Jantung Ayla seakan berhenti berdetak saat itu juga. Mendengar hal itu dari mulut Bayu, membuat pikiran Ayla sedikit goyah. Apakah hal itu benar adanya? Mengingat setelah acara ijab qobul waktu itu, Wibbi memang meninggalkan tempat acara.
Ayla masih terdiam mencoba mencerna dan memahami apa yang di katakan oleh Bayu. Jika itu alasan Wibbi meninggalkannya di acara resepsi pernikahan mereka, mugkin Ayla akan mencoba untuk memahaminya.
Tapi kenapa Wibbi seakan tak berniat untuk menjelaskan segalanya dari awal. Bahkan Wibbi terkesan sengaja melakukannya untuk mempermalukan Ayla dan keluarga besarnya dengan cara meninggalkan Ayla di acara itu sendirian tanpa alasan dan kabar.
Satu lagi yang perlu di ingat bahwa semua dokumen tentang Wibbi di desa (Ponorogo) tempat berlangsungnya pernikahan itu seakan hilang bak di telan bumi. Dan itu mengakibatkan sulitnya Ayla untuk menghubungi Wibbi walau hanya sekedar untuk bertanya maksud dari semua yang telah terjadi waktu it
Berbagai pertanyaan timbul di hati Ayla, apalagi saat ini hanya ada dirinya dan Wibbi di dalam mobil yang sedang melaju entah kemana itu. Tak ada percakapan yang mereka lakukan, Wibbi fokus dengan kemudi mobilnya. Sedangkan Ayla sibuk dengan pikirannya sendiri.'Apa tidak ada niat untuk memberitahuku, gitu? Sebenarnya ini mau kemana?' batin Ayla. Wajahnya terlihat kusut, seperti tidak bersemangat pergi dengan Wibbi. Apalagi cuma berdua.Wibbi melirik Ayla. "Kenapa? Sepertinya kamu tidak suka pergi bersamaku.""Bagaimana saya bisa suka dan nyaman pak, pergi bersama bapak? Kalau bapak tidak memberitahu saya, kemana tujuan bapak membawa saya pergi saat ini." Gerutu Ayla, tanpa menoleh ke arah Wibbi.Wibbi tergelak tawanya, "Apa yang kamu takutkan dengan pergi bersamaku, Ayla? Kalau pun aku berniat untuk menculik istriku sendiri, itu sah-sah saja, bukan? Siapa tahu setelah aku culik, kamu bisa jatuh cinta padaku." Ucap Wibbi santai sepertinya ini bukanlah h
"Perfect." Ucap Wibbi kagum dengan tersenyum puas saat melihat Ayla yang terlihat berbeda dari penampilannya sebelumnya.Ayla hanya memutar bola mata malas mendengarnya. Karena itu sudah pujian kesekian kalinya yang ia dengar dari mulut manis Wibbi. Sebenarnya Ayla sangat penasaran, ingin di bawa kemana dirinya sampai harus berdandan seperti ini. Apalagi high heels yang ia kenakan membuat jalannya semakin kesulitan dan harus berpegangan di lengan Wibbi supaya tidak terjatuh.Setelah dari butik dan juga salon untuk merubah penampilan Ayla, kini Wibbi kembali membawa Ayla pergi ke suatu tempat yang Ayla sendiri tidak tahu kemana. Senyum tanda sangat senang terlihat jelas di wajah Wibbi saat ini, tapi wajah Ayla menandakan sebaliknya. Sepanjang perjalanan wajah Ayla terlihat cemberut tak bersemangat."Kita sudah sampai." Ucap Wibbi saat mobilnya berhenti di sebuah restoran mewah.Ayla melihat ke depan, "Restoran?" Tanya Ayla tak mengerti.&n
Dengan wajah kesal, Ayla memasuki ruangan kerja Wibbi sambil meletakkan paper bag di atas meja. Walaupun sang pemilik ruangan belum datang kekantor pagi ini. Tapi rasanya Ayla ingin sekali melampiaskan amarahnya kepada seisi ruangan itu."Bodo amat, kalau dia mau ngusir aku dari tempat ini juga, silahkan. Apa sih sebenarnya maksud dia? Seenaknya saja dia bilang kalau mencintaiku di depan ayah. Memangnya sandiwara dia selama ini masih belum cukup?" gerutu Ayla dengan perasaan kesal.Ayla masih ingat dengan jelas kejadian kemarin saat di restoran. Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba saja Wibbi mengatakan bahwa ia mencintainya didepan sang ayah. Hal itu tentu saja membuat Ayla terkejut bukan main. Tak terkecuali sang ayah (pak Hermanto).Setahu pak Hermanto, pernikahan Ayla dan Wibbi terjadi karena kesalahannya. Demi melunasi hutang judinya pada rentenir, pak Hermanto bersedia menukar kebahagiaan putrinya dengan cara menikahkannya dengan pengusaha kay
