Share

60. Mereka Kembali Bersama

Author: Irma W
last update Last Updated: 2024-01-19 09:44:28

“Tuan tidak kenapa-kenapa?”

Antonio buru-buru berpegangan pada mobil ketika kakinya mendadak meliuk tanpa sebab. Tian yang kala itu baru saja menutup pintu mobil pun langsung datang menghampiri.

“Aku baik-baik saja,” jawab Antonio.

“Tuan yakin?” Tian menatap khawatir.

Antonio hanya berdehem lalu kembali berjalan mencoba menegakkan kakinya supaya tidak mendadak kembali meliuk.

“Sial! ini pasti gara-gara tadi pagi dilanjut lagi.”

“Kenapa, Tuan?” Tian langsung mencondong ke depan mengimbangi langkah majikannya itu.

“Tidak apa-apa. kamu telpon Bitt, suruh antar Jesika kesini kalau dia sudah selesia bersiap.”

“Baik.”

Tian berhenti di depan anak tangga sebelum masuk ke dalam gedung. Dia mencoba menelpon Bitt yang kebetulan sedang berada di rumah karena nyonya besarnya tengah sibuk mengurus laporan dari orang agensi.

Masih di dalam kamar, Jesika merasakan kedua kakinya kesemutan dan gemetaran ketika harus lama-lama berdiri. Jesika beberapa kali berdiri lalu kembali duduk ketika kedua kakinya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   61. Bukan Cemburu

    Jesika masih terngiang-ngiang dengan apa yang ia lihat tadi. Jarak mereka benar-benar sangat dekat sampai Jesika mengira mereka akan berciuman. Hanya tinggal beberapa senti bibir keduanya akan bersentuhan.“Kenapa aku harus peduli? Bukankah mereka memang saling mencintai?” Jesika memanyunkan bibirnya, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah toko buku.Mungkin melakukan referensi akan membuat otaknya lebih tenang. Jesika juga sedang mengerjakan satu proyeknya, jadi tidak mau kalau sampai gagal.“Di mana dia?”“Sedang ada di toko buku, Tuan.”“Sendiri?”“Ya, saya disuruh menunggu diluar saja.”“Tidak ada orang yang mencurigakan, kan?”“Tidak, Tuan.”Belum selesai berbicara di telepon, Jesika sudah muncul menenteng beberapa buku di dalam kantong tas tipis bersegi panjang.“Nona sudah keluar.”“Oke, kamu awasi saja dia.”Panggilan berakhir, Tian memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya lagi lalu bergegas membukakan pintu mobil.“Antar aku ke toko baju.”“Baik, Nona.”Tidak cukup mudah untuk

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   62. Perdebatan Di Tepi Jalan

    Ada sekitar dua puluh orang yang mengajukan lamaran kerja di perusahaan baru ini. Jesika yang ditunjuk sebagai penilai, jadi bingung sendiri harus memutuskan yang mana untuk dijadikan Ilustrator dan designer gravis di sini. Semuanya tampak bagus hasilnya, tapi tentunya Jesika memiliki penilaian sendiri.“Kamu sudah memutuskannya?” tanya Antonio sambil mengulurkan sebotol air mineral.Jesika menggeleng. “Mereka sangat berbakat.”Ketika Jesika menenggak minumannya, diam-diam Antonio mengamati sampai tidak sadar sempat menyapu lidah. Bibir merah jambu yang basah itu menarik perhatian Antonio.Atonio berdehem mengalihakan perhatiannya sendiri, lalu meletakkan minumannya di atas meja.“Apa saja yang kamu beli?”Jesika mengerutkan kening. Dia hampir saja terkagum karena Tian bisa tahu kalau dirinya tadi pergi belanja. Namun saat teringat sosok Tian, Jesika langsung menghela nafas.“Tidak membeli apa-apa, hanya beberapa buku untuk referensi komikku.”“Kamu yakin?”Jesika mengangguk.Keduanya

