Share

4

Penulis: Iss_malaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 15:33:58

Seorang gadis nampak muram karena tidak ada perubahan sama sekali pada ibunya, padahal sudah lama ibunya terbaring lemah di rumah sakit yang mengakibatkan dirinya harus bolak balik dari rumah, kampus, tempat kerja dan ke rumah sakit.

“Ya Allah kenapa hidup aku susah sekali sih? Apa dosa hamba yang membuat hidup hamba susah? Hamba tau semua orang juga punya ujian masing masing, hamba tau hamba salah. Hamba tidak kuat ya Allah dengan cobaan yang bertubi tub8,” keluh Keyla yang merasa sangat lelah dan hidupnya susah. Ia hanya manusia biasa yang punya rasa capek dan putus asa.

Keyla sedang ada di titik terendah dalam kehidupannya, di mana ibunya yang selalu memberikan semangat dan wejangan untuknya jatuh sakit tak berdaya.

***

“Kakak,” panggil Vina dengan senyum lebarnya kepada Keyla yang baru saja datang ke rumah mereka. Saat ini ini, mereka sudah ada di depan rumahnya untuk menantu kedatangan Keyla bersama dengan ayah mereka.

“Kenapa tidak datang nanti sore, saja?” sentak Erlan menatap nyalang ke arah baby sister baru anak kembarnya. Ia sudah lama menunggu Keyla, iya kalau dia pengangguran tidak apa apa menunggu Keyla walah sampai bulan purnama sekali pun.

“Maaf pak, tadi saya habis membantu memandikan ibu saya dan menyuapi ibu saya yang sedang sakit,” ucap Keyla menunduk. Ia tahu kok kalau dirinya salah.

“Alasan saja!!”

“Papa, jangan marahin kakak dong, kan kakak ini baik,” celetuk Vina yang tidak rela jika kakak baru mereka dimarahi ayahnya sendiri.

“Papa nggak marahin dia kok, lagian kan emang Kaka ini salah dan sudah seharusnya papa ingatkan, biar tidak diulangi lagi.” Erlan membela dirinya dan tidak mau disalahkan.

“Tapi kan itu sama aja,” sambung Vino yang diangguki oleh kembarannya.

Erlan heran kenapa anak anaknya malah membela Keyla? Padahal biasanya juga mereka tidak gampang mengenal dekat dengan orang baru. Banyak mantan baby sister si kembar yang pindah karena si kembar yang kurang nyaman dengan mereka dan kini dengan Keyla, malah semudah itu mendapatkan hati keduanya. Bahkan baru berapa hari mereka saling kenal, tapi si kembar malah terlihat nyaman bersama dengan Keyla bahkan berani membela gadis itu ketimbang dirinya yang sebagai ayahnya. Ini sungguh tidak adil!!

“Sudah ah ngomong sama kalian lama lama bisa keburu tua nanti papa,” pamit Erlan yang sudah dijemput oleh asisten pribadinya.

“Kalian jaga diri baik baik di rumah, ya? Ingat, jangan nakal dan harus nurut sama kakak ini!! Jangan bandel atau papa kirim kalian ke tempat kakek dan nenek!!”

Keduanya nampak mendengkus, mendengar ancaman dari ayahnya yang selalu seperti itu. Emang tidak ada ancaman yang lain, apa?

“Baik papa,” keduanya mencium punggung tangan ayahnya, pun dengan Erlan yang mencium kedua kening dan pipi si kembar yang mirip sekali dengan bakpao.

Erlan berdiri dan menatap wajah Keyla yang kalau dilihat lihat sangat cantik dan manis alami. Ahh apa ia baru sadar ya, dan selama ini, ia ke mana saja? Atau jangan jangan …?

“Saya permisi mau ke kantor karena ada banyak kerjaan di sana. Saya titip anak anak saya, awasi mereka dan jangan sampai hilang!!”

“Baik pak, bapak tenang saja. Saya paling suka kalau main sama anak anak nanti,” ucapnya meyakinkan pak bosnya.

“Papa hati hati di jalan ya, jangan lupa nanti belikan Vina eskrim sama coklat yang banyak, “ pintanya merengek.

Erlan yang tak mau urusannya semakin panjang, maka ia pun hanya bisa mengangguk.

