Share

Bab 43.

Author: RidaFa05
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di bawah teriknya sinar matahari siang ini, Gladys terus berjalan ke tempat satu sampai ke tempat lainnya, untuk menawarkan dagangannya agar banyak yang membeli.

Dengan berpeluhkan keringat, wanita yang tengah hamil itu sesekali mengusap wajahnya karena panas dan lelah. Sesekali berhenti, tatkala tangannya berdenyut nyeri.

Ia menunduk, memandangi dagangannya yang masih tersisa dan harus disetorkan sore harinya.

"Semoga saja dagangnya laku, supaya aku bisa ada simpanan uang supaya bisa memeriksa kandungan," gumam Gladys, mengusap perutnya yang tertutup hoddie.

Sengaja ia memakai pakaian tebal, agar orang-orang tidak tahu soal kehamilan. Dia tidak ingin, rahasinya terbongkar.

Selamang menit berikutnya, Gladys melanjutkan berjualan sampai ke berbagai daerah sekitar. Lumayan jauh jarak yang harus ia tempuh.

Gladys berhenti, di tengah banyaknya orang-orang kampung yang sedang mengobrol.

"Gorenganya, Pak, Bu ... mumpung masih ada," ujar Gladys, menawarkan pada orang dengan begitu ramah.

Pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 44.

    Di Rumah Sakit. Usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien, kini jam sudah menunjukkan waktu istirahat. Sindrom couvade yang Dokter Arnesh alami masih terasa, meski tidak separah sebelumnya.Dia berjalan beriringan bersama dr. Aulia menuju kantin. Mengobrol masalah pekerjaan dan juga ngobrol santai.Dr. Arnesh hanya bisa menahan rasa mual, karena ingin memuntahkan isi perutnya. Untungnya, mulutnya tertutup masker."Anda kenapa, Dok?" tanya dr. Aulia, melihat dr. Arnesh yang dirasa aneh gelagatnya akhir-akhir ini."Tidak papa, hanya mual saja," jawab dr. Arnesh beralibi.Mengetahui jika Livya sedang mengandung, dr. Aulia tentu tahu jika gejala kehamilan juga bisa dialami oleh laki-laki. Mungkin saja Arnesh sedang mengalami ini.Dibalik maskernya, dr. Aulia mengulum senyum. Bisa dilihat dari matanya yang menyipit saat sedang tersenyum."Ngalamin sindrom couvade, ya, Dok? Cie-cie, perhatian banget jadi suami." Dr. Aulia terus menggoda."Ah, iya kali. Seperti begitu, Dok."Kendatipun Livy

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 45.

    Tangan kokoh dan besar itu terulur, membelai lembut serta mengusap cairan bening yang mengalir di pipi Livya. Kemarahan Daniel melunak, kesedihan Livya adalah kelemahannya.Hanya saja, Daniel kehilangan kontrol karena Livya menghindarinya saat dia ingin bersama dengan wanita itu."Anak siapa pun nantinya, aku hanya berharap anak itu lahir dengan keadaan sehat. Maafkan aku udah bentak kamu, Sayang," ujar Daniel dengan lirih.Menyudutkan Livya ke tembok dan mengungkung tubuhnya, Daniel mencondongkan wajah dan menyatukan kening keduanya dengan hembusan napaa berat.Jari Livya menahan dada bidang Daniel dan mengusapnya. "Nggak papa, maafin aku juga. Aku lagi agak sensi saat kehamilan ini, aku harap kamu memaklumi."Pria di hadapannya itu hanya mengangguk, karena tahu jika wanita yang sedang menikah mempunyai perasaan yang berubah-ubah dan cenderung sensitif."Senyum dong, aku paling nggak bisa lihat kamu sedih. Meskipun kesedihan kamu itu karena aku." Tubuh Daniel lebih menunduk ke bawah,

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 46.

    Selama kurang lebih 1 jam lamanya menunggu kabar. Dokter spesialis ortipredi keluar, untuk memberitahukan kepada keluarga tentang kondisi pasien.Dokter berusia itu berhadapan langsung dengan dr. Arnesh yang kacau balau, mengetahui jika pasien yang ia tangani adalah pemilik Rumah Sakit ini."Bagaimana keadaan Papa saya, Dok?" tanya dr. Arnesh dengan cepat.Dr. Gio menghela napas, agak kewalahan selama menangani pasien yang jatuh dari ketinggian itu. Beruntung segera dibawa ke Rumah Sakit, sehingga Papa Wandi masih bisa tertolong."Keadaan ayah anda dinyatakan kritis, Dok. Karena Pak Wandi mengalami luka-luka serius di beberapa tubuh. Akibat benturan di bagian kepala, ayah anda mengalami pendarahan. Untuk tulang kaki dan tangan mengalami keretakan, bisa dipastikan jika Pak Wandi harus menjalani perawatan untuk waktu yang lama guna melihat perkembangan kesembuhannya," papar dr. Gio pada keluarga pasien."Lakukan yang terbaik untuk ayah saya, Dok. Aku percayakan padamu," ucap dr. Arnesh

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 47.

