Langkah Ayara terhenti ketika hendak memasuki gym yang merupakan fasilitas dalam hotel di mana mereka menginap.
Di dalam sana ada Abinawa sedang mengolah tubuhnya.Ada Ferdi dan Yogi juga Anya dan Elza berada di atas treadmill.Sepertinya ketika sarapan pagi tadi mereka janjian untuk olah raga bersama.Tadi Ayara dibangunkan oleh ketukan room service yang mengantar makanan ke kamar atas perintah Nicholas.Ayara sudah sarapan sendirian tadi di kamarnya.“Ayara!” panggil Anya ketika Ayara baru saja akan memutar tubuhnya menjauh dari sana.Ia lantas mendapat toleh dari teman-teman satu timnya termasuk Abinawa.Tidak mungkin kabur jadi mau tidak mau Ayara masuk ke dalam gym yang luas itu sambil tersenyum dan melambaikan tangan.“Pantesan pak Niko enggak ngajak lo honeymon, setiap bussines trip kalian honeymoon ... ya, kan?” Yogi menggoda Ayara si pengantin baru.“Iya .Menjelang malam, mobil Nicholas memasuki halaman rumah Ayara padahal ia sudah tidak berharap suaminya akan datang karena jika Nicholas datang, itu berarti mereka akan tidur di satu ranjang yang sama sementara ranjang di kamar Ayara adalah ranjang queen, bisa dipastikan mereka akan berdesakan di sana. Ayara tidak berpikir tentang itu sebelumnya ketika meminta Nicholas untuk ikut menginap di rumah mami. Tapi jika Nicholas tidak ikut, Kanjeng Mami akan curiga dan melontarkan banyak pertanyaan. “Ayaaaa!” Paramitha memanggil dari tengah rumah. Ayara keluar dari dalam kamar setelah merapihkan kamarnya. “Iya, Mi.” Ayara menjawab dengan pandangan tertuju kepada Nicholas. “Nak Niko udah makan?” Paramitha bertanya penuh perhatian. “Belum, Mi.” Nicholas menjawab tidak kalah lembut. “Aya, temenin dulu nak Niko makan sambil kamu masak air panas buat nak Niko mandi.” Mami memberikan instruksi.
“Kak Radhi, masuk dulu aja ... hujannya besar.” Alana berteriak dari kursi belakang saat Radhika mengemudikan motornya memasuki pelataran parkir apartemen. Radhika menganggukan kepala lalu membelokan stang motornya memasuki basement. Tubuh keduanya sudah basah kuyup karena hujan yang turun dengan deras tanpa aba-aba. Alana memberikan helmnya kepada Radhika lalu pria itu mengaitkannya distang menggunakan rantai pengaman. “Yuk,” kata Alana sambil merentangkan tangannya. “Duluan,” kata Radhika mendorong pelan punggung Alana. Radhika masih risih terlihat mesra bersama Alana di depan orang-orang. Ia merasa tidak pantas menjadi kekasih Alana. Keduanya memasuki lift yang kosong, Alana memeluk tubuhnya yang basah karena tidak memakai jaket. “Harusnya kamu pake jaket kalau mau pulang bareng aku,” tegur Radhika sambil membuka jaketnya yang kemudian ia selimutkan di punggung Alana.
