Share

Sesuatu Di Kamar Ke-tiga

Penulis: Rara Arrazaq
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-31 08:22:22

Dinda kembali ke kursi tamu setelah membuktikan rasa penasarannya. Tak elok juga kalau ia memeriksa setiap ruangan rumah yang baru ia datangi itu, walau rumah itu milik suaminya sendiri.

Andra kembali dengan bibir terkatup rapat. Sepertinya ada masalah yang serius dengan orang yang baru saja menelepon.

"Maaf Dinda, aku harus keluar dulu, ada sedikit urusan di luar. Kamu ada rencana mau kemana? Biar aku antarkan lebih dulu."

Dinda terdiam sejenak. Ia tak pernah punya tujuan di luar rumah kecuali kampus dan rumah Fathimah. Tapi kalau sudah sore seperti ini tentu tak mungkin pergi ke sana.

"Saya ... tidak punya rencana kemana-mana. Dokter pergi saja.

"Apa tidak apa-apa aku tinggal sendirian?"

Dinda memberikan senyuman tipis. "Tidak apa-apa, saya berani. Di rumah ini tidak ada hantunya, kan?"

"Tidak ada hantu yang berani singgah di rumah ini. Kalo ada yang berani mampir langsung aku seret ke rumah sakit buat di inpus karena mukanya pada pucat."

"Hahaha ...,"Dinda tertawa mendengar gurauan sang dokter.

"Ya udah kalau begitu, aku tinggal dulu, ya. Kunci pintunya setelah aku pergi. Dan kamu bisa pesan apa saja lewat delivery," Pria itu mengambil kunci mobilnya dari atas meja kemudian meletakkan sebuah amplop berwarna coklat di sana.

Dinda mengangguk. Ia bukan tipe gadis penakut. Tapi kalau dibilang kecewa karena kepergian Andra, sudah pasti ia kecewa. Di hari pertama pernikahan, ia malah harus duduk sendirian di dalam rumah yang masih asing baginya.

"Maaf," ucap Andra sekali lagi sebelum pergi.

Dinda menghela napas setelah mengunci pintu seperti instruksi Andra. Menatap ke sekeliling rumah yang terasa sangat sepi.

Gadis itu jadi terpikirkan, apa rumah di samping ada penghuninya?

Duk!

Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh dari arah belakang. Dinda tersentak kaget.

Suara apa itu?

Kepalanya langsung melongok ke arah ruangan belakang yang mulai gelap karena malam yang mulai menjelang. Ia yakin suara itu berasal dari arah kamar ke-tiga yang pintunya mengarah ke dapur.

Apa ada seseorang di sana?

Perasaan Dinda tiba-tiba menjadi tegang. Dengan jantung yang berdetak kencang dan hati yang penasaran, gadis itu melangkah ke belakang.

Ditatapnya pintu bercat putih itu sesaat, sebelum kemudian menempelkan telinganya pada permukaan pintu sambil menahan napas.

Tak ada bunyi apapun lagi. Senyap. Sepertinya tadi hanya bunyi barang yang dijatuhkan cecak atau tikus.

Gadis itu menghembuskan napasnya kembali. Seharusnya tak ada yang perlu ia khawatirkan. Tak mungkin ada orang lain di rumah ini.

Kembali ke ruang depan, Dinda menyalakan semua lampu. Matanya kemudian tertuju pada amplop yang ditinggalkan Andra.

Diraihnya amplop itu. Isinya uang. Segepok uang seratus ribuan yang cukup tebal.

Mata cemerlang gadis itu membulat. Uang sebanyak ini diberikan untuknya semua? Untuk delivery makanan? Segini banyaknya akan habis untuk dibelikan makanan apa?

Malam menjelang. Namun Andra belum juga pulang. Akhirnya, Dinda memilih delivery martabak untuk makan malamnya.

Seorang kurir tak lama kemudian datang mengantarkan pesanannya.

"Pesanannya, Mbak," Kurir berjaket hijau menyerahkan satu kotak martabak manis yang masih terasa hangat.

