Beranda / Urban / Mengapa Kau Membenciku? / Part 27 : Kebenaran Yang Terungkap

Share

Part 27 : Kebenaran Yang Terungkap

Penulis: Ekta Naura
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-02 07:08:30

                               

“Bagaimana kamu tahu kehidupannya dengan begitu detail? apa dia curhat semuanya sama kamu?”

“Sulit sekali mengulik informasi tentangnya, karena ia menutup rapat kehidupan pribadinya termasuk kepadaku.”

“Lantas bagaimana bisa kamu mengetahuinya sedetail itu? jangan-jangan kamu memata-matainya ya?”

“Awalnya memang seperti itu!”

“Apa? gila kamu ya?!”

“Kamu dari dulu tahu sendiri sepak terjangku seperti apa?! aku paling anti kalau berurusan dengan yang namanya wanita, jangankan untuk dekat, mendengar nama wanita saja rasanya aku sudah ilfil duluan.”

“Lalu?”

“Seperti biasa keseharian ku saat sebelum dan sesudah dari rutinitas pekerjaan aku selalu meneropong keindahan alam sekitar, pada saat aku meneropong ke arah sungai dimana sungai tersebut adalah area Fero tinggal, aku melihat seora

Ekta Naura

Semakian dibaca akan semakin menarik di setiap episodenya, untuk itu jangan sampai terlewatkan ya untuk dukung terus novel ini dengan cara beri penilaian bintang 5 and give vote okeehhh 👍 💚 U !!!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 28 : Penyesalan

    Ambivalenci Fero kini mulai sirna, bersamaan dengan penyesalan yang teramat dalam. Matanya memerah menahan segala gejolak. Ia merasa marah pada dirinya sendiri mengapa selama ini bisa bertindak gegabah dan juga ceroboh? Bibirnya hanya mampu terkatup, axiomatic kini sudah di depan mata. Namun ia harus bersikap equanimity untuk menetralisir gundah gulana yang menyiksanya. Dengan segera ia keluar dari ruang kerjanya, kini ruangan yang ditujunya yaitu gudang tempatnya membuang Sinta pada saat ia mengeluarkan dari kamarnya sesaat setelah mereka menikah. Setibanya di sana dibukanya pintu gudang tersebut, terlihat sempit, pengap dan gelap, terlihat pula pada dinding berwarna hijau pudar yang ia tahu persis dinding tersebut adalah bekas ditumbuhi lumut yang subur. Hal ini disebabkan karena kondisi dinding yang sangat lembab, di situ juga terhampar sebuah matras. Kardus-kardus yang berisi buku-buku juga barang-barang tak terpakai kini suda

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 29 : Menginterogasi Sarah

    Pagi itu Fero masih berkutat dengan laptopnya, ia yang terlihat serius sekali memeriksa laporan penjualan dari Departemen Pemasaran, tak menyadari ada sosok yang terlihat begitu ketakutan memasuki ruang kerjanya, nampak Anton berada persis di belakang sosok yang sedang ketakutan tersebut. Hingga terdengarlah suara Anton yang mampu memecahkan keheningan kala itu, “Selamat Pagi Pak Fero, tugas pertama sudah ada di hadapan Bapak saat ini!” ucap Anton lugas. Menyadari ada 2 sosok sedang berdiri di hadapannya saat ini membuat Fero menghentikan pekerjaannya dan kini tatapan matanya beralih kepada 2 orang di depannya. “Baik Anton terima kasih! saya tunggu kabar baik dari tugas kamu yang selanjutnya, semakin cepat semakin baik!” ujar Fero tegas. “Baik Pak! kalau begitu saya permisi!” pamit Anton. Begitu Anton pergi meninggalkan ruangan kerjanya. Sorot tajam mata Fero menatap Sarah yang kala itu sedang berdiri ketakutan, i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 30: Pengakuan

