Share

BAB 88: Sisi Lain Kael

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-02-17 16:00:17
Sarah menegang di kursinya, sementara Zara menatap Kael dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.

Riki tampak terkejut beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil dan membuka pintu lebih lebar. "Masuklah, Kael."

Kael melangkah masuk dengan langkah santai, tangannya masih terselip di saku celana. Tatapannya sekilas menyapu ruangan.

"Apa saya mengganggu?" tanya Kael, nadanya terdengar sopan, tapi sorot matanya tajam, penuh otoritas, seolah mengatakan bahwa dia tak peduli apakah kedatangannya mengganggu atau tidak.

"Tidak, tidak sama sekali." Riki buru-buru menggeleng, lalu mengajak Kael duduk.

Namun, Zara buru-buru bangkit, mencoba menarik pergelangan tangan Kael.

"Ayo kita pulang aja, Kael," kata Zara cepat, ingin segera menghindari situasi ini sebelum Sarah melontarkan lebih banyak kata-kata yang bisa memanaskan suasana.

Sarah mendengus dan bersandar ke sofa, kakinya disilangkan dengan angkuh.

"Loh? Kok buru-buru? Duduk dulu lah. Masa datang cuma buat jemput doang? Nggak sopan,
Duvessa

Wow, Kael emang gak pernah main-main kalau buat belain Zara ya?? Coba komen dong kalian suka gak sama bab ini?

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 89: Permintaan Aryan

    Riki tampak terkejut, sementara Sarah tidak bisa menyembunyikan perubahan ekspresi di wajahnya.Sarah membuka mulut, seolah ingin melanjutkan perdebatan, tetapi tak ada kata yang keluar. Sementara itu, Riki hanya menghela napas kecil."Kael, saya tidak peduli dengan omongan orang luar. Saya hanya ingin Zara bahagia. Tolong jaga dia baik-baik," ujar Riki dengan tenang, menatap Kael dengan sorot mata yang tulus. Suaranya terdengar mantap, tetapi jauh lebih lembut dibandingkan keheningan yang memenuhi ruangan.Mata Kael beralih ke Riki. Seketika, ketajaman dalam sorot matanya melunak."Saya akan selalu menjaga Zara, Om. Zara adalah rumah saya, tempat saya kembali, tempat saya ingin menetap,” ucap Kael, nada suaranya lebih dalam, lebih tulus.Zara menahan napas, tenggorokannya mendadak terasa kering. Kata-kata Kael begitu sederhana, tetapi mampu mengguncangnya dengan cara yang tidak terduga.Riki tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan."Kalau begitu, saya bisa lebih tenang sekarang," ujar

    Last Updated : 2025-02-18
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 90: Amplop Coklat

    Kael menegang, tatapannya berubah dingin. Beberapa detik berlalu dalam kesunyian yang pekat, hanya suara detak jam yang terdengar jelas di ruangan itu.Kael menatap Aryan, matanya tajam, penuh amarah atau mungkin kecewa, tetapi yang jelas aura ketegangan semakin kental di ruangan itu."Dan kalau aku menolak?" tanya Kael akhirnya, suaranya terdengar lebih rendah, lebih tajam, seperti ujung pisau yang siap menebas.Aryan menatapnya lurus, tidak bergeming sedikit pun."Kamu akan kehilangan kepercayaan. Itu berarti kekuasaanmu di perusahaan ini akan terancam. Aku tidak ingin itu terjadi, dan aku yakin kamu pun tidak," jawab Aryan datar, suaranya tidak menunjukkan sedikitpun rasa ragu.Kael tetap diam, matanya tetap terpaku pada map yang ada di hadapannya, seolah berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya. Jemarinya mengepal pelan di atas meja, menahan amarah yang mulai memuncak.Aryan menghela napas panjang, menatap Kael yang tampak semakin frustrasi."Kamu harus berpikir

    Last Updated : 2025-02-18
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 91: Pergi

    "Enggak," jawab Kael cepat, terlalu cepat.Seperti orang yang ingin lari dari kenyataan, tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya semakin memperburuk keadaan.Zara tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak, matanya menatap Kael lurus, penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab."Kalau nggak, kenapa ada surat ini?" Suara Zara terdengar lebih pelan, tapi ada tekanan di dalamnya yang cukup untuk membuat Kael sulit bernapas.Kael menarik napas dalam, mencoba meredakan sesak di dadanya. Dia bisa merasakan denyut halus di pelipisnya, tanda bahwa pikirannya sedang berusaha keras mencari jalan keluar.Kael tahu, kalau dia berkata terlalu sedikit, Zara tidak akan puas. Namun, jika dia berkata terlalu banyak, dia tahu kata-katanya hanya akan semakin melukai."Ayah yang mengurus ini, bukan aku," kata Kael akhirnya, suara sedikit pecah, seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Zara terdiam sejenak, matanya berkedip, menunggu penjelasan lebih lanjut."Maksud kamu?" tanya Zara, suaranya

    Last Updated : 2025-02-19
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 92: Kamu Yakin?