"Makasih," ucap Dinda sambil memberikan uang berikut tips yang lumayan besar.

"Mbak istrinya yang punya rumah?" tanya kurir ramah.

"I-iya," jawab Dinda tergagap. Masih terasa aneh saat disebut sebagai istri seseorang.

"Pantas tumbenan ada pesanan berupa makanan dari rumah ini. Biasanya juga peralatan tukang atau peralatan memotong, kayak gergaji, pisau, paku, sama palu."

"Oh, gitu," Dinda manggut-manggut. Kemudian masuk kembali dengan sekotak martabak.

Peralatan tukang? Alisnya mengernyit. Kemudian mengangkat kedua bahunya. Mungkin karena sang dokter juga seorang pengusaha properti.

Pukul setengah lima subuh, Dinda terbangun dari tidurnya. Ia tanpa sengaja terlelap di atas sofa setelah menghabiskan hampir sekotak martabak.

Mata cemerlangnya mengerjap-ngerjap dan memantau ke sekeliling. Ia masih berada di ruang tamu. Sementara kamar Andra terasa sepi.

Apa laki-laki itu masih tidur? Atau malah belum pulang?

Gadis itu bangkit dan melongok ke bagasi melalui jendela. Tak ada mobil. Yang berarti Andra tak pulang semalam.

Kemana perginya laki-laki itu? Apa ... mungkin menemui Siska?

Dinda menghela napas panjang. Mencoba mengusir dugaan yang membuatnya sedikit kecewa.

Lebih baik shalat subuh, kemudian bersiap berangkat ke kampus dan sarapan di kantinnya. Masih banyak ilmu yang mesti ia pelajari demi menjadi seorang pelukis terkenal seperti angan mendiang ibunya.

***

Kampus, siang hari.

"Gimana malam pertamanya?" cecar Fathimah ketika dosen meninggalkan ruangan. Pertanyaan itu telah sejak pagi tadi ingin ia tanyakan, tapi selalu saja tertunda dengan masuknya dosen lain yang seolah buru-buru memberikan materi kuliah secepatnya.

"Malam pertama apa, sih?" cuek Dinda sambil membereskan peralatan kuliahnya.

"Ya ampun, pura-pura nggak tau lagi," ledek gadis berhidung mancung itu. "Kamu takut aku kepingin?"

Dinda menghentikan kegiatannya dan menatap Fathimah. "Kamu lupa aku nikahnya seperti apa? Tanpa persiapan alias dadakan."

"Terus?" Fathimah memasang tampang polos.

"Ya mana bisa disamakan sama pernikahan yang udah di rencanakan jauh-jauh hari. Apalagi aku yang calon suaminya ketemu beberapa hari sebelum nikah."

"Hehehe," Fathimah terkekeh sambil menyengir. "Jadi penasaran gimana rasanya nikah sama orang yang baru dikenal," khayalnya.

"Nah, lho! Makanya jangan nanya malam pertama, entar jadi penasaran juga, kan kacau."

Fathimah kembali menyengir mendengar gerutuan teman cantiknya yang ternyata masih gadis itu.

"Wih, ganteng banget, ya. Ini baru tipe gue!" seruan seorang mahasiswi membuat mereka menoleh. Mahasiswi tercantik di kelas Dinda, tampak sibuk memperbaiki dandanannya.

"Iya, nih. Dari penampilannya juga kayaknya cowok sukses," sambut temuannya sambil merapikan rambut.

"Eits, jangan ada yang berani nikung. Ini jatah gue!" gerutu si kembang kelas.

"Iya, iya ...," temannya melengos.

Fathimah melongok penasaran. Kemudian menghampiri. "Siapa? Dosen baru?"

Para gadis cantik itu melirik Fathimah sinis. "Aih, para kucel kepo!" remeh mereka.

"Yaelah ... nanya doang juga pakai bawa-bawa penampilan!" Buk! Fathimah memukul meja di dekat mereka kesal. Membuat para gadis berpenampilan bak model itu terkejut.