***

Keyla membawa kedua anak kembar itu ke dalam ruangan tengah dengan membawa mainan keduanya.

“Kakak, kenapa kakak nggak tinggal di sini aja sama kita dan papa?” tanya Vina yang paling banyak bicaranya dibandingkan dengan saudara kembarnya.

“Karena kakak punya rumah sendiri dan ada ibu kakak di rumah,” sahut Keyla sekenanya.

“Tapi, Vina pengin kita sama sama ketemu serupa hari dan malam,” celetuk Keyla yang diangguki oleh Vino.

“Iya kak.”

Keyla menatap kedua bocah asuhannya dengan mengerjapkan matanya. Ia memang harus punya kesabaran yang banyak karena mengasuh anak kecil itu menguras tenaga juga kesabaran. Banyak tingkah aneh mereka yang suka membuat orang tua pusing, apalagi dengan si kembar yang sangat aktif.

“Udah, mending kita main aja di sini. Jangan kebanyakan nanya, ya. Nanti kalau kalian besar kalian pasti akan tahu,” terangnya yang membuat si kembar mengangguk. Takut si Keyla marah dan tidak mau sama mereka lagi.

“Kakak nggak marah, kan?” tanya Vino memastikan. Semoga saja sih tidak. Bisa gawat kalau kakak ini marah dan tidak mau menjaga dirinya dan Vina lagi. Ia tidak mau dijaga sama orang lain selain Keyla.

“Nggak dong, kenapa harus marah? Kan kalian nggak salah,” jawab Keyla tersenyum manis yang membuat Vino mengangguk percaya.

“Ya kali aja kakak nggak suka sama pertanyaan kita,” ucap Vino.

“Kakak jangan marah, ya? Vina mau sama ka Vino dan kak Key terus,” ucap Vina dengan tatapan memohon.

“Iya sayang, kakak nggak marah kok. Tenang aja, kakak bakalan jaga kalian di sini, kok. Jangan khawatir!!”

Keduanya sama sama mengangguk patuh. Keyla jadi heran kenapa ayah mereka memiliki sifat yang dingin dan tidak menyenangkan, beda sama kedua anaknya. Apa jangan jangan kedua anak kembar itu mewarisi sifat ibu mereka.

***

Bruk!!

Baru saja Keyla membuka pintu kamar si kembar dan hendak keluar tiba tiba saja ia tidak sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah Erlan.

Sekarang ia berada di dalam dekapan Erlan yang baru saja pulang kerja dan menatap Keyla dengan garang.

“Ceroboh!!” makinya tajam.

“Maaf pak, saya tidak sengaja,” ucap Keyla lirih, merasa bersalah. Ia juga meruntuki dirinya yang tidak hati hati saat keluar dari dalam kamar si kembar.

“Minta maaf terus, tapi diulangi lagi itu sama saja. Coba kamu perbaiki semua kealahan kamu!! Saya heran deh sama kamu, kenapa kamu suka ceroboh dan menyusahkan!!” Keyla tetap diam mendengarkan ocehan dosennya yang galak dan terkenal dingin.

“Iya pak, saya akan memperbaiki diri saya menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya dan sekali lagi, saya minta maaf atas kejadian tadi,” ucapnya yang kembali meminta maaf kepada dosen sekaligus majikannya.

Tanpa menjawab, Erlan langsung berlalu dari hadapan Keyla yang membuat gadis itu nampak kesal sekaligus bernafas lega. Kesal karena Erlan sama sekali tidak mendengarkan ucapannya dan lega karena pada akhirnya ia lepas dari cekalan Erlan yang sudah seperti malaikat maut saja, sangat menakutkan umat sejagat raya.

“Emang dasar ya kalau orang kaya suka begitu,” ucap Keyla lirih. Tentu saja ia tidak mau Erlan mendengarnya dan kembali memberikan hukuman yang sama sekali tidak masuk akal di otak manusia.