    Hening, udara seakan berat di antara mereka, kata-kata yang baru saja keluar masih bergema di pikiran masing-masing."Apa kamu yakin sama keputusanmu?" tanya Zara, suaranya datar, meski ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dalam setiap suku kata.Kael tidak butuh waktu lama untuk menjawab."Aku nggak pernah merasa seyakin ini," ujar Kael dengan keyakinan yang tercermin dalam matanya.Zara menghela napas, lalu menatapnya, matanya yang tidak berkaca-kaca justru menyimpan begitu banyak beban yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata."Kenapa kamu nggak marah?" tanya Kael, kali ini dengan suara lebih kecil, penuh rasa ingin tahu dan sedikit kesedihan.Zara tersenyum kecil, tetapi senyum itu lebih terasa seperti luka."Aku marah, Kael," jawab Zara pelan, suaranya hampir tenggelam oleh beratnya perasaan yang dia tahan.Kael menelan ludah, merasa cemas. "Iya, maksud aku … kenapa kamu nggak marah besar? Mungkin kalau kamu melampiaskannya, aku bakal ngerasa lebih baik."Zara menggeleng

    Last Updated : 2025-02-19
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 93: Apakah Pantas?

    Kael melirik Zara, mencari jawaban di wajah istrinya, tetapi ekspresi Zara tetap tenang. Dia tidak terlihat emosi, tetapi justru karena itulah Kael semakin curiga.Apa ini berarti Zara masih marah pada Kael?Apa Zara masih kesal sampai-sampai tidak mau tidur sekamar dengannya malam ini?"Kamu yakin?" tanya Maharani pelan, mencoba membaca maksud di balik permintaan itu.Zara mengangguk ringan. "Iya, Bu. Saya ingin menemani Ibu malam ini."Kael menghela napas pelan, tapi tetap memperhatikan reaksi Zara dengan saksama."Baiklah, Sayang. Kebetulan Ibu juga ingin ada teman ngobrol malam ini," jawab Maharani akhirnya, tersenyum lembut.Kael masih menatap Zara, tapi istrinya sama sekali tidak melihat ke arahnya. Bukan karena dia tidak sadar, tapi karena dia memang menghindari tatapan Kael.Dan itu cukup untuk membuat Kael tahu, Zara belum baik-baik saja.Setelah selesai makan malam, Zara berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. Kael mengikutinya dari belakang, langkahnya pelan, tetapi pe

    Last Updated : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 94: Nasihat Ibu Mertua

    "Zara, Ibu tidak pernah menilai seseorang dari statusnya. Ibu sangat jelas melihat perubahan Kael sejak menikah denganmu, dan itu sudah cukup," ujar Maharani dengan lembut, menggenggam tangan Zara seolah ingin meyakinkannya."Tapi saya bukan siapa-siapa, Bu. Saya nggak punya latar belakang hebat seperti perempuan lain yang mungkin lebih cocok dengan Kael ..." lirih Zara."Zara, cinta bukan soal latar belakang, bukan soal cocok atau tidak cocok di mata orang lain. Lihat Kael, dia memilihmu bukan karena siapa kamu di mata orang lain, tapi karena siapa kamu di matanya." Maharani menangkup pipi Zara, ibu jarinya menghapus sisa air mata yang tertinggal di sana.Zara terdiam. Kata-kata Maharani seperti tamparan lembut yang menenangkan."Kamu tahu? Sejak kecil, Kael selalu menahan diri. Dia tumbuh dalam aturan yang ketat, harus selalu sempurna, harus selalu sesuai harapan. Tapi setelah menikah denganmu, dia belajar untuk mengikuti hatinya sendiri. Kamu mengajarinya itu, Zara," lanjut Maharani

