Share

Bab 7

Author: Raja Utara
"Cantik, biar kutanya, kalau Grup Vagant mengakhiri kerja sama dengan keluarga Armand, kira-kira apa yang akan terjadi dengan Perusahaan Material Fortune?" tanya Josh kepada wanita cantik itu.

"Mereka akan berakhir mengenaskan. Bisa dibilang bahwa Perusahaan Material Fortune bergantung pada Grup Vagant untuk bertahan hidup," jawab si wanita cantik.

"Oh, ya?" Senyuman Josh menjadi makin lebar. Dia telah terpikir akan sebuah ide.

"Tampan, semua orang di sini memanggilku Kak Ruby. Kamu boleh memanggilku seperti itu juga," ujar wanita cantik itu seraya menyunggingkan senyuman menggoda.

"Oke, Kak Ruby." Josh tersenyum layaknya seorang jentelmen.

"Siapa namamu?" tanya Ruby sembari tersenyum.

Pakaian Josh yang terlihat murahan memberi kesan bahwa dia hanyalah bocah miskin. Namun, ketika Josh meminta informasi darinya, dia rela mengeluarkan uang yang sangat banyak. Hal ini pun membuat Ruby merasa bahwa pria ini bukan orang biasa.

Josh menghabiskan bir dalam gelasnya, lalu menjawab, "Josh."

Ruby segera berpikir keras, tetapi tidak ada tokoh penting yang bernama Josh di Kota Sunrise.

"Berapa harga bir ini?" tanya Josh sambil meletakkan gelasnya.

"Nggak perlu bayar, aku yang mentraktirmu," balas Ruby seraya tersenyum.

"Kalau begitu, terima kasih banyak." Seusai mengatakan itu, Josh langsung bangkit dan keluar. Dia tidak terlalu menyukai suasana di dalam bar.

"Hm?" Josh tiba-tiba melihat sebuah sosok yang familier. Dia bergumam, "Elsa?"

Josh baru menyadari bahwa wanita yang bernyanyi di atas panggung adalah Elsa, ketua kelas mereka. Dia seketika teringat pada kejadian sore ini. Ketika Armand hendak memukulnya, Elsa bersuara untuk menghentikannya.

"Kenapa wanita ini bernyanyi di tempat seperti ini?" Josh benar-benar terkejut. Sepengetahuannya, Elsa adalah wanita yang pendiam. Namun, dia memiliki karakter yang sangat baik dan berprestasi. Begitu melihat Elsa bernyanyi di bar, kesan Josh terhadapnya langsung berubah drastis. Jika bukan karena paras dan suaranya sama, Josh pasti mengira dirinya sudah salah melihat.

"Suaranya bagus juga," puji Josh. Dia hanya tahu bahwa Elsa sangat cerdas dan suaranya enak didengar. Siapa sangka, ternyata nyanyian Elsa juga begitu merdu.

Josh yang awalnya sudah berniat untuk pergi pun berjalan masuk kembali. Bahkan, dia berdiri di antara kerumunan yang berada di bawah panggung.

Saat ini, ada banyak pemuda yang meneriaki Elsa. Beberapa dari mereka bahkan melontarkan kata-kata cabul. Tentunya, mereka tidak akan berani bertindak sembarangan di sini. Bagaimanapun, tempat ini dilindungi oleh para preman sehingga orang biasa tidak akan berani macam-macam.

Setelah Elsa selesai menyanyikan sebuah lagu, Josh menghalangi jalan yang akan dilewatinya saat turun dari panggung. Hari ini, Elsa mengenakan riasan. Begitu mendekat, Josh baru menyadari bahwa wanita ini lebih cantik dari biasanya.

"Ketua Kelas, kebetulan sekali. Aku nggak nyangka akan bertemu denganmu di sini," ujar Josh.

Begitu melihat Josh, tebersit kepanikan di sorot mata Elsa. Dia segera menghindar dari tatapan Josh, lalu menimpali, "Dik, sepertinya kamu salah orang? Namaku bukan Elsa."

