Share

Puaskan Aku!

Author: icher
last update Last Updated: 2024-02-07 13:19:56

“Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang udah kamu berikan sama aku tadi,” lirih Evan masih mencoba untuk tidak terlihat beringas di depan Susan.

“A-apa? Apa memangnya yang aku kasih sama Mas Evan? Aku cuma nganterin susu hangat, nggak ada yang lain,” ucap Susan yang kini mulai ketakutan melihat Evan.

“Iya. Susu hangat yang udah dicampur sama obat perangsang kan? Sekarang, kita tanggung akibatnya berdua.”

“Nggak, Mas! Aku nggak masukin apa-apa ke dalam susu itu. Aku berani sumpah, Mas! Tolong jangan sakiti aku, Mas!” mohon Susan kepada Evan dengan suara yang bergetar.

Sebelum dibawa Evan ke rumahnya saat ini, memang Susan adalah seorang wanita yang bekerja dalam dunia malam. Dia menjadi wanita pemuas birahi para lelaki hidung belang dan semua itu dilakukannya hanya karena ancaman saja. Keterpaksaan yang harus dia jalani setiap hari dan kini semua berakhir sudah. Namun, bukan berarti dia tidak takut dengan sikap Evan saat ini.

Bagaimanapun juga, Susan adalah gadis normal yang puny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Puncak Kenikmatan

    “Cepat lakukan, Sayang. Jangan mengundur waktu terus!” desak Evan yang tak bisa lagi menunggu lebih lama.Gairahnya sudah sampai di ubun-ubun dan dia tidak bisa jika harus bertanya jawab lagi dengan Susan. Baginya saat ini yang paling penting adalah menyalurkan hasrat dan gairahnya secepat mungkin, agar tidak terlalu meledak di dalam dirinya.“Oke. Aku coba dulu, Mas!” sahut Susan yang memang merasa ragu.Dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, karena memang tidak pernah ingin melayani pria hidung belang yang membayarnya kepada sang ayah. Namun, semua tentu saja tidak membuat ilmunya tentang hal itu menjadi minim. Dia sangat tahu persis tentang materi, tapi tidak dengan prakteknya.Susan memasukkan perlahan-lahan sosis jumbo itu ke dalam rahangnya dan mulai menggerakkan kepalanya. Mengeluar masukkan benda panjang dan besar itu ternyata tidak sesulit yang dia bayangkan. Evan mencengkram rambut Susan dan kemudian membantu wanita itu dengan menggerakkan kepalanya dengan tarikan da

    Last Updated : 2024-02-07
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Masih Mencintaiku?

    Tidak ada balasan dari Rizal dan hanya ada sebuah senyuman yang tersungging di sudut bibirnya. Dia masih tidak ingin terlalu jauh pada Renata, walau sebenarnya dia sangat ingin. Padahal, sekarang bisa saja menjadi momen yang menguntungkan baginya. Namun, Rizal tentu saja masih harus memikirkan Renata dan tak ingin membuat wanita itu berada dalam masalah karena dirinya.“Aku anterin sampai ke depan pintu kamar hotelnya atau gimana?” tanya Rizal meralat lagi ucapan Renata yang mungkin tidak dikatakannya secara tidak sadar tadi.“Eh, nggak usah. Aku bisa masuk sendiri kok, Zal. Makasih udah anterin aku ke sini, ya. Sampai ketemu lain waktu,” jawab Renata menolak dan kemudian tersenyum canggung.“Memangnya, kamu ada rencana mau ke Bali lagi setelah ini? Atau mungkin, kamu nginap di sini beberapa hari lagi?” tanya Rizal seperti mendapatkan angin segar.“Aku pulang besok pagi, Zal. Tiketnya udah dipesan dan suamiku juga udah tau kalau aku bakal berangkat subuh ini.” Renata menjawab lagi den

    Last Updated : 2024-02-08
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Berbagi Peluh

    Di dalam kamar hotelnya saat ini Renata sedang bergumal dengan seorang pria yang tadinya hanya berniat untuk mengantarkan saja. Wanita itu tidak bisa menipu diri dan hatinya, jika dia masih sangat mencintai Rizal meski sudah sepuluh tahun berlalu.Sebesar apapun rasa cintanya kepada Evan, ternyata dia masih tetap tidak bisa menghapus kenangan dan juga semua cinta untuk Rizal. Mereka berdua masih saling bercumbu di belakang pintu kamar hotel itu dengan posisi tubuh Renata yang tersandar di dinding.Rizal menciumi wanita yang sudah sangat lama dirindukannya itu dengan penuh semangat dan gairah membara. Renata seakan lupa bahwa dia mempunyai seorang suami yang mencintainya dan juga sangat dicintainya itu. Dia masih terus asik membalas ciuman dan cumbuan Rizal yang seakan tidak akan pernah berhenti.“Hmmpp ... Zal!” desah Renata di sela cumbuannya itu dan membuat Rizal menghentikan semua aktifitasnya.Mata Rizal memerah karena terlalu bergairah mencumbu Renata dan juga lupa bahwa wanita i

