Share

Marah Besar

"Andai saja dulu aku tak menerima tawaran nenek, untuk menikah dengan Barak, pasti aku takkan selalu merasa kecewa dan sakit hati seperti ini," lirih Miranda menyesal. Namun nasi sudah menjadi bubur. Pernikahannya sudah berlangsung. Tak mungkin jika dia harus meminta berpisah begitu saja. Nenek dan ibunya pasti akan kecewa pada Miranda. Sungguh Miranda berada dalam kebimbangan.

Segera ia seka air mata yang keluar tanpa bisa di kompromi itu. Dengan menggunakan tisu, ia hapus tetesan air mata yang kini membasahi pipinya. Miranda keluar dari kamar mandi. Ada hati yang terluka dan tak mudah ia sembuhkan begitu saja, saat mendengar suaminya yang masih menyebut nama mantannya. Mungkin itulah alasan mengapa Barak membenci nya.

Miranda duduk di samping Barak, di kasur yang sama. Ia hanya diam, bingung harus melakukan apa. Di lihatnya wajah suaminya yang penuh dengan keringat. Terlihat suaminya yang ke gerahan. Badannya mulai menggeliat kesana kemari. Merasakan panas di tubuhnya. Segera ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status