Elsa sengaja memilih bar yang agak jauh dari universitas karena khawatir bertemu dengan temannya. Tanpa diduga, dia malah bertemu dengan Josh di sini.

"Ketua Kelas, paras dan suara yang sama mungkin hanya kebetulan. Tapi, tahi lalat di tulang selangka kalian juga sama. Aku rasa, ini bukan lagi suatu kebetulan, 'kan?" tanya Josh seraya tersenyum.

Elsa pun tertegun mendengarnya. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ketua Kelas, aku belum sempat berterima kasih atas bantuanmu sore ini. Sebagai balasannya, gimana kalau aku mentraktirmu minum?" tanya Josh. Dia ingin mengetahui alasan mengapa Elsa datang ke tempat seperti ini untuk bernyanyi. Intuisi Josh memberitahunya bahwa Elsa adalah wanita baik-baik. Dia pasti memiliki kesulitan sehingga datang ke tempat ini.

"Josh, nggak perlu. Aku nggak bisa minum bir. Kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih kepadaku, tolong rahasiakan kejadian hari ini dari siapa pun. Oke?" ujar Elsa dengan nada memohon.

"Tenang saja, aku bukan orang yang senang bergosip. Hanya saja, aku sangat penasaran kenapa kamu bernyanyi di tempat seperti ini? Aku rasa kamu bukan wanita nakal," tanya Josh.

Elsa pun menundukkan kepalanya dan menjawab dengan singkat, "Aku butuh uang."

"Kamu bisa bekerja paruh waktu di tempat lain, kenapa malah di sini? Kamu pasti tahu ini tempat apa. Tempat ini nggak aman untuk wanita secantikmu," sahut Josh.

"Terima kasih atas perhatianmu. Tapi, ada orang yang melindungi tempat ini. Orang biasa nggak akan berani macam-macam," balas Elsa seraya mengangkat kepalanya.

Saat ini, seorang pria berjas menghampiri keduanya. Elsa pun buru-buru menyapanya, "Pak."

Dilihat dari penampilannya, pria berjas ini seharusnya adalah manajer bar ini. Dia melirik Josh sekilas, lalu menoleh dan memerintahkan, "Elsa, kenapa kamu di sini? Cepat berdandan, kamu harus segera menyanyikan lagu berikutnya."

Elsa pun mengangguk dan bergegas mengikuti manajer itu ke luar. Saat ini, Josh tiba-tiba mengadang manajer itu dan berkata, "Dia nggak akan bernyanyi lagi."

Manajer itu pun mengerutkan dahinya seraya bertanya, "Bocah, memangnya siapa kamu? Bukan kamu yang membuat keputusan di sini."

"Pak, dia temanku. Tolong jangan marah," ujar Elsa yang bergegas menghentikan si manajer.

"Temanmu? Elsa, apa dia pacarmu, makanya dia nggak mengizinkanmu bernyanyi lagi di sini?" tanya si manajer sembari mengamati Josh. Kemudian, dia menghardik Josh dengan nada menghina, "Dasar bocah miskin. Cepat pergi dari sini!"

"Miskin? Hehe." Josh terkekeh-kekeh dengan sinis. Kemudian, dia mengeluarkan setumpuk uang dan melemparkannya ke arah manajer itu. Uang seketika berjatuhan di lantai. Kemudian, Josh melanjutkan dengan lantang, "Anggap saja semua ini uang ganti rugi karena Elsa nggak akan bernyanyi lagi malam ini. Sudah cukup, 'kan?"

Manajer itu termangu melihat Josh yang mengeluarkan begitu banyak uang. Saat ini, Josh kembali mengeluarkan uang dan melemparkannya ke arah si manajer lagi. Kemudian, dia berteriak, "Sudah cukup?"

Manajer itu menelan air liurnya. Jumlah uang ini setidaknya mencapai puluhan juta. Bocah ini malah melemparkannya sesuka hati? Asal tahu saja, dia tidak pernah bertemu dengan pelanggan seperti ini.

