Share

Mengejar Cinta Babang Jutek
Mengejar Cinta Babang Jutek
Penulis: Amih Lilis

Babang 1

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-25 22:39:50

*Happy reading*

"Lelet!"

Bianca mencebik kesal, saat lagi-lagi desisan sebal itu terdengar di depannya.

Sialan! Maunya apa sih, asisten Bosnya ini?

Apa dia gak bisa lihat, perbedaan ukuran kaki mereka? 

Cih! Dia sih enak, satu langkah bisa bermeter-meter terlampaui, nah Bianca?

Udah pendek, pake rok span, pake heels, lagi! Jadi, coba bayangkan perjuangan Bianca, dalam menyamai langkah lebar Asisten bossnya itu.

Emang dasar cowok gak ada akhlak!

"Kamu bisa cepet, gak? Mereka sudah menunggu kita, Bianca!"

Bodo amat! Yang mau ngikut juga siapa? Orang lagi enak nonton drakor malah dibangunan-eh, dibangunin. Kan, kampret banget nih Babang jutek.

Ugh! Untung cakep. Coba kalau kagak. Bianca tampol juga dah tuh mulut bon cabe pake ulekan. Biar jadi sambel mercon sekalian. 

"Ya kalo mau cepet, gandeng dong! Kalo perlu gendong bridal style. Biar romantis sekalian," cebik Bianca santai. Sukses menghadirkan pelototan tajam dari Alvaro.

"Ngelunjak kamu lama-lama. Saya tinggalin di sini, baru tau rasa kamu!" ancam Alvaro kemudian.

"Tinggalin aja! Palingan juga situ yang repot nanti. Hello! Situ gak lupa siapa saya, kan? Best friend-nya nyonya Bos nih, gini-gini juga. Jadi jan macem-macem ya, Sodara!" ancam Bianca jumawa. Sambil membusungkan dadanya yang menonjol berkat bantuan bra berbusa tebal.

Sejak tau sahabat kampretnya ternyata nyonya Bos. Bianca memang jadi besar kepala begini. 

Woya jelas musti besar kepala! Kapan lagi coba, dia punya temen sultan. Secara, selama ini teman-temannya keturunan kampret semua. Nongol pas butuh, ngilang pas seneng. 

Kan, apa itu gak anj--gitulah pokoknya!

"Saya harap, anda juga tidak lupa. Kalau saya juga Asisten kepercayaan suami nyonya Bos kamu. Satu kata saja keluar dari saya, habis karir Anda." Alvaro pun kembali mengancam dengan tatapan mata elangnya.

Sayangnya, yang dia ancam itu Bianca, yang gak punya rasa takut sama sekali. 

Tentu saja bagi seorang Bianca, level antara asisten Bos dan sahabat nyonya Bos itu jelas lebih tinggi levelnya dia. 

"Sok bae, atuh! Ikhlas abdi mah. Asal siap-siap aja saya kejar sampe ke lobang semut. Buat minta dinikahin," ucap Bianca setengah sinis. 

"Kenapa kamu jadi minta dinikahi saya?" balas Alvaro dengan nada tinggi. Dia benar-benar nggak habis pikir dengan jalan pikiran Bianca. 

"Ya, karena situ udah mutus rezeki saya. Jadi situ yang punya tanggung jawab menafkahi saya setelahnya. Gimana? Deal, kan?" ucap Bianca enteng. Namun selalu sukses membuat Alvaro meradang.

"Mimpi aja kamu!" tukas Alvaro sengit. Sebelum melengos meninggalkan Bianca, yang kini terlihat terseok-seok mengejar langkah Alvaro yang lebar-lebar.

"Alvaro, kampret!" maki Bianca yang untungnya tidak terdengar karena jarak mereka yang terlalu jauh. 

"Gak, gak mau diculik!" seru Aika yang membuat Alvaro mempercepat langkah. 

"Eh, Pak udah di sini?" ucap Alvaro yang pura-pura baru sadar dengan kehadiran mereka. 

"Eh, Mas Al ngapain di sini?" Mata Aika berkedip berulang, membuat Alvaro tersenyum tipis selama beberapa detik.

Bianca menggeram, "Enak saja Babang lebih perhatian sama keluarga si Bos daripada sama dia! Lihat saja acting balas dendamnya."

"Ya, Bu. Saya juga ikut Bapak ini," jawab Alvaro dengan nada datar yang terdengar ramah di telinga Bianca. 