    Karena Papa Wandi sudah dipindahkan ke ruangan VVIP, Arnesh mengantar Livya untuk ke rumah. Karena wanita itu sedang hamil muda, diharuskan tidak boleh kecapean dan banyak istirahat.Langkah Arnesh begitu lunglai, sesampainya di depan tangga. Ia menghela napas lelah.Livya hanya diam, tidak banyak bersuara sejak ayah mertuanya selamat. Dia takut, rahasia besarnya akan terbongkar."Kamu istirahat dulu aja, Mas. Seharian kerja dan jagain Papa pasti cape, 'kan?" kata Livya, membuka pintu kamarnya.Mata hitam legam Arnesh lurus ke depan, tepatnya ke arah ranjang kamar yang berantakan. "Selama berumah tangga denganmu, pertama kalinya aku melihat ranjang berantakan seperti ini."Diam-diam Livya merutuki kebodohannya, sudah teledor karena dilanda panik saat siang tadi. Livya lupa, tidak membereskan ranjangnya seusai bercumbu dengan Daniel."O-oh ... aku lupa beresin, Mas. Gih mandi dulu. Aku mau beresin kamar, sekalian nyiapin baju kamu," ujar Livya sedikit tergagap.Daripada nantinya Arnesh

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 48.

    Arnesh tak bisa tidur sepanjang malam, karena terus kepikiran ayahnya. Mungkin besok saja dia kembali ke Rumah Sakit, sekalian bertugas. Dia memiringkan badan, menghadap pada Gladys yang tertidur pulas di sampingnya.Setiap kali memperhatikan Gladys, Arnesh selalu saja terpaku pada wajah gadis cantik itu. Bulu matanya lentik, hidung mancung dan bibir merah alaminya membuat naluri Arnesh ingin menyentuhnya."Mungkinkah aku jatuh cinta padamu, Glad? Tapi ... gimana bisa? Livya saja tak mampu mendapatkan cintaku. Kurasa, hatiku malah berlabuh pada kamu," gumam Arnesh.Selagi Gladys masih di alam mimpinya. Telunjuk Arnesh menggulung rambut panjang Gladys yang digerai. Mata hitamnya menatap bibir merah itu.Jakunnya berubah naik-turun, ia menelan saliva. Mulai ada keinginan untuk menyosor ke daerah sana. Sebelum Gladys tidur, Arnesh mencuri ciuman di bibir ranum Gladys.Waktu terus bergulir tanpa henti, seakan semesta tak mengizinkan Arnesh berlama-lama diam di sini. Arnesh melingkarkan ta

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 49.

    Dr. Gio datang beserta perawat yang selalu membantunya, untuk memeriksa keadaan Papa Wandi. Dokter berusia matang itu sibuk dengan tugasnya.Sementara Livya dan Mama Linda hanya bisa diam, keduanya hanya bisa menyimak seiring berjalannya pemeriksaan.'Duh, kok aku jadi takut si tua itu sadar,' batin Livya. Keringat dingin membasahi wajahnya, ia meremas tas miliknya.Di samping menantunya, Mama Linda menukik alisnya melihat peluh sebiji jagung membasahi kening Livya."Kenapa, Sayang? Kok kamu keringetan begini, kamu sakit, Nak?" Mama Linda bertanya khawatir, lalu mengusap kening basah Livya yang seperti sedang tak baik-baik saja.Livya terhenyak, kemudian menggelengkan kepalanya. "Eh, nggak kok, Ma ... cuma gerah aja ini.""Oh, kirain Mama kenapa."Mulut Mama Linda membulat seraya mengangguk-anggukan kepala. Ditakutkan terjadi sesuatu pada Livya karena memikirkan Arnesh yang entah kemana perginya anak semata wayangnya itu.Ceklek.Pintu ruangan dibuka, menampilkan dr. Arnesh yang sudah

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 50.