Melihat manajer itu diam, Josh lagi-lagi mengeluarkan segepok uang dan melemparkannya ke wajah si manajer. Dia bertanya dengan lantang, "Aku tanya, sudah cukup belum!"

"Su ... sudah ...," jawab manajer itu sembari buru-buru mengangguk. Dia bukanlah orang bodoh. Dia tahu bahwa orang yang sanggup melemparkan uang dengan sesuka hati bukanlah orang biasa. Pasti bocah ini memiliki latar belakang yang kuat. Dia tidak akan berani menyinggung orang seperti ini. Apalagi, ada begitu banyak uang di lantai sekarang.

"Kalau sudah cukup, pungut uang-uangmu dan pergi dari sini!" Seusai mengatakan itu, Josh menarik tangan Elsa dan berjalan ke luar.

Setelah keluar, Elsa masih merasa agak bingung. Dia pun bertanya, "Josh, ke ... kenapa kamu menjadi begitu kaya? Apa kamu melakukan hal-hal ilegal?"

Setahu Elsa, keluarga Josh sangatlah miskin. Josh bahkan mengajukan beasiswa untuk kuliahnya, mengapa dia tiba-tiba menjadi begitu kaya?

"Apa kamu percaya kalau aku bilang, aku adalah cucu Marcus Parker?" tanya Josh sambil tersenyum.

"Marcus Parker, pemilik Grup Vagant? Yang benar saja kamu?" sahut Elsa dengan tidak percaya.

"Wajar kalau kamu nggak percaya, aku saja nggak percaya. Anggap saja aku menang lotre," ujar Josh seraya merentangkan tangannya. Kemudian, dia mengeluarkan 40 juta dan menyodorkannya kepada Elsa. "Ambillah. Kelak, jangan bernyanyi lagi di tempat seperti ini."

"Nggak, nggak. Kita ini hanya teman sekelas, aku nggak mungkin menerima uang darimu. Apalagi, jumlahnya sangat banyak," tolak Elsa yang buru-buru melambaikan tangannya.

"Bukan masalah. Kamu adalah wanita baik-baik, nggak seharusnya berada di tempat kotor seperti ini, apalagi alasannya karena uang." Selesai berbicara, Josh langsung meletakkan uang tersebut ke tangan Elsa. Kemudian, dia menambahkan, "Tenang saja, aku nggak akan memberi tahu siapa pun tentang kejadian malam ini. Aku pamit dulu."

"Josh ...." Elsa menatap punggung Josh, lalu beralih menatap uang di tangannya. Tatapannya terlihat sangat rumit.

....

Setelah meninggalkan bar, Josh bersiap-siap untuk naik taksi dan pulang. Pada saat yang sama, dia juga berpikir bahwa sudah saatnya untuk membeli mobil.

Sebagian besar pria selalu bermimpi untuk memiliki mobil mewah. Dulu, Josh selalu merasa iri saat melihat mobil-mobil mewah di jalanan. Hanya saja, dia tidak berani berpikir untuk membeli mobil. Sebagai cucu dari orang terkaya di provinsi barat daya, jangankan membeli mobil, dia bahkan bisa membeli pesawat sekarang.

Saat ini, sebuah mobil van berwarna hitam tiba-tiba berhenti di hadapan Josh. Begitu pintu mobil dibuka, 4 pria berpakaian hitam langsung bergegas turun.

"Bocah, cepat masuk!" teriak salah satu pria berpakaian hitam itu. Mereka membawa paksa Josh. Kemudian, mobil van itu sontak melaju dengan kecepatan tinggi.

Di dalam mobil, Josh merasakan firasat buruk saat menatap 4 pria berpakaian hitam ini. Dia bertanya, "Siapa kalian?"

"Bocah, kamu nggak perlu tahu itu. Yang harus kamu tahu adalah kami akan membawamu ke tempat sepi dan memukulmu hingga cacat," balas pria kekar dengan kepala botak.