Gimana nggak ramah, coba? Sedari tadi tuh babang tampan mulutnya pedas kalau sama dia. Giliran sama atasan langsung berubah manis beud kek gula aren. Kan Bianca syebel, ya? 

Huh! Dasar muka dua! But it's ok. Bianca juga bisa, kok kalau begitu doang, mah. Huh! Drama time!

Bianca menghentak-hentak ketika mendekati sahabatnya. Nggak peduli dengan langkah terbatasnya karena rok span yang terlalu sempit dan heels yang terlalu tinggi.

Pokoknya, Kita lihat saja, siapa yang lebih berkuasa? Sahabat istri Bos atau Asisten Bos? Pasang mata baik-baik!

"Bi, lo ...." Aika menunjuk Bianca, dan terlihat ikut terkejut melihat kehadirannya di sana, "Ngapain lo di sini?" tanyanya kemudian dengan polos.

"Ya, ikut lah. Wong diajak, masa nolak," jawab Bianca santai mengamati kukunya yang baru dicat.

"Hah? Jadi kita bukan mau berduaan saja, Mas Boss?" Aika melirik Kairo.

"Ya, gak, lah. saya kan pernah bilang. Mereka yang bakal ngelayanin kita. Jadi, mereka ikut. Ayo!" Kairo mengulurkan tangan yang segera diterima Aika.

What? Jadi itu derajat sebenarnya Bianca di mata si Bos? Babu?

Ugh! Ternyata Bos sama Asistennya sama aja. Sama-sama kampretos!

Berhubung hati kembali tersulut api, Bianca tidak memperhatikan kalau mereka akhirnya masuk ke dalam pesawat pribadi. 

Interiornya yang mewah, harusnya membuat mulut Bianca menganga lebar. Namun, duh, gimana ngomongnya. Dia itu sebenarnya takut ketinggian. Bianca lalu menoleh ke belakang, memperkirakan kecepatan untuk melarikan diri. Kira-kira dia bisa keluar hidup-hidup nggak?

Terus, ini gimana sekarang? 

"Jalan, woy! Jangan diam saja di tengah jalan!" desis Alvaro dengan lirih, tepat di telinga Bianca. 

Bulu-bulu halus di tengkuk Bianca berdiri, ketika merasakan embusan napas hangat Alvaro. 

Setan, memang cowok satu ini. Mulutnya tajam bener, tapi sayangnya tampan. Jadi, Bianca tak kuasa marah terlalu lama.

Hatinya selalu lemah memang sama makhluk bernama cogan. Bawaannya bukan pengen marah, tapi pengen manja-manja kalau sama yang namanya cogan. 

Namun sayangnya, cogan yang satu ini gualaknya minta ampun. Bikin Bianca mikir 1000x mau gebetnya juga. Mana gak ada gentle-gentlenya, lagi.

Kalau gentlemen itu, tangannya ada di punggung cewek kalau pas jalan bareng.

Noh, kaya Pak Boss di depan.

Nah, Kalau seperti setan tampan di belakangnya ini, itu dorong punggung cewek pas jalan bareng. Itulah yang dilakukan Alvaro untuk memaksa Bianca melangkah. 

"Pulang sekarang boleh nggak, sih?" tanya Bianca yang tetap bergeming walaupun Alvaro mendorongnya. 

Dia bahkan sudah balik badan, tapi tubuh Alvaro yang tegap menghalanginya. Bianca jadi merasa kerdil seketika.

Asem! Nih cowok sarapannya pasti tiang listrik. Tingginya di makan sendiri! Bagi Bianca ngapa? 

"Jangan manja! Sana duduk!" ujar Alvaro yang memutar tubuh Bianca kemudian mendorongnya hingga terduduk di depan Aika. 

"Anteng! Jangan banyak tingkah. Kalau tidak mau saya lempar dari jendela." Alvaro pun memberikan wejangan yang sangat sukses membuat Bianca tak berkutik di tempatnya.

Ya iyalah gak berkutik. Ini pesawat, cuy. Bukan angkot! Dilempar dari sini sampenya makam. Bukan got, lagi!

