“Aku jemput setelah wawancara selesai, jangan ke mana-mana ya!” Perintah Kenzo tegas dengan suaranya yang lembut.
Jillian mengangguk, senyumnya begitu manis ia berikan untuk Kenzo.Kenzo mengecup sekilas bibir Jillian, di depan hair stylist dan para pengunjung lain di salon terkenal yang terletak di Upper East Side.Untuk mendapatkan pelayanan di salon langganan para artis seperti Julia Robert, Uma Thurman dan Nicole Kidman juga Kate Winslate itu Kenzo sampai harus membayar lebih untuk merebut slot karena Salon hanya melayani dengan janji terlebih dahulu.Kenzo meninggalkan Jillian di Salon karena dia harus pergi ke kantor majalah yang mengundangnya dalam Award untuk melakukan wawancara dan pemotretan.Sebelumnya Kenzo sudah diberitahu jika ia memenangkan salah satu nominasi Award, itu kenapa pihak majalah mengundangnya sehari sebelum acara untuk wawancarSemakin lama Kenzo menatap pria yang katanya daddynya itu maka semakin besar rasa bencinya pada Augusta Maverick terlebih yang pria itu gandeng sekarang bukan mommynya. Augusta Maverick merupakan pengusaha sukses yang terkenal setia kepada wanita yang telah dinikahinya selama tiga puluh delapan tahun. Dari wanita yang bernama Jeniffer itu, Augusta Maverick dikaruniai tiga orang anak laki-laki tampan yang kini memegang banyak cabang perusahaannya yang tersebar di penjuru Negri. “Kenapa berhenti?” Jillian bertanya kemudian matanya mengikuti arah pandang Kenzo yang berakhir pada sosok seorang pria paruh baya. “Itu daddy kamu bukan?” Jillian bertanya lagi karena tidak ada jawaban dari Kenzo. “Bukan,” jawab Kenzo tegas dengan rahangnya yang mengeras. Kenzo membawa Jillian melewati pintu yang dijaga seorang sekuriti dengan pakaian form
Di dalam gedung itu nominasi demi nominasi dibacakan dan dimenangkan oleh berbagai pengusaha dan perusahaan dari seluruh penjuru dunia hingga nominasi yang terdapat nama Kenzo di dalamnya mulai ditayangkan di layar besar yang berada di atas panggung. Semua menoleh ke meja di mana keluarga Maverick berada ketika nama Kenzo Maverick disebut. Mereka yang mengenal keluarga Kenzo tentu tidak mengerti dan tidak mengenal siapa Kenzo Maverick karena setau mereka dari ketiga anak Augusta Maverick tidak ada yang bernama Kenzo. Sementara itu, Kenzo dan Jillian terlihat santai, apalagi Kenzo yang sudah siap untuk menerima penghargaan tersebut. “Kenzo Maverick!” Dan ketika MC memanggil nama Kenzo, kamera langsung tertuju pada meja di mana Kenzo dan Jillian duduk hanya berdua. Kenzo menarik pundak Jillian untuk memudahkannya mengecup pipi Jill
Semua Lampu langsung menyala ketika Kenzo dan Jillian memasuki kamar mereka. Tubuh Kenzo terasa lelah mungkin dampak dari menahan emosi karena harus mengendalikan dirinya sepanjang acara tadi. “Ini apa?” Jillian yang berdiri di depan meja rias bertanya seraya menunjuk sebuah kotak beludru berwarna biru. Raut muram yang tadi sempat tercetak di wajah Kenzo lantas memudar karena senyum pria itu terkembang. “Buka aja,” titah Kenzo seraya berjalan mendekati Jillian. Satu tangannya tengah membuka kancing di lengan kemeja setelah tadi meletakan dasi kupu-kupu dan menggantung jasnya di lemari. Jillian menurut, meraih kotak beludru tersebut. Benaknya menerka-nerka kemungkinan apa yang ada di sana. Ia membayangkan perhiasan karena kotak beludru berwarna biru itu seperti kotak perhiasan. D
“Jadi namanya, Max?” “Iya … anak pertama daddy bernama Keith dan yang ketiga Sean, Max anak kedua.” “Kamu kenal sama mereka?” Jillian bisa merasakan kepala Kenzo menggeleng karena rahang pria itu bergesekan dengan keningnya. “Kita hanya saling tau tapi belum pernah berkenalan dengan benar … beberapa kali aku bertemu mereka di Jakarta dalam suatu forum … atau ketika ada acara para pemimpin perusahaan di Canada dan Australia … tapi enggak pernah bertegur sapa.” “Sekarang … kamu masih marah sama mommy dan daddy?” Hening beberapa menit terbentang, Kenzo tidak mampu menjawab pertanyaan Jillian. “Harusnya sih enggak ya, soalnya kamu sekarang udah sukses tanpa bantuan daddy … kamu berhasil menunjukan kalau kamu itu berharga.” “Enggak semudah itu.” Kenzo bergumam dan Jillian masih