Mendengar ini, ekspresi Josh langsung berubah drastis. Meskipun dia adalah cucu dari orang terkaya, dia tidak menguasai ilmu bela diri. Josh yang teringat pada sesuatu pun segera bertanya, "Kalian diutus Keluarga Osborne, 'kan? Atau Alex yang mengutus kalian?"

"Diam!" teriak pria botak itu sambil memelototi Josh.

Josh menggertakkan gigi seraya berkata, "Nggak peduli siapa pun itu, aku akan membayar kalian 2 kali lipat. Kalian tangkap pelakunya untukku."

"Aku menyuruhmu diam! Preman seperti kami punya etika berbisnis, kamu ngerti?" hardik pria botak itu seraya membelalakkan matanya.

"Kalau begitu, 5 kali lipat!" balas Josh sambil mengulurkan kelima jarinya.

"Lima kali lipat?" Ketiga pria berpakaian hitam lainnya sontak tergerak saat mendengar tawaran ini, begitu juga dengan pria botak itu.

Kemudian, Josh berkata lagi, "Begini saja, aku bayar kalian 10 kali lipat. Kalian nggak perlu menangkap orang yang menyewa kalian, tapi beri tahu aku siapa orangnya."

"Kak, dia bilang 10 kali lipat. Kita bahkan nggak perlu melakukan apa-apa!" seru ketiga pria berpakaian hitam lainnya yang tidak bisa menahan diri lagi.

Pria botak itu tak kuasa bertanya, "Kamu ... benar-benar bisa membayar kami 10 kali lipat? Orang itu membayar kami 2 miliar. Kalau 10 kali lipat, berarti 20 miliar."

Related chapters

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 8

    "Dua puluh miliar? Bukan masalah," sahut Josh seraya mengangguk."Oke, sepakat!" Pria botak itu langsung menyetujuinya. Ketika berhadapan dengan orang yang begitu murah hati, etika kerja sama sekali tidak penting.Josh langsung mentransfer 10 miliar untuk mereka. Begitu menerima notifikasi dari bank, pria botak itu pun tersenyum lebar."Sekarang, kalian sudah bisa memberitahuku siapa yang mengutus kalian, 'kan?" tanya Josh."Yakov yang mengutus kami," jawab pria botak itu langsung."Yakov?" Josh memicingkan matanya yang dingin. Setelah mentransfer 10 miliar lagi, keempat orang ini pun menurunkan Josh sesuai dengan janji mereka.Sesudah mobil van hitam itu pergi, Josh bergumam dengan tatapan yang dipenuhi niat membunuh, "Yakov dan Alex, sepertinya kalian sudah bosan hidup."Setelah memecat kedua orang ini, Josh tidak berniat untuk mencari masalah dengan mereka. Namun, karena mereka berani menyewa preman untuk mencelakainya, Josh tentu tidak akan diam saja.Kemudian, Josh mengeluarkan po

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 9

    "Apa katamu? Kamu datang untuk membeli mobil?" tanya Garry dengan nada melengking karena terkejut.Saat berikutnya, Garry dan beberapa pramuniaga yang berdiri di sekitar pun tidak bisa menahan tawa. Orang-orang yang datang kemari untuk membeli mobil sangatlah kaya. Tidak ada yang mengenakan pakaian murahan seperti Josh."Josh, tempat ini adalah showroom Lamborghini. Yang kami jual adalah mobil mewah, bukan sepeda," jelas Garry sambil menahan tawanya.Josh mengerutkan dahinya karena tahu bahwa Garry merendahkannya. Dia pun menimpali, "Aku tahu. Aku memang kemari untuk membeli mobil. Kenapa? Kalian nggak menyambutku?""Kami tentu menyambutmu. Tapi, kamu yakin bisa membeli mobil di sini?" tanya Garry yang tersenyum merendahkan.Para pramuniaga di sekitar turut berbicara, "Hei, apa kamu tahu harga mobil di sini mencapai puluhan miliar?""Ya, mana mungkin kamu bisa membeli Lamborghini? Konyol sekali!" Mereka sama sekali tidak percaya bahwa seorang bocah yang mengenakan pakaian murahan sangg