    Last Updated : 2024-02-09
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Tanpa Busana

    “Ya ampun, Mas Evan!” pekiknya dan menggenggam selimut yang menutupi tubuhnya hingga bagian dada. Mereka berbagi selimut yang sama dan Evan terkejut mendengar suara teriakan Susan.Sambil mengumpulkan nyawa, Evan mengucek matanya yang masih buram. Awalnya, dia berpikir bahwa wanita yang ada di sampingnya adalah Renata. Pikiran Evan, mungkin saja Renata pulang lebih awal dan memberikan kejutan kepadanya semalam. Namun, semua pikirannya itu sirna saat matanya dengan jelas menatap wajah panik dan pucat Susan.“Susan? Apa yang kamu lakukan di ranjangku?” tanya Evan tak percaya dan wajahnya tampak memerah menahan marah.“Aku? Mas lupa kalau ini adalah kamar tidurku? Mas yang datang ke kamarku dan naik ke atas ranjangku!” jawab Susan dengan sangat detail menjelaskan hal yang sebenarnya kepada Evan.Evan memegang kepalanya yang masih terasa pusing dan mulai mengedarkan pandangannya. Evan menyadari bahwa memang dia tidak sedang berada di dalam kamar tidurnya. Kamar ini memang kamar yang ditem

    Last Updated : 2024-02-10
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Melampiaskannya Pada Susan!

    “Mas Evan, cepat keluar, Mas! Mas, cepat cegah mbo Nah untuk nelpon mba Renata. Mas harus cepat kejar mbok Nah!” ucap Susan histeris dan menarik tangan Evan yang baru saja keluar dari kamar mandi.Dia bahkan tidak sempat lagi untuk berpikir hal yang lain-lain. Saat ini Evan bertelanjang dada dan hanya melilitkan handuk putih di bagian pinggangnya untuk menutupi aset berharga yang semalam juga sudah dinikmati oleh Susan. Namun, kali ini Susan tidak berpikir ke arah mana pun selain pada mbok Minah yang akan menghubungi Renata.Evan masih tercengang melihat Susan yang datang ke kamarnya hanya dengan lilitan handuk di bagian dada dan menutupi sampai ke paha atasnya saja. Sebuah handuk kecil menggulung rambutnya dengan rapi di atas kepalanya.“Kamu kenapa, Susan? Apa yang terjadi?” tanya Evan dan memegang tangan Susan yang sedang menggengam pergelangan tangannya tadi.Tubuh Evan masih basah oleh air dan belum sepenuhnya dia keringkan. Hal itu sebenarnya biasa terjadi karena Renata akan mem

    Last Updated : 2024-02-11
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Jadilah Istri Suamiku!

    Susan masih tidak mengerti dengan yang baru saja terjadi di kamar Evan dan Renata. Tubuhnya masih terasa lemas dan menggigil duduk di pinggir ranjang. Sebab dirinya lah pasangan suamii istri itu sekarang bertengkar hebat dan entah apa yang akan terjadi pada rumah tangga mereka setelah semua ini. Susan tidak yakin jika Renata akan memaafkan Evan setelah apa yang terjadi.“Sekarang aku harus gimana? Aku nggak ada muka lagi ketemu sama mba Renata,” gumam Susan dengan isak tangis yang mengguncang tubuhnya.Dirinya bahkan tidak sempat untuk memakai pakaian dan masih duduk dengan selembar handuk yang melingkar di tubuh moleknya itu. Susan benar-benar merasa syok dengan keadaan yang terjadi saat ini. Mana mungkin dia tidak memikirkan semua hal itu sampai membuatnya pusing.Pintu kamar diketuk dari luar dan Susan tidak tahu siapa yang ada di luar saat ini. Tubuhnya tegang membayangkan jika saja yang datang itu adalah Renata. “Si-siapa?” tanya Susan yang ingin memastikan terlebih.“Ini Mbok Na

    Last Updated : 2024-02-11
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Punya Rekaman Videonya

