Share

Bab 4

last update Last Updated: 2025-03-06 08:52:34

"Kaisar....."

Kasim Leo berlari masuk dengan cepat ke dalam Istana Naga. 

Dia begitu cemas. 

Kaisar Yufen yang sedang sarapan menghentikan aktivitasnya. 

Dia menoleh, "Ada apa?"

Kasim Leo mengatur nafasnya. 

"Ada kabar dari paviliun Merpati."

"Nona yang semalam jatuh dalam kolam anda, pagi ini menderita sakit kepala."

"Pagi ini tabib diminta untuk datang ke paviliun Merpati untuk memeriksanya."

Yufen mengerutkan kening,  'gadis itu sakit?'

"Segera ke paviliun Merpati!!!"

Kasim Leo terkejut. 

'Kaisar malah akan mendatangi gadis itu?'

'Jika berita ini tersebar maka akan menimbulkan kekacauan di Istana.'

"Baik."

Kasim Leo hanya bisa mengikuti kemauan Kaisar. 

Sepanjang perjalanan dia hanya bisa berpikir. 

Bagaimana Kaisar yang selama ini bersikap tegas dan keras, bisa berubah menjadi perhatian. 

Meskipun bukan hal yang penting, tapi Kaisar bahkan sampai memeriksa sendiri seorang gadis yang sakit. 

Hanya seorang gadis? 

Kasim Leo sungguh tidak bisa berkata apa pun. 

Dia menelisik wajah Kaisar. 

Dia melihat Kaisar sudah lebih segar dari biasanya. 

Kaisar memiliki kebiasaan mandi di malam hari karena dia susah untuk tidur. 

Setelah mandi biasanya dia akan tidur, itupun tidak lama. 

Kaisar akan bangun pagi - pagi sekali keesokan harinya dan akan terlihat sedikit lelah dan muncul kantung mata di wajahnya. 

Tetapi hari ini, wajah Kaisar terlihat lebih segar, dan ada sedikit senyuman di wajahnya. 

Ada apa ini? 

 Kasim Leo hanya bisa menebak - nebak.

Dia tidak mau tenggelam dalam pikirannya. 

Langkahnya dipercepat mengikuti cepatnya langkah Kaisar. 

Sebagai kasim senior, dia tau apa yang boleh dikatakan atau tidak. 

Dia hanya bisa melihat tanpa harus banyak berkomentar. 

Paviliun Merpati. 

Kondisi Kiara sudah membaik saat Kaisar datang. 

Dari diagnosa tabib, dikatakan jika Kiara terkena flu. 

Hal itu mungkin disebabkan karena dia kehujanan dan mandi air dingin di malam hari. 

Para pelayan di Paviliun Merpati gempar. 

Pasalnya karena seorang wanita asing yang sakit flu, sampai membuat Kaisar sendiri datang ke sini. 

Muncul bisik - bisik antara para pelayan. 

Ada yang kagum, ada juga yang mencibir Kiara sebagai hanya ingin merebut perhatian Kaisar. 

"Kaisar tiba....!!!"

Dari arah pintu terdengar teriakan bahwa Kaisar sudah tiba. 

Para pelayan dan juga dayang memberi hormat pada Kaisar. 

"Hamba memberi hormat pada Kaisar!!!"

"Semoga Kaisar panjang umur."

Yufen masuk dengan langkah pasti. 

Dia langsung masuk ke dalam aula dalam dan melihat Kiara berbaring di kasur. 

"Bagaimana keadaannya?" Kaisar bertanya pada tabib yang selesai memeriksa Kiara. 

"Menjawab Kaisar,  nona itu terkena flu dan badannya panas. Sakit kepala yang dialaminya karena panas yang dihasilkan oleh tubuhnya."

"Hamba sudah memberikan ramuan pereda panas dan ramuan pemulih tenaga."

"Setelah tidur sebentar,  keadaannya akan baik - baik saja."

Tabib itu mengatakan kondisi Kiara. 

"Apa semalam dia tidak makan?" kali ini Kaisar bertanya pada dayang Arni. 

"Menjawab Kaisar."

"Nona Kiara setelah mandi langsung tertidur tanpa makan.”

