Home / Romansa / Mendadak Jadi Istri Presdir / Bab 21 - Saling Berakting

Share

Bab 21 - Saling Berakting

last update Last Updated: 2024-12-25 03:47:47
Aruna sedang mencuci piring bekas makan malam saat Rafael memanggil namanya dari kamar mandi. Mendengar itu, Aruna buru-buru mencuci tangan dan segera mendekati pintu kamar mandi.

“Kenapa, Pak?” tanyanya.

“Tolong ambilkan saya pakaian baru dari lemari!”

Aruna menatap bingung ke arah pintu Rafael sambil berpikir, ‘untuk apa pria itu minta diambilkan pakaian baru? Bukankah kamar mandi itu ada di kamar pribadinya sendiri?

Meski merasa janggal, Aruna tetap berjalan ke arah kamar Rafael sambil ikut berteriak. “Sebentar, Pak!”

Suara air masih terdengar ketika Aruna masuk ke kamar pria itu. Saat lemari Rafael dibuka, Aruna langsung dihadapkan pada bertumpuk-tumpuk pakaian yang terlipat rapi dan disusun berdasarkan kategorinya.

Pakaian kerja dan jas tergantung sesuai warna, sedangkan baju-baju kasual terlipat di bagian atas. Aruna lalu melayangkan tatapannya ke arah bawah dan menemukan tumpukan baju tidur yang dominan berwarna monokrom.

“Anda mau pakai baju warna apa, Pak?” Aruna bertanya s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 22 - Ketahuan Melania

    Setelah jam kantor berakhir, Melania cepat-cepat masuk ke mobilnya sambil mengetatkan rahang.Sebab, apa yang dilakukan perempuan bernama Aruna itu benar-benar membuatnya merasa kesal dan terhina.Bisa-bisanya Aruna membalikkan keadaan dan pergi dari ruangan dengan dagu terangkat? Mengingat itu, Melania memukul setir dan buru-buru menghubungi Rianty.Sebab, wanita itu lah yang membujuknya dengan iming-iming bisa mendapatkan cinta Rafael dan menempatkannya di situasi ini. Di sisi lain, Melania juga curiga dengan apa yang disembunyikan oleh wanita itu. Sebenarnya, apa yang tidak ia ketahui?Suara telepon terhubung pun berbunyi dan saat mendengar suara Rianty, Melania langsung buur-buru mencecar wanita itu tanpa jeda.“Sebenarnya siapa istri Kak Rafael? Kenapa Mama nggak pernah bilang kalau Kak Rafael sudah menikah?” Mendengar itu, Rianty kelabakan dan buru-buru berdehem pelan. “Aduh, ternyata kamu juga sudah mendengar rumor itu ya, Sayang. Tolong jangan buru-buru mengambil kesimpulan

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 23 - Aruna Tahu Rencananya!

    Aruna sedang asik mengetik saat Melania tiba-tiba membuka pintu ruangan Rafael dan masuk tanpa meminta izin. Bahkan, Melania melenggang begitu saja tanpa memandang ke arah Aruna yang sudah lebih dulu berada di sana.“Maaf, tapi yang tak berkepentingan dilarang masuk ke ruangan ini, Bu Melania.” Aruna berkata sambil berdiri.Berusaha menghadang Melania sebelum wanita itu bisa melangkah melewati meja kerjanya.Posisi meja Aruna memang berada di dekat pintu, sehingga setiap orang yang hendak masuk ke ruangan Rafael pasti akan berhadapan dengannya terlebih dahulu.Mendengar itu, Melania berhenti dan melihat ke arah Aruna dengan tatapan merendahkan sehingga membuat Aruna mengangkat alisnya sekilas.“Apa ada urusannya denganmu kalau aku ingin bertemu tunanganku?” jawab Melania lagi.Jawaban Melania membuat Aruna terkejut. Sebab, setelah apa yang terjadi di ruangan meeting tim desain waktu itu, Aruna pikir Melania akan menyerah dan berhenti menggangunya. Namun, ternyata wanita itu masih te