    “Kamu harus mau, Susan! Kamu udah tidur sama suami aku. Kalau kamu hamil gimana? Kamu baru akan minta tanggung jawab setelah hamil dan bikin karir suami aku hancur? Kamu mau bikin malu aku dan suamiku?” tanya Renata bertubi-tubi kepada Susan dan tidak memberikan gadis itu kesempatan membela diri.“Apa maksudnya, Mba? Aku nggak akan hamil hanya karena sekali melakukan kesalahan itu. Aku akui kalau semalam kami udah melakukan hal terlarang itu. Tapi, aku sama sekali nggak pernah menggoda mas Evan dan nggak pernah sengaja untuk membuat dia meniduriku. Aku masih punya hati nurani sebagai seorang perempuan, Mba! Apalagi, mas Evan adalah orang yang udah menyelamatkan aku. Nggak mungkin aku setega itu merusak rumah tangganya!” ungkap Susan membela diri dan memberikan bantahan atas segala ucapan Renata.Meski terasa berat, tapi Susan juga tidak ingin bohong dan munafik. Dia mengakui bahwa semalam sudah melakukan hubungan terlarang itu dengan Evan. Namun, tidak ingin dia membiarkan semua orang

    Last Updated : 2024-02-12
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Rasanya Beda, Mas!

    “Kamu serius, Mas?” tanya Renata dengan mata berbinar.Tidak tergambar sedikit pun raut kesedihan dari rona wajah Renata saat ini. Tidak sebagaimana reaksi seorang istri yang mendengar bahwa suaminya akan menikah lagi. Namun, semua itu hanya sekejab mata dan Renata seperti sedang memperbaiki ekspresi juga nada bicaranya agar tidak ada yang salah mengira maksud dan niat hatinya yang sebenarnya.“Maksud aku, kamu serius mau menikahi Susan? Kamu akan bertanggung jawab atas hidupnya dan itu artinya sekarang kamu punya istri dua,” jelas Renata memperbaiki bahasanya tadi.“Aku yakin dan tolong jangan sudutkan dia lagi. Susan nggak salah apa-apa dalam hal ini. Yang salah itu kita berdua!” ucap Evan dengan nada yang sangat tegas.“Kita berdua? Kamu juga menyalahkan aku atas semua kejadian ini, Mas?”“Tentu. Semua berawal dari kamu dan akhirnya aku juga melakukan kesalahan pada Susan. Sebagai seorang istri, kamu juga udah gagal menjaga dirimu saat jauh dariku, Ren!”“Apa yang sedang kamu bicar

    Last Updated : 2024-02-13

Latest chapter

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Kamu Ikut Denganku!

    Sarah baru sadar bahwa Renata ada di sana dan membuatnya menjadi sedikit canggung. Renata hanya tersenyum kaku saat ditatap tak enak hati oleh Sarah. Begitu pula dengan Evan yang merasa bahwa ibunya itu sudah menyakiti hati dan perasaan Renata secara tidak sengaja.“Maafkan Mami, ya Sayang. Mami nggak bermaksud menyinggung kamu dan mengabaikan kamu. Mami hanya kasian sama Susan, dia kan senndirian sekarang dan kondisinya juga sedang hamil seperti kamu. Jadi, kita keluarganya sekarang supaya dia tetap semangat,” jelas Sarah kepada Renata dan memang terlihat sedikit gurat perasaan bersalah di wajah wanita paruh baya itu.“Nggak apa-apa kok, Mi. Aku juga udah bilang seperti itu sebelumnya sama Susan. Dia boleh anggap kami semua ini sebagai keluarganya.” Renata berkata dengan bijak dan tidak marah sama sekali.“Iya, Nak. Bagus kalau kamu mempunyai pemikiran seperti itu dan memang biasanya kalau wanita hamil akan peka terhadap perasaan wanita hamil lainnya. Jadi, Mami salut banget sama pem

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Selalu Ada Untukmu!

    “Baru trimester pertama, Bu.” Susan menjawab dengan singkat dan senyuman yang canggung.“Oh gitu, ya. Berarti sama dengan usia kehamilan Renata,” ucap Sarah lagi dan berusaha menepis perasaan aneh atau curiganya saat tadi menyentuh perut Susan.“Iya, Bu. Memang usia kehamilan kami sepertinya sama,” kata Susan dengan senyum canggung.“Nggak usah takut dan malu-malu sama saya. Saya ini maminya Evan dan kamu boleh panggil mami juga sama saya. Nggak usah panggil ibu lagi, ya.” Sarah berkata dengan sangat ramahnya kepada Susan dan hal itu tentu saja membuat Renata sedikit cemburu.Walaupun pada dasarnya dia memang ingin mencurikan simpati Sarah untuk Susan, agar Sarah tidak terlalu fokus pada kehamilan palsunya itu. Namun, tetap saja saat semua terjadi di depan mata kepalanya sendiri Renat merasa cemburu akan hal itu.Evan sudah bisa melihat gelagat cemburu dari istrinya itu dan mulai bergerak ke kursi tempat di mana Renata duduk bersama dengan Sarah saat ini. Akan tetapi, saat Sarah melih

