Dengan tatapan ketakutan Kiara bertanya, "Si.. Si.. Siapa kau?"
Laki - laki di depannya memiliki aura kekuasaan yang sulit untuk diartikan.
Dia tampan, dan memiliki aura ketegasan di sorot matanya yang tajam.Laki - laki yang memandangnya tajam, bukan hanya tidak menjawab pertanyaan Kiara, bahkan tiba - tiba berteriak.
"Leo....!!!"
Dia berteriak begitu kencang.Sesaat kemudian seseorang masuk dengan berlari sambil menunduk.
"Hamba disini Kaisar, ada yang bisa hamba bantu?""Siapa dia?"
"Darimana asalnya wanita yang ada di kolamku?" Dengan tegas dan cuek sang laki - laki itu berkata pada laki - laki satunya.Laki - laki yang bernama Leo itupun mendongak, memahami apa maksud kata - kata majikannya.
Saat melihat Kiara, matanya membulat besar."Kau...kau...dari mana datangmu?"
"Bagaimana kau bisa disini?" Leo bertanya dengan nada marah.Kiara bingung, dia memandang kedua laki - laki itu dengan mengerutkan kening.
'Laki - laki yang aneh, baju yang aneh dan tempat apa ini, seperti jaman kuno.'
Dia berbicara dalam hatinya."Pengawal...!! Pengawal...!!"
Leo memanggil pengawal dengan tidak sabar.Kemudian beberapa pengawal masuk dengan membawa tombak dan pedang.
"Keluarkan dia dari sini dan masukkan ke penjara."
"Selidiki dan interogasi dengan jelas, kalau dia mengelak, siksa dengan keras." Leo mengeluarkan perintah.Kiara ketakutan dengan tombak dan pedang. Ditengah kesadaran yang semakin baik, Kiara mulai berfikir.
"Tunggu."
Kiara mulai berkata. "Tempat apa ini?" "Bukankah ini kota Metropolis?" "Kenapa bisa ada dekorasi seperti ini?" "Kalian sedang syuting film?" Berbagai pertanyaan yang ada dibenaknya dikeluarkan semua oleh Kiara."Dasar wanita gila..!!!"
"Kau sekarang berada di kerajaan Samsara.""Di hadapanmu ini adalah Kaisar Yufen, Kaisar yang berkuasa saat ini, sungguh tidak sopan."
"Penjaga cepat bawa dia pergi," perintah Leo dengan tegas.
Para pengawalpun memaksa Kiara keluar dari kolam dan menyeretnya keluar.
"Tunggu....tunggu...."
Kiara meronta."Aku tidak mengerti tempat ini."
"Sungguh." "Aku rasa aku tidak berasal dari dunia ini." "Aku berasal dari dunia lain." Kiara terus meronta berharap bisa melepaskan diri.Laki - laki bernama Leo itu berkata dengan marah.
"Sepertinya otakmu sudah tidak waras." "Mana mungkin kau itu dari dunia lain." "Bisa saja kau itu mata - mata dari negara lain yang ingin mencelakai Kaisar." Dia mencibir. "Cepat bawa dia pergi.""Baik kasim Leo."
Para pengawal menjawab serempak."Tidak.... tidak....."
"Aku benar - benar tidak berasal dari dunia ini." Kiara terus berteriak.Tapi para pengawal itu tidak memperdulikannya dan terus menyeretnya.
"Tunggu!!!"
Kiara menoleh, yang berbicara itu adalah orang yang mempunyai tatapan yang tajam.
"Lepaskan dia dan bawa ke hadapanku!" perintahnya.
"Kaisar, anda tidak boleh membiarkannya, bisa saja dia nanti akan mencelakai anda," Leo berkata dengan cemas.
"Kau tenang aja."
"Tubuhnya bahkan lemah dan dia tidak bisa bela diri, kau tenang saja.""Tapi Kaisar...," suara Leo terhenti mendapat isyarat dari tangan Yufen.
Dia pun menghela nafas."Baiklah.."
