Share

Saran

Penulis: Tria Sulistia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-22 18:33:17

Alan menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Tanpa dia sadari jika sikapnya itu dilihat oleh Hari yang kebetulan juga akan berangkat kerja.

"Alan, mau kenapa kamu pagi-pagi begini?"

Sapaan dari sang ayah membuat Alan menoleh. Dia sedikit terkejut karena sama sekali tak menyadari ada Hari di dekatnya.

"Ayah?" Alan memutar badannya menghadap pada Hari. "Aku mau ke rumah sakit, Yah. Sandra sudah siuman."

Senyum merekah di bibir Alan. Berharap sang ayah juga memasang raut bahagia saat dia mengatakan bahwa Sandra telah siuman. Namun, nyatanya wajah Hari hanya datar tanpa ada ekspresi.

Hal itu menjadikan senyum Alan pun mengendur. Dia tahu betul jika Hari tidak menyukai Sandra. Bahkan berita kesembuhan Sandra tidak menjadikan Hari sedikit peduli.

"Ayah nggak seneng denger Sandra siuman?" tanya Alan.

"Bukan Ayah nggak seneng. Cuma... Yah..." Hari mengangkat bahu, sulit untuk mengutarakan isi hatinya secara terus terang karena hanya akan membuat keributan dengan Alan. "Ayah cuma ngg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendua Kala Istriku Koma   Terlambat Datang Bulan

    Satu bulan kemudian.Krrriingg... Kriiinngg... Krrriinngg...Rani membuka matanya dan menjulurkan tangan untuk mematikan alarm yang menggemparkan seluruh kamar. Dengan sekuat tenaga, Rani bangkit lalu duduk di atas kasur.Dia mengecek beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Salah satu diantaranya ialah pesan dari Rian yang mengabari jika dirinya sudah tinggal di rumah yang dibeli oleh Hari.Rian bahkan mengirim beberapa foto sudut rumah yang membuat Rani tersenyum sumringah. Rani sangat bahagia karena kini dia dan adiknya tak lagi hidup menderita di bawah asuhan sang paman.Rani tersadar jika semua itu terjadi berkat kebaikan hati Pak Hari dan seketika itu, Rani tersadar jika dia sama sekali belum menunjukkan sikap apapun sebagai tanda terima kasih pada Pak Hari.Rani menyandarkan punggung ke headboard. Lalu teringat akan saran dari Zahra satu bulan yang lalu untuk mengikuti saja arah takdir membawa diri ke jalan yang mana dan hanya dengan menuruti kemauan Pak Hari, yang bisa Rani lak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Mendua Kala Istriku Koma   Dicek

    Rani memutuskan untuk menunggu Alan dan Jia di dalam mobil. Selama beberapa menit, Rani mengecek kalender di ponselnya sambil mengingat-ingat terakhir kali dia menstruasi.Detak jantung Rani seketika berdenyut dua kali lebih cepat, begitu pula dengan ujung jemarinya yang mendadak dingin setelah Rani memastikan jika dia sudah terlambat satu bulan.Pintu mobil belakang terbuka dari luar. Membuat Rani tersentak kaget melihat Alan yang tengah kesusahan menggendong Jia dan hendak merebahkan sang putri kecilnya itu ke kursi belakang mobil.Kedua bola mata Jia terlihat sayu, pertanda dia sudah mengantuk berat. Alan membenarkan posisi Jia agar nyaman tidur selama perjalanan pulang. Kemudian dia beralih duduk di kursi pengemudi."Kamu kenapa? Bukannya temenin Jia pilih baju, malah kabur," ucap Alan sinis. Dia meletakan paper bag berisi gaun pesta milik Jia ke pangkuan Rani."Kita bisa nggak, mampir dulu ke apotek. Aku mau beli sesuatu," Rani berkata sambil meremas tali paper bag dengan sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Mendua Kala Istriku Koma   Hasil

    Sandra duduk di samping Alan di sebuah sofa panjang yang ada di tepi kolam. Mereka dikelilingi oleh sahabat Sandra yang sedang menikmati hidangan diiringi dengan obrolan receh.Sandra melingkarkan tangan di lengan Alan dengan gayanya yang manja. Lalu dia menyandarkan kepala ke pundak sang suami tercinta. Sementara Alan duduk dengan kedua bola mata terus memandangi Rani. Tampak wanita itu duduk di area sudut taman tengah makan sangat lahap. Melihat itu, Alan tak sadar menyunggingkan sebuah senyum gemas."Sayang, aku haus nih. Boleh ambilin aku minum?"Sejenak Alan terperangah, sadar jika dirinya sedang memandang Rani sejak tadi. Lalu dia pun bangkit berdiri meninggalkan Sandra yang terus saja menceritakan salah seorang teman sosialitanya yang kini menikah dengan bule.Sepeninggalan Alan, seorang teman yang duduk paling dekat dengan Sandra, mencolek lutut Sandra sambil memberi kode melirikan ke arah Alan."San, kamu nggak curiga suami kamu selingkuh?""Hah? Memangnya suamiku selingkuh?

