Share

BAB 89: Permintaan Aryan

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 09:59:06
Riki tampak terkejut, sementara Sarah tidak bisa menyembunyikan perubahan ekspresi di wajahnya.

Sarah membuka mulut, seolah ingin melanjutkan perdebatan, tetapi tak ada kata yang keluar. Sementara itu, Riki hanya menghela napas kecil.

"Kael, saya tidak peduli dengan omongan orang luar. Saya hanya ingin Zara bahagia. Tolong jaga dia baik-baik," ujar Riki dengan tenang, menatap Kael dengan sorot mata yang tulus. Suaranya terdengar mantap, tetapi jauh lebih lembut dibandingkan keheningan yang memenuhi ruangan.

Mata Kael beralih ke Riki. Seketika, ketajaman dalam sorot matanya melunak.

"Saya akan selalu menjaga Zara, Om. Zara adalah rumah saya, tempat saya kembali, tempat saya ingin menetap,” ucap Kael, nada suaranya lebih dalam, lebih tulus.

Zara menahan napas, tenggorokannya mendadak terasa kering. Kata-kata Kael begitu sederhana, tetapi mampu mengguncangnya dengan cara yang tidak terduga.

Riki tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan.

"Kalau begitu, saya bisa lebih tenang sekarang," ujar
Duvessa

Sedih ya jadi Zara ... kira-kira Kael setuju gak nih sama saran dari ayahnya??

| 7
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 90: Amplop Coklat

    Kael menegang, tatapannya berubah dingin. Beberapa detik berlalu dalam kesunyian yang pekat, hanya suara detak jam yang terdengar jelas di ruangan itu.Kael menatap Aryan, matanya tajam, penuh amarah atau mungkin kecewa, tetapi yang jelas aura ketegangan semakin kental di ruangan itu."Dan kalau aku menolak?" tanya Kael akhirnya, suaranya terdengar lebih rendah, lebih tajam, seperti ujung pisau yang siap menebas.Aryan menatapnya lurus, tidak bergeming sedikit pun."Kamu akan kehilangan kepercayaan. Itu berarti kekuasaanmu di perusahaan ini akan terancam. Aku tidak ingin itu terjadi, dan aku yakin kamu pun tidak," jawab Aryan datar, suaranya tidak menunjukkan sedikitpun rasa ragu.Kael tetap diam, matanya tetap terpaku pada map yang ada di hadapannya, seolah berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya. Jemarinya mengepal pelan di atas meja, menahan amarah yang mulai memuncak.Aryan menghela napas panjang, menatap Kael yang tampak semakin frustrasi."Kamu harus berpikir

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 91: Pergi

    "Enggak," jawab Kael cepat, terlalu cepat.Seperti orang yang ingin lari dari kenyataan, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya semakin memperburuk keadaan.Zara tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak, matanya menatap Kael lurus, penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab."Kalau nggak, kenapa ada surat ini?" Suara Zara terdengar lebih pelan, tapi ada tekanan di dalamnya yang cukup untuk membuat Kael sulit bernapas.Kael menarik napas dalam, mencoba meredakan sesak di dadanya. Dia bisa merasakan denyut halus di pelipisnya, tanda bahwa pikirannya sedang berusaha keras mencari jalan keluar.Kael tahu, kalau dia berkata terlalu sedikit, Zara tidak akan puas. Namun, jika dia berkata terlalu banyak, dia tahu kata-katanya hanya akan semakin melukai."Ayah yang mengurus ini, bukan aku," kata Kael akhirnya, suara sedikit pecah, seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Zara terdiam sejenak, matanya berkedip, menunggu penjelasan lebih lanjut."Maksud kamu?" tanya Zara, suaranya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 92: Kamu Yakin?