    Last Updated : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 95: Cemburu

    Sementara itu, Zara akhirnya berhasil menarik tangannya dari genggaman Varen."Ren, ngapain sih lo?" tanya Zara dengan nada kesal, alisnya bertaut.Varen mengangkat kedua tangan seolah tidak bermaksud buruk."Nggak, gue cuma mau ngasih ini ke lo," ujar Varen, sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berisi coklat.Zara menimbang-nimbang sebelum akhirnya memasukkan kotak itu ke dalam tasnya. Dia malas berdebat lebih jauh."Oh ... makasih. Tapi lain kali, jangan tiba-tiba pegang tangan gue lagi, ya," ucap Zara sambil melirik tajam.Varen tertawa kecil, menggaruk tengkuknya. "Oke, sorry, gue refleks."Mereka tidak menyadari bahwa Kael masih mengamati dari dalam mobil dengan ekspresi gelap.Setelah berbasa-basi sebentar, mereka akhirnya masuk ke dalam restoran. Suasana masih sepi karena jam operasional belum dimulai.Zara langsung berjalan ke loker untuk bersiap-siap, sementara Varen baru saja melepas jaketnya ketika suara berat memanggil namanya."Varen."Zara refleks menoleh dengan kaget se

    Last Updated : 2025-02-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 96: Hukuman

    Setelah seharian bekerja, Zara memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Seperti biasa, ketika Kael masih sibuk, dia memilih naik bus. Lagipula, dia sudah terbiasa.Namun, ketika melewati sebuah kafe yang tidak jauh dari restoran, matanya langsung menangkap mobil mewah yang terparkir di depan. Hanya ada satu orang yang bisa memiliki mobil seperti itu di area ini.Kael.Zara berhenti sejenak, menatap ke dalam kafe dengan dahi berkerut.Di sana, di sudut ruangan dekat jendela, Kael duduk dengan santai. Tangan kanannya memegang cangkir kopi, sementara tangan kirinya bersandar di atas meja.Ekspresinya tampak tenang, tetapi Zara tahu lebih baik dari siapa pun. Ketika Kael terlihat terlalu tenang, itu berarti sesuatu sedang mengganggunya.Tanpa berpikir panjang, Zara mendorong pintu kafe dan melangkah masuk. Suara lonceng kecil menggema saat pintu terbuka, tetapi Kael bahkan tidak menoleh. Tatapannya tetap lurus ke depan, seolah sudah tahu Zara akan datang.Zara berjalan mendekat dan berhe

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 185: Pesta Pernikahan

    Pernikahan Andin dan Varen diadakan di sebuah ballroom hotel, yang juga menjadi tempat Zara menginap malam ini. Ballroom itu didekorasi dengan nuansa pastel yang lembut dan romantis, selaras dengan gaun pengantin yang dikenakan Andin—warna pink pastel dengan aksen bunga-bunga kecil di bagian lengan. Sementara Varen tampak gagah dalam setelan jas berwarna putih.Sahabatnya itu sangat cantik hari ini, memancarkan aura kebahagiaan yang hangat. Saat melihat Zara datang, Andin segera melambaikan tangan, wajahnya sumringah seolah sudah tak sabar menunggu. Di sampingnya, Varen juga tersenyum ke arah Zara, ramah seperti biasanya.Jujur saja, terasa aneh melihat mereka berdiri berdampingan seperti ini. Ada sedikit ruang kosong di dada Zara saat mengingat bahwa dulu, Varen adalah pria yang pernah menyukainya.“Zara, gue kira lo nggak akan datang,” ucap Andin begitu Zara sudah berada di dekat mereka.Memang, awalnya Zara ragu untuk datang. Anjana sempat memintanya membatalkan kehadiran dengan al

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 184: Meminta Izin

    “Zara, nanti kamu selama di sana ditemani bodyguard saja ya?” ucap Anjana sembari menuangkan teh ke dalam cangkir di hadapannya.Pagi itu, aroma roti panggang dan scrambled egg menguar dari dapur. Namun, meja makan keluarga Wijaya tidak sehangat biasanya. Ada kecanggungan yang menggantung di udara, sejak pembicaraan soal kepergian Zara ke luar kota.Hari ini, Zara akan menghadiri pesta pernikahan Andin dan Varen—dua sahabatnya yang telah lama menantikan hari bahagia itu. Namun, karena pestanya diadakan di luar kota, Gala menyarankan Zara untuk tidak terlalu memaksakan diri. Dia harus menginap semalam agar tubuhnya tak kelelahan, terutama pasca keguguran.Namun, permintaan Anjana terasa berlebihan. Ditemani bodyguard hanya untuk menghadiri pesta?Zara mendongak dari piringnya. Telur setengah matang di garpunya sudah dingin.“Ma, tapi saya cuma nginep satu malam aja. Nggak perlu sampai pakai bodyguard segala,” tolak Zara, berusaha tetap tenang, meski dalam hatinya terasa sesak. Ini buka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 183: Harapan