“Bawa bubur hangat dan teh jahe. Jangan terlalu manis. Setelah ia bangun, pastikan ia makan,” titah Yufen tanpa menoleh, suaranya tenang tapi tegas.

“Baik, Kaisar,” Dayang Arni segera bergegas keluar, membawa dua pelayan bersamanya.

Kasim Leo menunduk, tapi tidak bisa menahan keterkejutannya.

Kaisar benar-benar memperhatikan setiap detail kecil tentang gadis itu. Bahkan soal makanan.

Yufen berjalan mendekat, lalu duduk di kursi kayu ukiran naga di samping tempat tidur Kiara.

Matanya memperhatikan setiap lekuk wajah gadis itu, dahi yang berkeringat, bulu mata yang gemetar sedikit saat ia menggeliat dalam tidurnya, dan bibirnya yang sedikit pucat.

“Kenapa kau bisa membuatku seperti ini…” gumamnya nyaris tak terdengar.

Tabib yang tadi memeriksa Kiara masih berdiri menunduk, tak berani bicara jika tak diminta. Ia sadar betul bahwa suasana ini bukan saat yang tepat untuk bertanya atau bersuara.

Yufen menyentuh dahi Kiara dengan punggung tangannya. 

"Masih hangat."

“Berapa lama panasnya akan turun?” tanyanya.

“Jika ramuan bekerja baik, sebelum malam suhu tubuhnya akan kembali normal,” jawab tabib itu pelan.

“Baik. Kau boleh pergi.”

Tabib itu membungkuk hormat lalu keluar bersama asistennya. Meninggalkan Kaisar seorang diri di dalam ruangan bersama Kiara.

Diam-diam.

Di balik pintu, para pelayan dan dayang menahan napas. 

Tak ada yang berani bergerak atau bersuara.

 Apa yang mereka saksikan hari ini sangat tidak biasa. 

Kaisar Yufen Yuan, lelaki yang terkenal kejam dan tak pernah menunjukkan kelembutan pada siapa pun, sekarang duduk di samping ranjang seorang gadis asing.

“Kenapa harus dia?” bisik salah satu pelayan, suaranya lirih nyaris tak terdengar.

“Apa dia punya jimat atau mantra?” sahut yang lain penuh curiga.

Namun dayang Arni yang baru kembali membawa nampan berisi bubur dan teh jahe hanya melirik mereka tajam dan menegur dengan tegas.

"Jagalah lisan kalian."

"Kalian lupa siapa yang berbicara sembarangan bisa kehilangan kepala?”

Pelayan-pelayan itu langsung bungkam dan menundukkan kepala. 

Di dalam ruangan, Kiara perlahan membuka matanya. 

Cahaya lembut dari jendela membuatnya menyipit. Pandangannya masih kabur, tapi ia bisa merasakan seseorang duduk dekatnya.

Ketika matanya perlahan fokus, ia melihat wajah itu lagi, mata gelap yang tajam, rahang kuat, dan ekspresi yang sulit ditebak.

“Kaisar…” gumamnya lemah.

Yufen menoleh. “Kau bangun.”

Kiara mengangguk kecil.

 “Maaf, sudah merepotkan…”

“Diamlah!"

"Kau belum pulih. Minum ini dulu.”

Yufen mengambil cangkir teh dari nampan dan meniupnya perlahan, lalu menyodorkannya pada Kiara.

Kiara sempat ragu, menatap cangkir itu dan lalu menatap pria di hadapannya.

“Kau… menyuapiku?”

“Apakah itu aneh?” Yufen balik bertanya, alisnya sedikit terangkat.

“Sedikit,” jawab Kiara jujur.

Kaisar tersenyum tipis.

“Mungkin aku memang sedang ingin menjadi sedikit aneh hari ini.”

Kiara menatapnya.

Ada sesuatu dalam sorot mata pria itu yang tak bisa ia baca.

Tapi untuk pertama kalinya sejak ia berada di dunia asing ini, ia merasa sedikit… aman.

Dan juga sedikit takut.

Karena dia tahu, rasa aman dari seorang pria seperti Kaisar Yufen Yuan bisa saja berubah menjadi bahaya dalam sekejap.

Kiara menatap wajah Kaisar Yufen Yuan yang kini duduk di sisinya.

Wajah itu begitu dekat, nyaris seperti ilusi. 

