Dena Inggit Rafassya biasa dipanggil Dena. Putri kedua dari pasangan Galih Ferdhi Rafassya atau Papi Galih dan Anggun Dale Rafassya atau Mami Anggun. Dia mempunyai satu orang Kakak laki-laki Amaar Haris Rafassya,, Kak Amaar begitulah sebutannya.Jika biasanya dia kocak dan banyak tingkah saat ini dia dibuat mati kutu se kutu-kutunya.Bagaimana tidak saat ini Dena tengah berada di situasi yang tidak masuk di akal sehatnya, di luar nalar.Di depannya telah duduk pasangan suami istri paruh baya dan putra tunggal mereka.Pasangan suami istri itu bernama Kumalasari Tria Zibrano atau Mama Kumala dan Daris Yusri Zibrano atau Papa Daris. Sedangkan anak mereka bernama Deva Ishan Zibrano,, dia disuruh untuk memanggilnya Mas Deva. Itu terpaksa ya!Sebenarnya tak ada yang aneh dengan dinner malam ini yang aneh adalah pembicaraan mereka.Kalian mau tau?"Bagaimana Nak Dena kamu setujukan menikah dengan ana
"Hoam... Mami!!" ia menuruti tangga dengan mata setengah terpejam. Matanya lengket banget rasa-rasa ingin tidur kembali memeluk guling empuknya tapi apa daya perutnya sudah keroncongan minta diisi. "Anak gadis jam segini baru bangun belum mandi pula!!" omel wanita kesayangannya. "Makan dulu Mi Dena laper" ucapnya dengan mata setengah terpejam. "Setidaknya mandi dulu kamu gak malukah?" "Kenapa harus malu Mami kan biasa lihat aku begini?" "Iya Mami mah sudah biasa tapi kamu gak malu itu dilihat Nak Deva?" otaknya seketika ngeblank,, Nak Deva? Deva? Deva siapa? Deva,, Deva,, Deva? ulangnya dalam otak selama beberapa kali. Tunggu,, Matanya berubah segar tanpa sisa kantuk sama sekali,, menoleh pada seorang pria yang tengah duduk diam di ruang tamu sontak matanya melotot,, "Mami!!" serunya kencang. Kemudian secepat kilat ia membalikkan badan berlari menaiki tangga, "Mami kenapa gak bilang!!" seraya berseru kencang. "Astaga anak itu. Maaf ya Nak Deva Dena itu kadang-
"Darren" Usai diturunkan dari gendongan perempuan itu Darren langsung berlari dengan kaki kecilnya menuju Mas Deva lalu memeluk kakinya. Segera Mas Deva mengangkat Darren ke dalam gendongannya. Sungguh tatapanku tak bisa berpaling sama sekali dari si kecil imut Darren,, dia imut sekali. Dalam gendongan Mas Deva Darren terlihat mengintip ke arahku. Sontak saja aku tersenyum,, "Hai Darren" seraya melambaikan tangan. Dia tak menjawab melainkan menyembunyikan wajahnya ke leher Mas Deva. Senyumku seketika surut,, apa wajahnya menyeramkan? ku raba wajahku perasaan wajahku biasa-biasa saja,, aku juga tersenyum kok. Ahh sudahlah mungkin karena baru pertama kali bertemu saja nanti juga bakal gak takut lagi. "Mas apa kabar sudah lama ya kita gak bertemu?" ucap perempuan yang ia tak tahu namanya itu. "Hmm" astaga pria ini cuek
Di sebuah kamar di atas ranjang queen size seorang perempuan cantik tengah merebahkan badannya menatap langit-langit kamar. Seraya melamun hembusan nafas kasar terdengar keluar dari bibirnya,, "Hah,," Seakan tak puas dia kembali menghembuskan nafas kasar,, "Hah,," "Hah,," dan ketiga kalinya. Entah beban berat apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Dena,, Dena. Yapp dia adalah Dena. Setelah diantar pulang oleh Deva dia langsung masuk kamar dan begitulah kelakuannya. "Ishh" seketika dia bangun mengacak rambutnya kesal. Sekarang rambutnya sudah macam rambut orang gila,, acak-acakan. "Dasar nenek peot sama perempuan sinting!!" ternyata dia masih kesal lantaran tak dihiraukan oleh Sherly dan sang Mama saat berada di kediamannya. Padahal saat makan es cream bersama Darren moodnya sudah menjadi lebih baik,, memang Darren itu bagai vitamin pengubah mood.