***

Bab terkait

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   5

    “Papa, Vina mau punya mama sama kaya temen temen Vian di sekolah,” ucap Vina merengek, anak kecil itu suka sedih karena tidak pernah melihat mamanya yang wajahnya saja ia tidak tahu. “Iya pa, di sekolah banyak yang dijemput sama mamanya dan diantar mamanya juga. Kenapa kita tidak, pa?” sambung Vino yang mempunyai keinginan tak jauh dari kembarannya. Erlan tertegun mendengar pertanyaan seperti itu, selama ini memang mereka tidak pernah bertanya dan ia juga tidak pernah memberitahu keberadaan mama kandungnya di mana. Hal semacam inilah yang sebenarnya dari awal sudah ia hindari, ia memang sudah memprediksi akan pertanyaan seperti ini. Karena anak kembarnya yang semakin hari semakin tumbuh besar dan mengerti. “Kenapa diam, pa? Kita kan cuma nanya sama papa? Apa benar kalau mama tidak sayang sama kita, makanya sejak lahir tidak ada di sini?”tanya Vina polos, membuat ia tak tega dan tak kuasa menahan air matanya yang mengembun. Ia tidak mungkin menangis di hadapan anaknya, bukan karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   6

    Nampak di kembar senang setelah mendapatkan hadiah dari Keyla. "Makasih banyak ya kak, kakak memang terbaik deh," puji Vina yang membuat Keyla hanya bisa tersenyum tipis saja. "Iya, cocok jadi mama," sambung Vino menyahut, Keyla meringis mendengar kata cocok menjadi mama. Apa apaan coba? ia saja masih mahasiswa dan masih mempunyai mimpi banyak, belum ada kepikiran untuk menikah muda dan punya anak. Kendati demikian, ia tetap diam saja. Hanya menganggap mereka bercanda saja. "Kak?" "Iya," jawab Keyla menatap wajah Vina yang tiba tiba saja sendu. ia bingung, dan was was takut sang anak nangis dan yang disalahkan dirinya oleh bapaknya nanti. "Ada apa, ya?" tanyanya dengan nada lembut. "Kakak mau ya jadi mama, kita?" cicit keduanya kompak yang membuat mata Keyla melebar. Ia membekap mulutnya, kenapa anak sekecil mereka bertanya hal yang demikian. Emangnya mama mereka ke mana saja? tidak mungkin kan kalau Erlan hamil sendiri dan bisa melahirkan anak kembar seimut dan sepintar mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   7

    "Mama mama ..." lirih seorang gadis kecil dengan mata terpejam memanggil mamanya. Erlan menepuk pelan punggung putrinya pelan dengan perasaan sesak. Ia tidak bisa membayangkan kepedihan yang dirasakan oleh putrinya yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Jangankan kasih sayang, melihat saja tidak pernah. "Maafin papa, nak," bisiknya pelan. Ia akan melakukan apa saja untuk anaknya. Percayalah jika di luar ia dingin, maka tidak jika ia berada di rumah bersama keluarganya, maka ia akan hangat dan penuh kasih sayang. Dulu waktu ia masih bersama dengan ibu dari anak anaknya juga, ia adalah sosok lelaki yang ceria dan murah senyum tidak seperti sekarang yang sudah seperti tembok saja, datar dan dingin seperti kutub utara. "Semoga kalian bahagia selalu, nak." Erlan memeluk kedua anaknya. jika anak anak sedang sakit, ia memang tidur di kamar anaknya karena tidak tega meninggalkan kedua anak kembarnya dalam kondisi sakit meski hanya satu malam saja. ***Keesokan harinya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   8

    Ting tong!!Keyla membukakan pintu rumah Erlan karena ada suara bel dan posisinya dekat dengan pintu. "Iya, sebentar.''Ceklek!!"Kamu!! ngapain kamu di sini!!" sentak wanita itu jengkel serta terkejut, sama hal yang dirasakan oleh Keyla. ia juga kaget kedatangan dosennya tiba tiba ke rumah Erlan. Wajar sih karena Erlan dan wanita ini satu kampus dan digosipkan memiliki hubungan. Entah itu benar atau tidak, yang jelas ia tidak peduli. "Silahkan masuk, Bu." Keyla tetep sopan, bagaimana pun juga, wanita itu adalah dosennya yang tak lain adalah Bu Maudy. Bu Maudy masuk begitu saja dengan lagak sombong dan seolah ia sudah terbiasa keluar masuk rumah Erlan. Keyla hanya menggeleng saja melihat itu, biasa namanya juga orang kaya ya suka enaknya sendiri. zaman sekarang memang jarang ditemukan orang kaya yang rendah hari dan suka menolong. "Vina!!" panggilnya manis kepada anak bungsu Erlan. wanita itu berusaha mendekati anak anak Erlan agar bisa bersama dengan Erlan karena hanya Erlan l