    Sinta yang dengan asyiknya menatap indahnya danau Ciburuy, tak menyadari bahwa sudah beberapa saat yang lalu Devano telah lama berdiri sedang memperhatikannya. Semula Devano tak ingin mengganggu Sinta, namun karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya maka ia pun segera mendekati gadis itu. “Gak ada jenuh-jenuhnya ya meski tiap hari selalu ke sini?” goda Devano memecah kesunyian “Kamu? sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Sinta. “Sejak seorang Putri cantik yang wangi berjalan dari arah rumah kembar menuju ke danau ini.” “Oh ya? lalu kenapa tidak dari tadi saja kamu mendekat kemari?” “Aku sengaja menundanya dulu untuk mendekatkan diri kemari karena ingin memberikan ruang kepada Tuan Putri untuk me time sejenak” “Oh ya?” “Iya beneran, sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 31: Segala Kebaikan Devano

    Kata-kata Leon bagi Sinta sangat masuk akal dan cukup beralasan. Namun ia tak menyahut sepatah kata pun, ia hanya mendengarkan narasi Leon seraya memahaminya. “Jujur saja dulu saya tidak begitu akrab dengan Vano, namun sedikit banyak saya tahu perihal dia, yang mana dia itu dulu paling ogah dekat dengan seorang wanita, karena selain dia di kampus begitu populer di kalangan mahasiswi dengan fisiknya yang sangat tampan, jenius dalam berbagai mata kuliah, berprestasi pula dalam beberapa cabang olah raga sehingga banyak sekali diantara mereka yang mengejar-ngejarnya, namun bukan Devano namanya kalau ia tidak menjadi buah bibir di kampus. Seorang anak Rektor, anak dari seorang Pengacara ternama, juga anak seorang Jendral pernah mengejar-ngejarnya, tapi apa yang Vano lakukan sungguh aneh, dia sama sekali tidak memiliki minat, bahkan acuh tak acuh kepada mereka, makanya semua mahasiwa mahasiswi memberikan predikat kepadanya dengan julukam Mr. Cool.” un

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 32 : Suara Hati Fero

    “Maaf kalau pagi-pagi sekali harus memanggil anda kemari Dok!” ucap Fero sambil membenahi kancing kemejanya yang terlepas. “Loh Fero…kamu?” sahut sang Psikiater “Loh kamu Si Wika itu kan?” tanya Fero keheranan. “Iya benar, aku Wika teman sekolah kamu sedari SMP, tapi benar kan aku tidak salah rumah? tadi orang suruhan kamu memanggilku untuk datang ke rumah ini, bahkan dia sendiri yang mengantarkan aku sampai sini?” imbuh Wika. “Iya benar, aku memang yang menyuruhnya untuk memanggil Psikiater ke sini.” ungkap Fero. “Oke kalau begitu.” Jawab Wika mengerti. “Aku memanggilmu kemari untuk mendengarkan keluh kesahku, memberiku jalan kelua

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 33 : Perubahan Yang Lebih Baik

    Terdengar suara qiro’ah di menara masjid saat Fero dalam perjalanan pulang ke rumahnya seusai seharian beraktifitas di kantor, Fero menghentikan kaju mobilnya di area parkir. Dengan langkah perlahan ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu masuk masjid. Lumayan asing suasananya karena sudah lama sekali ia tak pernah menginjakkan kaki, jangankan hanya singgah ke dalam masjid barang sejenak, sekedar berhenti saja untuk mendekat dan melihat hiruk pikuk masyarakat yang berlalu lalang untuk melakukan aktifitas ibadah saja tidak pernah ia lakukan. Tentu saja hal itu membuatnya merasa canggung karena setelah sekian lama ini baru pertama kalinya ia memiliki sebuah tekad untuk memasuki tempat suci umat muslim. Mata Fero mulai menyisir di setiap penjuru masjid, sungguh rumah Allah yang sangat kokoh dan megah, apalagi di kejauhan terlihat begitu indahnya kubah emas yang ukurannya terbilang besar. Perlahan tapi pasti ia langkahkan kaki semakin mendekat ke ara