Gak percaya? Cobain sana! 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
yeni diana sari
ini cerita yg ceweknya nyosor yg cowoknya sok nolak padahal sdh cinta.... seru pokoknya. babang al aq nunggu luruhnya cintamu wkkkkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 2

    *Happy reading*Sepanjang perjalanan Aika tampak santai mendengarkan musik dengan earphone. Sementara, Kairo sibuk dengan tablet di genggaman.Alvaro sendiri begitu tenang membaca koran. Namun, Bianca malah terlihat begitu tak nyaman dengan duduknya.Melihat itu, Aika pun melepas earphone. "Bi, lo kenapa?""Mual," bisik Bianca seolah berisyarat."Mmm, hahaha ...."Namun si Aika malah tak bisa menjaga mulutnya. Bukannya kasihan, malah ngakak gak tau diri, dan tawa Aika pun langsung membuat Kairo dan Alvaro menatapnya heran."Kamu, kenapa?" tanya Kairo, Bos Bianca sekaligus suami Aika.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 3

    *Happy reading*Bianca mencibir ketika melihat Alvaro duduk di seberangnya. Padahal seharusnya cowok itu duduk di sebelahnya. Coz yang namanya perhatian totalitas itu, harusnya nggak ditunjukin sepotong-sepotong seperti ini.Romantis dikit kek, kaya perlakuan si Bos sama Aika. Kan, Bianca juga pengen di perhatiin kek Aika gitu. Maklum Bianca lagi dalam mode iri, soalnya udah lama gak di bikin baper ma cowo.Adanya, malah di bikin nyesek mulu. Lah, ngapa jadi curhat si Bianca?"Pak, nggak duduk di sini?" tunjuk Bianca ke kursi sebelah setelah tidak bisa menahan diri lagi.Ceritanya, Bianca ngarep, cuy!"Kenapa juga saya harus duduk di situ? Biar kamu bisa modus pegangan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 4

    *Happy reading*Gara-gara batal ikut Bos ke Gemawang, cuti Alvaro pun dibatalkan secara sepihak.Pak Kairo menyuruhnya untuk mengawasi kantor, sementara beliau melakukan bulan madu bersama istrinya.Semua ini gara-gara Bianca!Dasar memang wanita pembawa sial! Awas saja, kalau ketemu Alvaro kutuk tuh cewek jadi ....Nah, panjang umur! Baru saja hendak dikutuk, eh cewek itu sudah nongol dengan gaya lenjehnya seperti biasa.Sok ngartis!Benar-benar memuakkan!Alvaro hanya diam ketika melihat wajah terkejut Bianca ketika mendapati dirinya ada di dalam lift.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 5

    *Happy reading*"Eh, eh, Gimana rasanya dekat-dekat dengan pak Alvaro, Bi? Duh, lutut gue pasti lemas banget, kalau bisa dekat kek lo tadi, sama cowok secakep itu."Selepas Alvaro pergi, setelah aksi heroiknya pada Bianca. Gadis itu pun langsung diserbu teman-teman kampret yang tadi mengisenginya."B aja tuh," jawab Bianca dengan acuh. Sambil duduk santai di kursi yang kali ini sudah dipastikan tak akan ditarik siapapun.Soalnya Bianca sudah memberi tatapan garang, pada teman di samping kanan dan kirinya, agar mereka tak berani berulah lagi.Huft ... akhirnya, bisa duduk juga!Bianca mendesah lega, sambil mengusap kedua pahanya diam-diam.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 6

    *Happy reading*"Maaf, Pak. Saya cari taksi saja."Dengan sigap, Alvaro mencekal tangan Bianca, saat gadis itu hendak melewatinya. Cowok itu menarik Bianca menuju sedan hitam mengkilat, yang terparkir di dekat mereka."Eh, Pak. Saya bilang, saya naik taksi saja, Pak. Masih ada perlu soalnya," tolak Bianca yang dengan konyolnya berpegangan pada tiang halte.Apaan sih, gadis ini?"Ck, Lepasin itu, Bianca! Jangan bikin malu!" Alvaro memelototi orang yang bisik-bisik sambil menunjuk mereka."Tapi, ta--""Kamu tadi sudah setuju, jadi sekarang saya tidak terima penolakan!" ucap Alvaro dengan suara menggelegar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 7

    *Happy reading*"Sial! Sial! Sial!"Alvaro menepikan mobil ketika sudah di tempat sepi. Semua agar dia bisa melampiaskan kekesalannya, pada stir mobil yang tidak bersalah. Andaikan stir itu adalah lengan manusia, sekarang pasti sudah terlihat bekas cengkeraman Alvaro di sana."Sial!"Sekali lagi, Alvaro memaki sendiri, mengeluarkan perasaan tak nyamannya terhadap pemandangan yang tak sengaja dilihat tadi.Sekalipun dia berulang kali menekankan dalam hati. Jika itu bukanlah urusannya. Tetap saja, bayangan Bianca ditampar pacarnya benar-benar mengganggunya sekali.Dia merasa ... apa, ya? Iba, mungkin. Tapi lebih ke ... entahlah, Alvaro tak bisa menggambarkan dengan detail apa yang d

