Seperti biasa Ayla mulai melakukan aktivitasnya di kantor N.H group. Saat sedang serius dengan pekerjaannya, ponsel Ayla berdering dengan notifikasi pesan masuk. "Ada apa sih? Kenapa banyak banget notifikasi dari group kantor ini?" Gumam Ayla bertanya-tanya, saat melihat layar ponselnya.
Kemudian jemarinya mulai berselancar di atas layar ponselnya tersebut untuk memastikan ada kejadian apa sebenarnya di kantor tempatnya bekerja saat ini. Sehingga group WhatsApp kantor N.H group begitu ramai. Ayla membuka pemberitahuan dari wa group tentang pengumuman baru yang berisi peraturan baru untuk karyawan N.H group.
PENGUMUMAN!!
- Setiap karyawan dari N.H group di larang menerima jemputan dari pihak luar, selain keluarganya.- Setiap karyawan di wajibkan untuk pulang menggunakan armada bus yang sudah di persiapkan oleh perusahaan, jika melanggar maka akan di kenakan sanksi potong gaji sebesar 40%.- Jika ada kaDengan sigap Wisnu menyodorkan map berisi apa saja yang harus Ayla kerjakan. Setelah membaca semua dengan seksama, Ayla mengerutkan keningnya. "Setelah pekerjaan selesai di larang keluar ruangan tanpa ijin? Maksudnya apa ini?" Tanya Ayla bingung dengan isi dari dokumen yang di bacanya. "Aku hanya akan duduk diam di sini begitu, setelah selesai mengerjakan pekerjaanku?" Tanyanya lagi memastikan isi dari dokumen yang baru saja di bacanya.Karena bagi Ayla, ia tidak akan bisa satu ruangan dengan lelaki itu terlalu lama. Apalagi sampai tinggal seharian dengan Wibbi hingga jam kantor usai, itu pasti akan sangat menyiksanya."Benar Nona, jika nona muda sudah selesai mengerjakan pekerjaan nona, tanpa ijin dari tuan muda, nona di larang keluar ruangan ini. Dan juga, saya ingin mengingatkan jika tugas nona hanya melayani tuan muda saja selama bekerja disini." jawab Wisnu lugas.Ayla memutar bola matanya malas mendengar penjelasan dari
Ayla baru saja sampai di kantin dekat kantor N.H group. Di sebuah kursi terlihat Bayu melambaikan tangan, pertanda ia memberitahukan akan keberadaannya. Dengan tersenyum Ayla berjalan menuju ke meja makan dimana Bayu berada."Maaf Bay, kamu jadi lama nunggunya." Ucap Ayla merasa tak enak karena Bayu menunggunya."Santai Ay, aku juga baru sampai kok." Jawab Bayu."Udah pesen makan belum?""Aku nunggu kamu datang dulu, biar barengan pesennya.""Hm, ya sudah aku saja yang panggil pelayannya." Ucap Ayla"Mbak!! Mbak!! Kami mau pesan makanan." Ucap Ayla sambil melambaikan tangan memanggil pelayan.Tak lama salah satu pelayan berjalan menuju ke arah Ayla dan Bayu. Mereka berdua pun memesan makanan. Namun ada yang janggal dalam benak Ayla, kenapa Bayu memesan begitu banyak makanan? Apa sebanyak itukah nafsu makan Bayu? Apa mungkin akan habis jika di makan untuk b
"Dek, ada apa sih? Kenapa mereka pada liatin kita terus?" Bisik Ayla yang baru memasuki kantor N.H Group. Para karyawan yang sudah datang terlebih dahulu, melihat keduanya sambil berbisik-bisik."Aku juga nggak tahu, kak," jawab Ferdy dengan berbisik juga. "Aku ke tempat kerjaku dulu kak, semangat ya kak!!""Iya, kamu juga yang semangat kerjanya."Lalu keduanya terpisah, Ayla menuju ke arah lift, sedangkan Ferdy menuju ke arah ruangan kerjanya yang memang berada di lantai dasar gedung N.H group. Mereka yang berpapasan dengan Ayla masih pada berbisik dan melirik ke arah Ayla. Dan tentu saja itu membuat Ayla merasa tidak nyaman.Setelah berada di dalam lift suasana semakin tidak nyaman saat beberapa orang karyawan perempuan bergosip tentang Ayla. Mereka tidak mengetahui jika orang yang sedang mereka bicarakan berdiri di belakang mereka."OB baru itu boleh juga ya, baru sebulan lebih kerja di sini sudah bisa makan bareng sama pak Wi