    Hening, udara seakan berat di antara mereka, kata-kata yang baru saja keluar masih bergema di pikiran masing-masing."Apa kamu yakin sama keputusanmu?" tanya Zara, suaranya datar, meski ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dalam setiap suku kata.Kael tidak butuh waktu lama untuk menjawab."Aku nggak pernah merasa seyakin ini," ujar Kael dengan keyakinan yang tercermin dalam matanya.Zara menghela napas, lalu menatapnya, matanya yang tidak berkaca-kaca justru menyimpan begitu banyak beban yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata."Kenapa kamu nggak marah?" tanya Kael, kali ini dengan suara lebih kecil, penuh rasa ingin tahu dan sedikit kesedihan.Zara tersenyum kecil, tetapi senyum itu lebih terasa seperti luka."Aku marah, Kael," jawab Zara pelan, suaranya hampir tenggelam oleh beratnya perasaan yang dia tahan.Kael menelan ludah, merasa cemas. "Iya, maksud aku … kenapa kamu nggak marah besar? Mungkin kalau kamu melampiaskannya, aku bakal ngerasa lebih baik."Zara menggeleng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 93: Apakah Pantas?

    Kael melirik Zara, mencari jawaban di wajah istrinya, tetapi ekspresi Zara tetap tenang. Dia tidak terlihat emosi, tetapi justru karena itulah Kael semakin curiga.Apa ini berarti Zara masih marah pada Kael?Apa Zara masih kesal sampai-sampai tidak mau tidur sekamar dengannya malam ini?"Kamu yakin?" tanya Maharani pelan, mencoba membaca maksud di balik permintaan itu.Zara mengangguk ringan. "Iya, Bu. Saya ingin menemani Ibu malam ini."Kael menghela napas pelan, tapi tetap memperhatikan reaksi Zara dengan saksama."Baiklah, Sayang. Kebetulan Ibu juga ingin ada teman ngobrol malam ini," jawab Maharani akhirnya, tersenyum lembut.Kael masih menatap Zara, tapi istrinya sama sekali tidak melihat ke arahnya. Bukan karena dia tidak sadar, tapi karena dia memang menghindari tatapan Kael.Dan itu cukup untuk membuat Kael tahu, Zara belum baik-baik saja.Setelah selesai makan malam, Zara berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. Kael mengikutinya dari belakang, langkahnya pelan, tetapi pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 94: Nasihat Ibu Mertua

    "Zara, Ibu tidak pernah menilai seseorang dari statusnya. Ibu sangat jelas melihat perubahan Kael sejak menikah denganmu, dan itu sudah cukup," ujar Maharani dengan lembut, menggenggam tangan Zara seolah ingin meyakinkannya."Tapi saya bukan siapa-siapa, Bu. Saya nggak punya latar belakang hebat seperti perempuan lain yang mungkin lebih cocok dengan Kael ..." lirih Zara."Zara, cinta bukan soal latar belakang, bukan soal cocok atau tidak cocok di mata orang lain. Lihat Kael, dia memilihmu bukan karena siapa kamu di mata orang lain, tapi karena siapa kamu di matanya." Maharani menangkup pipi Zara, ibu jarinya menghapus sisa air mata yang tertinggal di sana.Zara terdiam. Kata-kata Maharani seperti tamparan lembut yang menenangkan."Kamu tahu? Sejak kecil, Kael selalu menahan diri. Dia tumbuh dalam aturan yang ketat, harus selalu sempurna, harus selalu sesuai harapan. Tapi setelah menikah denganmu, dia belajar untuk mengikuti hatinya sendiri. Kamu mengajarinya itu, Zara," lanjut Maharani

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 95: Cemburu

    Sementara itu, Zara akhirnya berhasil menarik tangannya dari genggaman Varen."Ren, ngapain sih lo?" tanya Zara dengan nada kesal, alisnya bertaut.Varen mengangkat kedua tangan seolah tidak bermaksud buruk."Nggak, gue cuma mau ngasih ini ke lo," ujar Varen, sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berisi coklat.Zara menimbang-nimbang sebelum akhirnya memasukkan kotak itu ke dalam tasnya. Dia malas berdebat lebih jauh."Oh ... makasih. Tapi lain kali, jangan tiba-tiba pegang tangan gue lagi, ya," ucap Zara sambil melirik tajam.Varen tertawa kecil, menggaruk tengkuknya. "Oke, sorry, gue refleks."Mereka tidak menyadari bahwa Kael masih mengamati dari dalam mobil dengan ekspresi gelap.Setelah berbasa-basi sebentar, mereka akhirnya masuk ke dalam restoran. Suasana masih sepi karena jam operasional belum dimulai.Zara langsung berjalan ke loker untuk bersiap-siap, sementara Varen baru saja melepas jaketnya ketika suara berat memanggil namanya."Varen."Zara refleks menoleh dengan kaget se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 1: Tawaran Tak Terduga