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 8

    *Happy reading*"Selamat pagi, Pak," sapa Bianca yang terus menunduk ketika memasuki lift.Cewek itu masuk dari lobi, sedangkan Alvaro sudah naik dari basement. Mereka berdua tidak saling berbicara karena keadaan lift yang hampir penuh. Bianca segera turun ketika sudah sampai di lantai tempatnya bekerja.Bahunya bergerak naik perlahan kemudian turun dengan perlahan. Sebisa mungkin dia harus menghindari Alvaro. Ada dua alasan utama yang coba ditanamkan lekat-lekat ke pikiran. Yang pertama karena pacarnya cemburu buta, yang kedua karena perlahan-lahan perhatiannya mulai teralihkan pada Alvaro.Bianca berharap kalau Alvaro tidak menyaksikan apa yang sudah dilakukan pacarnya. Beruntung ada supir taxi yang menengahi, hingga cowoknya tidak jadi menyingkap jas yang terika

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 9

    Babang 9*Happy Reading*"Sayang, makasih ya, buat hadiahnya. Aku suka banget."Entah sudah berapa kali Bianca mengucapkan kalimat itu, sambil terus menatap benda melingkar yang berkilau di lengannya.Senyumnya tak bisa luntur, tiap kali mengingat perlakuan manis Marcel, yang sangat jarang dia dapatkan.Bukan jarang sebenarnya, tapi lebih ke ... mahal.Ya. Mahal sekali. Karena perlakuan Marcel harus selalu di tukar kesakitannya."Iya, Sayang. Aku juga minta maaf buat kejadian kemarin, ya?" balas Marcel sambil mengusap rambut Bianca dengan lembut."Iya, gak papa kok. Aku ngerti."Bianca hanya tersenyum tipis, saat diingatkan kejadian yang sering terjadi dalam hubungan mereka.Saking seringnya, Bianca kini malah jadi terbiasa.Terbiasa disakiti, dan terbiasa dengan sikap Marcel yang seperti musim pancaroba. Bisa berganti hanya dalam hitungan detik."Habis ini mau kemana lagi, Sayang? Aku turuti. Mumpung

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-10

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Extra part 3

    *Happy Reading*“Sok, sokan pakai mobil mahal buat jadi mobil pengantin. Bisa-bisanya kamu mau diporotin cewek macam ini?” sindir tante termuda Bianca ketika acara sudah usai dan mereka hendak meninggalkan tempat resepsi.“Itu hadiah dari saya dan istri. Bagaimanapun juga Alvaro adalah asisten pribadi saya yang setia. Tolong jaga mulut kalian karena Bianca juga termasuk orang penting di keluarga kami. Dia adalah sahabat dari istri saya. Kalau ada yang menyakiti Bianca, itu berarti secara tidak langsung sudah menyakiti istri saya,” sela Kairo yang berbicara tepat di belakang tante Bianca.Wanita itu terlihat menelan ludah dengan susah payah karena mulai mengerti arah pembicaraan ini. “Bukan seperti itu maksud saya--”Tangan Kairo terangkat untuk menghentikan wanita dengan make up menor itu. “Sebagai partner kerja group kami, kalian pasti tahu arti Aika bagi saya? Kalau ada yang membuatnya sedih, saya tidak segan-segan bertindak.”Alvaro melipat bibir demi menahan tawa ketika melihat se

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Extra part 2

    Hari yang dinanti tiba juga. Rencananya pagi ini ijab kabul yang dilanjutkan dengan resepsi di siang hari. Alvaro sengaja mengadakan ijab kabul di rumahnya. Agar dapat memastikan kehadiran keluarga Bianca yang masih belum mengetahui siapa dia sebenarnya. Rumah Mak Kanjeng yang sederhana pasti akan membuat mereka tenang dan tak membuat kekacauan yang berakhir menggagalkan pernikahan.Katakan Alvaro ini licik. Tetapi memang belum saatnya mereka tahu kebenaran soal dirinya. Sikap matre kakek dan neneknya pasti akan muncul jika tahu sekarang. Mereka akan memanfaatkan apa pun agar bisa mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari pernikahan ini.“Ck, ck, ck. Rumah preman memang nggak jauh-jauh dari pasar. Pasti biar lancar urusan melakukan kejahatannya,” sindir paman Bianca sambil bergidik saat memasuki rumah yang terlihat kumuh di matanya. Padahal, rumah Alvaro tidak sekumuh itu. Hanya sederhana saja. Asri pula dan sedap di pandang mata. Karena Mak Kanjeng memang tidak suka rumah besar nan

