Share

Angkat Rahim

Author: icher
last update Last Updated: 2024-02-02 11:08:34

Susan masih memikirkan yang tadi dikatakan oleh mbok Nah. Wanita tua itu tidak menjelaskan lebih detail maksud dari ucapannya tadi. Susan yang sedang menyetrika pakaian menjadi tidak tenang dan terus memikirkannya. Mbok Minah berkata bahwa pria akan lebih mencintai darah dagingnya dari pada apapun.

“Aku nggak mau serakah nantinya kalau ternyata aku jadi suka dan nggak mau melepaskan mas Evan. Seperti yang terjadi dalam film india itu. Tapi, kalau dipikir-pikir kok memang mirip juga dengan kisahku sekarang, ya? Ah, udahlah! Yang penting kan aku nggak mau!” gumam Susan dan kemudian menghela napas panjang lalu melanjutkan pekerjaannya.

Memang tidak ada yang menyuruhnya bekerja dan melakukan pekerjaan yang sebenarnya sudah ada pekerjanya sendiri walau bukan mbok Minah. Namun, Susan tetap merasa tidak bisa tenang begitu saja karena sekarang posisinya dia sedang menumpang di rumah Evan dan Renata.

Setelah satu keranjang pakaian kering itu selesai dan tersusun rapi di meja yang tersedia, Sus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Terlalu Berambisi

    “Tapi, bersikaplah biasa aja dan seperti kamu nggak tau apa-apa tentang masalah ini, Nak!” ucap mbok Minah pula setelah melihat Susan berusaha menetralkan rasa keterkejutannya itu.“I-iya, Mbok Nah. Aku nggak mungkin ikut campur tentang masalah itu!” balas Susan yang terus terang saja masih merasa kasihan kepada Renata.Wanita dengan segala kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya, ternyata masih tetap saja ada kurangnya. Dia bukan saja tidak mampu memberikan anak untuk suaminya dalam jangka waktu tertentu, tapi untuk selamanya. Sebagai seorang wanita, jelas saja Susan juga merasa perih dan juga iba pada kenyataan hidup yang harus dijalani Renata.Mbok Minah menangkap sesuatu yang tidak biasa pada raut wajah Susan saat ini. Dia mengerti bahwa sisi kepedulian Susan sebagai sesama wanita sedang tergugah mendengar kenyataan pahit itu. Bukannya sengaja ingin memanfaatkan keadaan, tapi mbok Minah juga sangat ingin membantu Renata dan Evan. Meskipun dengan cara yang harus terlalu dalam sep

    Last Updated : 2024-02-02
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Susu Hangat

    “Bukan apa-apa sih, Ren. Aku kan ngingetin Talita doang biar nasibnya nggak sama kek kamu gitu. Jangan sampai kejadian gitu maksdunya loh, kan lebih baik diantisipasi dari sekarang,” jawab Dinda yang tak nampak seperti orang berdosa sama sekali di sana.Talita menggigit bibir bagian bawahnya dengan pelan karena dia juga merasa bahwa ucapan Dinda terlalu keras dan menyakitkan pastinya didengar oleh Renata. Namun, mereka semua memang sudah tahu tabiat dan juga cara berbicara Dinda selama ini. Memang terlalu wor dan pedas tapi mengena tepat pada sasaran.Bukan sekedar ucapan belaka yang nggak ada buktinya atau sekedar omongan belaka. Kini Renata seperti sedang terpojokkan di antara Talita dan Dinda. Ingin sekali dia marah dan mengamuk di sini, tapi Renata cukup tahu diri bahwa dia sedang berada di tempat keramaian.“Kalian terlalu menyudutkan aku dengan alasan tak jelas. Kalian terlalu ingin ikut campur masalah rumah tanggaku, terutama kamu Dinda!” ucap Renata yang balas menyerang Dinda

    Last Updated : 2024-02-03
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Rizal - Mantan Pacar Renata

    “Sayang. Apa itu Susan?” tanya Renata dengan jantung berdebar kencang dan seperti tak bisa percaya dengan pendengarannya saat ini.Di seberang sana, karena terkejut dengan kedatangan Susan yang mendadak membawakan susu hangat untuknya, di saat dia dan Renata sedang saling berbicara dengan mesra pula di sambungan telpon, akhirnya Evan tidak sengaja menekan tombol merah dan akhirnya panggilan mereka terputus begitu saja.“Susan? Maaf, merepotkan kamu.” Evan yang gugup itu langsung meletakkan ponselnya dan juga langsung mengatur duduknya di sisi ranjang.“Iya, Mas. Mbok Nah bilang Mas Evan lagi ga enak badan, perutnya lagi bermasalah. Jadi, aku diminta tolong sama mbok Nah untuk nganterin susu ini.” Susan menjelaskan semuanya kepada Evan.“Oh iya, maaf aku langsung masuk aja. Tadi, aku udah ngetuk pintu tapi mungkin Mas Evan nggak dengar,” lanjutnya menjelaskan karena tidak ingin Evan salah paham dan menganggapnya lancang masuk ke dalam kamar pribadi yang seharusnya tidak dimasuki oleh o