”Baby, bangun … ayo mandi … nanti kamu terlambat ospek.” Kenzo menarik tubuh Jillian yang berbaring membelakanginya, lalu ia masukan tangan ke bawah leher dan paha Jillian kemudian mengangkat Jillian yang tubuhnya masih dalam keadaan polos. “Males ah, aku enggak mau ospek!” Jillian mengeratkan lingkaran tangan di leher Kenzo ketika pria itu hendak menurunkannya di bathub yang telah terisi air. “Kamu harus ospek, biar tahu semua tentang kampus baru kamu.” Kenzo membungkuk lebih dalam untuk menenggelamkan tubuh Jillian ke bathub dan mau tidak mau Jillian terbenam di bathub yang telah berisi air sabun. “Jangan ngambek, donk sayang!” Kenzo mengapit dagu Jillian kemudian menariknya agar ia mudah memberikan kecupan di bibir sensual itu. Bibir Jillian mencebik lantas mendelik tajam sebagai bentuk protes. Jill
“Jill!” panggil Kenzo, menyusul Jillian yang berjalan cepat menuju parkiran. “Tau ah!” seru Jillian merajuk. “Tunggu,” pinta pria itu menambah kecepatan langkahnya. “Jill,” panggil Kenzo lagi yang akhirnya bisa meraih tangan Jillian. “Lepas! Nanti orang mikir yang enggak-enggak.” Kenzo tidak mengerti kenapa Jillian menjadi ketus seperti itu tapi tak ayal ia melepaskan tangan Jillian. Pria itu membuka pintu mobil di kabin depan untuk Jillian lalu memutar setengah bagian mobil dan duduk di belakang kemudi. Sore ini, Kenzo mengemudikan sendiri mobilnya pulang dari kantor. “Kamu kenapa sih?” Kenzo bertanya begitu santai dengan nada rendah saat mobil yang ia kendarai mulai melaju bergabung dengan banyak kendaraan di jalan raya. Jillian tidak menjawab, menol
Augusta Maverick menatap Laura dalam, wanita yang tengah tertidur pulas dalam pelukannya itu tidak bergerak barang sedikit pun, menempel dan mendesak, melingkarkan tangan di pinggangnya seakan enggan untuk berpisah. Ia tahu bahwa Laura juga merindukannya tapi wanita cantik ini terlalu santai untuk tidak merecoki hidupnya yang sibuk. Dibelainya pipi Laura dengan punggung tangan kemudian kecupan singkat Augusta Maverick berikan di kening wanita itu, wanita yang telah melahirkan anaknya, yang kini menjadi seorang pria hebat. Ingatan Augusta Maverick ditarik paksa pada kejadian tiga puluh dua tahun silam, saat itu ia mengunjungi sebuah night club di Bali untuk melepas penat setelah seharian disibukkan dengan meeting dalam proyek terbaru. Augusta Maverick bersama sekertarisnya duduk di salah satu meja, Jhon-sekertarisnya kala itu memesan minuman untuk mereka. Laura yang masih berusia enam belas tahun menjadi pelayan di sana, mes
Jillian : Aku ke toko buku sebentar beli alat tulis, terus pulangnya ke Caffe Callista. Jillian mengirim pesan singkat kepada Kenzo. Perlu diketahui jika tadi bagi Jillian merajuk karena di hari Sabtu yang cerah ini—Kenzo harus melakukan touringdengan seorang klien pecinta motor besar. Ingin memaksa ikut tapi tidak mungkin karena itu akan memberitau dunia jika ia adalah istri Kenzo. Tapi Jillian juga tidak ingin ditinggal, akhirnya Jillian bertingkah dengan melempar semua pakaian Kenzo yang tertata rapih di walk in closet keluar kamar—berdrama mengusir suaminya dan bujukan demi bujukan Kenzo baru berhasil didetik-detik terakhir waktu kumpul keberangkatan touring. Beruntung Dion yang saat itu ada bersama Amira di Penthouse Kenzo dan menyaksikan drama Jillian dengan Kenzo—memiliki ide cemerlang yaitu meminta heli standby di rooftop agar bisa mengantar Kenzo tepat waktu ke tempat acara. Sementara motor besar milik