Apakah ini nyata?

Atau ia masih dalam mimpi?

“Aku… sakit?” tanyanya lirih, mencoba mengingat kejadian semalam.

Air dingin, kolam, pakaian basah… lalu tubuhnya menggigil hebat, dan setelah itu semuanya gelap.

Yufen mengangguk pelan.

"Kau demam karena mandi di tengah malam."

"Tubuhmu belum terbiasa dengan iklim tempat ini.”

Kiara mencoba duduk, tapi tubuhnya terasa lemas.

Yufen refleks menahan lengannya agar tak terjatuh.

“Jangan memaksakan diri."

"Minum ini dulu.” Yufen menyodorkan teh jahe yang masih hangat.

Kiara menatap cangkir itu dengan bingung.

Rasanya aneh, disuapi oleh seorang Kaisar, oleh pria asing yang auranya begitu kuat. Tapi ada kehangatan dalam sikapnya, sesuatu yang membuat hatinya menegang dan melunak bersamaan.

Ia mengambil cangkir itu perlahan dan meminum seteguk. Rasa pedas lembut mengalir di tenggorokannya, membuat tubuhnya terasa lebih hangat.

“Terima kasih,” bisiknya.

Yufen mengangguk singkat, lalu berdiri dan berjalan menuju jendela besar.

Dari sana, ia memandang ke arah taman istana yang mulai disinari mentari pagi.

“Kau pasti bertanya-tanya… kenapa aku memperlakukanmu seperti ini.”

Kiara menatap punggungnya.

Tegap, megah, dan penuh wibawa.

Ia tak berani menjawab.

Tapi dalam hati, ia memang penasaran. 

Ia hanyalah seorang gadis asing yang terjatuh ke dunia ini, kenapa seorang Kaisar begitu memperhatikannya?

“Aku pun belum tahu jawabannya,” Yufen melanjutkan, suaranya pelan tapi jelas.

“Tapi semalam, saat kau terjatuh ke dalam kolam… aku merasa seperti diseret keluar dari mimpi yang panjang."

"Kau membuatku merasa… hidup.”

Kiara terdiam. Kata-kata itu tidak ringan.

Bukan sekadar belas kasihan.

Ada sesuatu di balik kalimat itu, entah rasa ingin tahu, atau mungkin perasaan yang bahkan sang Kaisar sendiri belum mengerti.

“Aku tak tahu apa yang membawamu kesini,” lanjut Yufen.

“Tapi kau tidak biasa."

"Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu.”

Tiba-tiba pintu aula diketuk.

“Kaisar, Permisi…” suara Kasim Leo terdengar dari luar.

“Ada apa?” tanya Yufen tanpa menoleh.

“Putri Aira dari Paviliun Merak memohon untuk bertemu.

"Beliau mendengar kabar Anda sedang berada di Paviliun Merpati dan… terlihat khawatir.”

Sambil berkata, kasim Leo sesekali melirik ke arah pintu. 

Yufen menghela napas, lalu menatap Kiara.

"Kau beristirahatlah!"

"Jangan keluar dari kamar sebelum aku mengizinkan."

"Ini perintah!!!"

Kiara mengangguk.

Yufen lalu melangkah keluar kamar, dia kembali mengenakan wajah dingin dan tak tergoyahkan.

Begitu pintu tertutup, desas-desus mulai menyebar.

“Aku ingin ia mendapatkan perawatan terbaik,” ujar Yufen tenang, namun penuh ketegasan.

“Tambahkan penjagaan di sekitar Paviliun Merpati."

"Tidak ada yang boleh mengganggunya!"

"Baik Kaisar..."

Semua pelayan dan dayang menunduk dalam, menyembunyikan keterkejutan mereka.

Kaisar Yufen Yuan tak pernah sepeduli ini terhadap siapa pun.

Bahkan terhadap nona Aira, tunangan resminya sekalipun, Kaisar Yufen lebih sering bersikap dingin dan menjaga jarak.

Tanpa memperdulikan pemikiran para bawahannya, Yufen berjalan ke aula depan Paviliun merpati.

Dengan wibawanya, dia tidak terlihat gusar sedikitpun, walaupun dia menyadari apa yang akan terjadi setelah ini.