"Bawa wanita itu di hadapan Kaisar!" Dia memerintah para pengawal.Kiara terduduk sujud di hadapan Kaisar Yufen.
Pikirannya masih berputar bingung.
Bagaimana dia bisa berada di dunia antah berantah seperti ini?Padahal sebelumnya dia hanya minum di bar dan akan masuk ke mobilnya karena hujan.
Tunggu...
Apakah karena harapannya yang ingin menghilang dari dunia?Bukankah saat itu ada kilat yang menyambar?
Sementara Kiara tenggelam dalam pikirannya.
Kaisar Yufen terus memandanginya.
Dia menelisik penampilan Kiara.
Model pakaian yang aneh, rambut yang aneh, juga riasan yang aneh.
Tidak ada model seperti itu di Samsara atau dunia ini.Jika perkataan wanita itu benar, dia berasal dari dunia lain, maka dia tidak bisa dilepaskan begitu saja.
"Jelaskan siapa dirimu!" Yufen memberi perintah.
Kiara mendongak menatap laki - laki yang ada di hadapannya.
Tatapan mereka bertemu.
Ada sedikit rasa nyaman dalam hati Yufen saat melihat mata sayu milik Kiara.
"Namaku Kiara, Kiara Grace, nona muda keluarga Grace..."
Lalu Kiara menceritakan semua tentang dirinya, juga tentang penghianatan kekasih dan sahabatnya. Tentang hujan dan juga kilat aneh yang menyambar dan membawanya ke dunia ini.Yufen mendengarkan dengan seksama.
Mesti semua tampak mustahil, tapi dilihat dari cara dia berbicara dan seluruh penampilannya yang termasuk aneh untuk dunia ini, Yufen berpikir mungkin saja benar jika wanita itu tidak berasal dari dunia ini."Jadi menurutmu, karena kilat saat hujan itu yang membuatmu terlempar ke dunia ini?" Yufen bertanya.
Kiara mengangguk.
Meski dia sendiri tidak begitu yakin, tapi hanya itu alasan yang dia pikirkan.Setelah berfikir agak lama, Yufen memberi perintah.
"Bawa dia ke paviliun Merpati, dan jaga dia dengan ketat!!"
"Juga beri dia baju kering yang layak, baju yang dia pakai sangat tidak pantas disini." "Baju aneh dengan belahan dada yang pendek, belum lagi bawahan pendek yang memperlihatkan kakinya, sungguh benar - benar buruk." Kiara memandangi dirinya sendiri. 'Dia bilang baju aneh?' 'Baju ini adalah keluaran terbaru desain musim semi, belum lagi ini adalah baju dengan trend saat ini dan limited edition, dia bilang bajuku buruk.' 'Sepertinya matanya yang bermasalah.' Kiara mengumpat dalam hatinya.Kemudian para pengawal membawa Kiara keluar untuk menuju ke paviliun Merpati.
Setelah Kiara pergi, kasim Leo tidak tahan untuk bertanya.
"Kaisar, kenapa anda tidak menghukumnya?""Kau tidak lihat penampilannya?"
"Penampilannya jelas bukan tampilan orang - orang dunia ini." "Juga cara dia berbicara dan bahasa - bahasa aneh yang dia ucapkan memperjelas kalau dia bahkan bukan berasal dari sini." "Jika dia benar - benar dari dunia lain, kita bisa manfaatkan dia, bisa jadi dia akan sangat berguna." "Dan sembunyikan dia dengan baik, jangan sampai banyak orang tau siapa dia." "Jika banyak orang tau, mungkin saja dia akan jadi incaran kerajaan lain."Yufen berbicara sambil terus memandang ke arah perginya Kiara.
Dia tertarik dengan wanita itu. Wanita yang tidak takut dengan tatapannya dan bahkan menatapnya balik.Tanpa sadar Yufen mengangkat sudut bibirnya.