"Udah, yuk kita pulang," ajak Dinda sebelum temannya yang sekuat wonder woman itu mengamuk. Menarik tangannya dan berlalu keluar kelas.

Namun baru beberapa langkah keluar, para gadis itu menubruk mereka dari belakang.

"Awas para kucel! Para Dewi mau lewat!" si kembang kelas melangkah angkuh sambil menyibakkan rambutnya. Melewati Dinda dan Fathimah yang mendongkol.

"Wah, cari mati tuh, anak!" Fathimah bersiap menyerang dengan mata melotot.

"Udah, besok aja kita ladenin, aku udah laper banget. Tadi pagi cuma sarapan roti di kantin," cegah Dinda.

Fathimah menurut dan terpaksa menahan emosinya, walau matanya tetap memelototi para mahasiswi yang sedang bergerombol menghampiri seorang pria.

Terutama pada si kembang kelas yang terlihat paling heboh ingin mencari perhatian.

"Hai! Nyari apa, Bang? Biar aku bantu?" Si kembang kelas memasang tampang ceria.

"Dasar kuntilanak genit!" gerutu Fathimah.

Namun saat mata gadis itu beralih pada laki-laki yang sedang dikerubungi, ia langsung terperangah. "Wah! Sumpah Din, kamu harus liat cowok yang mereka bilang!" takjub Fathimah sambil menarik lengan Dinda yang terus melangkah.

"Ih, kok kamu jadi ikut-ikutan?"

"Bukan ikut-ikutan. Pokoknya kamu liat dulu, deh."

"Nggak usah. Nggak minat," cuek Dinda.

"Kamu harus liat, Din!"

"Aku udah nikah, lho. Kamu lupa, ya?"

"Justru karena kamu udah dinikahin, makanya kamu harus liat kalo nggak mau dosa!"

Demi keteguhan Fathimah yang terus menarik lengannya, Dinda akhirnya menoleh malas kearah yang ditunjuk temannya itu..

Dan matanya yang menatap malas awalnya itu, seketika terpaku.

Laki-laki yang sedang diincar para mahasiswi itu ternyata adalah Andra Janson!

Penampilan laki-laki itu hari ini benar-benar mempesona. Dengan kemeja hitam yan lengannya di lipat sampai ke siku dan celana putih yang membalut kaki panjangnya. Benar-benar ketampanan yang didukung penampilan yang menghipnotis mata.

Tepat disaat itu juga laki-laki itu melihatnya. Mata keduanya bertemu.

Bibir menawan Andra langsung tersenyum. Dengan tatapan yang masih terpaut pada Dinda, ia menolak tawaran mahasiswi cantik bak seorang model di sampingnya. "Terimakasih. Tapi tidak perlu, saya sudah menemukan yang saya cari."

Langkah panjangnya terayun menuju Dinda.

Bab terkait

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Gadis SMA Yang Berusaha Bunuh Diri

    Bibir menawan Andra langsung tersenyum. Dengan tatapan yang masih terpaut pada Dinda, ia menolak tawaran mahasiswi cantik bak seorang model di sampingnya. "Terimakasih. Tapi tidak perlu, saya sudah menemukan yang saya cari."Langkah panjangnya terayun menuju Dinda. Membuat para gadis yang menyebut diri mereka para Dewi itu terperangah. "Maaf, aku tidak pulang semalam, istriku. Aku bersumpah, tidak akan membiarkan kamu sendirian lagi," ucapnya. Ucapan yang membuat para Dewi benar-benar tersentak mentalnya. "I-iya," Dinda tergagap. Mendengar Andra memanggilnya istri membuatnya salah tingkah. "Ayo, kita pulang." Laki-laki itu meraih tangan Dinda. Menggenggamnya hangat dan penuh kelembutan. Merasakan sentuhan itu membuat napas Dinda seketika tertahan. Ia kelabakan dan kembali hanya bisa menjawab, "i-iya."Andra menoleh pada Fathimah. Yang berdiri bangga memperlihatkan sahabatnya pada para Dewi yang masih terpaku tak percaya. "Fathimah, bagaimana kakinya?" Fathimah kembali tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Piknik Yang Manis Namun Menegangkan