    Last Updated : 2024-02-04
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Debaran Aneh

    Renata ternyata bertemu dengan Rizal – mantan kekasihnya saat sebelum berpacaran dan dilamar oleh Evan. Mereka memang cukup lama menjalin hubungan dan sudah dalam tahap yang lebih serius. Hanya saja, saat itu Renata meminta kepastian hubungan setelah tujuh tahun berpacaran. Di mana saat itu Rizal masih belum mempunyai pekerjaan tetap dan belum bisa melamar Renata.Mereka berpisah secara baik-baik, karena Renata tidak bisa membantah kehendak orang tuanya. Mereka ingin segera melihat Renata menikah sebelum ayahnya meninggal dunia. Saat itu ayah Renata memang sudah sakit parah dan ternyata Rizal menyatakan belum siap untuk menikah.Hanya pertemuan singkat dan perkenalan secara garis besarnya saja, Renata pun menerima lamaran Evan dan menikahlah mereka. Setelah Renata menikah dengan Evan, dia sama sekali tidak pernah lagi bertemu dengan Rizal. Selain karena dia merasa itu sudah tidak pantas lagi karena statusnya yang sudah menjadi istri pria lain, ternyata Evan juga meratukan dirinya sehi

    Last Updated : 2024-02-05
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Tak Seharusnya

    “Kenapa lama banget ke sininya?” tanya Rizal saat Renata sudah masuk ke dalam sebuah mobil kodok berwarna hijau dengan stiker hello kitty di seluruh body.“Mobil ini beneran punya kamu dan kamu pakai terus? Ini terlalu girly untuk seorang pria macho seperti kamu, Zal!” ungkap Renata yang tidak menjawab pertanyaan Rizal sama sekali.Dia justru terfokus pada kendaraan yang sekarang sedang didudukinya itu. Sebuah mobil kodok berwarna hijau dengan stiker hello kitty, sebenarnya adalah mobil impian Renata sejak masih zaman SMA dulu dan dulu dia pernah mengatakan hal itu kepada Rizal ketika mereka masih bersama.Rizal juga pernah berjanji pada Renata untuk memenuhi semua keinginan wanita yang dicintainya itu. Namun, Rizal hanya meminta Renata sedikit bersabar sampai dia mampu membeli mobil legend itu dan membuatnya sesuai dengan keinginan Renata. Sayangnya, belum sempat semua itu terwujud mereka sudah lebih dahulu berpisah.“Iya. Ini mobil yang aku beli tujuh tahun lalu dan sampai sekarang

    Last Updated : 2024-02-06
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Sasaran Pelampiasan Evan

    “Eh, nggak usah anterin aku. Aku pulang sendiri aja nggak apa-apa kok, Zal. Aku nggak mau nanti jadi bahan gosip. Nggak baik untuk rumah tanggaku dan juga nggak akan baik untuk status kamu yang masih lajang,” ungkap Renata dengan jujur dan terus terang dari lubuk hatinya yang paling dalam.“Nggak mungkin sampai seberat itu banget masalahnya. Kamu nggak usah terlalu mikirin yang begituan lah, ya. Aku nggak mau terlalu memperbesar masalah yang sebenarnya hanya masalah sepele,” ucap Rizal pula dengan tidak mengurangi rasa percaya dirinya pada Renata.“Kalau begitu, buruan anterin aku pulang. Aku udah capek dan nggak betah lagi di acara ini!” pinta Renata dengan terpaksa dan wajah letih.Rizal melihat bahwa Renata memang sudah letih dan dia tahu bahwa gadis itu tidak bisa lelah sejak dulu. Wanita yang kini ada di sampingnya, tidak pernah tidur larut malam dan selalu merasa lelah jika terlalu banyak beraktifitas sejak siang. Ditambah lagi, Renata memang memiliki penyakit yang tidak pernah

    Last Updated : 2024-02-06
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Puaskan Aku!