Kiara dibawa menuju paviliun Merpati oleh para pengawal. Jalanan yang dilaluinya diterangi menggunakan lentera.Kiara tampak kagum dengan dekorasi yang sangat indah. Detail setiap hal terlihat begitu dibuat dengan sangat cermat.Kiara menjadi bersemangat, sebagai seorang desainer perhiasan, dia selalu memperhatikan detail - detail kecil dari desain yang dihasilkannya. Dan sekarang, dia seperti berada di dunia desain, benar - benar sangat membuat dia bersemangat. "Nona silahkan lewat sini," pengawal yang membawanya menuntun arah Kiara. "Ah...iya, terima kasih," Kiara sedikit malu karena dia terlalu mengagumi arsitek dan desain dari tempat ini sampai melamun.Kiara masuk dalam sebuah kediaman. Jalan masuknya dipenuhi oleh lentera - lentera. Saat sampai di pintu masuknya pengawal itu berbicara dengan seorang wanita paruh baya. Mereka sesekali melirik ke arah Kiara. Kiara merasa risih dan akhirnya memalingkan tatapannya. "Nona, silahkan anda masuk," pengawal itu mempersilahkan K
"Kaisar....."Kasim Leo berlari masuk dengan cepat ke dalam Istana Naga. Dia begitu cemas. Kaisar Yufen yang sedang sarapan menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh, "Ada apa?"Kasim Leo mengatur nafasnya. "Ada kabar dari paviliun Merpati.""Nona yang semalam jatuh dalam kolam anda, pagi ini menderita sakit kepala.""Pagi ini tabib diminta untuk datang ke paviliun Merpati untuk memeriksanya."Yufen mengerutkan kening, 'gadis itu sakit?'"Segera ke paviliun Merpati!!!"Kasim Leo terkejut. 'Kaisar malah akan mendatangi gadis itu?''Jika berita ini tersebar maka akan menimbulkan kekacauan di Istana.'"Baik."Kasim Leo hanya bisa mengikuti kemauan Kaisar. Sepanjang perjalanan dia hanya bisa berpikir. Bagaimana Kaisar yang selama ini bersikap tegas dan keras, bisa berubah menjadi perhatian. Meskipun bukan hal yang penting, tapi Kaisar bahkan sampai memeriksa sendiri seorang gadis yang sakit. Hanya seorang gadis? Kasim Leo sungguh tidak bisa berkata apa pun. Dia menelisik wajah Ka
Pandangan Aira dengan cepat melirik ke arah kamar tempat Kiara berada.“Seorang tamu yang jatuh ke kolam kemarin malam jatuh sakit." "Aku ingin memastikan keadaannya,” jawab Yufen tanpa basa-basi.“Apakah Kaisar akan sering menjenguk... tamu ini?” Aira menatap lurus, mencoba menahan nada tajam dalam suaranya.Yufen menatapnya dalam-dalam. “Aku hanya memastikan tidak ada yang menyentuhnya sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya.” "Lagipula apa urusannya denganmu."Aira menunduk pelan dan tersenyum, namun di balik senyuman itu hatinya bergemuruh. Ia tak buta akan perubahan sikap Kaisar sejak semalam. Ada yang berbeda. Terlalu berbeda.“Aku akan mengirimkan pelayan terbaikku untuk membantunya,” Aira menawarkan dengan suara manis.“Tidak perlu,” potong Yufen, tegas namun tidak keras. “Dia akan tetap di bawah pengawasanku.”Seketika ruangan itu terasa lebih sunyi.Aira tahu, dalam diam, Kaisar sedang menarik garis batas. Ia wanita cerdas. Dan baginya, ini bukan sekadar tamu asing.