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Mendua Kala Istriku Koma   Hamil

    Alan segera bangkit berdiri. Sedangkan Rani membetulkan rambut lalu memberi isyarat pada Alan agar masuk ke dalam kamar mandi.Setelah Alan masuk ke dalam kamar mandi, barulah Rani membukakan pintu kamar. Di depannya, sudah berdiri Sandra dengan pandangan menusuk. Menjadikan Rani menelan ludah meski wajahnya terlihat tetap tenang."Nona Sandra, ada apa?""Ran, kamu lihat Alan, nggak? Aku udah di cari-cari tapi kok nggak ada?"Rani menggelengkan kepala. "Saya nggak tahu, Nona. Mungkin Tuan Alan sudah pergi ke kantor."Sandra menghela nafas. "Nggak mungkin, Rani. Hari ini kan, hari Minggu. Lagian hp sama mobilnya Alan masih ada. Jadi pasti dia ada di sekitaran rumah."Rani menggaruk tengkuknya. Tampak salah tingkah yang membuat Sandra menyipitkan mata. Lalu Sandra menjulurkan leher, seakan ingin menengok isi kamar Rani."Aku boleh masuk ke kamar kamu, nggak?" tanya Sandra yang seketika mengejutkan Rani. Begitu pula dengan, Alan yang ada di dalam kamar mandi. Dia mendengar dengan jelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Mendua Kala Istriku Koma   Curiga

    "Jadi bagaimana kondisi menantu saya, Dok?"Hari bertanya pada seorang dokter wanita yang baru saja selesai memeriksakan Rani. Dokter itu tersenyum yang membuat Hari menyakini jika kondisi Rani baik-baik saja. Namun, rasa penasaran Hari belum terjawab jika belum mendengarkan penjelasan dokter. Dia menatap sang dokter dengan penuh antusias. Sementara Rani telah duduk di sampingnya."Selamat ya, Pak. Nona Rani sekarang tengah hamil. Usia kandungannya sudah memasuki lima minggu. Tolong jaga asupan makanan dan juga istirahat yang cukup! Saya akan resepkan vitamin serta asam folat untuk Nona Rani."Setelah berkonsultasi dan keluar dari ruang dokter, Hari dan Rani duduk di kursi menunggu obat yang diresepkan oleh dokter.Hari menoleh pada Rani dengan senyum yang mengembang. Tampak jelas kebahagiaan memancar di kedua bola matanya.Namun, tidak dengan Rani. Gadis itu terlihat menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah bingung.Menyadari pesaraan gelisah yang dialami Rani, Hari pun menghela n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Mendua Kala Istriku Koma   Pengkhianatan

    Beberapa hari berlalu, Sandra merasakan ada yang janggal pada Alan. Terakhir kali, dia mendapati Alan keluar kamar di tengah malam dengan alasan mencari udara segar. Namun, ada seulas senyum aneh yang terukir di wajahnya saat itu. Senyum yang tidak biasa Sandra lihat. Kecurigaan itu terus menggerogoti hatinya.Malam ini, Sandra memutuskan untuk mengikuti Alan diam-diam. Dengan hati berdebar, ia pura-pura tertidur dan berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat menyadari Alan bangkit dari ranjang.Hati Sandra semakin berdebar kencang. Ia sedikit membuka mata dan melihat Apan keluar dari kamar. Perlahan Sandra bangkit dan membuntuti Alan yang berjalan menuju belakang rumah.Tanpa menimbulkan suara Sandra berjalan mengendap-endap, lalu dia sedikit mengernyitkan dahi kala mendapati Alan masuk ke dalam kamar Rani.Hati Sandra menjadi semakin berdebar dan banyak pertanyaan liar menyusup ke dalam benaknya. Dia mencoba mendekat dan meraih sebuah bangku kecil untuk menjadi pijakan agar di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Mendua Kala Istriku Koma   Terpaksa