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Sarah Bertemu Susan

    “Oh dia ... dia istri temannya mas Evan, Ma. Dan sekarang dia udah jadi janda ...,” ucap Renata menjawab pertanyaan Sarah dengan membawa ekspresi sedih yang dibuat-buat.“Hah? Teman Evan yang mana? Kamu punya teman yang udah meninggal, Van? Kok Mami nggak tau?” tanya Sarah pula beralih kepada Evan yang berada di sisi Renata.“Eh, i-iya, Ma. Teman aku waktu masih SMA dulu dan dia memilih untuk jadi abdi negara. Tapi, sayangnya dia gugur di medan pertempuran dan sekarang istrinya menjanda dan juga lagi hamil, sama seperti Rena.” Evan untuk pertama kalinya bicara panjang lebar untuk menjelaskan semua hal yang tentu saja adalah kebohongan itu kepada SarahSelama ini Evan terkenal dengan sebutan pria yang bersikap dingin dan tidak banyak bicara. Memang seperti itulah Evan, dan dia tidak terlalu suka banyak bicara dalam hal apapun. Sarah sangat hafal dengan sikap dan kebiasaan putranya itu.Jadi, saat dia mendengar Evan berbicara seperti tadi tentu saja membuat Sarah tahu bahwa putranya jug

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Percayakan Pada Kami

    “Mami! Kenapa nanya gitu sama Renata? Mami melukai hati istriku!” tegur Evan lagi dan kini berpindah ke sisi Renata.Dia merangkul tubuh istrinya yang tampak sedih dan mata Renata bahkan sudah berkaca-kaca. Walaupun dia berpura-pura hamil saat ini di depan Sarah, tetap saja sebenarnya dia tidak akan pernah bisa mengandung lagi. Jadi, pertanyaan yang dilemparkan Sarah kepadanya itu terasa begitu menyakitkan dan juga mengoyak ngoyak perasaannya saat ini.“Sayang ... nggak usah diambil hati, ya ucapan mami. Mami hanya kaget dan merasa syok, soalnya kan selama ini kita udah berjuang keras untuk bisa mendapatkan keturunan.” Evan berusaha untuk menghibur hati dan perasaan Renata yang sudah jelas merasa kacau berat sekarang ini.“Nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok kalau Mami masih nggak percaya sama kehamilan aku ini. Mudah-mudahan nanti anak ini lahir mirip banget sama kamu, ya Mas. Jadi, Mami nggak meragukan lagi bayi dalam kandunganku ini,” ungkap Renata dengan nada sedih di depan Sarah.

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Beneran Bisa Hamil?

    Setelah memberikan arahan kepada Susan, Renata pun turun ke bawah dan mempersiapkan jamuan untuk ibu mertuanya yang akan datang dan menginap. Tentu saja mbok Minah sudah membantunya membersihkan rumah yang memang selalu sudah dalam keadaan rapi dan bersih.“Mbok Nah udah masak apa di dapur?” tanya Renata yang duduk di ruang keluarga, di atas sebuah sofa empuk berwarna merah hati.“Mbok Nah lagi bikin sambalado tanak gitu, Mba. Soalnya bu Sarah kan suka itu banget dari dulu.”“Oh iya. Apa kebetulan semua bahan ada di kulkas, ya Mbo?” tanya Renata lagi.“Iya, Mba. Kebetulan semua bahan ada karena kemarin kan mas Evan abis belanja online juga sama yang biasa nganter ke rumah. Tapi, tadi Mbok Nah tambahin telor puyuh aja biar enak dan ada lauknya selain campuran teri dan kawan-kawannya di sana.” Mbok Minah menjelaskan hal itu kepada Renata dengan sangat detail.Renata tidak mendapatkan info dari Evan bahwa ibunya akan datang dan menginap. Sebenarnya, Renata merasa kesal kepada Evan karena