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Ekstra part 1

    *Happy Reading*“Al,” panggil Bianca dengan lirih.“Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak memanggil hanya dengan nama saja. Kamu mau saya hukum?” ucap Alvaro dengan nada jutek yang seperti biasanya.Rona merah menjalar dari telinga hingga ke pipi mulus Bianca. Wanita itu pasti teringat dengan hukuman cium penuh semangat yang Alvaro lancarkan ketika memanggil nama saja. Tentu saja mereka sama-sama menikmati bentuk hukuman ini, tapi Alvaro juga melakukannya di depan umum. Itu pasti yang membuat Bianca merasa malu.“Eh, Bang,” ulang Bianca dengan lebih mantap.“Kenapa, Sayang.” Lagi-lagi Bianca tersipu.“Aku takut, gimana kalau Emak masih belum memaafkanku?”Tangan Alvaro bergerak untuk menggenggam tangan Bianca dan mengusapnya dengan lembut. “Emak pasti akan memaafkanmu. Jangan takut, aku di sini untukmu. Kita hadapi ini bersama.”Mobil berhenti tepat di depan Emak, yang kebetulan hari itu sedang nongkrong di depan pager dengan Mpok Jubaedah. Biasalah, palingan juga lagi ghibah. "E

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang last

    Selain menugaskan Alvaro, Kairo juga menugaskan Aika untuk mengalihkan perhatian Bianca sementara dia menyusup ke kantor. Karena itulah Aika datang dan mengajak Bianca jalan-jalan.Hari ini adalah saatnya Bianca masuk setelah mengambil cuti, jadi dia sengaja mengadakan rapat mendadak dan memberikan tugas untuk para staff. Tentu saja ini tanpa sepengetahuan Bianca.Suara nyaring Bianca ketika memasuki kantor bagaikan lonceng yang berdentang nyaring di telinga Alvaro. Hatinya yang memang sudah berdebar tak sabar menunggu kehadiran wanita itu, semakin kebat kebit tak karuan setelahnya. Ini saatnya dia melaksanakan rencananya.“Rapat hari ini cukup sampai di sini. Silakan langsung lakukan tugas masing-masing sesuai dengan arahan saya.” Alvaro menutup meeting pagi itu dengan santai. Berbanding terbalik dengan degup jantung yang benar-benar terasa akan meledak oleh buncahan rasa bahagia.Para staf buru-buru meninggalkan ruangan rapat, sehingga memungkinkan Alvaro untuk segera mengintip dari

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 61

    Tuhan tahu betapa berat perjuangan Alvaro untuk mencari Bianca selama beberapa bulan ini. Dia secara teratur mengunjungi bagian HRD untuk menanyakan kemana Bianca dipindahkan, tapi ini malah membuatnya dapat surat teguran. Hampir saja Alvaro lepas kendali dan berniat untuk melemparkan surat itu ke muka kepala HRD, tapi demi Bianca, dia tidak boleh dipecat.Setelah beberapa hari merenung, Alvaro mengubah strategi. Dia kembali bekerja seperti biasa tanpa mengganggu bagian HRD. Dia bahkan bekerja lebih keras agar tidak ada tempat bagi otaknya untuk memikirkan Bianca.Namun, semakin kuat usahanya untuk menyingkirkan Bianca dari pikiran dan hatinya, semakin kuat kenangan Bianca menyerangnya. Walau sudah beberapa bulan berlalu, tapi kenangan Bianca sejelas ketika orangnya ada. Alvaro bahkan sering berhalusinasi melihat Bianca yang sedang terkekeh ketika mencuci piring. Betapa renyah suaranya ketika mereka mengobrol saat makan.Katakanlah Alvaro sudah gila. Ya! Dia memang sudah gila sepertin