"Nona..." panggil Dayang Arni karena sedikit mengkhawatirkan Kiara.Dayang Arni tau, tujuan dari nona Aira adalah untuk memperingatkan nona Kiara.Tapi dia bisa apa? Dia hanyalah pelayan yang tidak punya kuasa. Mesti belum pasti dengan nona Kiara, tapi dilihat dari apa yang Kaisar perbuat tadi menunjukkan jika nona Kiara bukanlah wanita biasa.Dia bahkan lebih khawatir karena mesti tidak percaya dan mustahil, tapi nona Kiara berasal dari dunia lain. Bukankah akan sangat beresiko jika menjalin hubungan.Dayang Arni tidak mau tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Tetapi dia juga tidak tega melihat nona Kiara dipojokkan. "Bibi Arni," Kiara memanggil.Dayang Arni menyahut, "Iya nona?"Kiara tersenyum. "Jangan mengkhawatirkan aku, aku bukan wanita lemah."Dayang Arni sedikit terkejut. Entah kenapa dia merasakan aura aneh dari Kiara
Keringat dingin mengalir dari dahi kasim Leo.Dia tidak berani memandang Kaisar yang ada di hadapannya. Dia meneliti, apakah ada kata - katanya yang salah sehingga membuat Kaisar marah. Setelah dipikir, kasim Leo tidak menemukan kesalahannya.Yufen menoleh. Wajahnya terlihat buruk. "Apa yang kau tunggu?" "Apa kau akan tinggal disini?""Ham...hamba tidak berani Kaisar," dengan terbata - bata, kasim Leo menjawab KaisarYufen berjalan dengan tidak sabar. Wajahnya ditekuk. Kasim Leo bahkan tidak mau berada dekat dengannya, takut kalau kena imbasnya.Saat ini sudah cukup malam. Waktunya untuk beristirahat.Kiara mulai menata badannya di ranjangnya. Sebenarnya ranjangnya cukup nyaman, hanya.... suasananya yang tidak nyaman.Dia berusaha memejamkan mata tetapi tidak bisa.Mungkin karena tadi dia sudah tertidur set
Aira duduk manis di depan cermin di dalam kamarnya. Dia memandangi wajahnya yang putih dan cantik di pantulan cerminnya. Dia tampak elegan dengan pakaian dan hiasan kepala yang ada di kepalanya. Hiasan tusuk konde phoenix. Hiasan yang diimpikan oleh semua wanita di dunia. Hiasan yang menunjukkan bahwa dia adalah pasangan dari naga. Hanya saja, hiasan itu bukanlah hiasan emas, melainkan hiasan perak. Hiasan perak adalah hiasan yang menunjukkan jika dia masih calon Ratu. Aira menghela napas, masih sekitar setengah tahun lagi dia bisa menikah dengan Yufen dan menjadi Ratu kerajaan Samsara. Sekarang meskipun dia tinggal di Istana, ini hanya bagian Istana luar. Hanya di Paviliun Merak. Keinginannya adalah dia bisa tinggal sesegera mungkin di Istana Phoenix. "Martha...!!!" Aira berteriak keras. "Hamba hadir nona Aira." Sambil membungkuk, dayang Martha berjalan mendekati Aira. "Bagaimana kabar si gadis kolam?" Gadis kolam adalah jululan yang diberikan oleh Aira
Yufen yang sedang berganti pakaian mengerutkan keningnya. "Ibu memanggilku?" "Sepagi ini?" "Benar Kaisar...." "Tadi pagi sekali, dayang dari Istana Ibu Suri menyampaikan pesan." Kasim Leo yang membantu Kaisar mengenakan pakaiannya melaporkan pesan tadi. "Setelah ini kita ke tempat Ibu Suri dulu, tidak usah sarapan dulu!" Yufen memberi perintah. "Baik Kaisar," kasim Leo menjawab. ....... Dalam perjalanan ke Istana Surgawi. Kaisar Yufen bertemu dengan Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe adalah adik dari Kaisar Yufen. Sejak Kaisar Yufen naik tahta, dia pindah di kediaman keluar Istana. Pagi ini dia masuk Istana untuk memberi salam kepada Ibu Suri. Tak disangka dia bertemu Yufen. Pangeran Huanzhe mempercepat langkahnya. Dia tersenyum, menunjukkan gigi putihnya serta lesung pipinya di wajah tampannya. "Hamba memberi salam pada Kaisar." Yufen langsung memeluk adik satu - satunya. Mesti hidup terpisah, tapi Yufen sangat menyayangi adiknya. "Bagaimana kabarmu?"