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 10

    Setelah keluar dari showroom, Josh langsung kembali ke universitas. Dia tidak melihat Armand di ruang kelas. Kemungkinan besar, Armand masih diopname di rumah sakit.Sementara itu, identitas penyumbang misterius masih menggemparkan Universitas Sunrise. Semua orang sudah mengetahui hal ini, tetapi tidak ada yang tahu siapa tuan muda kaya ini.Ketika masuk ke ruang kelas, Josh menemukan amplop berisi uang 40 juta beserta sebuah surat di laci mejanya. Dia segera membacanya.[ Josh, terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak bisa menerima uang ini secara cuma-cuma. ]Meskipun tidak tertera nama si penulis, Josh tahu bahwa Elsa yang menulisnya. Uang ini adalah uang yang diberikan Josh kemarin malam."Gadis ini menolak uang yang kuberi secara cuma-cuma? Tsk tsk, menarik sekali," gumam Josh yang tak kuasa menahan senyuman. Kemudian, dia mendongak menatap Elsa yang duduk di barisan paling depan. Gadis itu sedang membaca buku sekarang.Melihat ini, Josh membatin dengan emosional, 'Gadis ini

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 11

    Walaupun keluarga Agnes mempunyai perusahaan sendiri, perusahaan mereka tidaklah besar. Mobil ayahnya juga tidak semahal ini."Ini mobilku," ujar Josh. Begitu ucapan ini dilontarkan, Rubeus dan lainnya buru-buru menatap Josh."Sobat, berhenti bercanda," sahut Rubeus dengan tersenyum seraya menepuk bahu Josh. Dia mengira Josh sedang bercanda. Bagaimanapun, dia tahu betul situasi keluarga Josh.Phebe juga tergelak dan berkata, "Huh! Orang sepertimu sanggup membeli Lamborghini? Aku masih percaya kalau melihatmu mengendarai sepeda.""Pakaianmu jelas-jelas begitu murahan, kamu masih berani membual Lamborghini ini adalah milikmu? Dasar nggak tahu malu! Malah aku yang merasa malu karena berdiri bersamamu," timpal Agnes yang merasa kecewa sambil menggeleng. Jika tahu bahwa Rubeus akan memperkenalkannya kepada pria seperti ini, dia tidak akan datang."Maaf sekali, tapi aku nggak bercanda ataupun membual. Ini memang mobilku!" jelas Josh dengan tidak acuh.Saat ini, pintu mobil Lamborghini akhirn

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 12

    Mendengar perkataan ini, Rubeus sontak memelotot dan berseru, "Langsung menampar siapa pun yang menindas kita? Tanpa peduli identitas mereka? Josh, ka ... kamu serius?""Ya, aku sangat serius!" timpal Josh seraya menyeringai."Hehe, bukan masalah." Rubeus benar-benar bersemangat memikirkan hal ini. Kelak, dia tidak perlu takut ditindas lagi."Rubeus, kamu mau coba mengendarai Lamborghini ini?" tanya Josh sambil menghentikan mobilnya di pinggir jalan."Serius? Aku mau!" sahut Rubeus sembari mengangguk berulang kali. Kemudian, keduanya bergegas bertukar tempat duduk. Siapa yang tidak ingin mencoba mengendarai Lamborghini?Ketika tiba di universitas, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 lewat. Gerbang sekolah sudah ditutup sehingga mobil tidak bisa diparkir di dalam. Sesudah Rubeus turun, Josh memarkirkan mobilnya di tempat parkir terdekat.Di dalam sebuah taksi, terlihat Phebe dan Agnes. Phebe makin merasa ada yang tidak beres sehingga berkata, "Aku rasa, bocah ini nggak mungkin tiba-tiba