    Ghani bersiap-siap berangkat kerja hari ini, dibantu oleh Hanggini yang cekatan mengurus keperluannya sejak resmi menyandang status sebagai istri.Ia menunduk, menatap Hanggini yang sedang memakaikan dasi, dengan kebisuasannya setelah masalah tadi.Helaan napas Ghani keluarkan, jemari itu ia bawa untuk mengusap pinggang sang istri."Kamu masih marah soal tadi, Gin?" Ghani bertanya hati-hati.Hanggini bungkam, menyelesaikan pekerjaannya dahulu."Hanggini, jangan diperbesar dong. Aku 'kan udah bilang kalau itu nggak sengaja, aku refleks doang tadi," panggilnya. Mengimbangi langkah Hanggini, sang istri menjauh pergi memasuki kamarnya.Kesal jika Hanggini tak mendengarkan, Ghani mencengkram pergelangan tangan Hanggini."Akh! Sakit, Mas!" Hanggini mengeluh kesakitan.Rasa nyeri dan panas menjalar, akibat cengkraman yang Ghani berikan. Terlebih, mata hitamnya menatapnya dengan tatapan nyalang."Aku nggak mau ibu tahu soal ini, tolong jangan menyusahkanku dengan memperbesar masalah, Gin." Se

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 51.

    Untuk kedua kali, Gladys harus diusir warga karena kehamilannya. Memang mereka benar, karena dia hamil di luar pernikahan, tetapi tidak harus dengan cara seperti ini juga menghakiminya.Akibatnya, Gladys harus mencari lagi tempat tinggal. Belum tentu ia menemukan tempat sewa yang murah, apalagi ini ibu kota. Sangat jarang ada orang yang menyewakan dengan harga murah.Cuaca Jakarta sedang mendung pagi ini, mendakan akan turunnya hujan karena awan begitu kelabu di atas sana. Gladys diam di pinggir jalanan sepi, sembari meluruhkan tangisan."Harus ke mana lagi aku sekarang? Aku nggak punya uang banyak untuk menyewa tempat tinggal."Gladys ingin menangis sejadi-jadinya. Menangisi takdir yang dipenuhi ujian tanpa henti. Dia berusaha tak membenci, janin yang dikandungnya ini, tapi Gladys membenci orang yang sudah menanam benih di rahimnya.Mungkin sudah saatnya bagi Gladys untuk pergi dan menjauh. Kehadiran Arnesh hanya membuat kehidupan Gladys semakin kacau.Derasnya air hujan selaras deng

Latest chapter

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 80. (Ending)

    Livya terduduk di lantai, dia terus dimarahi oleh para tahanan lain karena terus menangis. Dia memeluk lututnya, menangisi takdir yang tak berpihak padanya.Ia ingin pulang dan keluar dari sini. Mama Venny datang untuk besuk, dia menghampiri Livya yang sedang duduk."Livya! Livya!" pekik mama Venny. Berhasil menyentak Livya yang sedang melamun.Livya yang tadinya duduk, buru-buru mendekat ke arah ibunya sambil memegang kedua tangannya. "Ma, tolong bantu aku keluar dari sini, Ma."Mama Venny tak bisa melakukan apapun sekarang. Bukti yang diberikan Arnesh sangat kuat."Nanti Mama pikirkan. Mama punya info penting Livya.""Info apa, Ma?""Soal Daniel."Mendengar nama Daniel disebut-sebut, Livya jadi mengharap sang kekasih datang dan membebaskannya."Ada apa soal Daniel, Ma?" Dengan cepat Livya bertanya."Daniel ... dia sudah menikah dengan perempuan lain, Livya," balas mama Venny.Deg! Tubuh Livya terbujur kaku. Ia berpegangan pada jeruji agar tubuhnya tidak limbung. Saraf-sarafnya tera

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 79.

    Satu minggu kemudian ....Setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, akhirnya Gladys diizinkan pulang selama proses pemulihan. Bayinya pun sehat setelah melakukan pemeriksaaan.Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa Gladys dan Arnesh akan pulang ke kediaman mama Linda. Arnesh juga memutuskan untuk menjual rumah yang dulu ia tempati bersama Livya."Angkat aja, Nak, bawa masuk ke kamar," kata mama Linda, memberitahu anaknya agar menggendong Gladys yang masih kesulitan jalan. Dia menggendong Jesslyn, bayi perempuan yang mirip sekali dengan putranya.Gladys digendong ala bridal, menuju salah satu kamar di lantai bawah."Nah, Gladys, ini rumah kami. Saya harap kamu nggak merasa sungkan di sini," kata mama Linda. Perlahan mulai menerima kehadiran anak dan menantunya."Iy-iya, Ma."Gladys mengangguk. Sejak kejadian Livya datang, ibu mertuanya jadi perhatian sampai sekarang. Apalagi wanita paruh baya itu selalu membantu menjaga Jesslyn."Kamu temani aja istrimu. Biar Mama yang

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 78.