    Plak.Tamparan keras mengenai pipi Rani. Gadis dua puluh dua tahun itu dapat merasakan pipi kirinya memanas dan berdenyut sakit. Sambil memegangi sebelah pipi, Rani menoleh pada pria yang baru saja menamparnya. Dia tak lain adalah paman Rani sendiri yang bernama Yudi.Kumis Yudi yang tampak lebat terlihat bergerak-gerak. Yudi pun tengah membalas tatapan Rani tak kalah tajam seraya mengetatkan rahang. "Mau Paman tampar aku seratus kali pun, aku tetep nggak akan mau nikah sama anaknya Pak Hari," ucap Rani tak ada keraguan sama sekali.Mega, Bibi Rani, pun ikut geram. Wanita yang tak jauh berbeda gemuknya dengan Yudi itu berjalan menghampiri Rani dan langsung menoyor kepala keponakannya."Anak nggak tahu diri," bentak Mega. "Kami sudah susah-susah merawat kamu sama adik kamu yang penyakitan itu tapi mana balas budi kalian buat kami?""Benar apa Bibi kamu. Lagipula sekarang ini Rian sedang butuh biaya buat operasi. Memangn

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Mendua Kala Istriku Koma   Ini Kamarku

    Sebuah mobil Lexus putih berhenti tepat di depan pintu masuk sebuah rumah besar. Lalu disusul dengan mobil BMW hitam yang berhenti tepat di belakang.Rani keluar dari pintu mobil Lexus putih bersamaan dengan Hari. Dia menoleh ke arah mobil hitam di belakangnya yang mana kala itu Alan juga keluar dari sana.Pria yang baru saja berstatus sebagai suami, sama sekali tidak melirik pada Rani. Dia hanya berjalan lurus ke dalam rumah dengan langkah cepat dan raut muka dingin. Bahkan untuk bercakap sepatah kata kepada sang ayah pun tidak.Rani menghela nafas pelan. Entah akan seperti apa bahtera rumah tangga yang akan dia jalani nanti jika tidak ada perasaan apapun diantara dirinya dengan Alan."Dia memang seperti itu. Tapi sebenarnya dia pria yang baik," ucap Hari yang sejak tadi memperhatikan menantu barunya.Rani tersenyum tipis pada Hari. "Iya, Pak Hari.""Ayah," sanggah Hari sambil tersenyum. "Panggil saja ayah. Mulai sekarang aku ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19

Bab terbaru

  • Mendua Kala Istriku Koma   Pengkhianatan

    Beberapa hari berlalu, Sandra merasakan ada yang janggal pada Alan. Terakhir kali, dia mendapati Alan keluar kamar di tengah malam dengan alasan mencari udara segar. Namun, ada seulas senyum aneh yang terukir di wajahnya saat itu. Senyum yang tidak biasa Sandra lihat. Kecurigaan itu terus menggerogoti hatinya.Malam ini, Sandra memutuskan untuk mengikuti Alan diam-diam. Dengan hati berdebar, ia pura-pura tertidur dan berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat menyadari Alan bangkit dari ranjang.Hati Sandra semakin berdebar kencang. Ia sedikit membuka mata dan melihat Apan keluar dari kamar. Perlahan Sandra bangkit dan membuntuti Alan yang berjalan menuju belakang rumah.Tanpa menimbulkan suara Sandra berjalan mengendap-endap, lalu dia sedikit mengernyitkan dahi kala mendapati Alan masuk ke dalam kamar Rani.Hati Sandra menjadi semakin berdebar dan banyak pertanyaan liar menyusup ke dalam benaknya. Dia mencoba mendekat dan meraih sebuah bangku kecil untuk menjadi pijakan agar di

  • Mendua Kala Istriku Koma   Curiga

    "Jadi bagaimana kondisi menantu saya, Dok?"Hari bertanya pada seorang dokter wanita yang baru saja selesai memeriksakan Rani. Dokter itu tersenyum yang membuat Hari menyakini jika kondisi Rani baik-baik saja. Namun, rasa penasaran Hari belum terjawab jika belum mendengarkan penjelasan dokter. Dia menatap sang dokter dengan penuh antusias. Sementara Rani telah duduk di sampingnya."Selamat ya, Pak. Nona Rani sekarang tengah hamil. Usia kandungannya sudah memasuki lima minggu. Tolong jaga asupan makanan dan juga istirahat yang cukup! Saya akan resepkan vitamin serta asam folat untuk Nona Rani."Setelah berkonsultasi dan keluar dari ruang dokter, Hari dan Rani duduk di kursi menunggu obat yang diresepkan oleh dokter.Hari menoleh pada Rani dengan senyum yang mengembang. Tampak jelas kebahagiaan memancar di kedua bola matanya.Namun, tidak dengan Rani. Gadis itu terlihat menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah bingung.Menyadari pesaraan gelisah yang dialami Rani, Hari pun menghela n

