Pikiran Ayla benar-benar tidak tenang. Ia takut jika Wibbi akan melakukan hal buruk pada Abram yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, terlebih lagi hal itu karena masalah antara dirinya dan Wibbi.
'Bagaimana kalau Mas Wibbi benar-benar melakukan ancamannya? Aku akan sangat merasa bersalah sama kak Abram yang selalu membantuku selama ini.' batin Ayla was-was dan tidak tenang.
'Tapi kalau aku menerima semua pemberian mas Wibbi, maka itu sama saja aku menyerahkan diriku sendiri padanya. Kenapa jadi semakin rumit seperti ini, padahal tujuanku datang kemari untuk mengurus perceraianku dengan mas Wibbi.' Ayla semakin dilema dengan semua yang telah terjadi.
Ayla yang saat ini sedang berada didalam sebuah bus karyawan, bersandar pada kaca jendela bus dengan pandangan mata melihat lalu-lalang kendaraan yang lewat di jalan yang sama dengannya tetapi berlawanan arah. Ia melamun sepanjang perjalanannya pulang ke rumah.
Ferdi yang mendadak mengat
Terimakasih banyak bagi yang suka dan mendukung karya Ay yang tidak seberapa berharga ini. Jangan lupa untuk memberikan rating bintang 5 ya.. serta komentar positif membangunnya untuk karya Ay supaya jadi lebih baik lagi.
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Jakarta yang bisa dijuluki dengan kota tak pernah mati. Karena baik siang atau malam selalu ramai oleh lalu-lalang para warganya.Wibbi merangkulkan tangannya kearah wanita cantik yang ada disampingnya. Seorang wanita yang sudah mengisi relung hati Wibbi yang paling dalam. Wanita itu terlihat damai dalam tidurnya, mungkin karena lelah sehingga ia memilih tidur dan bersandar di bahu Wibbi.Wisnu yang bertugas menyetir mobil, terlihat sesekali menatap kaca spion dalam yang berada di atas kepalanya. Wisnu ikut senang saat wajah Wibbi terlihat bahagia. Untungnya tadi Ferdy sedang bersama dengan mereka berdua, jadi insiden di restoran segera diketahui oleh Wibbi ataupun Wisnu secara langsung.Wibbi memang sedang berusaha mendapatkan hati semua orang yang dekat dengan Ayla, termasuk adiknya yang bernama Ferdy. Bukan tanpa alasan Wibbi melakukannya, karena untuk mendapatkan hati wanita yang di cint
Merasakan mimpi indah jika ia sedang berada di atas kasur yang begitu empuk dan terasa sangat nyaman, membuat Ayla seakan malas bangun dari tidurnya. Mimpi indah yang jarang sekali terjadi seumur hidupnya. Ia pun menggeliatkan tubuhnya untuk merubah posisi tidur dengan memeluk guling yang ada disampingnya, guling yang hangat sangat cocok untuk menemani Ayla kembali ke alam mimpi.Merasakan dingin di bagian tubuhnya yang tidak tertutup oleh selimut, tangan Ayla meraba kebelakang mencari keberadaan selimut dengan posisi kakinya masih mengapit guling.Sepertinya ada yang aneh, saat tangan Ayla berusaha menarik selimut keatas, rasanya ada daya tarik menarik dengan arah berlawanan. Bahkan guling yang biasa ia pakai terasa empuk, kini terasa seperti sedang bernapas. Merasakan ada yang janggal Ayla pun perlahan membuka mata."Aaaarrrggg!" teriak Ayla saat mendapati tubuh kekar seorang pria yang ada didepannya sedang menghadap miring kearahnya. Sebelah tangan l
Mereka semua saling pandang tak mengerti. "Tidak mungkin kan aku memakai pakaian ini terus? Karena sudah dari kemarin baju ini aku pakai." jawab Ayla yang mengerti kebingungan mereka sambil menunjuk kearah bajunya sendiri.Tak ada yang berani menjawab termasuk kepala pelayan yang masih ada di situ. Mereka saling pandang satu sama lain, dalam benak mereka Ayla terlihat aneh. Masa iya seorang istri dari bos besar sekelas Wibbi Nugraha yang kekayaannya tidak akan habis di makan 7 turunan, meminta seragam sebagai pelayan? Begitulah yang ada di pikiran mereka.Tidak mendapatkan respon dari semua yang ada didepannya, Ayla kembali bingung dan mengerutkan keningnya. "Kenapa? Kalian tidak memilikinya atau gimana? Jangan diam saja begitu dong, aku kan jadi bingung." ucap Ayla."Anu nyonya, kami ... Kami ..." ucap kepala pelayan bingung bagaimana harus mengatakan akan ketakutannya jika berani memberikan seragam pelayan pada istri bosnya itu. Yang pasti tuan mudanya tida
