,,, huh,, (menghela napas) Terima kasih banyak bu ,pak, sudah mau membantu dan mengantarkan pamanku ke Rumah Sakit, saya tidak tahu, harus bagaimana caranya, untuk membalas,,, semua kebaikan yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya" Sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya."Iya,,

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Mengejar Impian   Cinta Pertama

    Langit biru begitu cerah, cahaya mentari menyinari bumi, namun, rumah Abdullah ditutupi awan kesedihan, baru sebulan ibunya meninggal, sekarang ia harus ditinggal oleh paman yang sangat disayanginya.Belum kering kuburan ibunya, sekarang ia mengantar jenazah orang yang dia sayangi, untuk kedua kalinya. Ia terus menerus dan tidak henti - hentinya mengalami berbagai ujian kehidupan."Yaa Allah,,, apa salah hamba? Sehingga hamba terus diuji dengan berbagai ujian ini? ""Yaa Allah,,, berilah hamba kekuatan dan kesabaran dalam melewati ujian ini"Ketika semua orang berlalu dan pulang, Abdullah masih belum bisa menerima kepergian dua orang yang ia sangat sayangi"Assalamu'alaikum nak" Ustadz Hidayat menyapa Abdullah yang masih duduk di dekat kuburan pamannya"Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab Abdullah dengan nada datar"Ustadz tahu dan bisa merasakan apa yang sedang kamu rasakan"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Mengejar Impian   Bangkit!

    Hari yang begitu cerah, burung - burung berkicauan di dahan - dahan pepohonan. Abdullah begitu siap dengan kehidupan barunya, walaupun tanpa ada orang yang paling dia sayangi disisinya. Dia akan berusaha bangkit dari keterpurukan.Semua sudah menjadi sebuah ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala, dia tidak bisa menolaknya bahkan menghindarinya, yang bisa ia lakukan sekarang, adalah menatap masa depan yang masih panjang. Perjalanannya baru akan dimulai, dan ia harus bisa melewati semuanya untuk meraih impiannya menjadi orang sukses. Waktu menunjukkan pukul 06.15 Abdullah bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa ia menyiapkan sarapan, buku - buku, tas dan semua perlengkapan sekolah. Namun, hari ini ia sedikit berbeda, ia tidak mempersiapkan lagi barang dagangan, karena ia sudah berjanji tidak akan jualan lagi dan fokus sekolah, fokus belajar dan fokus mengejar semua impiannya."B

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Mengejar Impian   Ulangan Dadakan

    Teng,,, teng,,, teng,,, (suara bel berbunyi) Jam menunjukkan waktu pukul 07.00 pagi, siswa bersiap - siap untuk melaksanakan pembelajaran.Tap,,, tap,,, tap,,, tap (suara sepatu)"Assalamu'alaikum" Sapa bu Ida, guru matematika yang sudah berkepala lima."Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab siswa kelas keuangan serentak"Silakan pimpin berdo'a dulu, siapa KM nya?""Fahri bu" Jawab yuni"Silakan fahri,, pimpin do'a dulu""Baik bu" "Sebelum memulai pelajaran hari ini, kita mulai dengan berdo'a terlebih dahulu" Berdo'a,,, dimulai! " Fahri mengomando teman - temannya dengan suara keras"Bismillahirrohmanirrohim,,, (semua siswa berdo'a)" Berdo'a,,, selesai !! ""Sst,, sst,,, hei,, (mencolek tangan Abdullah) ada tugas PR gak? " Tanya Yudi berbisik kepada Abdullah yang duduk bersebelahan dengannya."Mm,, ada yud" Jawab Abdullah yang tengah si

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05

Bab terbaru

  • Mengejar Impian   Kekuatan Cinta

    Suasana di Rumah Sakit sangat hening dan hanya terdengar suara gesekan alas sepatu, suara batuk pasien dan desiran angin di siang hari"Aha! Aku tahu siapa yang punya golongan darah O" Sahut Lany yang membuka suara di keheningan"Kamu mengagetkan kami saja" Jawab bu Yanti"Jadi siapa nak? " Tanya bu Ida"Kalau gak salah ada dua orang yang golongan darahnya O" Jawab Lany dengan penuh senyuman.*****"Assalamu'alaikum""Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh""Akhirnya kamu datang kesini juga mel, sama siapa kesini? " Tanya Lany"Aku datang sendiri lan, jadi apa yang terjadi dengan Abdullah lan, bu? " Tanya Amelia yang cemas dan penuh kekhawatiran"Kalau diceritakan panjang mel" Jawab Lany"Alhamdulillah kamu datang kesini nak" Tukas bu Ida"Wah cantik sekali kamu nak, siapa nama kamu? " Tanya bu DewiAmelia pun tersipu malu dan tersenyum manis