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   63. Kardus Milik Jesika

    Selena berhasil mengikuti mobil taksi yang di dalamnya ada satu orang Wanita yang atdi berdebat dengan Jesika. Kabar mengatakan kalau sampai saat ini belum ada yang tahu mengenai asal-usul siapa istri dari Antonio Redcliffe. Wartawan mungkin berniat untuk mencari tahu, tapi seringkali artikel atau ebrita yang mereka muat seolah hilang diterpa angin. Belum lagi sekarang Antonio sudah meninggalkan agensi, jadi berita artis baru lebih enak untuk ditelusuri.“Lebih cepat lagi, Pak!” perintah Selena pada supir pribadinya.Taksi di depan memasuki sebuah perumahan sederhana di dekat danau buatan. Selena terus meminta sopir membuntuti hingga taksi berhenti di sebuah rumah kayu nomor 101. Seseorang muncu dari taksi dengan wajah datar. Masih dari dalam mobilnya, Selena mengamati sebentar sebelum kemudian ikut turun.Sera merasakan ada sesuatu yang mengikutinya di belakang. Sedari tadi dia sudah curiga, hanya saja ia abaikan karena sedang merasa kesal. Tepat ketika langkah Selena sampai di panda

    Last Updated : 2024-01-21
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   64. Serahkan Dia Padaku

    “Kenapa lama sekali?” decak Antonio sambil melempar pulpen di atas meja.Jesika mengedipkan mata pada Tian sebelum masuk ke dalam. Paham dengan kode kedipan itu, Tian langsung mundur dan menutup pintu. Sekarang Jesika mendekat.“Maaf, tadi aku nyasar,” ujar Jesika asal.Sepertinya jawaban itu tidak dianggap hal enteng oleh Antonio. Pri tinggi tegap itu berdiri dengan wajah terkejut.“Apa maksud kamu dengan nyasar?”Jesika ingin menepuk jidatnya sendiri sekarang. Sikap Antonio terkadang memang berlebihan walaupu Jesika tahu kalau kemungkinan karena ada rasa khawatir. Jesika hanya bisa tersenyum sekarang lalu meletakkan tas di atas meja sofa.“Aku terlalu jauh, jadi toko eskrimnya terlewat.”“Jadi kamu tidak dapat eskrimnya?”Dengan wajah menyesal, Jesika menggeleng.Antonio mulai menatap curiga sebenarnya. Jesika tampak berkeringat dan nafasnya sedikit tidak teratur ketika bicara. Mungkikah ada sesuatu yang disembunyikan?“Temani aku makan siang,” pinta Antonio yang nyelonong begitu s

    Last Updated : 2024-01-21
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   65. Tebak Saja

    Jesika masih pura-pura tidur bahkan ketika Antonio mengeluarkannya dari dalam mobil. Dia sempat melengkuh kecil, karena dipikir mungkin Antonio akan membangunkannya, tapi siapa sangka, Antonio justru menggendong lebih erat lagi.Tian yang berjalan lebih dulu, sudah sigap untuk membukakan pintu. Sekalipun tangga begitu tinggi, Antonio tidak akan merasa lelah jika hanya mengangkat tubuh dengan tinggi seratus enam puluh lima seperti Jesika yang bobotnya hanya lima puluh kilo gram saja.Sampai di dalam kamar, Antonio meletakkan tubuh Jesika dengan sangat hati-hati. Antonio mengalihkan pandangan sebentar ketika tengah meraih bantal dan juga selimut. Perasaanya sedang berkecamuk sekarang. Antonio sudah menyiapkan apa yang terjadi hari ini jauh-jauh hari, akan tetapi ketika waktunya tiba, tetap saja rasanya khawatir.Antonio membungkuk lebih ke atas, memandangi wajah itu dengan teliti. Cukup pintar Jesika berakting sampai bisa setenang itu di hadapan Antonio. Sebelum beranjak, Antonio kembal