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 60

    ***Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah 6 bulan Bianca bekerja di kantor cabang. Tidak ada hal spesial yang harus Bianca bagi. Semua B aja. Hanya saja, mungkin sekarang Bianca sudah bisa berbaur dan enjoy dengan teman-teman barunya.Mereka baik, mereka juga asyik untuk diajak ngobrol dan bercanda bersama di sela kesibukan. Membuat Bianca tidak terlalu jenuh dengan kegiatan hariannya yang itu-itu saja. Ngantor, pulang, tidur. Begitu saja terus tiap hari. Bianca yang sekarang benar-benar berubah. Tidak suka nongki dan menghamburkan uang. Meski begitu, komunikasi antara Bianca dan Aika tak pernah putus. Tiap malam selalu tak lupa bertelepon ria dan ghibah bareng. Apa yang di ghibahkan? Banyaklah! Namanya juga kaum hawa. Kalau ngobrol suka ngalor ngidul. Seakan tak ada habisnya bahan ghibahan mereka. Adaaa saja yang di bahas. Dari mulai harga cabe, tetangga julid, sinetron terbaru, gosip artis dan banyak lagi lainnya. Pokoknya kalau tidak ditegur Kairo, bisa telepo

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 59

    Sesekali Bianca masih sempat melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya. Bianca hanya bisa menghela napas panjang di tempatnya. Wajar kalau mereka merasa curiga akan keberadaannya di sini yang terlalu tiba-tiba. Baru kemarin surat pemberitahuan muncul, hari ini dia sudah ada di sini. Mode express banget kan kek jodohnya si Aika.Namun, mengingat nama itu. Bianca pun ingin berterima kasih untuk bestinya yang selalu mendukung keinginannya itu. Meski pasti akan kangen sekali pada kegesrekan Aika. Bianca rasa ini memang yang terbaik untuknya. Mungkin dengan berada jauh dari Alvaro, pikirannya bisa sepenuhnya lupa akan kenangan indah yang sudah mereka jalani. Juga luka yang terlanjur tergores dalam. Bianca berharap bisa menjadi manusia baru di tempat baru bersama orang-orang baru pula. Bismillah. Yuk, bisa, yuukkk!Aika : [Bi, Alvaro tadi telepon buat nanyain keberadaan lo]Saat istirahat tiba. Bianca melihat ternyata ada chat dari bestie gesreknya. Hatinya seketika

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 58

    Dua hari kemudian.Senyum lebar Alvaro terpasang ketika dia melangkah memasuki gedung tempat kerjanya. Dia tidak menghiraukan pandangan beberapa wanita yang ikut berbinar ketika melihatnya. Suara bisik-bisik yang samar-samar didengarnya tidak membuat senyumnya hilang.Terserah mereka mau bilang apa, yang penting hari ini dia akhirnya akan ketemu dengan Bianca. Mungkin sepulang kerja nanti, dia akan mengajukan lamaran. Tidak perlu ada pertunjukkan lamaran seperti yang ada di drama-drama karena dia sudah tidak sabar ingin segera bersama-sama Bianca untuk selamanya.“Selamat pagi, Bos,” sapa Alvaro ketika membuka pintu menuju ruangan Kairo.Namun, Bosnya itu hanya memandangnya sekilas kemudian berkutat kembali dengan pekerjaannya.Apa selama tiga hari cuti, kerjaan di kantor jadi semakin banyak? Sampai-sampai wajah si Bos horor begitu. Alvaro pun segera menghapus senyum dari wajahnya dan mulai bersikap seperti biasanya.Sepanjang hari disibukkan oleh pekerjaan membuat Alvaro sejenak melu

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 57

    Mata Alvaro tertuju pada laki-laki yang sudah bau tanah di hadapannya. Pria itu mengamatinya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, lalu berulang kembali. Senyum miring terlihat samar sebelum pria itu kembali menampilkan wajah datar.“Ada perlu apa kamu kesini?”“Lapor, Tuan. Orang ini menerobos masuk dan bilang mau melamar cucu Tuan,” ujar seorang satpam yang berdiri takut-takut di belakang Alvaro."Cucu?" beo pria itu lagi, kembali memindai tubuh Alvaro dengan seksama. Alisnya berjungkit antara bingung dan tak suka pada preman kumal di hadapannya saat ini. Cucu yang mana yang preman ini maksud? Cucu yang dia milik tak hanya satu orang. Keheranan bukan hanya terlihat dari raut pria tua itu, tetapi juga orang-orang di belakang tubuhnya. Itu adalah keluarga Bianca."Bianca, Tuan," bisik sang Satpam memberi clue. Sekaligus membuat mata tua itu melotot tak percaya. “Apa benar itu? Kau mau melamar dia, si Bianca.” Jari keriput itu menunjuk kearah muka Alvaro.Kalau saja tidak sedang be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status