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 24 - Keributan di Pantry

    Jadi, apakah Rianty menyuruh Melania juga untuk mengawasi pernikahan mereka? Aruna mencoba menerka-nerka menggunakan logikanya.Wanita itu kini mengatupkan rahang dan merasa cemas. Apakah ia harus memberitahu Rafael mengenai masalah ini? Atau menyimpannya sendiri untuk sementara waktu?Aruna kembali melangkahkan kaki kembali ke ruangan Rafael setelah berperang batin selama lebih dari beberapa menit. Hingga kemudian di depan ruangan, Aruna memutuskan untuk tidak memberitahu pria itu karena merasa kalau sudah waktunya dia menjalankan peran dengan sungguh-sungguh.Ia akan membantu Rafael untuk membuktikan bahwa pernikahan mereka bukanlah pura-pura!Melangkah masuk, Aruna mendapati Rafael sudah berada di dalam, berdiri di depan meja kerjanya dengan ponsel di tangan. “Jangan lupa untuk menaruh rincian anggaran biayanya , Aruna. Seperti apa yang diminta klien tadi,” tukas pria itu tanpa menoleh ke arahnya.Aruna mengangguk. “Baik, Pak. Nanti akan saya tambahkan.” Sejenak ia melirik singkat

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 25 - Membela Citra Diri

    Mendengar itu, Vina tidak menyerah. Ia melipat tangan di depan dada sambil menatap Aruna dengan tatapan menuduh.“Tapi, pipi Bu Melania jelas merah. Masa Bu Melania menampar dirinya sendiri? Selain korban, di pantry kan hanya ada Bu Aruna.” lanjut Vina tiba-tiba.Mendengar kata itu, Aruna memicingkan matanya dan menatap Vina dengan tajam. “Korban? Ini tudah yang serius lho, Vina. Berarti kamu terang-terangan menuduh saya sebagai pelaku?"Vina berusaha untuk berkilah. "Ee. Yaa- logikanya kan begitu, Bu Aruna. Mana mungkin Bu Melania menyakiti diri sendiri hingga merah begitu. Jangan menekan saya begitu dong!""Menekan? Saya sedang membela status saya yang kamu tuduhkan lho. Saya gak boleh membela diri ya?" tanya Aruna kembali. "Coba dulu jawab pertanyaan saya, Vina. Apa kamu melihat saya menampar Bu Melania?”Vina terdiam. Ia mulai kehilangan kata-kata, tapi matanya lincah memindai sekitarnya secara takut-takut. Bahkan sesekali dia melirik ke arah Melania dan berharap untuk mendapat

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 26 - Undangan dari Oma Tini

    Rafael mengerutkan kening sewaktu mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari Rianty.Saat panggilan itu akhirnya dijawab, hanya satu kata yang disebut oleh Rianty. Itu pun dengan nada yang putus-putus dan terlihat sesak. Mendengar itu, Rafael langsung menduga kalau penyakit ibunya kumat lagi. Sebab, Rianty memang memiliki penyakit asma yang mudah untuk kambuh. Terlebih setelah kelelahan atau ada alergen sebagai pemicunya.Tanpa menunggu lebih lama, Rafael segera mengenakan jasnya dan buru-buru melangkahkan kaki keluar dari kantor.“Saya pulang dulu. Segera hubungi saya jika ada apa-apa dan kirim berkas yang saya minta melalui email.” tukasnya kepada Aruna yang masih tenggelam dalam pekerjaannya.Tindakan Rafael itu membuat Aruna menatap dengan heran, tapi tanpa menjawab lebih jauh, dia mengangguk tegas. “Baik, Pak. Hati-hati.”Bayangan Rianty yang terbaring di kasur membuat Rafael mengebut, hingga hanya dalam waktu setengah jam, dia sudah mencapai pinggiran kota dan tiba di mansio

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 27 - Membuat Butterscotch Pie

    “Yakin tidak mau kutemani?” Suara Rafael menghentikan Aruna yang bersiap membuka pintu mobil. Wajah pria itu datar, tapi Aruna bisa merasakan kekhawatiran dari nada bicara dan sorot matanya.Oleh karena itu, Aruna segera menggeleng sambil menyunggingkan senyum. “Tidak perlu, Pak. Bukankah Anda memiliki urusan? Pergilah. Saya bisa mengatasi ini. Toh ada Oma Tini.” Mendengar itu, Rafael mengangguk dan berkata tegas. “Segera beritahu saya apabila ada yang terjadi.”Aruna kembali mengangguk, tapi kali ini sambil memperlihatkan jempol sebagai tanda persetujuan.Setelah mobil Rafael melaju pergi, Aruna baru melangkah masuk ke area mansion Pranandaru dan menekan bel.Tak berapa lama, seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilakannya masuk untuk pergi ke ruang utama.Tujuan Aruna datang hari ini adalah untuk memenuhi undangan dari Oma Tini yang hendak mengajarinya membuat kue. Oleh karena itu, dia berekspektasi bahwa akan langsung menemui Oma Tini di tujuan. Namun, ekspekspektasinya it