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 34 : Telah Memaafkan

    “Pokoknya aku memberikan narasi positif perihal kamu dan Insyaa Allah Sinta sudah tidak marah lagi sama kamu.” “Masak sih, serius kamu?” “Ya Allah Van, kamu kok susah banget ya kalau mau percaya sama aku?” “Ya heran saja, padahal kamu kan naksir Sinta nih ceritanya, biasanya kan kalau ada orang lain yang dekat dengan cewek yang ditaksir itu kan suka menjelek-jelekkan!” “Tapi untungnya aku bukan tipe orang seperti itu, yang namanya jodoh, rejeki dan maut itu sudah diatur Allah, manusia hanya bisa berdo’a dan berikhtiar, jadi aku hanya berusaha untuk bisa mendekati gadis yang aku suka dan juga berusaha untuk mengungkapkan perasaan ku kepadanya tanpa harus menjelek-jelekkan orang lain, bukankah dari awal kita sudah sepakat untuk bersaing secara sehat.” “Wah gak rugi ternyata punya teman baik seperti kamu ya, ineffable!” “Halah…biasa aja, server kan memang harusnya seperti itu!” “Yoi…!” ucap Devano sam

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-28
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 35 : Aktifitas Di Sekolah

    Saat Fero tengah berdiri memandang arunika di pagi hari, nampak bunga-bunga di sekelilingnya yang adiwarna. Dersik meniup dedaunan hingga melambai-lambai dengan indahnya. Asmaraloka kini bersemayam di relung hati. Nampak Sinta yang sedang duduk di atas jembatan kayu yang tertata dengan begitu rapi. Perasaan rindunya yang semakin lama sudah tak bisa dibendung lagi. Sontak dengan semangat didekatilah gadis yang begitu ia rindukan. Terlihat rambutnya yang tergerai menari-nari ditiup angin yang berhembus, pipinya yang merah merona, serta bulu matanya yang lentik terlihat jelas saat ia semakin mendekatinya. Jantungnya berdetak cepat, adrenalinnya kian berpacu dan perasaannya tak menentu. “Aku akan membawanya pulang, aku akan membahagiakannya, mencintainya dengan segenap hatiku dan takkan pernah ku lepaskan lagi!” batin Fero. Dengan perlahan Sinta menoleh begitu mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya. “Sinta, ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30

Bab terbaru

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 71 : Video Bahagia

    Hari-hari Sinta semakin berwarna dengan hadirnya Fero di tengah kehidupannya saat ini. Fero telah membuktikan bahwa dia adalah suami yang baik, begitu mencintai keluarga serta bertanggung jawab. Fero sudah bertekad ia akan selalu membahagiakan keluarga kecilnya tersebut, apalagi ia begitu menyayangi Azka seperti putra kandungnya sendiri begitu pula sebaliknya. Sinta yang bukan single parent lagi tentunya benar-benar merasakan kebahagiaan seutuhnya. Setelah rentetan kejadian tragis yang telah ia alami di sepanjang hidupnya kini telah tergantikan dengan kehidupan yang tentram serta bergelimang kebahagiaan. Memiliki 2 buah rumah yang saling berhadapan yang hanya terpisah oleh sebuah jalan raya membuat Sinta lebih banyak tinggal di rumah yang dibeli oleh Fero. Sejak malam pertama ia sudah lebih banyak tinggal di rumah tersebut dan untungnya pula putranya sama sekali tidak mempermasalahkan itu karena selama ada Fero maka Azka akan meng-iyakan.

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 70 : Pernikahan

    Sekali lagi Sinta merasakan dilema yang teramat sangat dengan kejutan yang dibuat Fero bersama sang putra kali ini. Ia benar-benar tak tahu harus menjawab apa karena untuk saat ini ia masih belum memikirkan untuk menikah kembali karena jujur saja perasaannya kepada Devano masih sangat kuat karena bagaimanapun juga dialah laki-laki pertama yang banyak memberikannya cinta dengan penuh ketulusan dan kesungguhan tanpa adanya rekayasa, dusta serta pengkhianatan. Namun mengapa saat ini perasaan takut karena trauma yang pernah dialaminya kian membuatnya bimbang. “Mama…Om Ganteng telah menolong Aka dali bahaya, Om Ganteng hampil meninjal kalena tolonyin Aka apa itu maci belum cukup buat Mama?” protes Azka yang tiba-tiba mengagetkan Sinta, lagi-lagi ucapan sang putra makin membuatnya heran karena bagaimana bisa ia melontarkan kata-kata yang begitu menohok. “Azka tidak boleh berkata demikian sama Mama ya sayang! biarkan Mama mengamb