“Kalian terlambat!” Arga berseru ketika Nicholas yang tengah menggandeng Ayara masuk ke dalam restoran. Restoran itu telah di booking oleh keluarga Lazuardy untuk mengadakan pertemuan dua keluarga. Pertemuan tersebut bisa dibilang adalah makan malam terakhir sebelum dilangsungkannya pernikahan antara Arsenio-anak dari Arga dengan Calista yang merupakan anak dari seorang pengusaha asal Singapura. “Sorry, Jakarta selalu macet setiap pulang kerja.” Nicholas beralasan lalu menarik kursi untuk Ayara. Ayara tersenyum sambil mengangguk kepada semua orang yang ada di sana. “Tidak masalah ... makanan pun masih belum selesai dimasak,” ujar ayah dari Calista. Jika saja pertemuan keluarga ini diadakan di Luar Negri mungkin Nicholas bisa beralasan untuk tidak hadir tapi pertemuan ini diadakan di Jakarta jadi tidak mungkin Nicholas absen. Malvino saja tidak hadir karena urusan pekerjaan. “Gimana pengan
“Pake ditanya lagi, Ra ... Ra ... ya itu berarti pak Niko mencintai kamu,” cetus Elza penuh keyakinan setelah Ayara menceritakan kejadian beberapa malam lalu kepadanya dan Anya.Ketiga sahabat itu kini berada di sebuah Mall yang berada di tengah kota untuk makan siang.Anya diam saja sambil mengaduk-ngaduk minumannya.“Oh gitu ya?” Ekspresi wajah Ayara tampak tidak yakin.“Bukan karena dia malu punya istri Pramugari?” Ayara melirih seakan bertanya pada dirinya sendiri.“Please deh, Ra ... jangan insecure gitu ... yang penting lo cantik, orang cantik tuh walaupun penjual ketoprak tapi berhak kok punya suami kaya raya.” Anya mengutarakan pedapatanya yang absurd.“Tapi kalau cantik doank mah banyak, Nya.” Ayara semakin insecure.“Tapi yang pak Niko mau ‘kan cuma elo, Ra.” Elza menyadarkan Ayara.Kasian Elza belum mengetahui tentang kawin kontrak yang terjadi antara Ayara dan Nicholas.Tidak seperti Anya yang santai saja menanggapi cerita sahabatnya.Anya menganggap Ayara terlalu menghaya
Ayara ingat, di dalam tasnya ada sebuah gantungan kunci berbentuk boneka beruang dengan ukuran cukup besar untuk sebuah gantungan kunci.Merogoh tas dan mengeluarkan teddy bear tersebut lantas Ayara menyimpannya di atas meja makan di samping piring.Kening Nicholas berkerut mengawasi apa yang dilakukan Ayara.Ayara mendekatkan lagi sendok berisi bubur ke depan bibir Nicholas namun sang suami masih keras kepala dengan menggelengkan kepala disertai tatapan kesal.Gadis itu pun mendekatkan sendok ke mulut teddy bear lalu tangannya menggerakan kepala teddy bear meniru Nicholas menggeleng ke kiri dan ke kanan.Ayara meletekan sendok ke piring lantas dengan kedua tangannya memelintir leher teddy bear dan menonjok wajah teddy bear yang tidak bersalah.Seakan menunjukan jika Nicholas tidak menghabiskan makan malam maka nasibnya akan sama seperti teddy bear.Setelah selesai dengan demontrasinya, Ayara memasukan gantungan kunci teddy bear ke tas lalu meraih sendok yang kemudian ia dekatkan ke m
“Mami bawa puding buah untuk kamu,” kata Danita menyodorkan semangkuk puding yang dibelinya di toko bakery ternama. “Mami buatin puding untuk Nak Niko, puding sehat dengan pengolahan bersih yang dibuat oleh cinta dan kasih sayang seorang mertua.” Paramitha tidak mau kalah menyodorkan puding buatannya. Nicholas menatap Paramitha yang berada di sisi ranjang sebelah kiri dan Danita yang berdiri di sisi raniang sebelah kanan secara bergantian. Mereka berdua datang di saat yang sama dan berlomba-lomba membawa makanan untuknya. Danita menoleh ke arah Paramitha dengan tatapan sengit persaingan. “Mami bawa salad buah dan sayur untuk kamu sayang, Mami beli di tokoh buah terbaik di Jakarta.” Meletakan puding kembali ke meja, kini Danita menawarkan Salad. “Mami bawa ketoprak buat Nak Niko, ini Mami buat sendiri dengan resep asli dari penjual ketoprak langganan Mami.” Tidak mau kalah, Paramitha menyombongkan maha karyanya.