    “Aku akan menikahi Zara karena dia sedang mengandung anakku.”Kalimat yang keluar dari mulut bosnya, Kael, sukses membuat Zara mematung dengan mata terbuka lebar.Niatnya ingin datang ke restoran tempatnya bekerja lebih pagi untung menghilangkan pikiran suntuknya tentang masalah sang tante yang ingin dia pergi dari rumah, tetapi sekarang malah terseret ke dalam masalah bosnya yang sedang beradu mulut dengan sang tunangan.Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin!Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengatakan bahwa dia akan menikahi Zara karena hamil anaknya?!Kebohongan macam apa ini!?“C-Chef–”Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 2: Tuan Muda

    Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael.Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya?Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini.“Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat.Sebentar … Tuan Muda?Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda?Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu saja mengiku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 95: Cemburu

    Sementara itu, Zara akhirnya berhasil menarik tangannya dari genggaman Varen."Ren, ngapain sih lo?" tanya Zara dengan nada kesal, alisnya bertaut.Varen mengangkat kedua tangan seolah tidak bermaksud buruk."Nggak, gue cuma mau ngasih ini ke lo," ujar Varen, sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berisi coklat.Zara menimbang-nimbang sebelum akhirnya memasukkan kotak itu ke dalam tasnya. Dia malas berdebat lebih jauh."Oh ... makasih. Tapi lain kali, jangan tiba-tiba pegang tangan gue lagi, ya," ucap Zara sambil melirik tajam.Varen tertawa kecil, menggaruk tengkuknya. "Oke, sorry, gue refleks."Mereka tidak menyadari bahwa Kael masih mengamati dari dalam mobil dengan ekspresi gelap.Setelah berbasa-basi sebentar, mereka akhirnya masuk ke dalam restoran. Suasana masih sepi karena jam operasional belum dimulai.Zara langsung berjalan ke loker untuk bersiap-siap, sementara Varen baru saja melepas jaketnya ketika suara berat memanggil namanya."Varen."Zara refleks menoleh dengan kaget se

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 94: Nasihat Ibu Mertua

    "Zara, Ibu tidak pernah menilai seseorang dari statusnya. Ibu sangat jelas melihat perubahan Kael sejak menikah denganmu, dan itu sudah cukup," ujar Maharani dengan lembut, menggenggam tangan Zara seolah ingin meyakinkannya."Tapi saya bukan siapa-siapa, Bu. Saya nggak punya latar belakang hebat seperti perempuan lain yang mungkin lebih cocok dengan Kael ..." lirih Zara."Zara, cinta bukan soal latar belakang, bukan soal cocok atau tidak cocok di mata orang lain. Lihat Kael, dia memilihmu bukan karena siapa kamu di mata orang lain, tapi karena siapa kamu di matanya." Maharani menangkup pipi Zara, ibu jarinya menghapus sisa air mata yang tertinggal di sana.Zara terdiam. Kata-kata Maharani seperti tamparan lembut yang menenangkan."Kamu tahu? Sejak kecil, Kael selalu menahan diri. Dia tumbuh dalam aturan yang ketat, harus selalu sempurna, harus selalu sesuai harapan. Tapi setelah menikah denganmu, dia belajar untuk mengikuti hatinya sendiri. Kamu mengajarinya itu, Zara," lanjut Maharani

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 93: Apakah Pantas?