Jantung Ayla seakan berhenti berdetak saat itu juga. Mendengar hal itu dari mulut Bayu, membuat pikiran Ayla sedikit goyah. Apakah hal itu benar adanya? Mengingat setelah acara ijab qobul waktu itu, Wibbi memang meninggalkan tempat acara.Ayla masih terdiam mencoba mencerna dan memahami apa yang di katakan oleh Bayu. Jika itu alasan Wibbi meninggalkannya di acara resepsi pernikahan mereka, mugkin Ayla akan mencoba untuk memahaminya.Tapi kenapa Wibbi seakan tak berniat untuk menjelaskan segalanya dari awal. Bahkan Wibbi terkesan sengaja melakukannya untuk mempermalukan Ayla dan keluarga besarnya dengan cara meninggalkan Ayla di acara itu sendirian tanpa alasan dan kabar.Satu lagi yang perlu di ingat bahwa semua dokumen tentang Wibbi di desa (Ponorogo) tempat berlangsungnya pernikahan itu seakan hilang bak di telan bumi. Dan itu mengakibatkan sulitnya Ayla untuk menghubungi Wibbi walau hanya sekedar untuk bertanya maksud dari semua yang telah terjadi waktu it
Berbagai pertanyaan timbul di hati Ayla, apalagi saat ini hanya ada dirinya dan Wibbi di dalam mobil yang sedang melaju entah kemana itu. Tak ada percakapan yang mereka lakukan, Wibbi fokus dengan kemudi mobilnya. Sedangkan Ayla sibuk dengan pikirannya sendiri.'Apa tidak ada niat untuk memberitahuku, gitu? Sebenarnya ini mau kemana?' batin Ayla. Wajahnya terlihat kusut, seperti tidak bersemangat pergi dengan Wibbi. Apalagi cuma berdua.Wibbi melirik Ayla. "Kenapa? Sepertinya kamu tidak suka pergi bersamaku.""Bagaimana saya bisa suka dan nyaman pak, pergi bersama bapak? Kalau bapak tidak memberitahu saya, kemana tujuan bapak membawa saya pergi saat ini." Gerutu Ayla, tanpa menoleh ke arah Wibbi.Wibbi tergelak tawanya, "Apa yang kamu takutkan dengan pergi bersamaku, Ayla? Kalau pun aku berniat untuk menculik istriku sendiri, itu sah-sah saja, bukan? Siapa tahu setelah aku culik, kamu bisa jatuh cinta padaku." Ucap Wibbi santai sepertinya ini bukanlah h
"Perfect." Ucap Wibbi kagum dengan tersenyum puas saat melihat Ayla yang terlihat berbeda dari penampilannya sebelumnya.Ayla hanya memutar bola mata malas mendengarnya. Karena itu sudah pujian kesekian kalinya yang ia dengar dari mulut manis Wibbi. Sebenarnya Ayla sangat penasaran, ingin di bawa kemana dirinya sampai harus berdandan seperti ini. Apalagi high heels yang ia kenakan membuat jalannya semakin kesulitan dan harus berpegangan di lengan Wibbi supaya tidak terjatuh.Setelah dari butik dan juga salon untuk merubah penampilan Ayla, kini Wibbi kembali membawa Ayla pergi ke suatu tempat yang Ayla sendiri tidak tahu kemana. Senyum tanda sangat senang terlihat jelas di wajah Wibbi saat ini, tapi wajah Ayla menandakan sebaliknya. Sepanjang perjalanan wajah Ayla terlihat cemberut tak bersemangat."Kita sudah sampai." Ucap Wibbi saat mobilnya berhenti di sebuah restoran mewah.Ayla melihat ke depan, "Restoran?" Tanya Ayla tak mengerti.&n
Dengan wajah kesal, Ayla memasuki ruangan kerja Wibbi sambil meletakkan paper bag di atas meja. Walaupun sang pemilik ruangan belum datang kekantor pagi ini. Tapi rasanya Ayla ingin sekali melampiaskan amarahnya kepada seisi ruangan itu."Bodo amat, kalau dia mau ngusir aku dari tempat ini juga, silahkan. Apa sih sebenarnya maksud dia? Seenaknya saja dia bilang kalau mencintaiku di depan ayah. Memangnya sandiwara dia selama ini masih belum cukup?" gerutu Ayla dengan perasaan kesal.Ayla masih ingat dengan jelas kejadian kemarin saat di restoran. Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba saja Wibbi mengatakan bahwa ia mencintainya didepan sang ayah. Hal itu tentu saja membuat Ayla terkejut bukan main. Tak terkecuali sang ayah (pak Hermanto).Setahu pak Hermanto, pernikahan Ayla dan Wibbi terjadi karena kesalahannya. Demi melunasi hutang judinya pada rentenir, pak Hermanto bersedia menukar kebahagiaan putrinya dengan cara menikahkannya dengan pengusaha kay