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   9

    Maudy berisiul membawa rantang berisi makanan yang sudah ia masak untuk Erlan. Saat ini, ia berjalan di koridor kantor Erlan, dan kebetulan ayahnya juga rekan kerja Erlan. Jadi, tidak sulit baginya untuk dekat dengan Erlan. Bahkan ia juga meminta ayahnya untuk menjodohkan dirinya dengan Erlan, tapi ayahnya masih cukup waras, namun juga diusahakan. “Ayah sih pakai acara lemot!! Gue kan mau nikah sama Erlan biar makin enak!!” ucapnya menggerutu. Ia mengancam ayahnya kalau tidak menjodohkan dirinya dengan Erlan, maka ia akan bunuh diri. Kekanakan sekali!! “Pak Erlannya ada?” tanyanya sengit kepada salah satu karyawan di sana dengan gaya sombongnya.”Kamu tau kan siapa saya?” Wanita itu mengangguk, tau siapa wanita di hadapannya bukan lah orang sembarangan juga. Dari penampilannya juga terlihat jika Maudy adalah orang kaya dan tentunya satu crickel dengan Erlan. Bisa saja teman atau bahkan kekasihnya. “Ada Bu, beliau di ruangannya. Mari saya antar!” ajaknya. Maudy mengikuti langkah wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   10

    "Eh ibu," ucap Keyla kikuk, ia menyalami mami Erlan yang berdiri membukakan pintu rumah Erlan. "Masuk!!" titah Marwa lembut, tidak seperti Erlan yang galak. "Makasih, Bu." "Kalian ke mana aja sih? kok lama banget? Oma kan sendirian di rumah?" rajuk Marwa pada kedua cucunya. "Hehehe maaf nek, kita main ke rumah kakak cantik," sahut keduanya kompak. Keyla tersenyum kaku, ia merasa tidak enak kepada ibu dari majikannya. buru buru ia meminta maaf karena takut dianggap lancang. "Maaf ya Bu, kalau saya kesannya lancang," mohon Keyla tak enak hati. "Nggak papa nak, kamu ini kaya sama siapa aja sih." Marwa menatap perempuan yang menjadi pengasuh cucunya itu dengan lekat dan lembut. "Kamu kok mau sih jadi pengasuh anaknya dosen kamu sendiri? jangan bilang karena ada ancaman?" tebak Marwa. Ia sangat tau betul sifat Erlan belakangan ini yang selalu arogant dan pemaksa. "Nggak kok, Bu. ini atas dasar kemauan saya sendiri. itung itung buat penghasilan tambahan," elak Keyla. ia takut nanti

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   11

    Saat ini, si kembar berada di sebuah mall bersama dengan omanya karena tadi sebelum ke sini, Marwa sempat mengajak cucunya dan cucunya mau diajak ke mall karena ada acara arisan di sana. "Hai jeng, bawa cucu ya? duh lucunya. pengin saya bawa ke rumah deh," ucap salah satu temen Marwa dengan gaya sosialita. "Ya jangan dong!! nanti saya dimarahi sama anak saya," balas Marwa tersenyum. "Ih pelit," kikiknya."Nama kamu siapa, nak?" "Vina dan ini Vino," jawab Vina dengan cepat. sedangkan Vino hanya diam saja duduk di samping omanya. Sebenarnya ia malas bertemu dengan banya orang, tapi tadi Vina sempat memaksa dirinya untuk ikut, jadilah ia hanya bisa pasrah dari pada adiknya nangis. "Kasian ya ganteng dan cantik, tapi nggak punya ibu," celetuk salah satu dari mereka yang membuat wajah Vina dan Vino langsung murung. mereka paling sensitif jika ada yang membahas soal ibu. Marwa yang melihat itu pun ikut emosi. Ia memang tidak suka dengan cara bicara temannya yang menurutnya tidak bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   12