    Dinda mengakhiri shalat subuh nya dengan salam. Saat suara kunci pintu rumah terdengar diputar dari luar. Itu pasti Andra. Sang Dokter kembali tak pulang semalaman. "Maaf, aku tidak pulang semalam. Operasinya selesai pukul dua malam. Hujan sangat deras, aku ingin mengabari mu kalo tak bisa pulang, tapi baru sadar kalau HP-ku lowbat. Nunggu baterainya penuh aku malah tertidur," ucapnya langsung begitu Dinda melongok dari pintu kamarnya. Gadis itu terdiam sejenak. Kemudian tersenyum. Wajah Andra tampak begitu lelah. Sudah seharusnya istri seorang Dokter maklum dengan waktu kerja suaminya yang tak menentu. Apalagi dirinya yang merasa berhutang budi dengan pernikahan ini. "Tidak apa-apa. Saya tau Dokter tidak bisa pulang karena hujan."Andra membalas senyuman itu. Kemudian meletakkan tas kerjanya di atas meja tamu. Dan mengambil laptop dari dalamnya. "Aku harus masuk kamar dulu. Masih ada pekerjaan yang belum selesai," terangnya dengan raut penuh beban. Dinda mengangguk. "Saya akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Perempuan Pengganggu

    Bab 11Dinda terkejut melihat ekspresi itu. Andra menatap kotak yang dipegangnya dengan tatapan tajam. "Jangan sentuh kotak itu!" desis laki-laki itu. Mata Dinda langsung beralih pada kotak di tangannya. Jangan sentuh? Kotak hitam ini? "Ke ... Napa?" Tanpa menjawabnya Andra menghampiri gadis itu. Mengambil kotaknya dengan kasar dan raut wajah yang sama. Dinda meneguk salivanya. Memandang punggung Andra yang telah berbalik dan menjauh. "Memangnya ... itu bukan kotak rujaknya?" tanyanya lirih.Lirihan yang membuat langkah Andra terhenti. Ekspresi dinginnya perlahan berubah. Ia terdiam sejenak sebelum kemudian menoleh. "Maaf, aku menyakitimu," ucapnya. Kemudian melanjutkan langkahnya kembali ke mobil dan menyimpan kotak itu. Ia kemudian kembali dengan sebuah kotak berwarna hijau tua. Tersenyum lembut dan menggapai tangan Dinda yang masih berdiri di tempatnya. Menggenggamnya lembut dan mengajaknya ke tikar yang telah digelar. "Ini kotak rujaknya," tuturnya setelah meletakkan kotak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Tidur Sekamar?

    "Itu foto aku bersama Janson dan Alex," jelas Siska sekali lagi. Tangannya kemudian merampas pigura itu dari Dinda. Dinda terpaku. Jadi mereka teman sejak kecil? "Siska?" Suara bariton Andra terdengar memasuki ruang utama itu.Siska menoleh dan langsung mengembangkan senyuman. Tubuh tinggi semampai nya yang dibalut gaun ketat segera melenggang menghampiri. "Ya. Kita sehati, ya. Kamu-nya di sini, aku juga tiba-tiba pingin ke sini," riangnya. Kemudian bergelayut manja di lengan Andra yang sedang membawa nampan minuman. "Hei, tehnya bisa tumpah," tegur Andra. Siska tertawa lepas. "Biar aku yang bawakan," ujarnya sambil meraih nampan dari tangan Andra tanpa melepaskan gandengan di lengan laki-laki itu.Perempuan itu meletakkan nampan di atas meja, lalu menarik tangan Andra untuk duduk bersisian dengannya. "Kebetulan sekali, aku sangat haus, Janson." Perempuan itu langsung meraih salah satu cangkir dan menyeruputnya. Dinda berdiri termangu. Ia terabaikan. Seolah mereka hanya berdua