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 28 - Kesukaan Rafael

    “Kalau kamu datang hanya untuk bertengkar dengan cucu menantuku, maka sebaiknya kamu pulang saja. Paham, Melania?!” kali ini Oma Tini tak lagi menahan diri dan benar-benar menatap Melania dengan kesal.Namun, alih-alih mengakui kesalahannya, Melania malah berusaha untuk membela diri. “Tapi, Oma juga lihat sendiri kan kalau dia–”“Melania!” Oma Tini memperingatkan lagi yang langsung membuat Melania terdiam dan dengan kesal membantu mengayak tepung.Melihat itu, Aruna segera menenangkan Oma Tini setelah menggeser keranjang telur itu ke tempat semula. “Aku nggak kenapa-napa, Oma. Telurnya juga baik-baik saja. Aku yang akan memecahkan telur kan?”Melihat perkataan Aruna, Oma Tini kembali tersenyum dan mengangguk sehingga proses pembuatan kue itu pun bisa benar-benar dimulai.“Bagus sekali, Aruna. Kamu memang teliti,” puji Oma Tini saat membimbing keduanya untuk mengaduk adonan. Akhirnya, Oma Tini memutuskan untuk mengubah rencananya. Dari membimbing Aruna membuat butterscotch, menjadi me

    Last Updated : 2024-12-25
  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 29 - Saat Rafael Effort

    Pagi itu cahaya matahari menerobos celah tirai kamar. Suara alarm dari ponsel Aruna membuyarkan tidur nyenyaknya. Ia menggeliat pelan, lalu meraih ponsel di meja samping tempat tidur.[Selamat Ulang Tahun, Aruna!]Tulisan itu menyala di layar ponsel, dari Nathan.Melihat itu, Aruna terdiam sebelum kemudian menghela napas panjang. “27 tahun ya. Waktu benar-benar cepat berlalu.”Sesaat kemudian, Aruna bangkit, melipat selimut dengan rapi dan melangkah menuju kamar mandi. Dalam hatinya, ia berdoa semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya.Di kantor, suasana berbeda dari biasanya, karena beberapa karyawan di lantainya menghampiri Aruna ketika perempuan itu tengah melewati koridor.“Selamat ulang tahun, Bu Aruna!” salah seorang karyawan berkata sambil tersenyum lebar sembari menjabat tangannya.“Bu Aruna, happy birthday ya~” seru yang lain sambil menyerahkan sekotak kecil brownies.Terdapat dua lilin yang menyembul di atas kue tersebut sehingga nyala api di sana menari-

    Last Updated : 2024-12-26

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 34 - Oma Tini

    Oma Tini tampak sangat bersemangat. Langkah rentanya ringan menggandeng Aruna menuju ke butik langganan keluarga Pranandaru di pusat perbelanjaan mewah.Di belakang mereka, Rafael berjalan santai dengan ekspresi datar sambil sesekali mendengus sebal. Sebab, belum apa-apa tangannya sudah sibuk membawa dua buah tas berwarna coklat dan hitam. Milik neneknya dan Aruna.“Rafael, tangan kamu menganggur kan? Bawakan tas oma.” Oma Tini berkata sambil menyerahkan tas tangannya kepada Rafael. “Nih, sekalian punya istrimu juga.” Mengingat itu, Rafael menghela napas. “Untung sayang.”“Oma suka warna apa? Pastel atau mungkin warna-warna netral?” Aruna bertanya sambil memegang sebuah blouse berwarna biru langit.Oma Tini merengut. “Kenapa jadi pilih punya Oma duluan? Kan kita mau mencari kado ulang tahun kamu.”“Gak harus punyaku duluan kok, Oma. Ini aku ketemu blus yang cocok untuk Oma duluan.” Aruna membalas. “Gimana, Oma?”“Yasudah.” Jawab Oma Tini.Wanita tua itu lalu berpikir sejenak, sebelu

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 33 - Kenapa Nggak Kasih Tahu Oma?!

    “Terima kasih sudah melakukannya dengan baik.”Aruna yang baru saja membuka minuman kaleng dari vending machine tertegun sebelum kemudian menelan sisa minuman di mulutnya. “Apanya, Pak?”“Presentasi tadi.”“Oh.” Aruna tersenyum. “Kalau begitu terima kasihh juga kepada Pak Rafael.”“Kenapa saya?” Rafael mengangkat alisnya dan memasukkan tangannya ke saku celana.“Bapak gak ingat berapa kali Bapak memarahi saya saat saya baru pertama kali jadi asisten Bapak?” Aruna berkata dengan mata yang menerawang jauh. Masih sambil minum, dia berkata lagi. “Dulu Bapak galak dan sama sekali nggak pernah tersenyum.”“Presentasi itu harus tegap lurus, tapi jangan membelakangi audiens, Aruna!”“Gestur! Gunakan gestur!! Lebih bagus lagi kalau ada alat peraga!”Aruna berkata sambil menirukan wajah Rafael yang menurutnya datar. “Hahaha. Lucu sekali, tapi terima kasih banyak, Pak. Berkat Pak Rafael, saya bisa menjadi Aruna yang seperti ini.”“Begitu. Berarti saya sekarang sudah gak galak dan sudah sering se