“Yang bener ngerjainnya kalau kamu enggak mau aku pecat.” Nicholas masih saja menunjukan power-nya padahal kalau Ayara tadi benar pergi, Nicholas sudah berniat akan menyusul Ayara. “Enggak apa-apa Pak Niko pecat aku tapi kasih aku uang jajan, trus uang bulanan Mami, trus uang janjan Dhika trus beliin apa yang aku mau trus—“ “Cerewet! Cepet kerjain!” seru Nicholas pura-pura kesal. “Iyaaa, iyaaa.” Ayara membalas memanjangkan kata. Perlahan Nicholas merendahkan tubuhnya, ia tidak bohong waktu mengatakan kepalanya pusing—sebetulnya Nicholas juga masih merasa lemas tapi ia tidak sabar untuk mengerjakan pekerjaannya. Dan setelah sembuh nanti ia harus mengadakan rapat untuk evaluasi. Nicholas memperhatikan Ayara yang sibuk dengan pekerjaan barunya, wajah cantik itu terlihat serius dengan kerutan samar di antara alis. Perlahan Nicholas menyandarkan kepala di pundak Ayara, gadis itu tidak keberata
Beberapa hari kemudian Nicholas sudah diperbolehkan pulang, itu lebih baik karena jika di rumah sakit—Nicholas tidak bisa beristirahat. Keluarganya silih berganti datang menjenguk, bahkan Edgar sampai setiap hari berkunjung. Beberapa perwakilan dari kantor hingga klien juga datang untuk mendoakan Nicholas agar segera pulih. Belum lagi Kanjeng Mami dan Danita yang selalu membuat pusing Nicholas. Setelah diperbolehkan pulang—Nicholas akan dianggap sudah sembuh dan mereka tidak akan mengganggunya lagi. “Ini obatnya Pak Niko.” Ayara menyerahkan beberapa butir obat ke telapak tangan Nicholas. Lalu mendekatkan gelas berisi air dengan sedotan ke mulut pria itu. Ayara berdiri dari sisi ranjang Nicholas setelah selesai memastikan Nicholas meminum obatnya. “Aya!” seru Nicholas memanggil. “Iya, Pak?” “Tidur di sini, agar aku mudah kalau membutuhkan bantuan kamu.”
Selama memimpin perusahaan Nicholas, Radhika berusaha melakukan yang terbaik.Dan tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, perusahaan Nicholas berkembang pesat karena tangan dingin Radhika.Tapi ada hubungan yang harus dikorbankan, Radhika dan Alana sering kali ribut karena Radhika yang terlalu sibuk.Sebagai kepala suku, tentu saja Bagaskara menilai ketekunan, kerja keras dan usaha Radhika tersebut.Restunya tercurah untuk Radhika dan Alana, hingga pada saat Radhika mengungkapkan keinginannya untuk menggelar pesta pernikahan di atas kapal pesiar dengan uang yang ia kumpulkan selama ini—Bagaskara menolak keras.Sang kepala suku yang malah membiayai pesta pernikahan mereka.Bisa dibilang kalau pesta Alana adalah pesta pernikahan termegah yang dibuat oleh keluarga Lazuardy.Hanya klien besar, beberapa petinggi Negara dan orang-orang dari kalangan VIP saja yang diundang.Bagaskara beralasan bila pesta tersebut adalah pesta pernikahan penutup karena Alana merupakan cicit bungsunya setelah
“Hai, aku Tante Vania ... temen papa kamu, papa kamu minta aku untuk jemput kamu ... ayo Tante antar pulang,” ajak Vania kepada Ejra yang kini tengah menginjak usia empat tahun.Bocah laki-laki itu menggelengkan kepala. “Kamu bohong! Papa enggak punya temen selain om Edgar,” tukas Ejra dengan tampangnya yang dingin sedingin es. Mirip sang papa.Vania tertawa kering. “Om Edgar juga teman Tante, Tante liatin foto kami bertiga ya ... sebentar.” Vania mengotak-ngatik ponselnya.“Sedang apa kamu sama cicit saya?” Suara Bagaskara yang menggelegar membuat ponsel Vania jatuh ke lantai.Vania mendongak kemudian meraih ponselnya dengan tatapan dan senyum ramah pada Bagaskara.Bagaskara menarik tangan Ejra, satu tangannya yang memegang tongkat ia angkat dan mengarahkan tongkat tersebut ke depan wajah Vania.“Jangan pernah berpikir hal yang akan kamu sesali apalagi berniat melakukannya, saya tidak akan membiarkan kamu mengganggu keluarga saya, mengerti?” tegas Bagaskara mengancam.Vania mengerjap