    “Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang udah kamu berikan sama aku tadi,” lirih Evan masih mencoba untuk tidak terlihat beringas di depan Susan.“A-apa? Apa memangnya yang aku kasih sama Mas Evan? Aku cuma nganterin susu hangat, nggak ada yang lain,” ucap Susan yang kini mulai ketakutan melihat Evan.“Iya. Susu hangat yang udah dicampur sama obat perangsang kan? Sekarang, kita tanggung akibatnya berdua.”“Nggak, Mas! Aku nggak masukin apa-apa ke dalam susu itu. Aku berani sumpah, Mas! Tolong jangan sakiti aku, Mas!” mohon Susan kepada Evan dengan suara yang bergetar.Sebelum dibawa Evan ke rumahnya saat ini, memang Susan adalah seorang wanita yang bekerja dalam dunia malam. Dia menjadi wanita pemuas birahi para lelaki hidung belang dan semua itu dilakukannya hanya karena ancaman saja. Keterpaksaan yang harus dia jalani setiap hari dan kini semua berakhir sudah. Namun, bukan berarti dia tidak takut dengan sikap Evan saat ini.Bagaimanapun juga, Susan adalah gadis normal yang puny

    Last Updated : 2024-02-07
  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Puncak Kenikmatan

    “Cepat lakukan, Sayang. Jangan mengundur waktu terus!” desak Evan yang tak bisa lagi menunggu lebih lama.Gairahnya sudah sampai di ubun-ubun dan dia tidak bisa jika harus bertanya jawab lagi dengan Susan. Baginya saat ini yang paling penting adalah menyalurkan hasrat dan gairahnya secepat mungkin, agar tidak terlalu meledak di dalam dirinya.“Oke. Aku coba dulu, Mas!” sahut Susan yang memang merasa ragu.Dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, karena memang tidak pernah ingin melayani pria hidung belang yang membayarnya kepada sang ayah. Namun, semua tentu saja tidak membuat ilmunya tentang hal itu menjadi minim. Dia sangat tahu persis tentang materi, tapi tidak dengan prakteknya.Susan memasukkan perlahan-lahan sosis jumbo itu ke dalam rahangnya dan mulai menggerakkan kepalanya. Mengeluar masukkan benda panjang dan besar itu ternyata tidak sesulit yang dia bayangkan. Evan mencengkram rambut Susan dan kemudian membantu wanita itu dengan menggerakkan kepalanya dengan tarikan da

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Kamu Ikut Denganku!

    Sarah baru sadar bahwa Renata ada di sana dan membuatnya menjadi sedikit canggung. Renata hanya tersenyum kaku saat ditatap tak enak hati oleh Sarah. Begitu pula dengan Evan yang merasa bahwa ibunya itu sudah menyakiti hati dan perasaan Renata secara tidak sengaja.“Maafkan Mami, ya Sayang. Mami nggak bermaksud menyinggung kamu dan mengabaikan kamu. Mami hanya kasian sama Susan, dia kan senndirian sekarang dan kondisinya juga sedang hamil seperti kamu. Jadi, kita keluarganya sekarang supaya dia tetap semangat,” jelas Sarah kepada Renata dan memang terlihat sedikit gurat perasaan bersalah di wajah wanita paruh baya itu.“Nggak apa-apa kok, Mi. Aku juga udah bilang seperti itu sebelumnya sama Susan. Dia boleh anggap kami semua ini sebagai keluarganya.” Renata berkata dengan bijak dan tidak marah sama sekali.“Iya, Nak. Bagus kalau kamu mempunyai pemikiran seperti itu dan memang biasanya kalau wanita hamil akan peka terhadap perasaan wanita hamil lainnya. Jadi, Mami salut banget sama pem

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Selalu Ada Untukmu!

    “Baru trimester pertama, Bu.” Susan menjawab dengan singkat dan senyuman yang canggung.“Oh gitu, ya. Berarti sama dengan usia kehamilan Renata,” ucap Sarah lagi dan berusaha menepis perasaan aneh atau curiganya saat tadi menyentuh perut Susan.“Iya, Bu. Memang usia kehamilan kami sepertinya sama,” kata Susan dengan senyum canggung.“Nggak usah takut dan malu-malu sama saya. Saya ini maminya Evan dan kamu boleh panggil mami juga sama saya. Nggak usah panggil ibu lagi, ya.” Sarah berkata dengan sangat ramahnya kepada Susan dan hal itu tentu saja membuat Renata sedikit cemburu.Walaupun pada dasarnya dia memang ingin mencurikan simpati Sarah untuk Susan, agar Sarah tidak terlalu fokus pada kehamilan palsunya itu. Namun, tetap saja saat semua terjadi di depan mata kepalanya sendiri Renat merasa cemburu akan hal itu.Evan sudah bisa melihat gelagat cemburu dari istrinya itu dan mulai bergerak ke kursi tempat di mana Renata duduk bersama dengan Sarah saat ini. Akan tetapi, saat Sarah melih