    Last Updated : 2024-01-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   66. Sebuah Kecelakaan

    “Sedang apa kamu di sini?” seseorang yang membuka pintu menatap penuh selidik.Senyum bibir mengembang miring terlihat pada Wanita cantik itu. Dia langsung menerobos masuk seolah sudah sering datang ke sini. Dia kemudian duduk, tidak peduli dengan pemilik rumah yang sudah memasang wajah jengah.“Ada perlu apa kamu datang ke sini?” tanya Joseph malas. Pria itu bertengger berkacak pinggang.Wanita yang sudah duduk di sofa ruang tamu menyilang kaki lalu menaikkan dagu. “Kamu tidak mau mengambilkan aku minum dulu?”Joseph mendesih. “Langsung saja, mau apa kamu sebernarnya?”Selena menghela nafas panjang sambil mengibaskan rambut panjangnya yang ia gerai ke belakang. Sebelum bicara, Selena menyempatkan diri menyapu pandangan pada setiap sudut ruang tamu. Rumah ini sangat besar, dan terakhir kali datang mungkin dua bulan yang lalu.“Aku pikir kamu sudah lupa jalan ke sini?” sindir Joseph dengan senyum sinis.Selena membuang mata jengah. Dia hampir bicara, tapi pria di depannya itu kembali b

    Last Updated : 2024-01-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   67. Datang Mengantar Sebuah Makanan

    Semalaman Antonio sangat gelisah setelah melihat banyak darah di tempat kejadian kecelakaan. Perasaan panik dan takut, bertambah ketika tahu siapa yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.Jesika mencoba setenang mungkin ketika mendekati Antonio. Dia harus bisa membuat pria itu tidak panik lagi. Dilihat, Antonio tengah memeluk bantal berbaring di atas ranjang. Perlahan Jesika merangkak naik, lalu berbaring di sampingnya.Mata itu masih terlihat syok. Jesika menjatuhkan diri, dalam pelukan Antonio, mendaratkan lengannya pada dada yang bidang.“Aku di sini. Berhentilah panik. Aku yang ketakutan nanti melihatmu seperti ini.”Antonio menoleh ke samping sampai bertemu mata dengan mata Jesika. mat aitu terlihat nanar seperti orang lingling. Antonio memiringkan badan, lalu merangkul tangan pada pinggang Jesika. dia tertidur pada akhirnya meskipun Jesika yang harus mernahan sedikit rasa pegal karena dekapannya.Saat pagi datang, Jesika dibuat terkejut ketika Antonio sudah tidak ada di sa

    Last Updated : 2024-01-23
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   68. Bentakan Membuat Tangis

    Antonio meminta Tian untuk tidak ikut menyusul Jesika. ada kemungkinan Selena segera siuman, seharusnya ada yang menuggu di sana. sekarang Antonio berlari keluar sambil mengedarkan pandangan. Dia melihat ke setiap sudut Lorong yang mungkin dilewati Jesika. Namun, hingga sampai diluar Antonio tidak kunjung melihat Jesika.“Di mana dia?” desis Antonio sambil menyugar kasar rambutnya. “Kenapa harus datang ke sini segala? Aku sudah memintanya untuk tetap di rumah, kan? Apa yang dia pikirkan?”Antonio berlari sampai akhirnya berada di luar gedung. Ada cukup banyak orang di sini. Antonio sedikit kesusahan untuk mengedarkan pandangan mencari sosok Jesika diantara mereka. Antonio berdecak frustrasi saat tak kunjung menemukan Wanita itu.Antonio berjalan cepat menuju pos penjaga di dekat gerbang. Dia bertanya pada penjaga tentang Jesika dengan menyebutkan bagaimana ciri-ciri Wanita cantik itu. sama sekali tidak mendapat jawaban, Antonio berlari keluar. Dia toleh arah kanan lebih dulu, lalu ber

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status