“Mamiiiiii,” panggil Alana ketika memasuki rumah tidak melihat sang calon ibu mertua di ruang televisi.“Miiii.” Alana memanggil lagi tapi malah Surti yang menghampirinya.“Kanjeng Mami lagi shopping sama mertuanya bu Ayara.” Surti memberitau.Alana mengembuskan napas panjang, menjatuhkan tubuhnya di sofa.Ia baru saja pulang kuliah dan merasa sangat kelelahan.“Mbak, boleh buatin orange jus enggak?” Alana meminta dengan nada manja merayu.“Baik, Non ... saya buatkan dulu.”Surti kemudian pergi ke dapur meninggalkan Alana yang kini merebahkan tubuhnya di sofa menatap langit-langit.“Ah, si Mami sama Tante Danita shoppingnya enggak ngajak-ngajak nih!” Alana menggerutu.Ia lantas merogoh ponselnya bermaksud menghubungi Paramitha melalui sambungan video call.Tiga kali mengulang tapi Alana tidak dapat tersambung dengan Paramitha.Akhirnya Alana menghubungi ponsel Danita dan barulah terdengar sahutan di ujung telepon sana.“Sayang!” seru Danita dengan hati riang.“Tante, aku mau ngomong s
Malam ini Anya tidak bisa lolos dari serangan buasnya Abinawa.Pria yang perhari ini telah syah menjadi suaminya itu tidak bisa menahan diri semenjak mereka memasuki kamar pengantin.Beberapa gaya Kamasutra telah mereka jajal menghasilkan kenikmatan yang tak terperi.Dan saat ini ketika mereka sudah diujung ronde kedua, Abinawa masih saja gagah perkasa menghujam Anya dari atas.Tubuh pria itu lembab berpeluh, napasnya memburu tanpa kenal lelah melakukan hentakan demi hentakan nikmat.“Maaasshh,” desah Anya seraya memeluk pundak Abinawa yang kemudian membungkamnya dengan ciuman.Anya belum pernah merasa senikmat ini ketika bercinta dengan Abinawa padahal sebelumnya telah sering mereka lakukan.Sama halnya dengan Abinawa yang merasa jika pergulatan ini adalah yang terbaik sepanjang hidupnya meski ia pernah merasakannya berulang kali dengan Anya.“Anyaaa.” Abinawa menggeram tertahan merasakan milik Anya menjempit miliknya ketat.“Massshhh.” Anya mendesah lagi, Abinawa tau jika istrinya s
Seperti apa yang dikatakan Ayara kepada Abinawa sebelumnya, ia akan datang ke pesta pernikahan pria itu dengan Anya tanpa didampingi oleh Nicholas.Ayara datang bersama Ejra dan seorang Nanny, sebetulnya Alana dan Paramitha ikut menemani Ayara ke Bali tapi Paramitha juga enggan datang karena menghargai menantunya.Paramitha dan Alana memilih tinggal di kamar hotel yang telah disiapkan Nicholas.Setidaknya Nicholas mau memfasilitasi Ayara ke Bali walau sesungguhnya dalam hati pria itu enggan mengijinkan Ayara pergi.Nicholas menghargai persahabatan yang dimiliki Ayara meski dengan orang yang tidak ia sukai.Terlebih, Revan dan Elza pun ikut menemani Ayara membuat Nicholas tenang melepas istrinya ke pesta tersebut.Gaun seindah apapun yang dikenakan Ayara tetap saja tidak akan membuatnya seseksi dulu lagi karena ada Ejra yang sesekali harus ia gendong.Namun, aura keibuan Ayara terpancar membuatnya terkesan dewasa.Lain halnya dengan Candy yang tampak pucat tanpa riasan di wajah, mengan