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Sarah Bertemu Susan

    “Oh dia ... dia istri temannya mas Evan, Ma. Dan sekarang dia udah jadi janda ...,” ucap Renata menjawab pertanyaan Sarah dengan membawa ekspresi sedih yang dibuat-buat.“Hah? Teman Evan yang mana? Kamu punya teman yang udah meninggal, Van? Kok Mami nggak tau?” tanya Sarah pula beralih kepada Evan yang berada di sisi Renata.“Eh, i-iya, Ma. Teman aku waktu masih SMA dulu dan dia memilih untuk jadi abdi negara. Tapi, sayangnya dia gugur di medan pertempuran dan sekarang istrinya menjanda dan juga lagi hamil, sama seperti Rena.” Evan untuk pertama kalinya bicara panjang lebar untuk menjelaskan semua hal yang tentu saja adalah kebohongan itu kepada SarahSelama ini Evan terkenal dengan sebutan pria yang bersikap dingin dan tidak banyak bicara. Memang seperti itulah Evan, dan dia tidak terlalu suka banyak bicara dalam hal apapun. Sarah sangat hafal dengan sikap dan kebiasaan putranya itu.Jadi, saat dia mendengar Evan berbicara seperti tadi tentu saja membuat Sarah tahu bahwa putranya jug

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Percayakan Pada Kami

    “Mami! Kenapa nanya gitu sama Renata? Mami melukai hati istriku!” tegur Evan lagi dan kini berpindah ke sisi Renata.Dia merangkul tubuh istrinya yang tampak sedih dan mata Renata bahkan sudah berkaca-kaca. Walaupun dia berpura-pura hamil saat ini di depan Sarah, tetap saja sebenarnya dia tidak akan pernah bisa mengandung lagi. Jadi, pertanyaan yang dilemparkan Sarah kepadanya itu terasa begitu menyakitkan dan juga mengoyak ngoyak perasaannya saat ini.“Sayang ... nggak usah diambil hati, ya ucapan mami. Mami hanya kaget dan merasa syok, soalnya kan selama ini kita udah berjuang keras untuk bisa mendapatkan keturunan.” Evan berusaha untuk menghibur hati dan perasaan Renata yang sudah jelas merasa kacau berat sekarang ini.“Nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok kalau Mami masih nggak percaya sama kehamilan aku ini. Mudah-mudahan nanti anak ini lahir mirip banget sama kamu, ya Mas. Jadi, Mami nggak meragukan lagi bayi dalam kandunganku ini,” ungkap Renata dengan nada sedih di depan Sarah.

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Beneran Bisa Hamil?

    Setelah memberikan arahan kepada Susan, Renata pun turun ke bawah dan mempersiapkan jamuan untuk ibu mertuanya yang akan datang dan menginap. Tentu saja mbok Minah sudah membantunya membersihkan rumah yang memang selalu sudah dalam keadaan rapi dan bersih.“Mbok Nah udah masak apa di dapur?” tanya Renata yang duduk di ruang keluarga, di atas sebuah sofa empuk berwarna merah hati.“Mbok Nah lagi bikin sambalado tanak gitu, Mba. Soalnya bu Sarah kan suka itu banget dari dulu.”“Oh iya. Apa kebetulan semua bahan ada di kulkas, ya Mbo?” tanya Renata lagi.“Iya, Mba. Kebetulan semua bahan ada karena kemarin kan mas Evan abis belanja online juga sama yang biasa nganter ke rumah. Tapi, tadi Mbok Nah tambahin telor puyuh aja biar enak dan ada lauknya selain campuran teri dan kawan-kawannya di sana.” Mbok Minah menjelaskan hal itu kepada Renata dengan sangat detail.Renata tidak mendapatkan info dari Evan bahwa ibunya akan datang dan menginap. Sebenarnya, Renata merasa kesal kepada Evan karena