***

“Kaisar,” suara halus menembus suasana hening. 

Aira muncul di ambang pintu, gaunnya berkilau lembut di bawah cahaya pagi.

Raut wajahnya tenang, namun matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dari sekadar kekhawatiran.

Yufen menoleh, ekspresinya tidak berubah.

“Aku mendengar Anda datang ke Paviliun Merpati.""

Jadi hamba berinisiatif menemui anda di sini."

"Apakah ada yang terjadi?” Aira melangkah mendekat, senyumnya lembut namun tajam

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 5

    Pandangan Aira dengan cepat melirik ke arah kamar tempat Kiara berada.“Seorang tamu yang jatuh ke kolam kemarin malam jatuh sakit." "Aku ingin memastikan keadaannya,” jawab Yufen tanpa basa-basi.“Apakah Kaisar akan sering menjenguk... tamu ini?” Aira menatap lurus, mencoba menahan nada tajam dalam suaranya.Yufen menatapnya dalam-dalam. “Aku hanya memastikan tidak ada yang menyentuhnya sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya.” "Lagipula apa urusannya denganmu."Aira menunduk pelan dan tersenyum, namun di balik senyuman itu hatinya bergemuruh. Ia tak buta akan perubahan sikap Kaisar sejak semalam. Ada yang berbeda. Terlalu berbeda.“Aku akan mengirimkan pelayan terbaikku untuk membantunya,” Aira menawarkan dengan suara manis.“Tidak perlu,” potong Yufen, tegas namun tidak keras. “Dia akan tetap di bawah pengawasanku.”Seketika ruangan itu terasa lebih sunyi.Aira tahu, dalam diam, Kaisar sedang menarik garis batas. Ia wanita cerdas. Dan baginya, ini bukan sekadar tamu asing.

    Last Updated : 2025-04-09
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 6

    "Nona..." panggil Dayang Arni karena sedikit mengkhawatirkan Kiara.Dayang Arni tau, tujuan dari nona Aira adalah untuk memperingatkan nona Kiara.Tapi dia bisa apa? Dia hanyalah pelayan yang tidak punya kuasa. Mesti belum pasti dengan nona Kiara, tapi dilihat dari apa yang Kaisar perbuat tadi menunjukkan jika nona Kiara bukanlah wanita biasa.Dia bahkan lebih khawatir karena mesti tidak percaya dan mustahil, tapi nona Kiara berasal dari dunia lain. Bukankah akan sangat beresiko jika menjalin hubungan.Dayang Arni tidak mau tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Tetapi dia juga tidak tega melihat nona Kiara dipojokkan. "Bibi Arni," Kiara memanggil.Dayang Arni menyahut, "Iya nona?"Kiara tersenyum. "Jangan mengkhawatirkan aku, aku bukan wanita lemah."Dayang Arni sedikit terkejut. Entah kenapa dia merasakan aura aneh dari Kiara

    Last Updated : 2025-04-13
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 7

    Keringat dingin mengalir dari dahi kasim Leo.Dia tidak berani memandang Kaisar yang ada di hadapannya. Dia meneliti, apakah ada kata - katanya yang salah sehingga membuat Kaisar marah. Setelah dipikir, kasim Leo tidak menemukan kesalahannya.Yufen menoleh. Wajahnya terlihat buruk. "Apa yang kau tunggu?" "Apa kau akan tinggal disini?""Ham...hamba tidak berani Kaisar," dengan terbata - bata, kasim Leo menjawab KaisarYufen berjalan dengan tidak sabar. Wajahnya ditekuk. Kasim Leo bahkan tidak mau berada dekat dengannya, takut kalau kena imbasnya.Saat ini sudah cukup malam. Waktunya untuk beristirahat.Kiara mulai menata badannya di ranjangnya. Sebenarnya ranjangnya cukup nyaman, hanya.... suasananya yang tidak nyaman.Dia berusaha memejamkan mata tetapi tidak bisa.Mungkin karena tadi dia sudah tertidur set

    Last Updated : 2025-04-13
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 8