    Keyla membuka matanya setelah mendengar bising bising dari luar, ia hafal suara itu, pasti itu suara si kembar dan neneknya. "Kenapa kembar dan ibu Marwa ada di sini?" gumamnya. ia jadi merasa tidak enak dengan ibu majikannya. Ia pun berusaha bangkit untuk menemui mereka di ruangan tengah. "Lo kok bangun, nak?" Marwa kaget karena melihat pengasuh cucunya itu bangun padahal sedang sakit dan ia merasa tidak enak. pasti karena ulah dirinya dan cucu cucunya. Kembar dan Rohimah pun menoleh, si kembar langsung tersenyum karena mengira jika Keyla sudah sembuh. "Yey!! kakak sembuh!!" pekik Vina yang diikuti oleh Vino. "Vina, Vino, duduk!!" titah Marwa kepada kedua cucu kembarnya dan keduanya pun menurut ucapan neneknya. "Baik, oma." Keduanya kembali duduk anteng di samping Marwa. "Kamu bangun, nak? apa ada yang sakit?" tanya Rohimah khawatir setelah Keyla duduk di sampingnya. "Iya Bu, nggak papa kok. udah mendingan," sahutnya karena tidak mau membuat tamunya kecewa. "Maaf ya Key ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04

Bab terbaru

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   45

    Malam itu begitu tenang, hanya suara jam dinding yang terdengar di ruang tamu rumah Keyla dan Erlan. Keyla sedang duduk di sofa, bersandar sambil memegang perutnya yang sudah besar. Wajahnya tampak kelelahan setelah menjalani hari yang panjang. Di sebelahnya, Erlan sedang menonton televisi sambil sesekali melirik istrinya, merasa khawatir tapi mencoba tetap tenang. “Kamu baik-baik saja, Sayang?” tanya Erlan lembut, matanya penuh perhatian. Keyla tersenyum kecil, meski jelas ada ketegangan di wajahnya. “Aku baik-baik saja, cuma sedikit kram. Mungkin kontraksi palsu,” jawabnya, mencoba meredakan kecemasan Erlan. Namun, beberapa saat kemudian, rasa sakit yang sebelumnya hanya seperti kram ringan tiba-tiba berubah menjadi lebih intens. Keyla memegang erat perutnya dan mengerutkan kening, rasa nyeri itu datang tanpa peringatan. “Ahh…,” desah Keyla, menahan rasa sakit. Erlan segera mematikan televisi dan duduk lebih dekat. “Keyla, apa ini kontraksi? Sudah waktunya?” tanyanya panik, t

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   44

    Pagi itu, langit cerah seakan merestui acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Keyla. Di rumah mungilnya yang penuh dengan nuansa tradisional, ia dan suaminya, Andi, menanti kehadiran tamu-tamu terdekat yang sudah diundang. Sebuah tenda sederhana berhiaskan kain putih dan hijau dipasang di halaman depan, dengan meja-meja kecil dan kursi yang tersusun rapi.Tamu-tamu mulai berdatangan. Wajah-wajah ceria dari keluarga besar Keyla dan Andi menghiasi suasana pagi itu. Ibu Keyla dan mertua menyambut para tamu dengan hangat, mengenakan kebaya tradisional dengan senyum lembut yang tak pernah lepas dari wajahnya. Tak lama kemudian, para sahabat dan kerabat lain pun datang, membawa berbagai bingkisan dan makanan untuk syukuran."Selamat datang, Silahkan masuk," sambut Agam sambil mempersilahkan para tamunya masuk. Di dalam rumah, Keyla yang duduk dengan anggun di kursi, mengenakan kain batik khas Jawa yang dipadukan dengan kebaya berwarna hijau muda, tersenyum lembut menyambut para tamu.Setela