Yufen memijit kepalanya. Sifat ibunya adalah tidak suka didebat. Sangat sulit untuk melarang ibunya untuk bertindak sekarang. Baikah, dia akan mengalah untuk saat ini. "Leo... !""Hamba Kaisar," kasim Leo langsung berlari dari luar begitu Kaisar Yufen memanggil. "Segera jemput Kiara dan bawa dia ke sini!" perintah Yufen. "Nona Kiara...?" Leo mengulangi. "Apa yang kau tunggu?" tanya Ibu Suri tidak sabar. Kasim Leo terlihat bingung. Lalu dia memandang Kaisar dan mendapatkan anggukan kepala dari Kaisar. Gegas kasim Leo mengundurkan diri dan segera menuju ke Paviliun Merpati, tempat Kiara tinggal. Yufen benar - benar heran, siapa yang memberitahukan keberadaan Kiara hingga Ibu Suri bisa mengetahui secepat ini. Sepertinya dia harus menyelidiki masalah ini. Sedangkan Pangeran Huanzhe, dia hanya menyimak sambil meminum teh jahe. Dia hanya duduk mengamati, mesti dalam hati juga penasaran dengan sosok gadis yang bisa membuat kakaknya menjadi lembut. Sedang sebelumnya dia t
"Lepaskan aku...!!!"Yufen berbalik. Tangannya tetap menggenggam erat tangan Kiara. Ada kilatan amarah yang tertahan di wajah tampannya. "Apa kau bisu?" "Tidak bisakah kau menolak saat Huanzhe mengajakmu tinggal dengannya?" Yufen benar - benar tidak bisa lagi menahan keganjalan hatinya. Rasanya sakit dan tersiksa. Yufen tidak suka itu... "Apa maksudmu?" "Kenapa aku harus menolak atau menerima?" "Bagiku tinggal di manapun sama saja, yang terpenting aku mendapat tepat untuk istirahat." "Tidak masalah dimanapun asalkan tenang." Kiara juga tidak tahan mengeluarkan apa yang dia rasakan. Selama dua hari ini dia diam, tapi masalah datang silih berganti dan penyebabnya adalah orang di depannya ini. Yufen terkejut, orang di depannya sama sekali tidak takut saat berdebat dengannya. Bahkan Leo yang ada di belakang mereka sudah menunduk ketakutan saat saat Yufen bersuara. Tapi wanita ini, dengan lantang bahkan berani membantahnya. "Kau pikir aku ingin berada disini?" "Terje
Yufen, Ibu Suri dan Kiara secara hampir bersamaan menoleh ke arah Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang ditatap oleh ketiganya berkata dengan cuek. "Kenapa...?""Dari pada di Istana bisa menjadi masalah, bukankah lebih baik jika ikut denganku tinggal di luar Istana? Lagipula aku hanya tinggal sendirian.""Hal itu akan menghentikan rumor yang ada saat ini.""Tidak...!!!""Aku tidak setuju.""Dia ada dibawah pengawasanku, aku tidak akan membiarkan siapapun membawanya pergi!!!""Kaisar....."Ibu Suri bahkan sampai terkejut saat Yufen berkata dengan keras. Ini benar - benar diluar dugaan. Kaisar yang selalu tenang menghadapi apapun kenapa hanya karena seorang wanita bisa menjadi begitu tidak sabaran? Yufen tersadar. Tidak seharusnya dia menjadi tidak sabaran. Dia menormalkan emosinya. Pangeran Huanzhe tersenyum. Pasalnya dia belum pernah melihat kakaknya seemosi ini karena wanita. Sepertinya ada yang berbeda dari wanita ini. "Pangeran, tidak baik bagimu mengajak seora
