Ayla menghentakkan kakinya dengan penuh kekesalan kemudian berjalan ke arah dapur untuk mengambil air hangat. Bagaimana bisa dengan tidak tahu malunya lelaki ini berkata seperti itu. Bukankah itu salahnya sendiri? Kenapa seolah ini adalah kesalahan Ayla?
"Dasar lelaki brengsek, tidak tahu malu, bisa-bisanya dia kemari membuat ulah di rumahku," gerutu Ayla sambil menyiapkan air hangat.
Setelah sebuah baskom kecil terisi dengan air hangat dan waslap, kini Ayla berjalan menuju ke kotak P3K mengambil salep yang biasa di gunakan untuk mengatasi kulit yang lebam.
Sedangkan lelaki yang menurut Ayla tidak tahu malu itu terdiam di depan ruang tamu sambil memegang tangannya yang memang terasa nyeri akibat terjepit pintu. Pandangannya menyapu setiap sudut ruang tamu tersebut. "Ternyata cukup lumayan tempat tinggal kamu di sini," ucapnya lagi yang kemudian menuju ke sofa lalu duduk di atasnya.
Ayla yang datang dengan memb
Ayla sangat terkejut mendengar ucapan Wibbi. 'Apa maksudnya? Dia, apa dia sedang mengancamku?' batin Ayla.Ayla langsung berbalik menghadap ke arah Wibbi, "Hey!! Berhenti!!" Teriak Ayla dengan emosi tertahan atas kelakuan Wibbi, "Apa sebenarnya maksud kamu? Jangan beraninya cuma mengancamku seperti ini," ucap Ayla dengan berkacak pinggang melihat tajam ke arah Wibbi. Seolah tidak ada rasa takut sedikitpun dengan ancaman Wibbi, walaupun dalam hatinya, Ayla sangat khawatir jika Wibbi benar-benar memberikan nilai jelek pada adiknya saat magang.Wibbi yang telah berhenti karena teriakan Ayla, tersenyum penuh kemenangan, kini bukan dia yang akan memohon pada Ayla untuk melancarkan semua rencananya. Tapi Ayla sendiri yang akan datang padanya dengan suka rela. 'Sudah dapat aku pastikan jika kamu akan mengikuti semua rencanaku, cepat atau lambat, bahkan suka atau tidak suka, kamu pasti akan mengikutiku.' batin Wibbi.Wibbi yang menghe
Setelah di rasa semua sudah selesai, akhirnya Wibbi melenggang pergi menuju ke pintu keluar. Namun tiba-tiba Wibbi menghentikan langkah kakinya saat sudah berada di ambang pintu. Ia teringat akan sesuatu yang belum di sampaikan pada Ayla.Kemudian Wibbi berbalik melihat ke arah Ayla yang masih berdiri di tempatnya. "Oh ya satu lagi, soal uang yang kamu kembalikan padaku di bawah pintu ruangan kerjaku di kantor, nanti Wisnu yang akan mengurusnya, dan akan menggantinya dengan kartu debit tanpa limit, aku tidak mau jika ada gosip tentang aku di luaran sana. Gosip yang mengatakan jika seorang Wibbi Nugraha tidak sanggup menafkahi istrinya," ucap Wibbi. Setelah mengatakan hal itu Wibbi kembali berbalik dan berjalan menuju ke arah mobilnya yang terparkir di halaman rumah Ayla.Wibbi tersenyum puas membayangkan ekspresi Ayla barusan. Ekspresi di saat Ayla kehabisan kata-kata untuk berdebat dengannya soal uang yang ia kembalikan. "Kamu tidak akan bisa menol
Ayla pun bergegas menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu. Dan benar saja kini Abram telah berdiri di depan pintu rumahnya dengan membawa paper bag serta kantong kresek yang di perkirakan ada buah di dalamnya."Hah?! Ternyata aku tidak mimpi, ini beneran kakak yang datang?" ucap Ayla dengan sorot mata yang berbinar bahagia. Untuk meyakinkan jika ini bukan mimpi, Ayla mencubit pelan kedua pipinya. "Auw sakit, ini nyata," gumam Ayla.Setahu Ayla, Abram masih ada di Surabaya. Dan kini tiba-tiba sudah berada di depan pintu rumahnya, tentu saja itu membuat Ayla terkejut. Lantas kenapa tiba-tiba Abram ada di Jakarta sekarang ini? Terbersit pertanyaan itu di benak Ayla.Abram yang melihat reaksi Ayla, mengerutkan keningnya "Kenapa? Kaget lihat aku ada di sini?" Tanya Abram dengan memajukan kepalanya mendekati wajah Ayla."Bu-bukan gitu kak, aku kira kakak masih ada di Surabaya," ucap Ayla gugup karena posisi Abra