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Ciuman Hangat

    Dengan jantung yang berdebar, Dinda nekad membuka pintu kamar Andra. Sebuah ruangan yang tidak jauh berbeda dengan kamar Alex. Namun aroma di dalam ruangan itu tetaplah aroma Andra. Gadis itu menutup pintunya. Kemudian berdiri di balik pintu itu tanpa tahu harus apa setelahnya. Haruskah ia duduk di tempat tidur? Matanya mengedar ke sekeliling. Ada sofa berbingkai kayu ukir di sudut kamar. Dinda pun memilih duduk di sana untuk menunggu. Beberapa saat duduk menunggu Andra tak juga masuk. Gadis itu sudah beberapa kali menghela napas saking tegangnya. Jangan-jangan laki-laki itu enggan masuk karena ia terlalu lancang? Klek. Bunyi pintu yang dibuka terdengar jelas di telinganya. Dinda semakin tegang. Tampak bahu lebar Andra muncul dari balik pintu. Laki-laki itu masuk dan menutup pintunya. Tidak. Bukan sekedar menutup, sang dokter juga menguncinya. Dinda meneguk salivanya melihat itu. Pikirannya benar-benar kacau. Apa keputusannya untuk masuk ke kamar ini adalah pilihan yang tepat

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Cowok Pelindung Yang Berotot

    Seorang gadis duduk termangu di depan jendela. Menatap muda-mudi yang berlalu-lalang tanpa benar-benar melihat. Riuh di kanan-kiri tak mengusik perhatiannya. Ia seperti jiwa yang terhampar jauh di tempat yang sunyi. Dialah Dinda Zahara Kirani. Gadis yang biasanya fokus dan bermotivasi kuat mengejar cita-citanya. Yang tak pernah berani berkhayal dan berangan. Yang tak pernah merasa sedih kecuali saat merasa lemah dalam mengejar cita-cita.Tapi kini jiwanya terusik oleh sebuah rasa. Rasa yang tak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya selama ini. Rasa ingin dilihat seorang laki-laki. Akibatnya, hatinya merasakan pedih saat seorang pria mengabaikannya. "Hei!" Fathimah datang tiba-tiba dan sengaja mengejutkannya. Dinda tersentak. Kepedihan itu buyar dan menjadi sebuah rasa yang nelangsa. "Apa?" tanyanya tak bersemangat. "Gimana sama tugas yang baru dikasih Pak Dosen? Kamu pasti suka banget ngerjainnya, kan?"Dinda masih termangu. "Nah, berhubung kamu emang si pecinta tugas, tugas aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Rayap Bawel dan Berandal Kecil

    Bab 15Laki-laki berbadan tegap itu berbalik. Bibirnya kemudian tersenyum pada Dinda. "Aku datang untuk menjemputmu, 'rayap bawel'. Mama kangen sama kamu," ujarnya. Mata Dinda langsung melebar mendengarnya. "Reza?" serunya tak percaya. Tak ada orang lain yang memanggilnya dengan sebutan rayap bawel selain teman masa kecilnya itu. Telah lama sejak ia masih berusia 12 tahun. Berpisah dengan tetangga yang sangat baik karena paman dan bibinya yang tiba-tiba menjual rumahnya dan mengajak pindah ke ruko. "Ternyata kamu masih ingat pada panggilan itu.""Ya, masih. Mana ada orang lain yang manggil aku rayap, ditambah bawel lagi."Laki-laki bernama Reza itu tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya. "Apa kamu masih gila sama kertas?" "Aku nggak gila sama kertas, Reza.""Nggak gila tapi terobsesi aja. Setiap ada buku kosong pasti kamu abisin buat digambar, dan setiap ada bacaan yang baru, pasti kamu duluan yang heboh, entah itu buku cerita atau koran. Kan, benar-benar kayak rayap?""Lah, m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-05
  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Meja Taman Dalam Cahaya Senja