    Aira duduk manis di depan cermin di dalam kamarnya. Dia memandangi wajahnya yang putih dan cantik di pantulan cerminnya. Dia tampak elegan dengan pakaian dan hiasan kepala yang ada di kepalanya. Hiasan tusuk konde phoenix. Hiasan yang diimpikan oleh semua wanita di dunia. Hiasan yang menunjukkan bahwa dia adalah pasangan dari naga. Hanya saja, hiasan itu bukanlah hiasan emas, melainkan hiasan perak. Hiasan perak adalah hiasan yang menunjukkan jika dia masih calon Ratu. Aira menghela napas, masih sekitar setengah tahun lagi dia bisa menikah dengan Yufen dan menjadi Ratu kerajaan Samsara. Sekarang meskipun dia tinggal di Istana, ini hanya bagian Istana luar. Hanya di Paviliun Merak. Keinginannya adalah dia bisa tinggal sesegera mungkin di Istana Phoenix. "Martha...!!!" Aira berteriak keras. "Hamba hadir nona Aira." Sambil membungkuk, dayang Martha berjalan mendekati Aira. "Bagaimana kabar si gadis kolam?" Gadis kolam adalah jululan yang diberikan oleh Aira

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 9

    Yufen yang sedang berganti pakaian mengerutkan keningnya. "Ibu memanggilku?" "Sepagi ini?" "Benar Kaisar...." "Tadi pagi sekali, dayang dari Istana Ibu Suri menyampaikan pesan." Kasim Leo yang membantu Kaisar mengenakan pakaiannya melaporkan pesan tadi. "Setelah ini kita ke tempat Ibu Suri dulu, tidak usah sarapan dulu!" Yufen memberi perintah. "Baik Kaisar," kasim Leo menjawab. ....... Dalam perjalanan ke Istana Surgawi. Kaisar Yufen bertemu dengan Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe adalah adik dari Kaisar Yufen. Sejak Kaisar Yufen naik tahta, dia pindah di kediaman keluar Istana. Pagi ini dia masuk Istana untuk memberi salam kepada Ibu Suri. Tak disangka dia bertemu Yufen. Pangeran Huanzhe mempercepat langkahnya. Dia tersenyum, menunjukkan gigi putihnya serta lesung pipinya di wajah tampannya. "Hamba memberi salam pada Kaisar." Yufen langsung memeluk adik satu - satunya. Mesti hidup terpisah, tapi Yufen sangat menyayangi adiknya. "Bagaimana kabarmu?"

    Last Updated : 2025-04-21
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 10

    Yufen memijit kepalanya. Sifat ibunya adalah tidak suka didebat. Sangat sulit untuk melarang ibunya untuk bertindak sekarang. Baikah, dia akan mengalah untuk saat ini. "Leo... !""Hamba Kaisar," kasim Leo langsung berlari dari luar begitu Kaisar Yufen memanggil. "Segera jemput Kiara dan bawa dia ke sini!" perintah Yufen. "Nona Kiara...?" Leo mengulangi. "Apa yang kau tunggu?" tanya Ibu Suri tidak sabar. Kasim Leo terlihat bingung. Lalu dia memandang Kaisar dan mendapatkan anggukan kepala dari Kaisar. Gegas kasim Leo mengundurkan diri dan segera menuju ke Paviliun Merpati, tempat Kiara tinggal. Yufen benar - benar heran, siapa yang memberitahukan keberadaan Kiara hingga Ibu Suri bisa mengetahui secepat ini. Sepertinya dia harus menyelidiki masalah ini. Sedangkan Pangeran Huanzhe, dia hanya menyimak sambil meminum teh jahe. Dia hanya duduk mengamati, mesti dalam hati juga penasaran dengan sosok gadis yang bisa membuat kakaknya menjadi lembut. Sedang sebelumnya dia t

    Last Updated : 2025-04-23
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 11

    Yufen, Ibu Suri dan Kiara secara hampir bersamaan menoleh ke arah Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang ditatap oleh ketiganya berkata dengan cuek. "Kenapa...?""Dari pada di Istana bisa menjadi masalah, bukankah lebih baik jika ikut denganku tinggal di luar Istana? Lagipula aku hanya tinggal sendirian.""Hal itu akan menghentikan rumor yang ada saat ini.""Tidak...!!!""Aku tidak setuju.""Dia ada dibawah pengawasanku, aku tidak akan membiarkan siapapun membawanya pergi!!!""Kaisar....."Ibu Suri bahkan sampai terkejut saat Yufen berkata dengan keras. Ini benar - benar diluar dugaan. Kaisar yang selalu tenang menghadapi apapun kenapa hanya karena seorang wanita bisa menjadi begitu tidak sabaran? Yufen tersadar. Tidak seharusnya dia menjadi tidak sabaran. Dia menormalkan emosinya. Pangeran Huanzhe tersenyum. Pasalnya dia belum pernah melihat kakaknya seemosi ini karena wanita. Sepertinya ada yang berbeda dari wanita ini. "Pangeran, tidak baik bagimu mengajak seora