  • Mengejar Impian   Masa Kritis

    "Dimana ruangan Abdullah suster? " Tanya seorang wanita yang berkerudung paris berwarna kecoklatan."Sebentar bu, saya carikan dulu" Jawab suster yang sibuk dengan komputernya, mencari data pasien"Pasien nomor 117 yang bernama Muhammad Abdullah Aditya berada di ruangan UGD lantai dua bu. Ibu dari sini lurus saja ikuti lorong depan, kemudian nanti disana ada tangga disebelah kanan ibu, naik saja ibu ke lantai dua.Setelah itu belok kiri, lalu jalan sekitar lima ruangan, nah disebelah pojok ibu akan menemukan ruangan UGD, nanti disana ibu bisa bertemu dengan pasien yang bernama Muhammad Abdullah Aditya" Jelas Suster yang masih muda, berusia sekita 27 tahun."Baik suster, terima kasih atas bantuannya" Jawab bu Dewi yang penuh kekhawatiran dan kecemasan dalam raut wajahnya*****Di ruangan lain Lany sedang diperiksa kesehatan tubuhnya dan di cek golongan darahnya.Tak selang lama, Lany pun ke

  • Mengejar Impian   Sekarat

    "Wah gawat bos, kita kabur aja, itu ada bu Ida dan bu Yanti" Kata Bambang yang khawatir dan gelisah"Iya bos, gawat! Kita kabur saja, lain kali saja kita menghabisi dia" Timpal Dodi yang khawatir melihat bu Ida dan bu Yanti yang mengarah ke arah mereka"Hah! Brengsek! Kamu sekarang masih aman dan selamat , tapi kita lihat saja nanti!? " Pergi dan meninggalkan Abdullah yang tergeletak bersimbah darah di tanahLany, wanita yang digoda dan diajak berbuat mesum dengan empat orang laki - laki bengis tadi pun langsung menghampiri Abdullah yang tergeletak di tanah.Dia adalah teman satu angkatan dan satu jurusan namun beda kelas. Abdullah kelas A sedangkan Lany kelas BSambil nangis dan pakaian yang awut - awutan "Abdullah! Abdullah!? Kamu tidak apa - apa? "Dia memangkunya di pahanya"Abdullah!? " Lany?! " Ada apa yang terjadi? " Tanya bu Ida yang penuh khawatir"Panjang bu ceritanya, sekarang

  • Mengejar Impian   Berkelahi

    Abdullah melihat sebuah kejanggalan. Tidak biasanya dia merasa ada suatu hal yang mengganjal dirinya, benar saja ternyata ada sebuah komplotan berandal, dia adalah geng motor Rendi. Abdullah memberanikan diri untuk menantang duel Rendi dan teman-teman satu sekolahnya."Brengsek! Heh bocah tengil, culun kere! Lu mau ngapain disini hah?! Mau sok jagoan lu?! " Tantang Rendi"Sikat aja bos!" Seru Jhono"Bocah kayak dia, harus dikasih pelajaran, biar gak berani lawan kita bos" Timpal Dodi"Emang dia siapa sih?! " Tanya Bambang"Heh bambang?! Lu gak usah tau siapa dia!? Dia cuma bocah anak kemaren, yang masih suka ngompol kalau tidur, hahaha" Seru Dodi"Hahaha" Mereka tertawa semuaAbdullah mulai kesal dan geram dengan perlakuan yang mereka lakukan padanya"Sudah, lu mending pergi aja dari sini! Mengganggu kenikmatan saja" Kata Rendi yg sedikit agak teler

  • Mengejar Impian   Nasihat yang Indah

    Abdullah berjalan dengan gontai. Wajar saja, dia sudah melakukan berbagai hukuman yang diberikan oleh pak Suwandi. Guru BK yang arrogant itu."Abdullah tunggu sebentar ya, ibu mau ke kantor dulu. Kamu bisa tunggu ibu di ruang tamu ya nak? " Kata bu Rusteni dengan nada santun dan tersenyum" Baik bu" Jawab Abdullah dan langsung pergi menuju Ruang Tamu"Ada apa ya bu Rusteni memanggilku, apa aku kena hukuman lagi? Tapi, aku melanggar apa lagi? "Yaa Allah,,, kuatkanlah hamba - Mu ini dalam menjalani ujian yang Engkau berikan kepada hamba""Hamba lemah tak berdaya, sedangkan Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"Ruang tamu yang cukup luas dan sederhana. Namun bersahaja bagi siapa saja yang melihatnya.Ada 3 Sofa yang berwarna hijau elegan dan empuk, membentuk formasi lingkaran. Membuat siapapun yang duduk di sofa tersebut, akan merasa nyaman dan mewah.Di sebelah Sofa besar ada lemari yang terb