    Arnesh terkekeh sinis, saat Daniel meminta Livya untuk dibebaskan. Padahal sudah bersalah, bukti pun sudah jelas. Dia tak mengindahkan keinginan Daniel, pengkhianat yang sudah menusuknya dari belakang.Arnesh bangkit dari kursi, mengabaikan Livya dan Daniel yang ada di hadapannya. Sementara mama Venny, wanita paruh baya itu bingung mau bagaimana."Gila saja membebaskan orang yang sudah terbukti bersalah. Lanjutkan prosesnya, Pak, biarkan Livya menjalani hukumannya," ujar Arnesh berlalu bergitu saja, meninggalkan para dua pengkhianat itu.Mulai sekarang, Arnesh tidak ingin lagi berhubungan atau bertemi dengan mereka. Ia hanya ingin fokus pada kehidupannya yang sekarang bersama Gladys."Udah. Mulai sekarang kamu lupain mereka, fokus ke kebahagiaanmu," ujar papa Wandi menepuk pundak putranya.Pria berbeda usia itu menaiki mobil masing-masing untuk kembali ke rumah sakit. Ia khawatir dengan kondisi Gladys beserta anaknya.Ia menjalankan mobilnya dengan kebut-kebutan, ingin segera sampai,

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 77.

    Arnesh memutuskan untuk pergi, karena ia akan bicara dengan pengacaranya di sebuah caffe. Ia akan mengurus surat perceraiannya dengan Livya. Ia berpamitan dulu pada Gladys dan juga anaknya."Aku pergi dulu sebentar, kalau ada apa-apa hubungi aku," ujar Arnesh. Melabuhkan kecupan berulang-ulang pada pipi istri dan pipi anaknya.Gladys terkekeh, ia mendorong Arnesh agar menjauh. "Nanti Jesslyn bangun, Pak Arneh.""Gemas rasanya," ucap Arnesh diiringi dengan tawa.Arnesh melirik arloji yang melingkar di tangannya. Ia lantas pamit. Arnesh sudah mengundang pengacara datang. Dengan berat hati dia pun menaiki mobilnya.Kepergian Arnesh itu menjadi sebuah kesempatan bagi Livya yang diam-diam masuk ke dalan ruangan Gladys. Wanita itu memakai topi dan juga masker agar kehadirannya diketahui.Melihat ada Livya di sini, Gladys membeliakkan matanya sambil memeluk Jessyln. Livya membuka topi, ia menatap bengis pada wanita yang sudah menjadi simpanan suaminya."Sekarang kau bahagia bukan jika Mas Ar

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 76.

    Sementara di luar ruangan, papa Wandi sedang membujuk istrinya yang enggan masuk ke dalam. Mama Linda masih belum bisa menerima Gladys sebagai menantunya. Ia juga belum percaya, jika anak yang dikandung Gladys adalah anaknya.Papa Wandi juga sudah bercerita, jika ia sudah dikenalkan pada Gladys. Mama Linda kesal, selama ini hanya dia yang tidak tahu fakta sebesar ini. Ia kesal, itulah sebabnya enggan keluar."Ma, kenapa nggak masuk ke dalam? Yakin nih nggak mau lihat cucu kita? Bukannya Mama pengen banget punya cucu," ajak papa Wandi menggoda istrinya yang memiliki keinginan menimang cucu.Mama Linda tidak akan luluh begitu saja, dia bersedekap dada dan membuang pandangannya. "Ngapain Papa ngajak Mama? Biasanya juga main rahasiaan, 'kan? Udahlah sana. Mama di sini aja."Melihat istrinya yang sedang marah. Papa Wandi jadi gemas sendiri, pasalnya kemarahan sang istri sudah seperti anak ABG saja, tidak ada ubahnya dari dulu."Ada alasan kenapa Papa nyembunyiin dari kamu, Ma, sekarang ngg

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 75.