Di depan pintu pantry, terlihat Wisnu sedang berdiri dengan tenang sambil memainkan jari-jemarinya di atas layar iPad untuk melihat beberapa email yang masuk. Beberapa karyawan yang bekerja di lantai 24 terlihat heran dengan keberadaan Wisnu di tempat itu. Apa yang sedang ia lakukan?Tidak biasanya orang nomor dua di perusahaan N.H group, berdiri didepan pintu seperti security yang sedang berjaga di depan komplek seperti itu. Banyak yang menduga jika sedang ada sidak di area pantry, karena gosip belakangan ini yang menyangkut salah satu cleaning service yang bekerja di lantai 24. Bahkan beberapa diantaranya berpikiran jika Ayla sedang dimarahi oleh Wibbi."Bos didalam?" tanya Bayu yang baru saja selesai mengantarkan minuman untuk para karyawan di lantai tersebut sambil membawa nampan kosong berjalan mendekat kearah Wisnu.Wisnu mendongakkan kepalanya, melihat kedepan. "Iya, sewaktu kamu bilang kalau nona muda bertemu Mayang di pantry. Dia terlihat sangat khaw
Setelah Wibbi menjelaskan semua yang terjadi, dan kenapa toko perhiasan milik Maria kini menjadi atas nama Ayla. Membuat Ayla mengerti, bagaimana penderitaan suaminya selama ini. Surya dan istrinya selalu berusaha mengambil semua yang menjadi hak milik Wibbi, dan sudah selayaknya Wibbi mengambil kembali apa yang telah di rampas oleh keluarga Surya selama ini. Termasuk toko perhiasan yang ada di Surabaya. Ayla tidak tahu apakah pantas jika mengatakan bahwa apa yang di lakukan oleh suaminya selama ini akibat dari perbuatan Surya dan keluarganya? Karena Surya dan keluarganya membuat sosok Wibbi menjadi seperti saat ini. Ia tidak akan mengampuni siapapun yang telah membuat sumber kebahagiaannya di usik. Kematian kedua orangtua Wibbi sebagai bukti, bahwa uang dapat merubah seseorang menjadi gelap mata dan menghalalkan segala cara. Termasuk menghilangkan nyawa sekalipun, dan itulah yang Surya lakukan. Kini Wibbi dan Ayla bisa hidup lebih tenang tanpa ad
Setelah pesta ulang tahun pernikahan pertama yang di adakan di Surabaya. Wibbi dan Ayla berencana untuk tinggal beberapa hari lagi di kota pahlawan tersebut. Wibbi memilih tinggal di sebuah hotel berbintang yang ada di kota itu, anggap saja ini liburan sekaligus bulan madu untuk mereka. Walau sebenarnya Wibbi telah merencanakan untuk mengajak Ayla berbulan madu ke Paris dalam waktu dekat. Ayla perlahan membuka matanya saat tercium aroma harum khas makanan kota Surabaya, yaitu lontong balap. "Ayo bangun sayang, sarapan dulu. Setelah ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." Wibbi duduk di sisi ranjang di samping Ayla. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut di wajah dan pipi Ayla. "Kemana mas?" tanya Ayla dengan suara parau karena bangun tidur. "Nanti kamu akan tahu." ucap Wibbi lalu kemudian mengecup kening Ayla. "Hem, baiklah. Aku akan mandi dulu sebelum sarapan." jawab Ayla. Ayla pun membuka selimut yang menutupi