  • Mendua Kala Istriku Koma   Hamil

    Alan segera bangkit berdiri. Sedangkan Rani membetulkan rambut lalu memberi isyarat pada Alan agar masuk ke dalam kamar mandi.Setelah Alan masuk ke dalam kamar mandi, barulah Rani membukakan pintu kamar. Di depannya, sudah berdiri Sandra dengan pandangan menusuk. Menjadikan Rani menelan ludah meski wajahnya terlihat tetap tenang."Nona Sandra, ada apa?""Ran, kamu lihat Alan, nggak? Aku udah di cari-cari tapi kok nggak ada?"Rani menggelengkan kepala. "Saya nggak tahu, Nona. Mungkin Tuan Alan sudah pergi ke kantor."Sandra menghela nafas. "Nggak mungkin, Rani. Hari ini kan, hari Minggu. Lagian hp sama mobilnya Alan masih ada. Jadi pasti dia ada di sekitaran rumah."Rani menggaruk tengkuknya. Tampak salah tingkah yang membuat Sandra menyipitkan mata. Lalu Sandra menjulurkan leher, seakan ingin menengok isi kamar Rani."Aku boleh masuk ke kamar kamu, nggak?" tanya Sandra yang seketika mengejutkan Rani. Begitu pula dengan, Alan yang ada di dalam kamar mandi. Dia mendengar dengan jelas

  • Mendua Kala Istriku Koma   Hasil

    Sandra duduk di samping Alan di sebuah sofa panjang yang ada di tepi kolam. Mereka dikelilingi oleh sahabat Sandra yang sedang menikmati hidangan diiringi dengan obrolan receh.Sandra melingkarkan tangan di lengan Alan dengan gayanya yang manja. Lalu dia menyandarkan kepala ke pundak sang suami tercinta. Sementara Alan duduk dengan kedua bola mata terus memandangi Rani. Tampak wanita itu duduk di area sudut taman tengah makan sangat lahap. Melihat itu, Alan tak sadar menyunggingkan sebuah senyum gemas."Sayang, aku haus nih. Boleh ambilin aku minum?"Sejenak Alan terperangah, sadar jika dirinya sedang memandang Rani sejak tadi. Lalu dia pun bangkit berdiri meninggalkan Sandra yang terus saja menceritakan salah seorang teman sosialitanya yang kini menikah dengan bule.Sepeninggalan Alan, seorang teman yang duduk paling dekat dengan Sandra, mencolek lutut Sandra sambil memberi kode melirikan ke arah Alan."San, kamu nggak curiga suami kamu selingkuh?""Hah? Memangnya suamiku selingkuh?

  • Mendua Kala Istriku Koma   Dicek

    Rani memutuskan untuk menunggu Alan dan Jia di dalam mobil. Selama beberapa menit, Rani mengecek kalender di ponselnya sambil mengingat-ingat terakhir kali dia menstruasi.Detak jantung Rani seketika berdenyut dua kali lebih cepat, begitu pula dengan ujung jemarinya yang mendadak dingin setelah Rani memastikan jika dia sudah terlambat satu bulan.Pintu mobil belakang terbuka dari luar. Membuat Rani tersentak kaget melihat Alan yang tengah kesusahan menggendong Jia dan hendak merebahkan sang putri kecilnya itu ke kursi belakang mobil.Kedua bola mata Jia terlihat sayu, pertanda dia sudah mengantuk berat. Alan membenarkan posisi Jia agar nyaman tidur selama perjalanan pulang. Kemudian dia beralih duduk di kursi pengemudi."Kamu kenapa? Bukannya temenin Jia pilih baju, malah kabur," ucap Alan sinis. Dia meletakan paper bag berisi gaun pesta milik Jia ke pangkuan Rani."Kita bisa nggak, mampir dulu ke apotek. Aku mau beli sesuatu," Rani berkata sambil meremas tali paper bag dengan sangat