    Livya terusir paksa dari rumah suaminya. Dia harus pindah, ke kediamannya yang di Jakarta. Wanita hamil itu menangis tersedu-sedu, harus diceraikan karena Arnesh memilik madunya itu.Mama Venny merasa malu, dengan kelakuan Livya dan juga Daniel. Karena mereka, reputasinya hancur. Arnesh juga tidak mau percaya. Lelaki itu memilih menceraikan Livya.Sesampainya di kediaman. Mama Venny menyapu semua barang-barang sekitar, dia begitu geram dipermalukan. Tentu saja yang tak lain dan tak bukan karena Livya."Lihat sekarang, Livya! Atas perbuatanmu itu Mama yang harus menanggung malu! Sekarang Arnesh sudah menceraikanmu. Mama nggak akan membantumu! Silakan saja menikah dengan Daniel, pria yang menghamilimu!" sentaknya sembari menunjuk pelipis Livya menggunakan jari telunjuknya.Amarahnya sudah tak terkendali dengan semua ini. Apalagi Livya hanya bisa diam dan menangis, seolah itu bisa menyelesaikan masalah."Dan kamu, Daniel! Nikahkan anak saya jika benar itu anakmu! Saya tidak mau cucu saya

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 74.

    Pipi Gladys bersemu, ia menunduk dalam saat Arnesh mengatakan hal itu padanya, tepat di depan matanya. Pria itu menegakkan duduk, menggenggam tangan Gladys begitu erat dan mencium punggungnya tangannya dengan sangat lama."Kenapa, Glad? Apa kamu nggak cinta aku dan nggak mau hidup bersamaku?" tanya Arnesh dengan serius.Apa yang harus Gladys jawab? Dia sendiri pun bingung harus menjawab apa di saat dirinya belum bisa memahami yang dirasakan dirinya saat ini."Glad ...." Arnesh memanggil, dia menunggu jawaban istri keduanya. Dagu Gladys diangkat agar bisa menatapnya. "Maukah?" tanyanya.Gladys membalas tatapan Arnesh, kepalanya mengangguk begitu saja seolah setuju dengan pertanyaan Arnesh."Aku lakukan demi putri kita, ibumu sepertinya nggak menyukaiku," ujar Gladys. Masih terngiang-ngiang perkataan yang dilotarkan mama Linda padanya.Gladys tidak mau, mengganggu keluarga suaminya. Ia hanya ingin hidup tenang bersama putri yang baru dilahirkan.Jawaban Gladys membuat Arnesh senang, mes

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 73.

    Sekujur tubuh Livya terbujur kaku. Bagai tersambar petir di siang bolong Livya tersentak kaget saat Arnesh berkata seperti itu. Livya langsung memeluk Arnesh, dia tidak mau hubungannya berakhir."Apa maksud kamu, Mas? Aku nggak mau cerai, aku nggak pisah," ujar Livya menangis terisak-isak. Sial sekali, nasib buruk malah terjadi padanya hari ini.Arnesh mendengus. Sudah terlanjur murka dengan apa yang dilakukan Livya padanya, yang lebih parah lagi pada ayahnya. Papa Wandi hampir meregang nyawa karena perbuatan Livya.Apa yang sudah Livya lakukan sulit ditolelir. Arnesh jadi tidak mau lagi berhubungan dengannya. Livya sudah berkhianat dan mencelakai keluarganya. Begitipun mama Linda, dia juga sangat geram pada menantu kesayangannya, dengan tiba-tiba malah membencinya."Lepaskan aku, Livya! Aku nggak akan memberikanmu kesempatan! Kamu udah mencelakai ayahku!" sentak Arnesh. Tanpa rasa iba yang ia rasa, Arnesh dengan cepat menepis tangan Livya yang melingkar di perutnya."Mama, tolong Liv

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 72.

    Diberikan pilihan yang rumit seperti itu, Arnesh menjadi dilematis memilih salah satu di antaranya. Dia diam, tidak langsung menjawab pertanyaan dari Livya terus mendesak jawaban.Livya memukul-mukul dada bidang Arnesh, sambil mencengkram kerah kemejanya. Sia-sia sudah perjuangannya mempertahankan rumah tangga, Arnesh malah tergoda oleh Gladys yang bernotabene sebagai orang ketiga di kehidupan rumah tangganya."Kenapa diam, Mas? Nggak bisa jawab 'kan kamu? Tinggalkan perempuan itu," pinta Livya, menuntun tangan Arnesh untuk mengelus perut besarnya. "Ini juga anak kamu, Mas Arnesh. Kenapa kamu lebih memilih gadis yang nggak jelas asal-usulnya?" "BOHONG! JANGAN PERCAYA PADA LIVYA!"Suara teriakan dari seseorang membuat ketiga orang itu menoleh ke arah belakang. Tepatnya pada seorang pria yang berdiri di ambang pintu, sontak saja mereka membelalak terkejut."Papa?" pekik Arnesh. Kaget saat Papa Wandi datang dengan keadaan yang sudah bisa berjalan."Ma-mas? Ka-kamu ... kenapa bisa? Kamu

DMCA.com Protection Status