    Last Updated : 2025-04-23
  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 12

    "Lepaskan aku...!!!"Yufen berbalik. Tangannya tetap menggenggam erat tangan Kiara. Ada kilatan amarah yang tertahan di wajah tampannya. "Apa kau bisu?" "Tidak bisakah kau menolak saat Huanzhe mengajakmu tinggal dengannya?" Yufen benar - benar tidak bisa lagi menahan keganjalan hatinya. Rasanya sakit dan tersiksa. Yufen tidak suka itu... "Apa maksudmu?" "Kenapa aku harus menolak atau menerima?" "Bagiku tinggal di manapun sama saja, yang terpenting aku mendapat tepat untuk istirahat." "Tidak masalah dimanapun asalkan tenang." Kiara juga tidak tahan mengeluarkan apa yang dia rasakan. Selama dua hari ini dia diam, tapi masalah datang silih berganti dan penyebabnya adalah orang di depannya ini. Yufen terkejut, orang di depannya sama sekali tidak takut saat berdebat dengannya. Bahkan Leo yang ada di belakang mereka sudah menunduk ketakutan saat saat Yufen bersuara. Tapi wanita ini, dengan lantang bahkan berani membantahnya. "Kau pikir aku ingin berada disini?" "Terje

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 12

    "Lepaskan aku...!!!"Yufen berbalik. Tangannya tetap menggenggam erat tangan Kiara. Ada kilatan amarah yang tertahan di wajah tampannya. "Apa kau bisu?" "Tidak bisakah kau menolak saat Huanzhe mengajakmu tinggal dengannya?" Yufen benar - benar tidak bisa lagi menahan keganjalan hatinya. Rasanya sakit dan tersiksa. Yufen tidak suka itu... "Apa maksudmu?" "Kenapa aku harus menolak atau menerima?" "Bagiku tinggal di manapun sama saja, yang terpenting aku mendapat tepat untuk istirahat." "Tidak masalah dimanapun asalkan tenang." Kiara juga tidak tahan mengeluarkan apa yang dia rasakan. Selama dua hari ini dia diam, tapi masalah datang silih berganti dan penyebabnya adalah orang di depannya ini. Yufen terkejut, orang di depannya sama sekali tidak takut saat berdebat dengannya. Bahkan Leo yang ada di belakang mereka sudah menunduk ketakutan saat saat Yufen bersuara. Tapi wanita ini, dengan lantang bahkan berani membantahnya. "Kau pikir aku ingin berada disini?" "Terje

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 11

    Yufen, Ibu Suri dan Kiara secara hampir bersamaan menoleh ke arah Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang ditatap oleh ketiganya berkata dengan cuek. "Kenapa...?""Dari pada di Istana bisa menjadi masalah, bukankah lebih baik jika ikut denganku tinggal di luar Istana? Lagipula aku hanya tinggal sendirian.""Hal itu akan menghentikan rumor yang ada saat ini.""Tidak...!!!""Aku tidak setuju.""Dia ada dibawah pengawasanku, aku tidak akan membiarkan siapapun membawanya pergi!!!""Kaisar....."Ibu Suri bahkan sampai terkejut saat Yufen berkata dengan keras. Ini benar - benar diluar dugaan. Kaisar yang selalu tenang menghadapi apapun kenapa hanya karena seorang wanita bisa menjadi begitu tidak sabaran? Yufen tersadar. Tidak seharusnya dia menjadi tidak sabaran. Dia menormalkan emosinya. Pangeran Huanzhe tersenyum. Pasalnya dia belum pernah melihat kakaknya seemosi ini karena wanita. Sepertinya ada yang berbeda dari wanita ini. "Pangeran, tidak baik bagimu mengajak seora