    Kael melirik Zara, mencari jawaban di wajah istrinya, tetapi ekspresi Zara tetap tenang. Dia tidak terlihat emosi, tetapi justru karena itulah Kael semakin curiga.Apa ini berarti Zara masih marah pada Kael?Apa Zara masih kesal sampai-sampai tidak mau tidur sekamar dengannya malam ini?"Kamu yakin?" tanya Maharani pelan, mencoba membaca maksud di balik permintaan itu.Zara mengangguk ringan. "Iya, Bu. Saya ingin menemani Ibu malam ini."Kael menghela napas pelan, tapi tetap memperhatikan reaksi Zara dengan saksama."Baiklah, Sayang. Kebetulan Ibu juga ingin ada teman ngobrol malam ini," jawab Maharani akhirnya, tersenyum lembut.Kael masih menatap Zara, tapi istrinya sama sekali tidak melihat ke arahnya. Bukan karena dia tidak sadar, tapi karena dia memang menghindari tatapan Kael.Dan itu cukup untuk membuat Kael tahu, Zara belum baik-baik saja.Setelah selesai makan malam, Zara berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. Kael mengikutinya dari belakang, langkahnya pelan, tetapi pe

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 92: Kamu Yakin?

    Hening, udara seakan berat di antara mereka, kata-kata yang baru saja keluar masih bergema di pikiran masing-masing."Apa kamu yakin sama keputusanmu?" tanya Zara, suaranya datar, meski ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dalam setiap suku kata.Kael tidak butuh waktu lama untuk menjawab."Aku nggak pernah merasa seyakin ini," ujar Kael dengan keyakinan yang tercermin dalam matanya.Zara menghela napas, lalu menatapnya, matanya yang tidak berkaca-kaca justru menyimpan begitu banyak beban yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata."Kenapa kamu nggak marah?" tanya Kael, kali ini dengan suara lebih kecil, penuh rasa ingin tahu dan sedikit kesedihan.Zara tersenyum kecil, tetapi senyum itu lebih terasa seperti luka."Aku marah, Kael," jawab Zara pelan, suaranya hampir tenggelam oleh beratnya perasaan yang dia tahan.Kael menelan ludah, merasa cemas. "Iya, maksud aku … kenapa kamu nggak marah besar? Mungkin kalau kamu melampiaskannya, aku bakal ngerasa lebih baik."Zara menggeleng

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 91: Pergi

    "Enggak," jawab Kael cepat, terlalu cepat.Seperti orang yang ingin lari dari kenyataan, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya semakin memperburuk keadaan.Zara tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak, matanya menatap Kael lurus, penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab."Kalau nggak, kenapa ada surat ini?" Suara Zara terdengar lebih pelan, tapi ada tekanan di dalamnya yang cukup untuk membuat Kael sulit bernapas.Kael menarik napas dalam, mencoba meredakan sesak di dadanya. Dia bisa merasakan denyut halus di pelipisnya, tanda bahwa pikirannya sedang berusaha keras mencari jalan keluar.Kael tahu, kalau dia berkata terlalu sedikit, Zara tidak akan puas. Namun, jika dia berkata terlalu banyak, dia tahu kata-katanya hanya akan semakin melukai."Ayah yang mengurus ini, bukan aku," kata Kael akhirnya, suara sedikit pecah, seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Zara terdiam sejenak, matanya berkedip, menunggu penjelasan lebih lanjut."Maksud kamu?" tanya Zara, suaranya

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 90: Amplop Coklat

    Kael menegang, tatapannya berubah dingin. Beberapa detik berlalu dalam kesunyian yang pekat, hanya suara detak jam yang terdengar jelas di ruangan itu.Kael menatap Aryan, matanya tajam, penuh amarah atau mungkin kecewa, tetapi yang jelas aura ketegangan semakin kental di ruangan itu."Dan kalau aku menolak?" tanya Kael akhirnya, suaranya terdengar lebih rendah, lebih tajam, seperti ujung pisau yang siap menebas.Aryan menatapnya lurus, tidak bergeming sedikit pun."Kamu akan kehilangan kepercayaan. Itu berarti kekuasaanmu di perusahaan ini akan terancam. Aku tidak ingin itu terjadi, dan aku yakin kamu pun tidak," jawab Aryan datar, suaranya tidak menunjukkan sedikitpun rasa ragu.Kael tetap diam, matanya tetap terpaku pada map yang ada di hadapannya, seolah berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya. Jemarinya mengepal pelan di atas meja, menahan amarah yang mulai memuncak.Aryan menghela napas panjang, menatap Kael yang tampak semakin frustrasi."Kamu harus berpikir