Di sebuah ballroom hotel berbintang di kawasan Jakarta terlihat begitu meriah. Banyak tamu dari kalangan pebisnis yang datang. Karena malam ini adalah pembukaan cabang perusahaan milik Abram yang ada di Jakarta. Perusahaan yang bergerak di bidang properti.Abram terlihat sangat sibuk ngobrol dengan para koleganya, sedangkan Ayla terlihat bosan dengan suasana pesta yang cukup ramai itu, "Kalau kamu bosan duduklah di sana, nanti aku akan menyusulmu," bisik Abram saat tahu jika Ayla sudah mulai bosan.Dengan senyum sumringahnya Ayla mengangguk senang, kemudian Ayla berjalan menuju ke arah meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, "Kenapa Devi lama sekali sih? Katanya cuma sebentar menjemput Ferdy, ini dari tadi kok belum datang sih?" keluh Ayla yang memang berharap jika Devi akan segera datang bersama dengan adiknya.Tiba-tiba perut Ayla berbunyi, pertanda sedang meminta asupan makanan. Ayla pun beranjak dari duduknya dan b
Abram menemani Ayla sampai selesai makan. Kemudian ia berpamitan pergi untuk menemui rekan bisnisnya lagi. Karena memang banyak tamu yang hadir di acara tersebut, banyak juga dari perusahaan lain yang tertarik untuk berinvestasi dan bergabung ke dalam perusahaan milik Abram.Ayla masih setia duduk di mejanya menunggu sampai acara tersebut selesai. Perasaan bosan tentu saja menghinggapinya saat ini, di tambah lagi Devi belum datang juga hingga sekarang.Dari kejauhan terlihat sepasang wanita dan lelaki muda menghampiri Ayla, "Wow kamu terlihat sangat cantik Ay," puji Devi yang melihat Ayla sedang duduk melamun di salah satu meja. Ayla menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata yang datang adalah Devi dan Ferdy."Ish, ish, kalian lama sekali sih, hampir aja aku mati bosan di sini," gerutu Ayla sambil memanyunkan bibirnya ke depan seolah sedang ngambek.Melihat tingkah Ayla membuat Devi terkikik sambil menutupi mulutny
Tak ada jawaban dari Wibbi, ia mengarahkan pandangan matanya ke tangan Abram yang masih menggenggam jemari Ayla. Wibbi meraih gelas di depannya yang telah terisi dengan wine.Terlihat Wibbi memutar gelasnya, kemudian dengan sekali tenggak gelas itu sudah terlihat kosong. Kini tatapan matanya tajam melihat ke arah Ayla, "Aku sarankan, sebaiknya tuan muda Adi Tama lebih selektif dalam memilih pasangan. Dan sebaiknya Tuan muda Adi Tama memastikan dulu siapa wanita itu sebelum mendekatinya atau menjadikannya sebagai kekasih, tidak jarang wanita jaman sekarang mengaku masih gadis padahal dia sudah mempunyai suami." sarkas Wibbi dengan tatapan mata yang sulit di artikan.Degg!!Mendengar ucapan Wibbi, hati Ayla tiba-tiba tersadar. Walau bagaimanapun juga statusnya kini masih istri sah dari Wibbi Nugraha. Bagaimana bisa ia bermimpi untuk bersama dengan Abram?Sorot mata Wibbi yang terus mengarah kepadanya, membuat A
Abram tersenyum melihat Ayla, tidak di sangka ternyata Ayla masih polos seperti dulu. Begitulah yang ada di pikiran Abram saat ini. Padahal dengan jelas Abram mengakuinya sebagai kekasih tanpa persetujuan darinya. Tentu itu akan membuat Abram merasa bersalah."Aku merasa tidak enak jika kamu marah karena kejadian tadi. Aku bertindak tanpa merundingkannya denganmu terlebih dahulu. Tapi percayalah semua yang aku lakukan hari ini semata-mata karena ingin melindungimu, Ay," ucap Abram."I-iya kak, aku tahu, kakak melakukan semua itu juga pasti punya alasan, dan aku juga yakin jika itu semua untuk kebaikanku, kak." ucap Ayla.Abram tersenyum, kemudian ia mengacak pucuk rambut Ayla, "Sebenarnya akulah yang sengaja mengirim undangan ke perusahaan N.H group," ucap Abram sambil menoleh melihat bagaimana reaksi Ayla, "Aku berharap supaya kamu bisa bertemu dengannya. Setidaknya setelah pertemuan kalian malam ini, akan mudah untukmu menemuinya
"Sementara ini belum ada informasi terbaru yang saya terima Tuan muda. Hanya saja ..." Wisnu menggantung kata-katanya karena ia tidak yakin mengatakannya. Dan Wisnu juga berpikir apakah Wibbi tertarik dengan informasi ini."Ehem, ..." Wibbi berdehem, pertanda jika ia mengijinkan Wisnu untuk melanjutkan kata-katanya."Ini informasi soal tempat tinggal Nona Ayla." Ucap Wisnu sedikit lebih berhati-hati, karena Wisnu tahu jika Tuan mudanya saat ini sedikit sensitif mengenai apapun tentang Ayla.Wibbi seketika menghentikan aktivitasnya, ia mendongak melihat ke arah Wisnu. "Katakan!!" Perintah Wibbi."Mengenai tempat tinggal Nona Ayla saat ini, ternyata rumah tersebut adalah pemberian dari Tuan muda Adi Tama,"Brakk!!Wibbi menggebrak mejanya dengan kuat, sampai-sampai Wisnu terlonjak karenanya. "APA??!!" Teriak Wibbi terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh Wisnu."I-