    Pulang, Dinda melihat mobil Andra telah terparkir dalam bagasi. Hari telah senja. Ia baru pulang dari rumah Reza ba'da ashar. Halaman yang hijau itu tampak keemasan diterpa cahaya senja. Indah. Namun terasa kurang karena tak adanya tanaman bunga yang pasti akan menambah warna. Padahal ada meja dan kursi taman di sudut rumah. Namun karena mungkin sang dokter tidak pernah menggunakannya, meja dan kursi taman itu ditumpuk di sudut. Dinda langsung membuka pintu dengan kunci yang ada padanya. Aroma masakan yang begitu menggugah langsung tercium di hidung. Aroma masakan dari dapur.Siapa yang masak di belakang? Mungkinkah ada pembantu yang datang sekali-kali?"Assalamualaikum," ucapnya dengan kepala melongok ke belakang. Tak ada sahutan. Dinda pun langsung melangkah ke belakang. Tampak di sana laki-laki tampan yang biasanya berjas putih itu kini terpasang Appron di depan dada bidangnya. Mengaduk-aduk brokoli di dalam wajan yang berisik. Membuatnya tak menyadari kepulangan Dinda. "Dok

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-06

Bab terbaru

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Extra Part yang Paling Heboh.

    Extra partAndra berdiri dengan kedua tangan di dalam saku celananya. Di sampingnya berdiri seorang laki-laki bertubuh kekar dan bertopi yang tak lain adalah IPDA Reza. "Apa yang bisa membuatku yakin, kau tak akan berubah karena trauma itu lagi?" Andra menghela napas. "Yang pertama, aku telah mengetahui apa alasan ibuku menggantung diri. Dan aku juga sudah menangkap orang yang menjadi penyebab ibuku melakukan hal itu. Yang kedua, aku memiliki seorang istri seperti Dinda, kau juga mengenalnya seperti apa, dia tak akan membiarkanku kembali ke masa lalu.""Baiklah kalau begitu. Aku akan melupakan sebuah flashdisk yang pernah aku temukan di rumahmu di bukit Pinus.""Flashdisk?" Andra mengernyit. Karena rasanya ia dan Dinda telah memusnahkan semua flashdisk-nya. "Ya," Reza tersenyum tipis. "Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu kali akan jatuh juga."Andra terdiam sejenak, lalu tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. "Itu benar," sahutnya."Aku pergi dulu. Siang ini aku harus segera b

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Tamat

    Soni dan Guntur serentak keluar dari pintunya masing-masing. Lalu berlari menuju pintu masuk. Menyusul Andra yang sudah berlari lebih dulu. Sementara Dinda yang terpaksa tak ikut langsung mengunci pintu mobil seperti perintah Andra sebelumnya. "Bahaya, kalau karyawan perempuan itu dilenyapkan juga karena cuma dia saksi matanya," deduksi Soni sambil berlari di samping Guntur. "Tidak, bagaimana kalau karyawan perempuan itu yang membawa air bercampur racun?"Brak!Andra mendobrak pintunya. Lalu berlari cepat ke arah dua orang karyawan yang berjongkok di samping tubuh Yani. "Jangan bergerak!" teriaknya. Kedua orang itu tersentak dan sama-sama menoleh ke arah suara yang mengagetkan itu! Namun bedanya, yang perempuan langsung menunduk kembali. Andra tertegun. Ia mengenal wajah itu. *Flashback.Jamal menatap sosok berpakaian serba hitam yang datang untuk berterimakasih padanya kedalam penjara. "Kenapa kau ingin mengkambinghitamkan laki-laki yang kau cintai?" Sosok itu menghela nap

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Bab Puncak (Menegangkan)

    Hari sudah siang, semua karyawan PT sedang keluar untuk makan siang. Begitu juga dengan pekerja di gudang. Mereka baru saja keluar, saat mobil Andra dan timnya berhenti di tepi jalan. Andra membuka jendela mobilnya. Sekilas terdengar salah seorang pekerja di gudang itu membicarakan sesuatu dengan bibir tersenyum-senyum. "Pekerja baru itu cantik banget, ya? Udah gitu pekerja keras lagi. Barang sekarung besar itu diseret sendiri. Aku udah nawarin bantuan tapi doi menolak secara halus.""Iya, gue juga udah ngajak makan. Katanya mau nyelesain kerjaan dulu. Bakal betah gue kerja kalo ada temen kerja kayak gitu," timpal temannya. Sementara itu, Martin dan lima anak buah kepercayaannya langsung mengepung di sekeliling gudang.Sedangkan Andra, Dinda, Soni, dan Guntur tidak langsung keluar dari mobil karena Soni harus meretas kamera CCTV gudang untuk melihat keadaan di dalam."Tidak akan lama," Soni langsung fokus.Kamera berhasil di retas setelah beberapa saat. Tampaklah penampakan isi gud