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 13

    Dua mata kuliah di sore itu berlalu dengan cepat. Dalam dua mata kuliah ini, Armand terus menunggu kedatangan Pak Holand untuk mengumumkan bahwa Josh telah dikeluarkan dari sekolah. Namun, setelah menunggu sepanjang sore, Pak Holand tetap saja tidak kunjung datang.Sore itu, setelah pulang sekolah.Josh berdiri dan berkata kepada Armand sambil tertawa, "Armand, bukankah tadi kamu bilang aku akan dikeluarkan dari sekolah dalam hari ini? Sekarang sekolah sudah selesai, tapi aku masih baik-baik saja, kok."Mendengar ucapan Josh, seisi ruangan kelas mulai membicarakan hal ini dengan antusias. Di sisi lain, Armand yang mendengar perkataan Josh itu juga langsung memucat.Bagaimanapun, sebelumnya dia telah berkoar-koar di depan kelas mengatakan bahwa Josh akan dikeluarkan dalam hari ini. Namun, kini Josh malah baik-baik saja dan bahkan balik menyindirnya. Hal ini membuat Armand merasa sangat malu. Bahkan, orang lain mungkin akan menganggapnya pembual!Yang terpenting adalah, dia ingin membala

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 14

    Pada saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Tunggu!"Josh memalingkan kepalanya dan melihat seorang gadis muda dengan kucir kuda. Gadis itu mengenakan jaket putih dan celana jeans. Matanya tampak indah dengan bulu mata yang panjang dan lentik, bibir mungilnya terlihat seperti buah ceri yang ranum.Cantik!Gadis ini tampak bersemangat dan ceria. Tidak hanya cantik, dia juga memiliki pesona yang khas! Sejujurnya, daya tarik gadis ini benar-benar kuat. Josh sudah terpesona sejak pertama kali melihatnya, bahkan dia terus meliriknya beberapa kali.Gadis itu berjalan ke arah mereka dan berhenti di depan Josh."Pak, akan kubayar tagihan mereka. Gesek kartuku saja," kata gadis itu dengan suara lembut dan halus."Kamu benar-benar ingin membayar tagihan mereka? Dia jelas-jelas seorang penipu! Kamu hanya ditipu olehnya!" Manajer itu terkejut, dia tidak menyangka akan ada orang yang membantu Josh dan Rubeus untuk membayar tagihan mereka."Tertipu atau nggak, itu urusanku. Tugas restoran Anda

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 15

    "Oh ya, Pak Juan, di mana Dirut baru itu sekarang?" tanya Adam. Armand yang berada di sampingnya juga ikut penasaran."Dirut sedang berada di ruang istirahat VIP sekarang sembari menunggu dimulainya acara," jawab Juan."Oh ya? Kalau begitu ... apa kami boleh mengunjunginya di ruang istirahat?" tanya Adam sambil tersenyum. Jika ingin terus bekerja sama dengan Grup Vagant, Adam harus berusaha mendekati Dirut yang baru naik jabatan ini."Aku hanya bisa membantu Pak Adam untuk melaporkannya. Apakah kalian bisa bertemu atau tidak, semua tergantung beliau," jawab Juan."Baiklah, kalau begitu mohon bantuan Pak Juan untuk menyampaikannya," ujar Adam sambil tersenyum.Perusahaan Adam adalah sebuah perusahaan lokal yang bergerak di bidang bahan bangunan, sementara Grup Vagant merupakan salah satu dari perusahaan terbesar di wilayah barat daya. Kedua perusahaan tersebut tentu tidak bisa dibandingkan.....Di ruang istirahat VIP.Baru saja Simson meninggalkan ruangan, ponsel Josh telah berdering.

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 203

    "Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 202

    "Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 201

    "Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 200

    "Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 199

    Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 198

    Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 197

    "Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 196

    Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m

  • Mendadak Jadi Tuan Muda Keluarga Terkaya   Bab 195

    Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status