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   43

    Beberapa bulan kemudian, kandungan Keyla semakin membesar dan bulan ini memasuki bulan ke tujuh dan rencananya mereka akan mengadakan acara syukuran di rumahnya dengan mengundang beberapa anak yatim di panti asuhan, lansia, tetangga dan juga kerabat mereka yang tak ketinggalan serta sahabat mereka. Rencananya akan digelar dua hari lagi. “Kak aku seneng banget deh bentar lagi dedek bayinya lahir. Pasti dia lucu dan sangat menggemaskan seperti aku yang ibunya,” celoteh Keyla sangat cerewet, membuat Erlan pusing. “Iya sayang, jangan lupa kalau aku ayahnya yang tak kalah tampan,” sahut Erlan yang sama sama percaya dirinya. Keduanya memang sama sama pasangan kompak dan serasi. Di dalam kamar yang remang-remang dengan pencahayaan lembut dari lilin, Keyla duduk di tepi ranjang, mengenakan baju tidur satin berwarna pastel. Erlan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya. Angin sepoi-sepoi masuk dari jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma bunga melati dari taman.Erlan tersenyum lem

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   42

    Rohimah dan keysa datang ke rumah Keyla dengan membawa beberapa makanan yang mereka buat sendiri. “Ya ampun ibu kenapa bawa makanan banyak segala sih? Pasti ibu capek?” Walaupun berkata seperti itu, namun Keyla tak menolak makanan tersebut dan menerimanya. Ia tak kuasa menolak makanan apalagi buatan ibu dan adiknya. “Nggak kok, kan ada adik kamu juga yang bantu ibu. Kebanyakan juga dia yang buat. Kamu tau sendiri kan dia seorang pengusaha kue?” kata Rohimah yang membuat Keyla mengangguk. “Makasih ya jadi ngerepotin.” “Kakak ngomong apa sih? Siapa juga yang direpotin. Aku juga tau kalau kakak pasti mau kan?” tebak Keysa yang tepat sasaran. “Ya sudah ya sudah, ibu sama Keysa udah sarapan belum? Kalau belum, mari sarapan sama sama!” ajak Keyla. “Udah nggak usah, kami udah sarapan kok.” “Beneran?” Keyla memastikan. Awas saja mereka bohong. “Iya bener, kagak percaya banget sih orang satu ini,” dengkus Keysa.”Lagian kan kakak tau kalau di rumah ibu, subuh itu udah mateng semua maka

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   41

    Erlan kembali ke Bogor dengan Satria untuk melihat lahan dan bangunan yang terbakar. “Kamu sudah menyelidiki?” tanya Erlan. “Sudah bos, sepertinya orang itu adalah salah satu bawahan mereka. Jadi ya siapa lagi coba dalangnya kalau bukan kakek mertua anda,” jawab Satria blak blakan tanpa filter. Erlan menatap tajam ke arah Satria yang kalau ngomong suka ngasal.”Heh jaga ya omongan lo!! Awas sampai bini gue denger. Mati lo nanti!!” “Ya gue tau, makanya gue nggak berani nyebut keluarga itu kalau di depan bu bos. Gue juga situasi kali.” Mereka kembali melanjutkan perjalanan meski agak macet karena berbarengan dengan orang yang mau berangkat kerja. “Kenapa pakai macet segala sih? Ini udah lewat tol juga tadi,” keluh Erlan kesal. “Sabar bos, orang sabar disayang mertua,” ledek Satria membuat Erlan semakin kesal. *** Dua jam kemudian, mereka telah sampai di lokasi. Di mana ada beberapa bagian yang terbakar, namun tidak semua. Erlan meminta penjelasan kepada salah sat

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   40

    Setelah semua pekerjaan selesai, Erlan langsung pulang ke Jakarta karena ia takut istrinya kenapa napa di rumah. Ya meski di sana dia tidak sendirian, namun tetap saja ia tak tega meninggalkan istrinya lama lama apalagi dalam kondisi mengandung anaknya. “Nanti mampir di toko oleh oleh, aku mau beli makanan buat istriku dan orang orang rumah,” titah Erlan kepada sang asisten. “Siap bos.” Di sisi lain, Keyla sendirian di dalam kamar sambil menunggu suaminya dengan bosan. Ia bingung mau melakukan apa karena semuanya terasa membosankan. Ia menghela nafasnya panjang, ia merasa kesepian tidak ada sang suami di sisinya. “Kak Erlan kenapa lama sih? Aku kan jadi kangen sama dia,” ucapnya sambil mengelus perutnya yang sedikit menonjol. “Sabar ya dek ya, papa sebentar lagi pulang kok.” Ia pun memilih memejamkan matanya karena matanya terasa berat. ***“Sayang maafin aku ya karena semalam pulang jam sepuluh dan kamu udah tidur,” ucap Erlan merasa bersalah. Apalagi istrinya sedari tadi han