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 10

    Yufen memijit kepalanya. Sifat ibunya adalah tidak suka didebat. Sangat sulit untuk melarang ibunya untuk bertindak sekarang. Baikah, dia akan mengalah untuk saat ini. "Leo... !""Hamba Kaisar," kasim Leo langsung berlari dari luar begitu Kaisar Yufen memanggil. "Segera jemput Kiara dan bawa dia ke sini!" perintah Yufen. "Nona Kiara...?" Leo mengulangi. "Apa yang kau tunggu?" tanya Ibu Suri tidak sabar. Kasim Leo terlihat bingung. Lalu dia memandang Kaisar dan mendapatkan anggukan kepala dari Kaisar. Gegas kasim Leo mengundurkan diri dan segera menuju ke Paviliun Merpati, tempat Kiara tinggal. Yufen benar - benar heran, siapa yang memberitahukan keberadaan Kiara hingga Ibu Suri bisa mengetahui secepat ini. Sepertinya dia harus menyelidiki masalah ini. Sedangkan Pangeran Huanzhe, dia hanya menyimak sambil meminum teh jahe. Dia hanya duduk mengamati, mesti dalam hati juga penasaran dengan sosok gadis yang bisa membuat kakaknya menjadi lembut. Sedang sebelumnya dia t

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 9

    Yufen yang sedang berganti pakaian mengerutkan keningnya. "Ibu memanggilku?" "Sepagi ini?" "Benar Kaisar...." "Tadi pagi sekali, dayang dari Istana Ibu Suri menyampaikan pesan." Kasim Leo yang membantu Kaisar mengenakan pakaiannya melaporkan pesan tadi. "Setelah ini kita ke tempat Ibu Suri dulu, tidak usah sarapan dulu!" Yufen memberi perintah. "Baik Kaisar," kasim Leo menjawab. ....... Dalam perjalanan ke Istana Surgawi. Kaisar Yufen bertemu dengan Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe adalah adik dari Kaisar Yufen. Sejak Kaisar Yufen naik tahta, dia pindah di kediaman keluar Istana. Pagi ini dia masuk Istana untuk memberi salam kepada Ibu Suri. Tak disangka dia bertemu Yufen. Pangeran Huanzhe mempercepat langkahnya. Dia tersenyum, menunjukkan gigi putihnya serta lesung pipinya di wajah tampannya. "Hamba memberi salam pada Kaisar." Yufen langsung memeluk adik satu - satunya. Mesti hidup terpisah, tapi Yufen sangat menyayangi adiknya. "Bagaimana kabarmu?"

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 8

    Aira duduk manis di depan cermin di dalam kamarnya. Dia memandangi wajahnya yang putih dan cantik di pantulan cerminnya. Dia tampak elegan dengan pakaian dan hiasan kepala yang ada di kepalanya. Hiasan tusuk konde phoenix. Hiasan yang diimpikan oleh semua wanita di dunia. Hiasan yang menunjukkan bahwa dia adalah pasangan dari naga. Hanya saja, hiasan itu bukanlah hiasan emas, melainkan hiasan perak. Hiasan perak adalah hiasan yang menunjukkan jika dia masih calon Ratu. Aira menghela napas, masih sekitar setengah tahun lagi dia bisa menikah dengan Yufen dan menjadi Ratu kerajaan Samsara. Sekarang meskipun dia tinggal di Istana, ini hanya bagian Istana luar. Hanya di Paviliun Merak. Keinginannya adalah dia bisa tinggal sesegera mungkin di Istana Phoenix. "Martha...!!!" Aira berteriak keras. "Hamba hadir nona Aira." Sambil membungkuk, dayang Martha berjalan mendekati Aira. "Bagaimana kabar si gadis kolam?" Gadis kolam adalah jululan yang diberikan oleh Aira