Wibbi berjalan mendekat kearah Ayla yang masih berdiri didekat tangga dengan kening berkerut menunggu jawaban. Ia sangat penasaran dengan apa yang akan Wibbi lakukan pada Abram, lelaki baik bagaikan malaikat di hidup Ayla. Ditambah lagi Abram sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, walau Ayla pernah memendam perasaan padanya.Sedangkan Wisnu memilih kembali duduk di sofa ruang tamu menunggu Wibbi selesai dengan urusannya. Ia juga terlihat sibuk dengan iPad yang ada di tangannya. Wisnu benar-benar tidak berani melihat kearah Ayla dan juga bosnya yang sedang menikmati sarapan di meja makan.Wisnu lebih memilih mengerjakan pekerjaan dari layar Ipad-nya. Apalagi hari ini akan ada kejadian di kantor terkait masalah yang kemarin terjadi di restoran. Wisnu sudah dapat menebak kalau masalah kemarin akan berakhir seperti yang ia bayangkan. Mengingat Wibbi bukanlah orang yang bisa memaafkan sesuatu hal dengan mudah, apalagi hal tersebut menyangkut tentang Ayla."Kamu terli
BRAAKKK!!"Brengsek! Sudah kuduga kalau si rubah tua itu pelakunya." desis Wibbi penuh emosi saat membaca laporan yang diberikan Bayu untuknya. Laporan tentang penyelidikan diam-diam yang di perintahkan Wibbi pada Bayu selama ini."Lantas, sekarang, apa rencanamu? Ini sudah cukup bukti untuk menyeret dia masuk bui." ucap Bayu yang yang sedang duduk di kursi depan Wibbi.Wibbi mencengkeram kuat dokumen ditangannya hingga dokumen tersebut sudah tak berbentuk lagi. Sebagai pelampiasan emosinya yang meluap saat ini. Sorot mata Wibbi menatap tajam kedepan, "Dia harus menerima semua pembalasan atas apa yang telah ia lakukan padaku. Dia sudah mengambil apa yang paling berharga dalam hidupku, maka aku akan melakukan hal yang sama padanya." ucapan Wibbi terdengar begitu mengerikan di telinga Wisnu atau pun Bayu."Jangan sampai karena dendam, kamu akan melenyapkan nyawa seseorang. Itu pasti akan membuat Om dan Tante tidak akan tenang di alam sana, sobat." ucap Ba
Beberapa hari berada di rumah besar bak istana, membuat Ayla merasa jenuh dan juga bosan. Ditambah lagi tidak ada yang dapat ia lakukan, semua kebutuhannya telah terpenuhi. Mau masak saja para pelayan tidak mengijinkan, mereka terlalu patuh dengan aturan Wibbi yang melarang Ayla untuk melakukan pekerjaan di rumah itu.Jika Ayla memaksakan diri, maka karir para koki akan tamat tak mendapat pekerjaan alias dipecat. Itulah ancaman Wibbi pada para pelayan atau pun koki yang ada di rumahnya.Tidak boleh menginjakkan kaki di dapur, Ayla berinisiatif ingin membantu membersihkan rumah. Setidaknya dia bisa melakukan pekerjaan lain jika tidak diijinkan memasak, tapi para pelayan sudah selesai melakukannya sebelum ia keluar dari kamar. Lantas apa yang bisa Ayla lakukan supaya tidak merasa membebani sang empunya rumah?Belum lagi Ayla dibuat pusing dengan ulah Wibbi yang benar-benar memanjakannya, baju kiriman dari butik beberapa hari lalu saja belum di pakai semua. K
Ayla melihat wajah Wibbi yang terlihat sangat kesal akan kehadiran Wisnu barusan. Dan karena hal itu Ayla mendapatkan celah untuk melepaskan diri dari kungkungan Wibbi, dengan cepat ia mendorong tubuh Wibbi hingga tubuh kekar itu terguling kearah samping. "Minggir ih," ucap Ayla.Ayla segera beranjak dari kasur dan berlari menuju ke kamar mandi. Wajahnya sudah memerah karena malu akibat kepergok Wisnu, atau mungkin malu karena ia justru menikmati ciuman dari Wibbi barusan. Ini pengalaman pertama baginya, sehingga perasaan Ayla campur aduk tak karuan. Ditambah lagi sensasi aneh yang Wibbi berikan padanya, membuat Ayla sesaat terhanyut dalam buai manis ciuman itu."Gila, ini benar-benar gila. Jika lama-lama berada di rumah ini, akan sangat berbahaya bagiku." Ayla mengelus dadanya. Detak jantungnya semakin menggila, apalagi wajahnya bersemu merah karena membayangkan sudah beberapa kali ia berciuman dengan Wibbi. Bukan, bukan berciuman, tapi lebih tepatnya Wibbi yang lebih d
Suasana kantin perusahaan N.H group terlihat ramai oleh para karyawan yang sedang makan siang. Termasuk Ayla yang memilih menemui Ferdy untuk makan siang bersama. "Dek, kamu magang disini berapa lama lagi sih?" tanya Ayla di sela-sela menunggu makanan yang mereka pesan datang."Minggu depan ini selesai kak, kenapa?" Ferdy balik bertanya."Makasih ya mbak." ucap Ferdy pada pelayan yang mengantar makanan mereka dan menghidangkan di meja. Lalu setelah mengatakan 'sama-sama' pelayan itu pergi."Ya nggak pa-pa, kakak pengen balik ke Surabaya aja dek. Disini tuh nggak enak." ucap Ayla. Sambil menarik piring makannya.Ferdy mengerutkan keningnya, "Apa Abang ipar jahat sama kakak?" tanya Ferdy penasaran. Karena tidak mungkin kalau tanpa alasan yang jelas tiba-tiba Ayla meminta pulang ke Surabaya. Apalagi selama seminggu lebih Ayla tinggal di rumah Wibbi, dan Ferdy tidak tahu apa saja yang Wibbi lakukan pada kakak kesayangannya selama tinggal disana.