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   39

    Bi Siyah mengetuk pintu kamar majikannya. Di tangannya ada sebuah paket yang baru saja dikirimkan oleh kurir yang katanya buat majikannya. Sedangkan Keyla yang berada di dalam langsung membukakan pintu kamarnya setelah mendengar ketukan pintu dari luar. “Iya sebentar,” ucap Keyla dari dalam. “Ada apa bi?” tanya Keyla saat sudah membuka pintu kamarnya. Mereka duduk di kursi yang tak jauh dari pintu kamar Keyla. “Maaf mengganggu waktunya nyonya,” ucap bi Siyah merasa tak enak. Keyla menggeleng seraya tersenyum.”Ah nggak kok bi.” “Ooo iya ini ada paket dari kurir Nyonya, katanya buat Nyonya,” ucapnya sambil memberikan paket yang ada di tangannya. “Lo paket? Kok bisa? Perasaan aku nggak pesen deh. Erlan juga pastinya nggak bakalan pesen paket.” Walau begitu, ia tetap menerimanya. “Ya udah sini bi, makasih ya.” “Sama sama nyonya, kalau begitu saya permisi. Mau melanjutkan pekerjaan saya,” pamit Bik Siyah. Keyla mengangguk. “Kalau capek istirahat bik, jangan dip

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   38

    Keyla dan Erlan memasuki ruangan pemeriksaan karena hari ini adalah jadwal cek up kandungan Keyla pertama kalinya dan Erlan tak mau melewatkan hal itu. “Siang tuan dan nyonya, silahkan duduk!!” kata sang dokter wanita. Keduanya pun duduk, Keyla diminta berbaring di brangkar dan memulai pemeriksaan. Setelah memeriksa semuanya, sang dokter itu menjelaskan keadaan calon anak mereka. “Alhamdulillah keadaan kandungan nyonya baik baik saja. Saran saya pertahankan makanan sehat dan juga vitamin kehamilan. Hindari kerja berat berat dan juga memikirkan hal yang membuatnya stres. Jadi tuan juga harus menjaga emosi nyonya, jangan sampai dia stres. Pastikan nyonya bahagia selalu,” papar sang dokter. “Semua terjamin kalau hidup sama saya dan dia pasti akan bahagia selalu!!” tegas Erlan, membuat dokter itu meringis. “Iya tuan, saya percaya.” Keyla hanya diam saja. Kemudian Keyla menerima resep vitamin yang harus ditebusnya. “Dok,” panggil Erlan saat mau berdiri. Dokter itu mendongak.”Saya ma

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   37

    Dua minggu kemudian, Ellia sudah kembali ke negara di mana ia menimba ilmu karena tak bisa lama lama di rumah dan harus segera menyelesaikan tugasnya agar ia bisa cepat cepat kembali ke negaranya. Keyla menatap wajah adiknya yang nampak sendu. Ia pun bertanya kepada sang adik. “Ada apa? Kok wajah kamu kaya sedih gitu? Katanya kamu mau ngomong penting, tentang apa? Butuh sesuatu? Ngomong sama kakak.” Keysa menggeleng, hasil dari usahanya sangat cukup untuk kebutuhan dirinya.”Terus kenapa?” Keysa nampak menghembuskan nafasnya kasar.”Dia kembali,” lirih Keysa. “Dia siapa?” Alis Keyla bertaut. Walau sebenarnya ia bisa menebak siapa dia? Dari raut wajah sang adik saja ia bisa tahu.”Apa yang dia lakukan sama kamu dan ibu? Di mana kamu bertemu? Karena selama ini dia ada tapi tidak ada buat kita!!” Ya … yang mereka maksud adalah ayah mereka yang sudah lama bahagia dengan keluarga barunya. Meninggalkan mereka bahkan sejak Keysa bayi. Keyla sangat paham dengan perasaan adiknya.

DMCA.com Protection Status