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Mengatakan Kebohongan

    “Bu Sarah itu maminya mas Evan, berarti itu mertuanya Nak Susan juga sekarang. Tapi ... tetap nggak boleh dikasih tau, ya.” Mbok Minah berkata dengan wajah yang sendu setelah sempat bersemangat.“Maminya mas Evan? Jadi, dia mau datang ke sini, Mbok Nah?” tanya Susan yang jujur saja merasa kaget dengan kabar kedatangan ibu mertua Renata itu.“Iya, Nak. Beliau udah ada di Bandara sekarang. Biasanya kalau datang, beliau akan menginap seminggu paling lama di sini,” jelas mbok Minah kepada Susan pula.“Menginap seminggu di sini? Terus, aku gimana, dong Mbok Nah? Apa aku harus sembunyi selama seminggu sampai maminya mas Evan pulang?”“Itu yang Mbok Nah belum tau, Nak. Gimana kalau kita tunggu aja keputusan dari mba Renata atau mas Evan? Biar lebih jelas dan nggak salah ambil langkah.”“Mbok Nah benar. Aku siap kalau harus pergi dulu dari rumah ini selama maminya mas Evan menginap. Kalau sembunyi di dalam rumah doang selama seminggu, aku nggak mau, Mbok!”Susan terus terang saja kepada mbok

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Benih Om Evan

    “Oke kalau gitu, Mba. Aku pegang janji Mba dan aku pasti akan tagih saat waktunya tiba nanti,” kata Susan dengan suara yang terdengar penuh tekad.Renata tidak menanggapinya terlalu serius karena dia tahu tidak ada yang lebih diinginkan seorang wanita dengan kehidupan miris seperti Susan itu kecuali uang. Bukan maksud hati Renata untuk merendahkan derajat Susan, tapi kebanyakan wanita yang dia temui memang mengidolak uang dan uang di atas segala-galanya untuk dijadikan sebagai permintaan atau persyaratan utama.Jadi, untuk saat ini pun dia sudah bisa menebak apa yang akan diminta Susan ketika anak dalam kandungannya itu sudah lahir. Susan pasti butuh biaya dan juga banyak sekali uang untuk pergi dari hidupnya dan Evan. Gadis dengan latar belakang keluarga tidak mampu itu tentu butuh modal banyak untuk bisa terus melanjutkan hidupnya setelah pergi dan keluar dari keluarga Evan.“Sekarang, kamu ikuti aturan mainnya dan lakukan semua dengan baik. Bisa?” tanya Renata dengan suara pelan ta

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Anak Kita?

    Renata tertegun mendengar pertanyaan dari Evan dan tidak menduga kalau pria itu akan bertanya seperti itu. Bagi Renata, dia sudah melakukan semua yang terbaik sejak awal dan sekarang mereka sudah mendapatkan hasil yang diinginkan.“Aku juga akan bantu merawat dia, Mas. Dia kan tinggal di sini, jadi nggak mungkin aku cuek aja sama dia.” Renata menjawab dengan senyum ramah.“Merawat dia bagaimana?” tanya Evan sekali lagi.“Aku akan membantu meringankan tugas kamu sebagai seorang suami lah, Mas. Kamu kan juga harus kerja dan nggak bisa selalu ada untuk Susan. Makanya aku yang akan gantiin kamu selama kamu bekerja.”“Terus, kalau aku udah pulang kerja gimana?”“Saatnya kamu yang mengurus dia dan memenuhi semua yang dia mau, Sayang. Kita harus kerja sama karena anak itu nantinya juga akan menjadi anak kita.”“Kamu yakin itu akan jadi anak kita nantinya? Gimana kalau tiba-tiba aja nanti Susan nggak mau menyerahkan anak itu untuk kita?” tanya Evan yang terdengar tidak terlalu serius bertanya

  • Mengandung Benih Bayaran Om Evan   Bukannya Kita?

    “Kamu ngomong apa sih, Sayang? Aku nggak ada maksud untuk membawa serius pernikahan dengan Susan saat ini!” tegas Evan kepada Renata.“Kita nggak ada bisa menebak apa yang akan dan bisa terjadi di kemudian hari, Mas.”“Maksudnya, kamu berharap kalau perasaanku ke Susan berubah jadi sungguhan, begitu?” tanya Evan dengan nada penuh penekanan di akhir kalimatnya itu.Renata tidak bisa menjawab lagi karena sebenarnya dia tidak pernah mengharapkan hal itu sama sekali. Hanya saja, dari cara dan sikap Evan yang tampak aneh itu jelas bisa dibaca oleh Renata. Namun, tetap dia tidak ingin mempertegasnya terlalu cepat karena bagaimanapun juga saat ini Renata masih teramat sangat mencintai suaminya itu.Hal yang nekad dan begitu menguji keimanan, kesabaran, keikhlasan, dan juga ketabahan ini harus dia jalani karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap Evan pada awalnya. Renata tidak ingin bercerai dan berpisah dari pria yang sudah sepuluh tahun menjadi suaminya itu.Semua hal yang dia takutka

DMCA.com Protection Status