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 69 : Kesempatan Ke Dua

    “Aka cayang banget cama Om ganteng, Aka pingin punya Papa cepelti teman-teman teyus Aka pingin Om Ganteng jadi Papanya Aka!” jelas Azka dengan berterus terang. “Seperti yang Om bilang sebelumnya, Om akan selalu ada buat Azka dan juga Mama, Om tinggal menunggu kesiapan Mamanya Azka, begitu Mama bilang setuju dan siap untuk menikah dengan Om maka secepatnya Om akan menikahi Mama Azka!” terang Fero dengan begitu jelas. “Om Ganteng gak bohonyin Aka kan?” “Apa yang Om ucapkan pada Azka baru saja itu semua benar, dalam berbicara Om tidak boleh berbohong nanti kalau berbohong Allah bisa marah!” Azka mendengarkan penjelasan Feri sambil menganggukkan kepalanya. “Ya sudah kalau begitu sekarang Om pingin lihat mana senyum manisnya buat Om pagi ini?” seru Fero yang kemudian dibalas dengan sebuah senyuman manis yang tersungging dari bocah lucu tersebut. Dengan segera dipeluknya Azka oleh Fero dengan begitu hangat.

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 68 : Ada Hikmah

    Pintu kamar Sinta tidak ditutup rapat, hanya beberapa centimeter saja pintu tersebut sedikit terbuka, maka dengan langkah pelan Fero memasuki kamar Sinta. Cukup luas sekali ukuran kamarnya berkisar 6 x 6 meter. Tatapan netra pemuda tersebut menelisik ke setiap penjuru ruangan, karena baru pertama kalinya ia masuk dengan tatapan menelisik seperti ini meski sebelumnya karena kondisi mendesak ia pernah masuk untuk melihat kondisi Sinta yang sedang pingsan begitu mendengar berita kepergian suaminya. Saat itu ia mencari foto pernikahan mereka di kamar tersebut namun ternyata ia tak menemukannya, bukankah kebanyakan pasangan pada umumnya selain memajang foto mereka di ruang keluarga, maka mereka juga akan memajangnya di dalam kamar, namun sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi Sinta dan juga Devano. Terlihat Sinta yang sedang tertidur lelap menggunakan selimut wol dengan warna cerah. Fero masih saja berdiri menatap wajah cantik itu,

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 67 : Kedekatan Fero Dan Azka

    Setelah dirawat di rumah sakit selama 2 minggu akhirnya Fero oleh Dokter diperbolehkan untuk pulang dengan catatan ia harus tetap rajin kontrol sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh Dokter di buku Kontrol. Tentu saja hal tersebut disambut dengan sangat antusias oleh Fero karena menurutnya berada di rumah sakit dengan durasi waktu selama itu berasa setahun lamanya dan untungnya ada Sinta yang selalu berada di sampingnya yang selalu setia menunggunya sedari awal dia terbaring tak sadarkan diri karena koma hingga sekarang kondisinya yang sudah berangsur pulih. Tak dipungkiri lagi bahwa Sinta adalah motivasinya selama ini untuk bisa berjuang melawan koma selama seminggu lamanya, dan itu juga merupakan keajaiban serta anugerah tak terhingga yang telah diberikan Sang Pencipta kepadanya. Ditambah dengan kehadiran Azka putra semata wayang dari wanita yang sangat dicintainya kian menambah nuansa suka cita yang ia rasakan selama ini. Kehadiran Azka