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 32 - Rencana yang Gagal

    Hari ini adalah hari untuk melakukan presentasi penting mengenai pemenangan proyek resort, dan Aruna sudah berada di ruang rapat satu jam sebelumnya.Di ruangan itu, Aruna dengan teliti meletakkan materi berkas berisi rencana proyek dan meletakkannya di setiap meja, agar peserta rapat dapat langsung melihat ke arah materi sembari mendengarkan penjelasannya.Proyek ini merupaka proyek besar yang memungkinkan perusahaan mendapat untung ratusan miliar, sehingga sudah sejak dua minggu lalu Aruna menyiapkan semua data dan menyusun materi dengan hati-hati.Dia harus memastikan semuanya berjalan sempurna agar para pemegang saham dan ivestor mau menggelontorkan uangnya ke dalam pendanaan.Setelah selesai, Aruna melihat ke arah jam tangannya dan merasa masih ada waktu untuknya pergi memperbaiki penampilan. Jadi, dia buru-buru pergi ke toilet tanpa sadar bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam ruang rapat setelah ia pergi dari sana.Setengah jam kemudian, setelah semua anggota rapat, termasuk k

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 31 - Hadiah Untukmu

    “Pergi malam-malam begini? Ke mana?” Aruna menatap Rafael dengan bingung.Rafael mengangguk pelan, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Aruna tak berani bertanya lebih lanjut.“Baiklah, tolong tunggu sebentar ya” sahut Aruna akhirnya. “Aku akan berganti pakaian dulu.”Tanpa banyak bicara lagi, Aruna masuk ke kamar untuk bersiap. Ia memilih dress satin sederhana berwarna krem yang jarang ia kenakan dan memoles wajahnya agar tak terlihat pucat.Aruna lalu keluar kamar dan menatap Rafael yang sudah berdiri di depan pintu. “Kita mau ke mana?” tanyanya lagi sambil meraih tas.“Kamu akan tahu nanti,” balas Rafael singkat.Setelah turun ke lobi apartemen, sebuah mobil sudah menunggu dan Rafael membukakan pintu untuk Aruna. Dengan sedikit bingung, Aruna masuk dan duduk diam di kursi penumpang, sementara Rafael mengarahkan mobil keluar dari area apartemen menuju jalanan kota yang mulai lengang.Aruna diam, mencoba menebak-nebak ke mana Rafael akan membawanya.Setelah sekitar 30 men

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 30 - Rencana yang (Hampir) Berantakkan

    Malam itu, setelah turun dari taksi, seorang perempuan berdiri di depan gedung apartemen sembari menatap gedung tinggi itu dengan rasa iri. Tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya saat dia menggumam pelan. "Seharusnya aku yang tinggal di sini.”Pikirannya berkecamuk. Bayangan Aruna yang tinggal bersama Rafael di apartemen mewah ini membuat darahnya mendidih."Aruna tidak pantas mendapatkan semua ini!" ujar Melania sebelum melangkah masuk ke lobi dengan mata yang menatap tajam.Melania lalu menaiki lift menuju lantai apartemen Rafael dan berjalan menyusuri lorong. Hingga saat dia sampai di depan sebuah pintu, Melania berhenti sejenak.Menurutnya, apartemen di depannya ini benar milik Rafael. Setidaknya begitulah yang disampaikan informannya kepadanya.Kali ini adalah kesempatannya untuk memperingatkan Aruna sekali lagi. Mumpung Rafael tak ada karena masih menemui rekan kerjanya di luar jam kantor.Namun, sebelum sempat menekan bel, suara langkah kaki terdengar dari ujung koridor. Seor