Yufen memijit kepalanya. Sifat ibunya adalah tidak suka didebat. Sangat sulit untuk melarang ibunya untuk bertindak sekarang. Baikah, dia akan mengalah untuk saat ini. "Leo... !""Hamba Kaisar," kasim Leo langsung berlari dari luar begitu Kaisar Yufen memanggil. "Segera jemput Kiara dan bawa dia ke sini!" perintah Yufen. "Nona Kiara...?" Leo mengulangi. "Apa yang kau tunggu?" tanya Ibu Suri tidak sabar. Kasim Leo terlihat bingung. Lalu dia memandang Kaisar dan mendapatkan anggukan kepala dari Kaisar. Gegas kasim Leo mengundurkan diri dan segera menuju ke Paviliun Merpati, tempat Kiara tinggal. Yufen benar - benar heran, siapa yang memberitahukan keberadaan Kiara hingga Ibu Suri bisa mengetahui secepat ini. Sepertinya dia harus menyelidiki masalah ini. Sedangkan Pangeran Huanzhe, dia hanya menyimak sambil meminum teh jahe. Dia hanya duduk mengamati, mesti dalam hati juga penasaran dengan sosok gadis yang bisa membuat kakaknya menjadi lembut. Sedang sebelumnya dia t
Yufen yang sedang berganti pakaian mengerutkan keningnya. "Ibu memanggilku?" "Sepagi ini?" "Benar Kaisar...." "Tadi pagi sekali, dayang dari Istana Ibu Suri menyampaikan pesan." Kasim Leo yang membantu Kaisar mengenakan pakaiannya melaporkan pesan tadi. "Setelah ini kita ke tempat Ibu Suri dulu, tidak usah sarapan dulu!" Yufen memberi perintah. "Baik Kaisar," kasim Leo menjawab. ....... Dalam perjalanan ke Istana Surgawi. Kaisar Yufen bertemu dengan Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe adalah adik dari Kaisar Yufen. Sejak Kaisar Yufen naik tahta, dia pindah di kediaman keluar Istana. Pagi ini dia masuk Istana untuk memberi salam kepada Ibu Suri. Tak disangka dia bertemu Yufen. Pangeran Huanzhe mempercepat langkahnya. Dia tersenyum, menunjukkan gigi putihnya serta lesung pipinya di wajah tampannya. "Hamba memberi salam pada Kaisar." Yufen langsung memeluk adik satu - satunya. Mesti hidup terpisah, tapi Yufen sangat menyayangi adiknya. "Bagaimana kabarmu?"
Aira duduk manis di depan cermin di dalam kamarnya. Dia memandangi wajahnya yang putih dan cantik di pantulan cerminnya. Dia tampak elegan dengan pakaian dan hiasan kepala yang ada di kepalanya. Hiasan tusuk konde phoenix. Hiasan yang diimpikan oleh semua wanita di dunia. Hiasan yang menunjukkan bahwa dia adalah pasangan dari naga. Hanya saja, hiasan itu bukanlah hiasan emas, melainkan hiasan perak. Hiasan perak adalah hiasan yang menunjukkan jika dia masih calon Ratu. Aira menghela napas, masih sekitar setengah tahun lagi dia bisa menikah dengan Yufen dan menjadi Ratu kerajaan Samsara. Sekarang meskipun dia tinggal di Istana, ini hanya bagian Istana luar. Hanya di Paviliun Merak. Keinginannya adalah dia bisa tinggal sesegera mungkin di Istana Phoenix. "Martha...!!!" Aira berteriak keras. "Hamba hadir nona Aira." Sambil membungkuk, dayang Martha berjalan mendekati Aira. "Bagaimana kabar si gadis kolam?" Gadis kolam adalah jululan yang diberikan oleh Aira
Keringat dingin mengalir dari dahi kasim Leo.Dia tidak berani memandang Kaisar yang ada di hadapannya. Dia meneliti, apakah ada kata - katanya yang salah sehingga membuat Kaisar marah. Setelah dipikir, kasim Leo tidak menemukan kesalahannya.Yufen menoleh. Wajahnya terlihat buruk. "Apa yang kau tunggu?" "Apa kau akan tinggal disini?""Ham...hamba tidak berani Kaisar," dengan terbata - bata, kasim Leo menjawab KaisarYufen berjalan dengan tidak sabar. Wajahnya ditekuk. Kasim Leo bahkan tidak mau berada dekat dengannya, takut kalau kena imbasnya.Saat ini sudah cukup malam. Waktunya untuk beristirahat.Kiara mulai menata badannya di ranjangnya. Sebenarnya ranjangnya cukup nyaman, hanya.... suasananya yang tidak nyaman.Dia berusaha memejamkan mata tetapi tidak bisa.Mungkin karena tadi dia sudah tertidur set
