Share

Penghuni Kamar Ke-tiga

"Memangnya kenapa? Aku sudah melihat semuanya semalam."

Mata Dinda seketika membulat mendengar pernyataan sang dokter.

Ia juga baru sadar kalau rambut panjangnya sekarang terbuka.

"Melihat semua?"

"Iya. Semalam kamu pingsan dengan baju yang basah. Jadi aku menggantinya dengan piyama ku."

Dinda meneguk salivanya. Ia tak tahu harus menjawab apa, hanya bisa membayangkan seperti apa saat sang dokter melihat semuanya. Dan bayangan itu membuatnya sangat malu.

Dengan pipi yang memerah ia menutup dadanya dengan bantal.

Andra tersenyum melihat ekspresi itu.

"Kenapa? Apa ada yang tidak boleh kulihat?"

Dinda menggeleng. Karena memang tak ada yang tak boleh dilihat laki-laki itu darinya.

"Mulai sekarang, di dalam rumah tidak perlu pakai hijab, ya? Aku suka melihat rambutmu."

Dinda meraba rambutnya. Lalu mengangguk.

"Aku beruntung sekali menjadi laki-laki yang pertama kali melihat rambut indah mu."

Pipi Dinda semakin merona. Ini memang pertama kalinya ia membuka hijab di hadapan seorang le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status