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 29 - Saat Rafael Effort

    Pagi itu cahaya matahari menerobos celah tirai kamar. Suara alarm dari ponsel Aruna membuyarkan tidur nyenyaknya. Ia menggeliat pelan, lalu meraih ponsel di meja samping tempat tidur.[Selamat Ulang Tahun, Aruna!]Tulisan itu menyala di layar ponsel, dari Nathan.Melihat itu, Aruna terdiam sebelum kemudian menghela napas panjang. “27 tahun ya. Waktu benar-benar cepat berlalu.”Sesaat kemudian, Aruna bangkit, melipat selimut dengan rapi dan melangkah menuju kamar mandi. Dalam hatinya, ia berdoa semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya.Di kantor, suasana berbeda dari biasanya, karena beberapa karyawan di lantainya menghampiri Aruna ketika perempuan itu tengah melewati koridor.“Selamat ulang tahun, Bu Aruna!” salah seorang karyawan berkata sambil tersenyum lebar sembari menjabat tangannya.“Bu Aruna, happy birthday ya~” seru yang lain sambil menyerahkan sekotak kecil brownies.Terdapat dua lilin yang menyembul di atas kue tersebut sehingga nyala api di sana menari-

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 28 - Kesukaan Rafael

    “Kalau kamu datang hanya untuk bertengkar dengan cucu menantuku, maka sebaiknya kamu pulang saja. Paham, Melania?!” kali ini Oma Tini tak lagi menahan diri dan benar-benar menatap Melania dengan kesal.Namun, alih-alih mengakui kesalahannya, Melania malah berusaha untuk membela diri. “Tapi, Oma juga lihat sendiri kan kalau dia–”“Melania!” Oma Tini memperingatkan lagi yang langsung membuat Melania terdiam dan dengan kesal membantu mengayak tepung.Melihat itu, Aruna segera menenangkan Oma Tini setelah menggeser keranjang telur itu ke tempat semula. “Aku nggak kenapa-napa, Oma. Telurnya juga baik-baik saja. Aku yang akan memecahkan telur kan?”Melihat perkataan Aruna, Oma Tini kembali tersenyum dan mengangguk sehingga proses pembuatan kue itu pun bisa benar-benar dimulai.“Bagus sekali, Aruna. Kamu memang teliti,” puji Oma Tini saat membimbing keduanya untuk mengaduk adonan. Akhirnya, Oma Tini memutuskan untuk mengubah rencananya. Dari membimbing Aruna membuat butterscotch, menjadi me

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 27 - Membuat Butterscotch Pie

    “Yakin tidak mau kutemani?” Suara Rafael menghentikan Aruna yang bersiap membuka pintu mobil. Wajah pria itu datar, tapi Aruna bisa merasakan kekhawatiran dari nada bicara dan sorot matanya.Oleh karena itu, Aruna segera menggeleng sambil menyunggingkan senyum. “Tidak perlu, Pak. Bukankah Anda memiliki urusan? Pergilah. Saya bisa mengatasi ini. Toh ada Oma Tini.” Mendengar itu, Rafael mengangguk dan berkata tegas. “Segera beritahu saya apabila ada yang terjadi.”Aruna kembali mengangguk, tapi kali ini sambil memperlihatkan jempol sebagai tanda persetujuan.Setelah mobil Rafael melaju pergi, Aruna baru melangkah masuk ke area mansion Pranandaru dan menekan bel.Tak berapa lama, seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilakannya masuk untuk pergi ke ruang utama.Tujuan Aruna datang hari ini adalah untuk memenuhi undangan dari Oma Tini yang hendak mengajarinya membuat kue. Oleh karena itu, dia berekspektasi bahwa akan langsung menemui Oma Tini di tujuan. Namun, ekspekspektasinya it

  • Mendadak Jadi Istri Presdir   Bab 26 - Undangan dari Oma Tini

    Rafael mengerutkan kening sewaktu mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari Rianty.Saat panggilan itu akhirnya dijawab, hanya satu kata yang disebut oleh Rianty. Itu pun dengan nada yang putus-putus dan terlihat sesak. Mendengar itu, Rafael langsung menduga kalau penyakit ibunya kumat lagi. Sebab, Rianty memang memiliki penyakit asma yang mudah untuk kambuh. Terlebih setelah kelelahan atau ada alergen sebagai pemicunya.Tanpa menunggu lebih lama, Rafael segera mengenakan jasnya dan buru-buru melangkahkan kaki keluar dari kantor.“Saya pulang dulu. Segera hubungi saya jika ada apa-apa dan kirim berkas yang saya minta melalui email.” tukasnya kepada Aruna yang masih tenggelam dalam pekerjaannya.Tindakan Rafael itu membuat Aruna menatap dengan heran, tapi tanpa menjawab lebih jauh, dia mengangguk tegas. “Baik, Pak. Hati-hati.”Bayangan Rianty yang terbaring di kasur membuat Rafael mengebut, hingga hanya dalam waktu setengah jam, dia sudah mencapai pinggiran kota dan tiba di mansio

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status