"Nona..." panggil Dayang Arni karena sedikit mengkhawatirkan Kiara.Dayang Arni tau, tujuan dari nona Aira adalah untuk memperingatkan nona Kiara.Tapi dia bisa apa? Dia hanyalah pelayan yang tidak punya kuasa. Mesti belum pasti dengan nona Kiara, tapi dilihat dari apa yang Kaisar perbuat tadi menunjukkan jika nona Kiara bukanlah wanita biasa.Dia bahkan lebih khawatir karena mesti tidak percaya dan mustahil, tapi nona Kiara berasal dari dunia lain. Bukankah akan sangat beresiko jika menjalin hubungan.Dayang Arni tidak mau tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Tetapi dia juga tidak tega melihat nona Kiara dipojokkan. "Bibi Arni," Kiara memanggil.Dayang Arni menyahut, "Iya nona?"Kiara tersenyum. "Jangan mengkhawatirkan aku, aku bukan wanita lemah."Dayang Arni sedikit terkejut. Entah kenapa dia merasakan aura aneh dari Kiara
Pandangan Aira dengan cepat melirik ke arah kamar tempat Kiara berada.“Seorang tamu yang jatuh ke kolam kemarin malam jatuh sakit." "Aku ingin memastikan keadaannya,” jawab Yufen tanpa basa-basi.“Apakah Kaisar akan sering menjenguk... tamu ini?” Aira menatap lurus, mencoba menahan nada tajam dalam suaranya.Yufen menatapnya dalam-dalam. “Aku hanya memastikan tidak ada yang menyentuhnya sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya.” "Lagipula apa urusannya denganmu."Aira menunduk pelan dan tersenyum, namun di balik senyuman itu hatinya bergemuruh. Ia tak buta akan perubahan sikap Kaisar sejak semalam. Ada yang berbeda. Terlalu berbeda.“Aku akan mengirimkan pelayan terbaikku untuk membantunya,” Aira menawarkan dengan suara manis.“Tidak perlu,” potong Yufen, tegas namun tidak keras. “Dia akan tetap di bawah pengawasanku.”Seketika ruangan itu terasa lebih sunyi.Aira tahu, dalam diam, Kaisar sedang menarik garis batas. Ia wanita cerdas. Dan baginya, ini bukan sekadar tamu asing.
"Kaisar....."Kasim Leo berlari masuk dengan cepat ke dalam Istana Naga. Dia begitu cemas. Kaisar Yufen yang sedang sarapan menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh, "Ada apa?"Kasim Leo mengatur nafasnya. "Ada kabar dari paviliun Merpati.""Nona yang semalam jatuh dalam kolam anda, pagi ini menderita sakit kepala.""Pagi ini tabib diminta untuk datang ke paviliun Merpati untuk memeriksanya."Yufen mengerutkan kening, 'gadis itu sakit?'"Segera ke paviliun Merpati!!!"Kasim Leo terkejut. 'Kaisar malah akan mendatangi gadis itu?''Jika berita ini tersebar maka akan menimbulkan kekacauan di Istana.'"Baik."Kasim Leo hanya bisa mengikuti kemauan Kaisar. Sepanjang perjalanan dia hanya bisa berpikir. Bagaimana Kaisar yang selama ini bersikap tegas dan keras, bisa berubah menjadi perhatian. Meskipun bukan hal yang penting, tapi Kaisar bahkan sampai memeriksa sendiri seorang gadis yang sakit. Hanya seorang gadis? Kasim Leo sungguh tidak bisa berkata apa pun. Dia menelisik wajah Ka