Sebuah restoran yang ada di kota Surabaya mendadak hari ini terlihat sangat ramai, tidak seperti biasanya. Bahkan dari pagi hari hingga sore menjelang malam tidak ada hentinya tamu datang silih berganti. Beberapa wartawan dari media cetak maupun elektronik juga terlihat di sekitar lokasi. Ada apakah dengan restoran tersebut? Ternyata hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan pebisnis terkenal di seluruh pelosok negeri, bukan hanya di dalam Indonesia saja namanya menjadi bahan perbincangan. Pebisnis muda itu juga menjadi salah satu orang yang sangat berpengaruh di seluruh Asia. Siapa lagi kalau bukan Wibbi Nugraha. Tidak heran selama acara berlangsung begitu banyak tamu penting dari kalangan pejabat, artis, bahkan pengusaha yang datang silih berganti untuk memenuhi undangan dan memberikan selamat. Dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh para wartawan untuk memburu berita terbaru. Awalnya Ayla tidak menyangka jika pesta ulang tahun pernikahan
"Come on, Baby. Jangan marah-marah lagi. Aku melakukannya untukmu, sayang. Aku bisa menjelaskan semuanya." ucap Wibbi yang mengekori langkah kaki Ayla yang berjalan menuju ke kamar yang ada di rumah lamanya."Berapa banyak lagi kebohongan yang mas lakukan? Aku yakin ini bukan satu-satunya yang tidak aku ketahui." ucap Ayla dengan wajah kesalnya."Percayalah, aku tidak ada niat untuk membohongimu, sayang. Kamu tahu betul bagaimana kondisi kita dulu, mana mungkin aku dengan terang-terangan mengatakannya." ucap Wibbi berusaha membujuk Ayla yang masih di kuasai emosi.Ayla berhenti sebentar dan berbalik badan melihat Wibbi yang masih terus mengikutinya. "Alasan. Semua pasti sudah mas rencanakan, iya kan?" ucap Ayla dengan tatapan mata tajamnya."Percayalah, aku melakukannya karena tidak mau ada orang lain yang bisa memberimu lebih dari apa yang bisa aku lakukan untukmu, sayang." ucap Wibbi yang berusaha mendekati Ayla. Meyakinkan istri
Setelah selesai dengan urusannya, kini Abram memilih untuk keluar dari ruangan Wibbi. Apalagi jumpa pers telah usai, sehingga tidak ada lagi yang harus ia lakukan di tempat itu. Perasaan lega karena kini semua masalah telah teratasi membuat Abram memilih menuju ke kantornya. "Maaf, maaf Pak." ucap seorang gadis muda yang tidak sengaja menabrak Abram karena sedang terburu-buru. "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati." ucap Abram ramah dan membantu gadis itu mengumpulkan beberapa berkas yang jatuh berserakan. "Ini." ucap Abram memberikan berkas yang sudah terkumpul di tangannya kepada gadis itu. Namun gadis itu menatap Abram tak berkedip. "Gantengnya, mirip oppa-oppa Korea." gumam gadis itu tanpa sadar. Ia mengagumi ketampanan Abram. Mendengar itu Abram mengerutkan keningnya, ia menoleh ke kiri dan kanannya untuk melihat siapa yang sedang di maksud gadis di depannya itu. "Hey, kenapa malah melamun? Ini berkas kamu." ucap Abr
Di sebuah ruangan CEO yang ada di Surya Jaya Properti terlihat dua lelaki sedang duduk saling berhadapan. Suasana canggung diantara mereka sangat jelas terlihat. Mereka berdua sama-sama tidak tahu harus mulai dari mana pembicaraan yang cocok untuk keduanya. Suasana ruangan sangat hening seperti tak berpenghuni, hanya detak jam di dinding seolah menandakan jika masih ada tanda-tanda kehidupan dalam ruangan itu. Kedua lelaki itu seperti larut dalam pikirannya masing-masing, setelah kejadian di ruang rapat tadi membuat Surya tidak dapat berkutik. Kini baik Wibbi dan juga Abram berada di dalam ruang CEO setelah rapat menegangkan itu selesai. Sedangkan Ferdy memilih untuk melihat-lihat area kantor Surya Jaya Properti. Sekaligus ia ingin memberikan waktu untuk Wibbi dan Abram saling bicara. "Aku tidak tahu bagaimana cara menyampaikan terimakasih padamu. Tapi aku sangat senang kamu bisa membantuku untuk menyelesaikan semuanya." ucap Wibbi memecah keheningan.