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Bab Menjelang Tamat

    Tring. Semua yang terdiam tampak tersentak kaget mendengar dering ponsel Andra. "Paman Amir," ujarnya pada Dinda. Lalu mengangkat telepon itu."Ya, halo," jawabnya. "Halo, Nak Andra! Istriku menghilang!" panik Amir di seberang. "Apa?!" Mata Andra melebar. Yani, yang menjadi umpan jebakannya menghilang? "Paman yakin dia tidak pergi ke suatu tempat?" "Entahlah, tapi sepertinya istriku benar-benar takut akan dituntut. Jadi kurasa tak mungkin dia berani mengacaukan rencana.""Baiklah, kalau begitu. Aku akan mencarinya!" Andra mematikan teleponnya dan menatap semua orang di dekatnya. "Kita salah sasaran!" serunya. "Bibi Yani kenapa?" tanya Dinda yang tak tahu mengenai rencana yang disusun Andra. "Dia menjadi umpan untuk menangkap pembunuh itu. Dan sekarang dia menghilang."Dinda tercenung. Hatinya resah. Bagaimanapun, Yani tetap keluarga dekatnya. "Dinda akan bantu mencari.""Tidak, ini bahaya Dinda. Makanya aku tidak memberitahu mu sejak awal.""Dinda akan berhati-hati dan terus

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Laki-laki Berwajah Pucat itu Pelakunya?

    "Soni, Guntur! Kalian yang berada lebih dekat langsung beralih ke rumah Dinas. Dugaan kita meleset. Target malah di rumah Dinas dan istriku dalam bahaya!" teriak Andra sambil berlari. Tiba di luar, tampak Martin telah menunggu dengan motornya. Andra langsung berlari menyongsong orang kepercayaannya itu. "Cepat, Martin!" "Baik, Dok!" angguk Martin yang kemudian menarik gas motornya sekencang mungkin. *Dinda berdiri membeku melihat laki-laki berwajah pucat itu berjalan menghampirinya. Ia berhenti berlari karena teringat pada Bingo yang tertinggal di kamar. Laki-laki bernama Faisal itu menggendong Bingo dan kemudian berhenti 3 langkah di hadapan Dinda. "Lepasin Bingo!" Dinda memberanikan diri untuk membentak. Faisal tak menanggapi. Tangannya yang sebelah lagi merogoh saku belakang celana, membuat Dinda was-was menerka apa yang diambil laki-laki itu. Bagaimana kalau senjata tajam? Namun ternyata yang diambilnya adalah sebuah buku catatan dan pulpen. Orang itu kemudian menurunkan

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Jebakan Balik

    Bab 107Tiba-tiba, Amir muncul dan menghadang jalan Andra. Laki-laki paruh baya itu kemudian berlutut dengan wajah memelas, membuat orang-orang di sekitar langsung memperhatikan. "Nak Andra, tolong kasihanilah kami, jangan tuntut kami. Nak Andra boleh mengambil toko baru itu, Kami akan menyerahkan sertifikatnya juga."Andra menghela napas. "Aku hanya ingin toko buku milik istriku kembali seperti semula. Aku tidak butuh toko lain!" tegasnya. Amir melirik cemas, meski telah membantu bersandiwara seperti ini ternyata suami dari keponakannya itu tetap tak mau memberi keringanan. "Tapi itu tak mungkin bisa, Nak! Orang itu telah mendapatkan tokonya dengan harga murah, tidak mungkin mau mengembalikannya lagi."Andra menatap tak sabar. Bisa-bisanya Amir mengambil kesempatan untuk bernegosiasi dengannya di tengah sandiwara yang telah ia atur. Ia hanya ingin Amir mengatakan bahwa Yani hendak bunuh diri, untuk memancing si pembunuh. "Kalian bisa membelinya kembali dengan harga yang lebih