  • Mengejar Impian   Tidak Terduga

    Cuaca begitu cerah awan - awan putih menghiasi kanvas langit yang biru, udara sangat panas karena terik sinar matahari.Abdullah, Yudi dan Cepi sedang berdiri menghadap kearah Tiang BenderaMereka mengangkat tangan kanan , lalu memposisikan tangan kanannya seperti sedang memberi hormat dan membiarkan tangan kirinya di samping badannya."Duh, panas banget nih, haus lagi" Seru Cepi"Sudah tahan aja, daripada kita dihukum yang lebih berat lagi" Jawab Yudi"Kamu enak baru dihukum sekarang. Lha aku sama Abdullah sudah kedua kalinya dihukum dalam satu hari, benar - benar luar biasa" Timpal Yudi lagi"Itu sih DL, derita loe" Balas Cepi"Apa kamu bilang? ""Hhh, kalian bisanya ribut terus, sudahlah sebentar lagi juga mulai masuk istirahat, tahan saja dan bersabarlah" Seru AbdullahTiba - tiba ada seorang wanita yang muncul dari belakang dan memberikan sebotol air mineral"Ini

  • Mengejar Impian   Guru yang Arrogant

    Suasana semakin memanas dan sangat mencekam, semua orang nampak kebingungan dan keheranan, tidak pernah pak Suwandi semarah ini. Entah apa yang telah 3 orang siswa kelas 10 lakukan kepada pak Suwandi"Baik, anak - anakku yang bapak sayangi dan bapak banggakan""Di depan kalian ada 3 orang siswa yang tidak layak untuk kalian contoh dan teladani, mereka telah melanggar peraturan di sekolah ini.""Namanya adalah Abdullah kelas 10 jurusan keuangan, lalu Yudi kelas 10 jurusan keuangan dan yang terakhir Cepi kelas 10 jurusan pemasaran"Pelanggaran yang mereka lakukan adalah, mereka tidak masuk kelas ketika jam pelajaran berlangsung, tapi mereka malah berkeliaran dan nongkrong di Kantin!! Apakah itu termasuk siswa yang teladan? " Kata pak Suwandi yang berpidato di depan para siswa dan siswi"Hehe " Rendi tersenyum melihat Abdullah, Yudi dan Cepi yang berada di depan lapangan"Untung saja mereka tidak melapork

  • Mengejar Impian   Ancaman

    Suara itu datang dari arah kelas 11 Tata Boga, seseorang yang memanggil itu adalah pak Didi guru Bahasa Indonesia.Dia menghampiri mereka, namun Rendi dan teman - temannya lari kabur, meninggalkan Abdullah, Yudi dan Cepi."Awas jangan ceritakan dan sebut nama gua dan teman - teman gua ya! Kalau nggak, kelar hidup lu" Ancam RendiTap.. Tap.. Tap... Tap (suara sepatu)"Kalian sedang apa disini? Kenapa tidak masuk pelajaran di kelas? " Tanya Pak Didi yang berbadan besar dan sudah menginjak usia 46 tahun."Mmm, kami disini, mm,, " Abdullah kebingungan mau jawab apa."Kalian kelas berapa dan jurusan apa? " Tanya Pak Didi lagi"Beda - beda pak" Jawab Abdullah sambil menunduk"Hmm,, aneh, coba sebutkan nama dan jurusan kelas kalian masing - masing" Pinta Pak Didi"Kamu duluan""Kamu saja dul, ayo""Kamu Cep, duluan""Nggak ah, kamu saja"

  • Mengejar Impian   Petaka

    Srrk,,, srk,, srk,, (suara sikat WC yang saling bergesekan dengan tembok closet WC) seorang siswa laki - laki yang melipat baju seragam dan celana biru mudanya, tengah menyikat closet di dalam WC pria.Tap,, tap,, tap,, (suara sepatu)"Kamu lagi ngapain dul? " Tanya Cepi , siswa Pemasaran"Huh,," (sambil mengelap keningnya yang penuh dengan keringat"Ini cep, lagi sikat WC, kena hukuman dari BK" Jawab Abdullah yang kelelahan"Hahaha,,, emang kenapa dul, kok bisa dihukum? " Tanya Cepi penasaran"Biasa cep, karena melanggar jadi kena hukuman dari guru BK" Timpal Yudi yang tiba - tiba datang dari arah Masjid"Ini semua gara - gara kamu yud, aku kena hukuman juga" Keluh Abdullah"Heh, ini yang bener yang mana? " Tanya Cepi lagi yang dibuat bingung oleh Abdullah dan Yudi"Sudah gak usah difikirin kata - kata si Yudi, dia suka gak jelas""Hahaha" Yudi tertawa terkekeh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status