    “Chef, tastenya sudah pas?” Suara salah satu sous chef membuyarkan lamunan Kael.Pria itu mengangguk pelan. “Sudah,” jawabnya singkat.Kini Kael berdiri di dapur The Velvet Spoon—tempat yang sudah cukup lama tidak dia kunjungi. Setelah urusan di Ashwara Group sedikit lebih stabil sejak pengangkatannya sebagai presiden direktur, Kael akhirnya memutuskan kembali ke restorannya. Bukan untuk inspeksi atau evaluasi besar-besaran, tapi sekadar menenggelamkan diri dalam kesibukan yang bisa mengalihkan pikirannya.Sudah seminggu sejak Zara pergi dari rumah. Dan sejak itu, Kael belum bisa sepenuhnya tenang.Kael hanya butuh mengalihkan pikirannya. Mencari pelarian. Mencegah dirinya terlalu larut memikirkan satu hal yang akhir-akhir ini selalu membuat dadanya sesak, yaitu perpisahannya dengan Zara.Tangan pria itu tetap bergerak, mengarahkan tim, mencicipi, memberi instruksi. Namun, pikirannya tidak benar-benar ada di sana.Sesekali, matanya tertuju pada kaca yang menghadap ke area servis. Dari

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 182: Bimbang

    “Apa kamu bilang?! Dokter Gala … ayah dari Zelena?!” bentak Anjana, begitu Ceva akhirnya jujur tentang siapa ayah kandung anaknya. Matanya membelalak, suaranya tajam dan bergetar menahan marah.“Iya, Ma …” Ceva menunduk, suaranya lirih. “Gala ayahnya.”Tubuh Ceva gemetar. Dia tahu ini akan terjadi. Namun, tetap saja, saat berhadapan langsung dengan amarah ibunya, semuanya terasa jauh lebih berat dari yang dia bayangkan.Wajar jika Anjana semarah ini. Selama bertahun-tahun, Ceva menyimpan kebenaran itu sendiri. Bagi orang lain, ini mungkin hanya kisah cinta yang kandas. Namun, bagi Anjana yang menjaga nama keluarga seperti menjaga napasnya sendiri, ini adalah aib yang tak termaafkan.Anjana menatap putrinya dengan sorot tajam. “Kenapa kamu tidak bilang dari dulu?! Kamu anggap Mama ini apa?!”Ceva tak sanggup menjawab. Dia hanya diam, berharap ibunya berhenti bicara, walau tahu itu mustahil.Dulu, Ceva sempat magang di rumah sakit tempat Gala bekerja. Di sanalah semuanya dimulai. Hubunga

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 181: Terbongkar

    Gadis kecil yang selalu tersenyum hangat padanya ... adalah anak Gala?Mantan kekasihnya?Ini gila.Seketika, perut Zara terasa mual. Entah karena syok, kaget, atau karena tubuhnya yang sedang hamil memang tak kuat menampung kenyataan sebanyak ini di pagi hari. Dia mundur selangkah, berniat meninggalkan tempat itu diam-diam.Prang!Sebuah suara nyaring pecah di udara. Vas bunga di atas meja kecil dekat tirai jatuh dan hancur berkeping-keping di lantai.Zara mematung. Matanya melebar, jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat.‘Gawat. Aku ketahuan,’ batin Zara panik.Dari taman, Gala langsung menoleh cepat. Begitu pula Ceva. Wajah keduanya berubah—kaget, panik, dan bingung dalam waktu bersamaan.“Zara?” Suara Gala terdengar pelan, nyaris tak percaya.Zara hanya berdiri kaku, masih terperangkap antara ingin berlari atau berpura-pura tidak mendengar apa pun. Namun, semuanya sudah terlambat. Tatapan mereka bertemu. Tak ada lagi yang bisa disembunyikan.Ceva bangkit dari bangku, langkahny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 180: Rahasia