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 7

    Keringat dingin mengalir dari dahi kasim Leo.Dia tidak berani memandang Kaisar yang ada di hadapannya. Dia meneliti, apakah ada kata - katanya yang salah sehingga membuat Kaisar marah. Setelah dipikir, kasim Leo tidak menemukan kesalahannya.Yufen menoleh. Wajahnya terlihat buruk. "Apa yang kau tunggu?" "Apa kau akan tinggal disini?""Ham...hamba tidak berani Kaisar," dengan terbata - bata, kasim Leo menjawab KaisarYufen berjalan dengan tidak sabar. Wajahnya ditekuk. Kasim Leo bahkan tidak mau berada dekat dengannya, takut kalau kena imbasnya.Saat ini sudah cukup malam. Waktunya untuk beristirahat.Kiara mulai menata badannya di ranjangnya. Sebenarnya ranjangnya cukup nyaman, hanya.... suasananya yang tidak nyaman.Dia berusaha memejamkan mata tetapi tidak bisa.Mungkin karena tadi dia sudah tertidur set

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 6

    "Nona..." panggil Dayang Arni karena sedikit mengkhawatirkan Kiara.Dayang Arni tau, tujuan dari nona Aira adalah untuk memperingatkan nona Kiara.Tapi dia bisa apa? Dia hanyalah pelayan yang tidak punya kuasa. Mesti belum pasti dengan nona Kiara, tapi dilihat dari apa yang Kaisar perbuat tadi menunjukkan jika nona Kiara bukanlah wanita biasa.Dia bahkan lebih khawatir karena mesti tidak percaya dan mustahil, tapi nona Kiara berasal dari dunia lain. Bukankah akan sangat beresiko jika menjalin hubungan.Dayang Arni tidak mau tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Tetapi dia juga tidak tega melihat nona Kiara dipojokkan. "Bibi Arni," Kiara memanggil.Dayang Arni menyahut, "Iya nona?"Kiara tersenyum. "Jangan mengkhawatirkan aku, aku bukan wanita lemah."Dayang Arni sedikit terkejut. Entah kenapa dia merasakan aura aneh dari Kiara

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 5

    Pandangan Aira dengan cepat melirik ke arah kamar tempat Kiara berada.“Seorang tamu yang jatuh ke kolam kemarin malam jatuh sakit." "Aku ingin memastikan keadaannya,” jawab Yufen tanpa basa-basi.“Apakah Kaisar akan sering menjenguk... tamu ini?” Aira menatap lurus, mencoba menahan nada tajam dalam suaranya.Yufen menatapnya dalam-dalam. “Aku hanya memastikan tidak ada yang menyentuhnya sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya.” "Lagipula apa urusannya denganmu."Aira menunduk pelan dan tersenyum, namun di balik senyuman itu hatinya bergemuruh. Ia tak buta akan perubahan sikap Kaisar sejak semalam. Ada yang berbeda. Terlalu berbeda.“Aku akan mengirimkan pelayan terbaikku untuk membantunya,” Aira menawarkan dengan suara manis.“Tidak perlu,” potong Yufen, tegas namun tidak keras. “Dia akan tetap di bawah pengawasanku.”Seketika ruangan itu terasa lebih sunyi.Aira tahu, dalam diam, Kaisar sedang menarik garis batas. Ia wanita cerdas. Dan baginya, ini bukan sekadar tamu asing.

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 4

    "Kaisar....."Kasim Leo berlari masuk dengan cepat ke dalam Istana Naga. Dia begitu cemas. Kaisar Yufen yang sedang sarapan menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh, "Ada apa?"Kasim Leo mengatur nafasnya. "Ada kabar dari paviliun Merpati.""Nona yang semalam jatuh dalam kolam anda, pagi ini menderita sakit kepala.""Pagi ini tabib diminta untuk datang ke paviliun Merpati untuk memeriksanya."Yufen mengerutkan kening, 'gadis itu sakit?'"Segera ke paviliun Merpati!!!"Kasim Leo terkejut. 'Kaisar malah akan mendatangi gadis itu?''Jika berita ini tersebar maka akan menimbulkan kekacauan di Istana.'"Baik."Kasim Leo hanya bisa mengikuti kemauan Kaisar. Sepanjang perjalanan dia hanya bisa berpikir. Bagaimana Kaisar yang selama ini bersikap tegas dan keras, bisa berubah menjadi perhatian. Meskipun bukan hal yang penting, tapi Kaisar bahkan sampai memeriksa sendiri seorang gadis yang sakit. Hanya seorang gadis? Kasim Leo sungguh tidak bisa berkata apa pun. Dia menelisik wajah Ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status