Dengan atau tanpa restu kedua orang tuanya, Ferdi tetap menikahi Candy.Ferdi telah berbuat dosa dengan menghamili Candy tapi kini malah melakukan sesuatu tanpa ridho kedua orang tuanya, entah lah apa jadinya nanti.Kedua orang tua Ferdi begitu keras menentangnya menikahi Candy malah meminta untuk menggugurkan bayi itu.Ferdi mana tega, meski berulang kali Candy mengatakan jika tak apa tidak menikah karena Candy juga menyadari kesalahannya tapi Ferdi tidak bisa membiarkan anak itu lahir tanpa status kedua orang tuanya yang telah syah.Dan di sinilah Ferdi dan Candy sekarang, di KUA untuk menunaikan niat bertanggung jawab atas perbuatan mereka.Setelah berkonsultasi dengan kepala KUA setempat, Ferdi dan Candy diperbolehkan menikah dengan kondisi tersebut.Wali hakim yang menjadi wali dari pihak Candy.Revan bertindak sebagai saksi dari pihak Ferdi dan Abinawa adalah saksi dari pihak Candy.“Lucu ya Capt. Abi ... dia jadi saksi nikah cewek yang pernah ditidurinnya,” celetuk Elza dan lan
Bagaimana Ayara akan mengalami baby blues jika Nicholas selalu ada disampingnya dan membuatnya bahagia.Setiap malam minggu Nicholas berinisiatif membawa Ayara makan malam tanpa Ejra, berdua saja mereka melakukan makan malam romantis disebuah restoran meski bukan restoran mewah.Hari minggunya Nicholas membawa Ayara dan Ejra jalan-jalan keluar menikmati kota di mana mereka tinggal sementara ini.Menurut Ayara, kota ini adalah kota paling indah yang pernah ia datangi.Sengaja Nicholas tidak memilih pusat kota untuk menjadi tempat staycation-nya agar Ayara nyaman karena jauh dari suara berisik.Nicholas sudah memperhitungkannya dari jauh hari, ia ingin membuat istrinya nyaman setelah melahirkan sebagai rasa terimakasih Nicholas pada Ayara.Satu bulan ini juga mereka selalu bersama, tanpa sekalipun Ayara kehilangan Nicholas seperti sebelumnya.Kehilangan dalam artian, raganya berada bersama Ayara tapi fokus dan pikiran Nicholas tertuju pada pekerjaan.“Kita berhenti sebentar buat makan s
Ferdi mengusap punggung Candy yang terlihat membungkuk duduk di bangku taman depan rumah orang tuanya.“Maafin Bunda ya, Bunda enggak bermaksud begitu ... beliau lagi terguncang karena kita menikah dengan kondisi seperti ini,” ujar Ferdi sedang berusaha mengobati hati Candy yang ia ketahui sedang terluka oleh ucapan sang Bunda.Rencana pernikahannya dengan Candy ditentang keras oleh keluarga dan kedua orang tuanya.Mereka terang-terangan mengatakan bahwa tidak menyukai Candy, hal itu membuat hati Ferdi juga terluka.Terlepas dari cinta atau tidak tapi Candy adalah ibu dari anaknya.Beberapa minggu terakhir tinggal bersama Candy membuat Ferdi yakin jika Candy sebenarnya perempuan baik.Hembusan napas terdengar panjang keluar dari hidung Candy, perempuan itu menoleh ke samping menatap Ferdi kemudian tersenyum.Senyum yang tidak sampai ke matanya.“Aku enggak apa-apa, kalau kita enggak dapat restu ... kamu jangan maksa, aku enggak apa-apa melahirkan dia tanpa suami ... salah aku juga ‘ka
“Janin yang sedang dikandung Candy itu anaknya Ferdi,” kata Ayara.Ia dan Nicholas sedang menonton acara televisi di atas ranjang di kamar mereka.Posisi Nicholas bersandar pada headboard memeluk Ayara dari belakang.Ayara bersandar nyaman di dada bidang Nicholas, keduanya baru saja menidurkan Ejra tanpa bantuan Nanny dan hal itu merupakan sebuah prestasi bagi Ayara dan Nicholas.Kembali pada kalimat yang Ayara ucapkan tadi, tanggapan Nicholas hanyalah sebuah gumaman.Pria itu tampak tidak peduli.“Mas Abi mau nikah sama Anya dua bulan lagi.” Ayara melanjutkan informasi yang perlu Nicholas ketahui dan lagi-lagi suami cool-nya itu menanggapi dengan malas-malasan.“Mbak Elza lagi hamil,” imbuh Ayara kemudian.“Berapa minggu?” Dan barulah hal itu menarik perhatian Nicholas.“Delapan minggu, kayanya Mbak Elza mau resign.”Nicholas mengangguk, informasi tersebut baru diketahuinya.Revan tidak mengatakan apapun ketika tadi berbicara dengannya melalui sambungan telepon.Ayara dan Nicholas ma