    Zara tersenyum kecil saat membaca pesan dari Andin.Ah, benar juga. Andin akan menikah minggu depan. Karena semua kekacauan yang terjadi belakangan ini, Zara sampai lupa akan undangan pernikahan sahabatnya itu.Andin dan Varen.Sebuah pasangan yang tak pernah dia bayangkan akan bersama. Andin adalah sahabatnya, teman baiknya sejak awal kuliah.Sedangkan Varen ... pria yang pernah menyatakan cinta padanya. Pria yang sempat membuat hatinya goyah, tapi tidak cukup kuat untuk menggantikan Kael.Dan sekarang? Varen akan menikahi sahabatnya sendiri.Sungguh kebetulan yang aneh. Namun, hidup memang tidak pernah kehabisan kejutan, ‘kan?Zara menghela napas, lalu mengetik balasan.[Gue udah sehat kok. Gue pasti usahain dateng ke nikahan lo.]Jari-jarinya berhenti di atas layar. Pandangannya terpaku pada pesan itu. Resepsi Andin akan digelar di luar kota, dan itu artinya dia harus menginap. Mengingat kondisi kehamilannya sekarang, dan sikap Anjana yang makin protektif, kecil kemungkinan ibunya a

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 179: Kabar

    “Kael gimana, Ra? Kalian udah ketemu?” tanya Gala pelan setelah selesai memeriksa kondisi Zara.Mereka kini berada di kamar lantai dua. Ruang yang selama seminggu terakhir menjadi tempat Zara mengasingkan diri dari dunia luar. Gala tahu betul, luka di tubuh Zara mungkin sudah mulai pulih, tapi tidak dengan luka di hatinya.Pria itu juga tahu, apa yang terjadi antara Zara dan Kael bukan hal sepele. Gala bahkan sempat bertemu Kael di depan rumah sakit saat Zara diperbolehkan pulang. Tatapan pria itu kosong, wajahnya lelah seperti tak tidur berhari-hari. Aneh rasanya, karena Kael seharusnya pulang bersama Zara hari itu, tapi nyatanya hanya wanita itu yang dibawa pulang oleh Anjana.Zara menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya sebelum menjawab.“Belum, Kak,” ucap Zara pelan. “Sempat datang ke sini ... tapi diusir sama bodyguard Mama.”Zara menunduk, suaranya serak. Tidak ada amarah dalam kata-katanya, hanya kelelahan yang tertahan terlalu lama.Ya, seketat itu Anjana menjagan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 178: Mirip

    “Zara, ayo sarapannya dimakan,” suara Anjana dari meja makan membuyarkan lamunan Zara.Perempuan itu tersentak pelan, lalu mengangguk dan memaksakan senyum. Dia mengambil sendok, meski tak benar-benar lapar.Sejujurnya, Zara tidak merasa nyaman tinggal di rumah ini. Tatapan tajam kakeknya, Harun yang selalu mengawasinya seolah dia adalah orang luar, dan nada bicara Atma yang dingin setiap kali mereka berpapasan—semuanya membuat udara di rumah ini terasa lebih dingin dari biasanya.Namun, dia tetap memilih tinggal di sini. Rumah itu memang bukan tempat yang ramah, tapi jauh di dalam hati, dia masih trauma dengan apa yang terjadi di rumahnya sendiri. Ingatan tentang paket ancaman itu masih membekas.Setiap suara langkah di malam hari, setiap bayangan yang melintas di dinding, bisa membuat jantungnya berdebar tak karuan. Setidaknya, di sini dia merasa lebih aman … walau tak benar-benar merasa diterima.“Kalau kamu nggak suka menu hari ini, bisa minta Mbok Darmi buat yang lain,” ucap Anjan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 177: Keputusan

    Kael mematung. Untuk sesaat, seluruh dunia terasa hening. Bahkan detak mesin infus terdengar seperti gema di lorong kosong.“Maksud kamu …?” tanya Kael pelan. Suaranya serak, seperti tertahan di tenggorokan.Zara menatapnya lurus, dan kali ini tidak ada air mata, hanya kelelahan yang dalam. “Mama bilang, kamu udah gagal jagain aku. Jadi dia minta aku buat pisah.”Kael menunduk, perlahan berdiri. Tangan di sisi tubuhnya mengepal, seolah menahan sesuatu yang nyaris meledak di dalam dadanya.“Kamu setuju?” tanya pria itu pelan. Suaranya rendah. Bukan marah, tapi penuh luka yang tak dia tunjukkan pada siapa pun selama ini.Zara tidak langsung menjawab. Pandangannya kembali pada jendela, tak kuasa menatap pria itu lebih lama. Suaminya. Lelaki yang membuat segalanya menjadi rumit sekaligus bermakna.“Zara,” suara Kael terdengar lebih dalam sekarang.“Aku nggak mau, Mas … Tapi kalau Mama maksa, aku harus gimana?” lirih Zara nyaris seperti bisikan.Kael terdiam. Di wajahnya, tidak ada amarah—y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status