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mengatakan Kebohongan

    “Bu Sarah itu maminya mas Evan, berarti itu mertuanya Nak Susan juga sekarang. Tapi ... tetap nggak boleh dikasih tau, ya.” Mbok Minah berkata dengan wajah yang sendu setelah sempat bersemangat.“Maminya mas Evan? Jadi, dia mau datang ke sini, Mbok Nah?” tanya Susan yang jujur saja merasa kaget dengan kabar kedatangan ibu mertua Renata itu.“Iya, Nak. Beliau udah ada di Bandara sekarang. Biasanya kalau datang, beliau akan menginap seminggu paling lama di sini,” jelas mbok Minah kepada Susan pula.“Menginap seminggu di sini? Terus, aku gimana, dong Mbok Nah? Apa aku harus sembunyi selama seminggu sampai maminya mas Evan pulang?”“Itu yang Mbok Nah belum tau, Nak. Gimana kalau kita tunggu aja keputusan dari mba Renata atau mas Evan? Biar lebih jelas dan nggak salah ambil langkah.”“Mbok Nah benar. Aku siap kalau harus pergi dulu dari rumah ini selama maminya mas Evan menginap. Kalau sembunyi di dalam rumah doang selama seminggu, aku nggak mau, Mbok!”Susan terus terang saja kepada mbok

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Benih Om Evan

    “Oke kalau gitu, Mba. Aku pegang janji Mba dan aku pasti akan tagih saat waktunya tiba nanti,” kata Susan dengan suara yang terdengar penuh tekad.Renata tidak menanggapinya terlalu serius karena dia tahu tidak ada yang lebih diinginkan seorang wanita dengan kehidupan miris seperti Susan itu kecuali uang. Bukan maksud hati Renata untuk merendahkan derajat Susan, tapi kebanyakan wanita yang dia temui memang mengidolak uang dan uang di atas segala-galanya untuk dijadikan sebagai permintaan atau persyaratan utama.Jadi, untuk saat ini pun dia sudah bisa menebak apa yang akan diminta Susan ketika anak dalam kandungannya itu sudah lahir. Susan pasti butuh biaya dan juga banyak sekali uang untuk pergi dari hidupnya dan Evan. Gadis dengan latar belakang keluarga tidak mampu itu tentu butuh modal banyak untuk bisa terus melanjutkan hidupnya setelah pergi dan keluar dari keluarga Evan.“Sekarang, kamu ikuti aturan mainnya dan lakukan semua dengan baik. Bisa?” tanya Renata dengan suara pelan ta

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Anak Kita?

    Renata tertegun mendengar pertanyaan dari Evan dan tidak menduga kalau pria itu akan bertanya seperti itu. Bagi Renata, dia sudah melakukan semua yang terbaik sejak awal dan sekarang mereka sudah mendapatkan hasil yang diinginkan.“Aku juga akan bantu merawat dia, Mas. Dia kan tinggal di sini, jadi nggak mungkin aku cuek aja sama dia.” Renata menjawab dengan senyum ramah.“Merawat dia bagaimana?” tanya Evan sekali lagi.“Aku akan membantu meringankan tugas kamu sebagai seorang suami lah, Mas. Kamu kan juga harus kerja dan nggak bisa selalu ada untuk Susan. Makanya aku yang akan gantiin kamu selama kamu bekerja.”“Terus, kalau aku udah pulang kerja gimana?”“Saatnya kamu yang mengurus dia dan memenuhi semua yang dia mau, Sayang. Kita harus kerja sama karena anak itu nantinya juga akan menjadi anak kita.”“Kamu yakin itu akan jadi anak kita nantinya? Gimana kalau tiba-tiba aja nanti Susan nggak mau menyerahkan anak itu untuk kita?” tanya Evan yang terdengar tidak terlalu serius bertanya

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Bukannya Kita?

    “Kamu ngomong apa sih, Sayang? Aku nggak ada maksud untuk membawa serius pernikahan dengan Susan saat ini!” tegas Evan kepada Renata.“Kita nggak ada bisa menebak apa yang akan dan bisa terjadi di kemudian hari, Mas.”“Maksudnya, kamu berharap kalau perasaanku ke Susan berubah jadi sungguhan, begitu?” tanya Evan dengan nada penuh penekanan di akhir kalimatnya itu.Renata tidak bisa menjawab lagi karena sebenarnya dia tidak pernah mengharapkan hal itu sama sekali. Hanya saja, dari cara dan sikap Evan yang tampak aneh itu jelas bisa dibaca oleh Renata. Namun, tetap dia tidak ingin mempertegasnya terlalu cepat karena bagaimanapun juga saat ini Renata masih teramat sangat mencintai suaminya itu.Hal yang nekad dan begitu menguji keimanan, kesabaran, keikhlasan, dan juga ketabahan ini harus dia jalani karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap Evan pada awalnya. Renata tidak ingin bercerai dan berpisah dari pria yang sudah sepuluh tahun menjadi suaminya itu.Semua hal yang dia takutka

DMCA.com Protection Status