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 66 : Kejadian Luar Biasa

    Terlihat seorang Dokter sedang melakukan resusitasi ( CPR ), usaha tersebut dilakukan untuk mengembalikan irama jantung yang telah terhenti. Sinta yang mengetahui hal tersebut langsung meraih telapak tangan Fero kemudian digenggamnya dengan erat sambil berkata, “Ayo Fero kamu harus kuat, kamu harus bisa, jangan tinggalkan aku dengan perasaan bersalah seperti ini! bagaimana aku harus menjawab pertanyaan putraku jika dia bertanya tentangmu? Fero ayo bangun! Aku mohon jangan tinggalkan aku! bukankah kamu sering mengatakan kalau aku tidak boleh meninggalkan kamu, tapi mengapa justru kamu sendiri yang akan meninggalkan aku? aku sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi Fero, yang aku mau hanya satu yaitu kamu tepati kata-katamu dan kamu buktikan kepadaku bahwa kamu….bahwa kamu tidak akan pergi meninggalkanku, maka aku juga akan buktikan kata-kataku dan aku berjanji untuk memaafkan semua kesalahanmu di masa lalu kepadaku maka aku juga tidak akan pernah me

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 65 : Kritis

    “Sin..ta..Sin..ta…ma..af..kan a..ku!” Ucapan Fero yang di ulang-ulang pada saat itu membuat Sinta terbangun dari tidurnya, suaranya meski tidak keras namun masih terdengar jelas di pendengaran Sinta. Perlahan tapi pasti mata Sinta yang sedang tertutup rapat karena rasa kantuk yang hinggap kini terbuka. Di tatapnya Fero yang masih memejamkan mata dihadapannya. “Sin..ta…Si..nta...ma..af..kan a..ku! ja..ngan ting..gal..kan a..ku!” rintih Fero. Hal itu membuat Sinta kaget, ternyata ucapan Wika tadi sebelum pulang benar adanya bahwa ketika dalam kondisi yang tak sadarkan diri Fero masih mengingat dirinya. Seketika itu pula Sinta menutup bibir dengan kedua telapak tangannya tanpa disadarinya pula tetesan air mata bening mengalir dari sudut kedua netranya yang kian memerah. Semula ucapan Wika itu baginya hanyalah sekedar guyonan semata yang disematkan kepadanya, namun kali ini yang dikatakan Wika itu adalah fakta. “Sin..t

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 64 : Koma

    Suara tangisan Azka yang begitu kencang terdengar hingga di dapur tempat Sinta berada, dengan segera Sinta berlari ke halaman rumah namun ia tidak menemukan keberadaan putranya di tempat yang baru saja ia lihat. Curiga dengan pintu gerbang yang kini sedang terbuka membuatnya semakin mempercepat lagi laju larinya ke luar rumah, saat ia tiba di sana terlihat dari jarak beberapa meter darinya nampak kerumunan orang yang berada di tengah jalan raya persis sekali dengan asal suara tangisan putra semata wayangnya. Jantungnya semakin berdetak kencang tak mampu membayangkan jika suatu hal terjadi kepada putranya tersebut. Kakinya kian terasa lemas nafasnya tak beraturan, rasa takut kian menghantuinya pada saat ini. Sinta semakin mempercepat pace larinya, ia juga harus berani menerima kenyataan apapun yang akan terjadi di hadapannya kini. Bibirnya hanya mampu terkatup namun batinnya sama sekali tak berhenti untuk terus berdo’a serta berharap agar t

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 63 : Mempertaruhkan Nyawa

    Sinta begitu asyik menonton acara talk show di sebuah stasiun televisi yang ditayangkan secara live sambil ngemil keripik tempe kesukaannya. Sudah 15 menit sudah ia menonton acara tersebut tanpa beranjak sama sekali dari atas sofa yang ia duduki di ruang tengah, beberapa saat kemudian Azka ikut bergabung duduk di sofa untuk duduk di sampingnya. “Mama!” panggil Azka “Iya sayang!” sahut Sinta. “Tadi di cekolah Aka ketemu Om Ganteng!” pamer Azka kepada Mamanya. “Om ganteng? siapa itu sayang?” tanya Sinta. “Om yang pelnah ke cini caat Mama gak mau banyun, Mama di kamal teyus nangis gak mau belhenti!” ungkap Azka. “Oh ya? apa benar itu?” tanya Sinta. “Iya benel!” jawab Azka yakin. Tiba-tiba terdengar sebuah truk berhenti di seberang jalan, Sinta mengecilkan volume televisinya. Melihat apa yang terjadi dari balik tirai jendela ternyata sebuah truk kontainer sedang menurunkan barang-barang yang se

DMCA.com Protection Status