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 89: Permintaan Aryan

    Riki tampak terkejut, sementara Sarah tidak bisa menyembunyikan perubahan ekspresi di wajahnya.Sarah membuka mulut, seolah ingin melanjutkan perdebatan, tetapi tak ada kata yang keluar. Sementara itu, Riki hanya menghela napas kecil."Kael, saya tidak peduli dengan omongan orang luar. Saya hanya ingin Zara bahagia. Tolong jaga dia baik-baik," ujar Riki dengan tenang, menatap Kael dengan sorot mata yang tulus. Suaranya terdengar mantap, tetapi jauh lebih lembut dibandingkan keheningan yang memenuhi ruangan.Mata Kael beralih ke Riki. Seketika, ketajaman dalam sorot matanya melunak."Saya akan selalu menjaga Zara, Om. Zara adalah rumah saya, tempat saya kembali, tempat saya ingin menetap,” ucap Kael, nada suaranya lebih dalam, lebih tulus.Zara menahan napas, tenggorokannya mendadak terasa kering. Kata-kata Kael begitu sederhana, tetapi mampu mengguncangnya dengan cara yang tidak terduga.Riki tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan."Kalau begitu, saya bisa lebih tenang sekarang," ujar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 88: Sisi Lain Kael

    Sarah menegang di kursinya, sementara Zara menatap Kael dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.Riki tampak terkejut beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil dan membuka pintu lebih lebar. "Masuklah, Kael."Kael melangkah masuk dengan langkah santai, tangannya masih terselip di saku celana. Tatapannya sekilas menyapu ruangan."Apa saya mengganggu?" tanya Kael, nadanya terdengar sopan, tapi sorot matanya tajam, penuh otoritas, seolah mengatakan bahwa dia tak peduli apakah kedatangannya mengganggu atau tidak."Tidak, tidak sama sekali." Riki buru-buru menggeleng, lalu mengajak Kael duduk.Namun, Zara buru-buru bangkit, mencoba menarik pergelangan tangan Kael."Ayo kita pulang aja, Kael," kata Zara cepat, ingin segera menghindari situasi ini sebelum Sarah melontarkan lebih banyak kata-kata yang bisa memanaskan suasana.Sarah mendengus dan bersandar ke sofa, kakinya disilangkan dengan angkuh."Loh? Kok buru-buru? Duduk dulu lah. Masa datang cuma buat jemput doang? Nggak sopan,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 87: Bohong yang Jadi Nyata

    Sore itu, setelah selesai bekerja, Zara langsung menuju rumah Riki. Perjalanan ke sana terasa lebih panjang dari biasanya, meskipun sebenarnya tidak terlalu jauh. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, perasaan yang sulit diabaikan sejak Riki menghubunginya tadi pagi.Begitu sampai di depan rumah, Zara berdiri sejenak sebelum mengetuk pintu. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, firasatnya mengatakan bahwa pertemuan ini tidak akan berlangsung dengan tenang.Tidak butuh waktu lama, pintu terbuka. Riki berdiri di ambang pintu dengan ekspresi khawatir. Matanya langsung menyapu wajah keponakannya, seolah ingin memastikan Zara baik-baik saja setelah pemberitaan yang sempat heboh kemarin."Zara ..." Suara Riki pelan, sedikit berat, seperti menahan sesuatu yang sudah lama ingin diucapkan. Riki menghela napas sebelum akhirnya bertanya, "Kamu apa kabar?""Aku baik-baik saja, Om." Zara tersenyum kecil, mencoba menenangkan Omnya.Riki masih menatapnya beberapa det

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status