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Umpan 2

    "Kalau dalam kasus pembunuhan itu si pelaku sengaja mencari orang-orang yang hendak bunuh diri, kita bisa menjebaknya dengan memberi umpan seseorang yang akan berpura-pura bunuh diri. Dan lebih baik, orang itu memiliki hubungan dengan Anda atau istri Anda, Pak Andra," usul Guntur, sang detektif swasta.Andra mengangguk-angguk. "Aku tau siapa yang bisa berperan menjadi umpan," sahutnya. *Andra berdiri di hadapan sebuah ruko dengan tangan di dalam saku celananya. Bibirnya tersenyum menatap teras toko dimana ia dan seorang gadis baik hati bertemu. Kala itu ia hanya menganggap gadis berwajah ayu itu sebagai kelinci percobaan.Namun siapa sangka, kelinci percobaannya malah menjadi kelinci manis yang ia cintai. Bahkan berhasil mengubah jati dirinya.Klik. Pintu kaca toko terbuka. Seorang laki-laki paruh baya yang tak lain adalah Amir muncul dari dalam dan tampak tersentak kaget melihat Andra yang berdiri di depan tokonya. "N-nak Andra?" sebutnya terbata. "Ya. Ini saya."Amir buru-bur

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Umpan

    "Apa kita pindah ke rumah dinas saja dulu? Sampai kasus ini selesai," tawar Andra. Ia melihat Dinda mulai tidak nyaman dan was-was setiap saat, setelah munculnya pemilik Bingo di rumah baru mereka itu.Meski enggan untuk meninggalkan rumah impiannya bersama Andra, namun Dinda merasa tawaran sang suami lebih tepat untuk saat ini. Rumah dinas berada di tengah kota, dan jarak rumah dengan tetangga juga tak jauh. Akhirnya, setelah berbenah mereka berangkat ke rumah dinas. Rumah dimana keduanya saling mengenal hingga saling mencintai dan bermadu kasih. Tiba di sana, bibir Dinda seketika tersenyum. Banyak kenangan manis yang telah terpatri di rumah itu."Kamu senang?" Andra ikut tersenyum dan merangkul pundak istrinya hangat.Dinda mengangguk, kemudian melangkah masuk bersama dalam rangkulan lelaki itu.Andra benar-benar memperhatikan dan memanjakannya. Laki-laki itu juga mengajaknya bersantai sore, membuatkannya teh dan menikmati senja di kursi taman seperti biasa. "Padahal harusnya Di

  • Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius   Menjebak Balik

    Dinda menatap laki-laki berkumis yang tiba-tiba masuk dan mengecam suaminya itu, dengan tatapan kesal. Persis seperti komisaris korup dalam film India, atasan Reza itu benar-benar bermuka dua. Beberapa hari yang lalu Andra sempat cerita bahwa sang komisaris berterimakasih padanya karena telah membantu menangkap Jamal. Laki-laki bermata kecil itu juga meminta maaf karena pernah menuduh Andra sebagai pelaku pembunuhan dan juga pernah ingin mempidanakannya saat kasus dengan Dahlan dahulu. Dada Dinda serasa bergemuruh mengingat semuanya.Sekarang, pria itu kembali ingin menjerat suaminya dan menuduhnya memberi kesaksian palsu. "Saya tidak berbohong, Suami saya memang langsung pulang sore itu.""Baiklah kalau Anda bersikeras seperti itu. Saya cuma mau nanya, apa Anda punya buktinya?"Dinda terdiam dengan sejuta rasa marah yang tak bisa ia ungkapkan. Sementara itu di luar ruangan, Alex dan Fathimah sedang duduk menunggu dengan raut cemas. "Alex, semua ini salahku. Coba saja aku tak ter

DMCA.com Protection Status