  • Mendua Kala Istriku Koma   Terlambat Datang Bulan

    Satu bulan kemudian.Krrriingg... Kriiinngg... Krrriinngg...Rani membuka matanya dan menjulurkan tangan untuk mematikan alarm yang menggemparkan seluruh kamar. Dengan sekuat tenaga, Rani bangkit lalu duduk di atas kasur.Dia mengecek beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Salah satu diantaranya ialah pesan dari Rian yang mengabari jika dirinya sudah tinggal di rumah yang dibeli oleh Hari.Rian bahkan mengirim beberapa foto sudut rumah yang membuat Rani tersenyum sumringah. Rani sangat bahagia karena kini dia dan adiknya tak lagi hidup menderita di bawah asuhan sang paman.Rani tersadar jika semua itu terjadi berkat kebaikan hati Pak Hari dan seketika itu, Rani tersadar jika dia sama sekali belum menunjukkan sikap apapun sebagai tanda terima kasih pada Pak Hari.Rani menyandarkan punggung ke headboard. Lalu teringat akan saran dari Zahra satu bulan yang lalu untuk mengikuti saja arah takdir membawa diri ke jalan yang mana dan hanya dengan menuruti kemauan Pak Hari, yang bisa Rani lak

  • Mendua Kala Istriku Koma   Saran

    Alan menuruni anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Tanpa dia sadari jika sikapnya itu dilihat oleh Hari yang kebetulan juga akan berangkat kerja."Alan, mau kenapa kamu pagi-pagi begini?"Sapaan dari sang ayah membuat Alan menoleh. Dia sedikit terkejut karena sama sekali tak menyadari ada Hari di dekatnya."Ayah?" Alan memutar badannya menghadap pada Hari. "Aku mau ke rumah sakit, Yah. Sandra sudah siuman."Senyum merekah di bibir Alan. Berharap sang ayah juga memasang raut bahagia saat dia mengatakan bahwa Sandra telah siuman. Namun, nyatanya wajah Hari hanya datar tanpa ada ekspresi.Hal itu menjadikan senyum Alan pun mengendur. Dia tahu betul jika Hari tidak menyukai Sandra. Bahkan berita kesembuhan Sandra tidak menjadikan Hari sedikit peduli."Ayah nggak seneng denger Sandra siuman?" tanya Alan."Bukan Ayah nggak seneng. Cuma... Yah..." Hari mengangkat bahu, sulit untuk mengutarakan isi hatinya secara terus terang karena hanya akan membuat keributan dengan Alan. "Ayah cuma ngg

  • Mendua Kala Istriku Koma   Siuman

    Begitu sampai di rumah, Alan menghentikan mobil halaman. Sekilas dia melirik Rani yang terbungkus selimut dalam keadaan terpejam.Alan berniat membangunkan Rani dan meminta gadis itu untuk turun sendiri dari mobil. Namun, detik berikutnya, pikiran Alan berubah. Dia mampu menahan gejolak rasa di dalam dada.Gejolak itu semakin menyiksa Alan. Sehingga mau tak mau Alan memilih untuk menuruti kemauan yang ada di dalam dirinya. Dia membopong Rani apa pengantin baru menuju kamarnya.Di atas ranjang, Alan membaringkan tubuh Rani dengan perlahan. Lalu melepas pakaiannya sendiri tanpa tersisa sehelai benangpun yang melekat di tubuh."Maafkan aku, San," gumam Alan sesaat sebelum menyibak selimut yang membungkus Rani.Gerakan tangan Alan yang melepas pakaian Rani, membuat gadis itu terbangun. Tampak raut panik yang tergurat di wajah pucat Rani."Kamu mau apa?" tanya Rani masih dengan suara yang lemas.Alan tak menjawab. Sorot matanya telah dibutakan oleh hasrat yang menggebu-gebu. Dia mengecup b

  • Mendua Kala Istriku Koma   Menjemput

    Rani seketika berlari tak peduli pada guyuran hujan yang menjadikan pakaiannya basah. Sementara itu, Denis berlari di belakang sambil berteriak memanggilnya.Meski dalam keadaan lelah, Rani terus mengerahkan tenaganya untuk terus berlari menghindar dari Denis. Dia berteriak meminta tolong. Namun, sayangnya jalanan sangat sepi. Tak ada satu pun kendaraan yang lewat atau seseorang yang sedang berteduh.Sehingga mau tak mau Rani terus berlari. Setahu dia lima ratus meter di depan sana, ada sebuah minimarket yang buka dua puluh empat jam.Akan tetapi sebelum Rani sampai di minimarket, salah satu tangannya berhasil ditangkap oleh Denis. Pria itu memutar tubuh Rani sangat kuat hingga Rani jatuh terduduk di kerasnya jalan aspal."Ran, aku minta maaf. Tadi itu aku... Aku... A-aku nggak bermaksud apa-apain kamu," ucap Denis yang tergagap sambil berjongkok untuk membantu Rani. Rani langsung menepis tangan Denis. Lalu dia berdiri sendiri meski kaki kirinya terasa sangat sakit akibat terkilir.M

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status