Di depan pintu pantry, terlihat Wisnu sedang berdiri dengan tenang sambil memainkan jari-jemarinya di atas layar iPad untuk melihat beberapa email yang masuk. Beberapa karyawan yang bekerja di lantai 24 terlihat heran dengan keberadaan Wisnu di tempat itu. Apa yang sedang ia lakukan?Tidak biasanya orang nomor dua di perusahaan N.H group, berdiri didepan pintu seperti security yang sedang berjaga di depan komplek seperti itu. Banyak yang menduga jika sedang ada sidak di area pantry, karena gosip belakangan ini yang menyangkut salah satu cleaning service yang bekerja di lantai 24. Bahkan beberapa diantaranya berpikiran jika Ayla sedang dimarahi oleh Wibbi."Bos didalam?" tanya Bayu yang baru saja selesai mengantarkan minuman untuk para karyawan di lantai tersebut sambil membawa nampan kosong berjalan mendekat kearah Wisnu.Wisnu mendongakkan kepalanya, melihat kedepan. "Iya, sewaktu kamu bilang kalau nona muda bertemu Mayang di pantry. Dia terlihat sangat khaw
Wisnu merasa aneh dengan bosnya. Sepanjang meeting berjalan, tiada henti Wibbi mengulas senyum bahagia dibibirnya. Bahkan beberapa karyawan yang melihat itu juga merasakan hal yang sama seperti yang Wisnu rasakan. Apa gerangan yang membuat bosnya terlihat begitu bahagia hari ini?"Untuk meeting hari ini cukup sampai disini dulu. Untuk bulan depan, kemajuan di berbagai departemen sangat diharapkan." pungkas Wisnu menutup acara meeting bulanan dengan para karyawan perusahaan N.H group."Baik pak, kami permisi." ucap salah satu karyawan mewakili yang lain berpamitan undur diri.Setelah semua keluar, kini tinggal Wisnu dan Wibbi yang ada di ruangan itu. "Awasi Mayang dengan ketat, jangan sampai dia melakukan hal-hal yang dapat melukai Ayla." perintah Wibbi."Apa telah terjadi sesuatu dengan nona muda?" tanya Wisnu terkejut sekaligus penasaran dengan ucapan Wibbi barusan. Sepertinya sang bos memberi isyarat bahwa telah terjadi sesuatu d
Pikiran Ayla benar-benar tidak tenang. Ia takut jika Wibbi akan melakukan hal buruk pada Abram yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, terlebih lagi hal itu karena masalah antara dirinya dan Wibbi.'Bagaimana kalau Mas Wibbi benar-benar melakukan ancamannya? Aku akan sangat merasa bersalah sama kak Abram yang selalu membantuku selama ini.' batin Ayla was-was dan tidak tenang.'Tapi kalau aku menerima semua pemberian mas Wibbi, maka itu sama saja aku menyerahkan diriku sendiri padanya. Kenapa jadi semakin rumit seperti ini, padahal tujuanku datang kemari untuk mengurus perceraianku dengan mas Wibbi.' Ayla semakin dilema dengan semua yang telah terjadi.Ayla yang saat ini sedang berada didalam sebuah bus karyawan, bersandar pada kaca jendela bus dengan pandangan mata melihat lalu-lalang kendaraan yang lewat di jalan yang sama dengannya tetapi berlawanan arah. Ia melamun sepanjang perjalanannya pulang ke rumah.Ferdi yang mendadak mengat
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Jakarta yang bisa dijuluki dengan kota tak pernah mati. Karena baik siang atau malam selalu ramai oleh lalu-lalang para warganya.Wibbi merangkulkan tangannya kearah wanita cantik yang ada disampingnya. Seorang wanita yang sudah mengisi relung hati Wibbi yang paling dalam. Wanita itu terlihat damai dalam tidurnya, mungkin karena lelah sehingga ia memilih tidur dan bersandar di bahu Wibbi.Wisnu yang bertugas menyetir mobil, terlihat sesekali menatap kaca spion dalam yang berada di atas kepalanya. Wisnu ikut senang saat wajah Wibbi terlihat bahagia. Untungnya tadi Ferdy sedang bersama dengan mereka berdua, jadi insiden di restoran segera diketahui oleh Wibbi ataupun Wisnu secara langsung.Wibbi memang sedang berusaha mendapatkan hati semua orang yang dekat dengan Ayla, termasuk adiknya yang bernama Ferdy. Bukan tanpa alasan Wibbi melakukannya, karena untuk mendapatkan hati wanita yang di cint
Merasakan mimpi indah jika ia sedang berada di atas kasur yang begitu empuk dan terasa sangat nyaman, membuat Ayla seakan malas bangun dari tidurnya. Mimpi indah yang jarang sekali terjadi seumur hidupnya. Ia pun menggeliatkan tubuhnya untuk merubah posisi tidur dengan memeluk guling yang ada disampingnya, guling yang hangat sangat cocok untuk menemani Ayla kembali ke alam mimpi.Merasakan dingin di bagian tubuhnya yang tidak tertutup oleh selimut, tangan Ayla meraba kebelakang mencari keberadaan selimut dengan posisi kakinya masih mengapit guling.Sepertinya ada yang aneh, saat tangan Ayla berusaha menarik selimut keatas, rasanya ada daya tarik menarik dengan arah berlawanan. Bahkan guling yang biasa ia pakai terasa empuk, kini terasa seperti sedang bernapas. Merasakan ada yang janggal Ayla pun perlahan membuka mata."Aaaarrrggg!" teriak Ayla saat mendapati tubuh kekar seorang pria yang ada didepannya sedang menghadap miring kearahnya. Sebelah tangan l