Di perusahaan Surya jaya properti pagi ini terlihat mulai sibuk. Tak seperti biasa, para karyawan hari ini tampak sangat tegang dari hari biasanya. Karena pagi ini pimpinan baru di perusahaan tersebut akan datang. Yaitu orang yang memegang saham tertinggi di perusahaan.Para manager dan staff dari berbagai devisi terlihat berdiri berjejer di lobby kantor untuk menyambut kedatangan pemimpin baru tersebut. Raut wajah tegang tergambar jelas dari mereka semua, berbagai pertanyaan pun timbul di benak mereka. Seperti apa pemimpin baru mereka? Dan harapan mereka hanya satu, semoga pemimpin baru perusahaan orang yang baik hati dan tidak semena-mena terhadap para karyawan.Para pemegang saham juga terlihat berdiri di teras lobi kantor, termasuk Surya dengan wajah cemas. Sebentar-sebentar dia melihat kearah arloji yang berada di tangannya. 'Kenapa sampai jam segini belum datang juga?' batin Surya penuh tanya.Sebenarnya saat mendengar kabar jika pemegang saham terbe
"Ka-kalian sedang apa?" suara seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan mengalihkan perhatian ketiganya. Seketika kini wajah Wibbi memucat saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.'Oh God, sepertinya bencana telah datang.' batin Wisnu mengusap wajahnya."Sayang, ternyata kamu sudah datang?" tanya Wibbi melepaskan diri dari Mayang dan melihat Ayla dengan tatapan cemas. Wibbi takut jika istrinya akan salah paham.'Sayang?' batin Mayang sambil mengurai pelukannya dan melihat ke arah Wibbi dan juga Ayla secara bergantian. Kemudian dia mengusap sisa air matanya dengan punggung tangannya. Tatapan mata bingung akan situasi di depannya, membuat Mayang sejenak lupa akan kesedihannya sendiri.Ayla tidak menjawab pertanyaan Wibbi, ia melihat kearah Wisnu seolah ingin tahu ada apa sebenarnya. 'Jangan tanya padaku nona. Aku sendiri juga tidak tahu harus jawab apa.' batin Wisnu saat mendapat tatapan Ayla.Wibbi melihat sekilas kearah Wisnu,
Dua Bulan kemudian ...Setelah menemui apa yang di inginkan, terlihat dua orang pria beda generasi saling berjabat tangan. Pertanda tercapainya sebuah kesepakatan kerjasama telah terjalin dengan baik. "Senang bekerjasama dengan anda Tuan Surya." ujar Abram sambil tersenyum ramah.Surya tertawa. "Aku juga anak muda, semoga setelah perusahaan ini berada di tangan anak muda seperti kamu. Bisa menjadi perusahaan properti terbesar di negeri ini." ucap Surya sambil menepuk lengan Abram."Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk itu, Tuan Surya. Karena saya juga masih baru dalam hal ini." ujar Abram sambil tersenyum."Kamu terlalu merendah anak muda. Tapi aku sangat yakin kamu sangat kompeten dalam bidang ini." ucap Surya"Terimakasih atas pujian dan kepercayaan anda tuan Surya."Setelah selesai dengan pembahasan bisnis, mereka pun kini sama-sama berjalan keluar dari ruangan VIP yang ada di sebuah restoran. Pertanda jika kerjasama yang s