Seminggu kemudian.Tepat hari ini momen yang amat sakral akan berlangsung,, akad nikah Dena dan Deva.Beberapa menit yang lalu Deva telah mengumandangkan akad saat ini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.Dena merasa terharu sekaligus tak menyangka bahwasanya kini dirinya telah menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu,, peran ganda ya.Dia menikah dapat suami plus dapat anak sekaligus.Ceklek,,Dena mengangkat wajah menatap ke arah pintu saat indra pendengarannya menangkap suara pintu terbuka."Mami?" Wanita dua anak itu tersenyum lembut air mata menggenang di pelupuk matanya."Wahh anak Mami cantik sekali" pujinya.Dena tersenyum malu-malu,, "Makasih Mi" Mami Anggun duduk di samping Dena memegang tangan sang putri mengelusnya pelan,, "Saat ini Dena sudah menjadi seorang istri. Mami berharap Dena bisa menjalankan kewajiban Dena dengan sungguh-sungguh jika suatu saat kali
Halo kalian pasti sudah mengenal saya,, Deva Ishan Zibrano. Untuk kali ini biarkan saya bercerita bagaimana kesan pertama saya bertamu dengan Dena,, perempuan yang saat ini menjadi istri saya.Hari itu di ruanganku,, Ceklek,,"Apa kamu tidak punya sopan santun langsung masuk begitu saja?!" ucapku tajam."Apa hal itu juga berlaku sama Mama?" mendengar suara wanita kecintaannya itu seketika ia mengangkat wajah dari berkas-berkas di depannya."Mama?" bangkit dari dudukku mendekati sang Mama menggiring ibundanya itu duduk di sofa yang ada di ruanganku."Mama ada apa ke sini?""Memangnya Mama gak boleh ke sini?" "Bukan begitu,,""Ahh sudahlah Mama ke sini cuman mau bilang sesuatu sama kamu""Mama mau bilang apa kenapa gak telfon Deva saja?" "Tidak Mama mau bicara secara langsung karena ini sangat penting""Apa Ma?" memang apa yang sangat penting sampai Mamanya itu jauh-jauh nya
Di sebuah ruang tamu dua pasangan suami istri beserta satu bocah kecil tengah duduk di sofa. Kini mereka berada di rumah Deva,, rumah pribadi pria itu yang saat ini akan ditempati Dena juga.Karena Dena sudah menjadi istri Deva tentu perempuan itu kini pindah ke rumah suaminya, semua barangnya pun sudah diangkut yahh baju-bajunya sebagian memang sengaja ditinggal di rumah orang tuanya sih."Mama sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu besok" "Bulan madu Tante?" sahut Dena."Dena kok masih manggil Tante sih Mama dong!""E-ehh iya Mama" maaf ya guys masih belum terbiasa maklum ia baru jadi anak Mama Kumala kemarin."Kalian kan pengantin baru tentu harus bulan madu dong biar hubungan kalian makin erat biar Mama punya cucu lagi,, hahaha. Iyakan Pa?" "Benar Ma" Sontak Dena menoleh pada sang suami ingin melihat reaksi pria itu. Dan,, memang apa yang dia harapkan tentu saja ekspresinya datar saja.
Sebenarnya mereka ini benar pasangan suami istri atau tidak sih? lagi bulan madu lohh ini kenapa malah diam-diaman seakan saling tak kenal sudah gitu jaga jarak lagi, tidak mencerminkan pasangan suami istri sama sekali. Harusnya kan mereka itu lagi hot-hotnya karena pengantin baru.Pasangan suami istri yang baru sah kemarin itu sudah sampai di hotel tempat yang akan 5 hari ini tempati, tidur dan mandi.Seperti katanya di atas mereka saling menjaga jarak,, Dena duduk di atas ranjang sedangkan Deva sendiri berada di sofa tengah sibuk dengan ponselnya.Mereka sudah tiba di hotel 1 jam yang lalu tapi posisinya masih tetap seperti itu,, seperti awal memasuki hotel.Dari wajahnya Dena terlihat sudah jengah sekali hanya duduk diam seperti ini,, kalian tau kan bahwa Dena itu pecicilan jadi tak betah lama-lama diam seperti ini, diam di satu tempat.Pemandangan dari hotelnya memang cantik sekali view laut gitu tapi ya gak terus di kamar doang don
Suasana di ruang tamu terasa begitu canggung nan tegang setelah kehadiran Atika sedangkan sang pelaku malah bersikap biasa-biasa saja seakan tak terjadi apa-apa. "Mas Deva" wanita itu langsung menghampiri Deva begitu sampai di ruang tamu,, memegang tangan pria itu.Deva merasa risih sontak saja dia menyentak tangan Atika beralih menggenggam tangan Dena sembari merapatkan tubuh keduanya.Mendapati perlakuan sang suami yang seperti itu Dena membeku di tempat sembari memperhatikan tangan mereka yang tengah bertaut.Ada luapan perasaan bahagia saat melihat tautan tangan mereka.Gila kalau sikap Mas Deva terus-terusan seperti ini tak butuh waktu lama kemungkinan dirinya akan jatuh cinta dengan lelaki itu,, ucap Dena dalam hati.Atika terlihat malu setelah kejadian barusan, mengusap tengkuk mengalihkan pandangan ke arah lain.Tante Rumi menghampiri Atika memegang tangannya,, "Atika selamat datang ya di rumah ini" ujar Tante Rumi menyambut wanita muda itu.Yahh memang hanya Tante Rumi sa
Malam hari tiba Deva beserta keluar kecilnya harus menghadiri makan malam bersama di rumah Opa dan Oma pria itu.Kini Dena tengah bersiap-siap. Memang yahh perempuan itu ribet sama seperti Dena kali ini. Baju satu lemari dia keluarkan ditaruh semuanya di atas ranjang. "Mas aku harus pakai apa?" ucapnya frustasi."Pakai yang santai saja lagian ini cuman makan malam biasa" "Ishh gak bisa gitu ini pertama kalinya aku datang ke acara keluarga besar kamu jadi harus pakai terbaik, harus tampil yang terbaik" Dena lantas berlari ke meja riasnya memulai make up."Terserah kamu saja tapi jangan lama-lama sebentar lagi kita sudah harus berangkat!" "Ihh sabar dong jangan buru-buru gitu nanti dandanan ku jadi jelek. Gimana kalau keluarga kamu ngomongin aku di belakang? ihh ternyata istrinya Deva jelek ya orangnya" ucap Dena memperagakan ibu-ibu tukang julid, memonyong-monyongkan mulut."Siapa yang berani bilang seperti itu orang kamu cantik kok?" ucap Deva dengan wajah datar.Namun walaupun d
Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah berlantai 2 bersebelahan dengan mobil merah. Rupanya pengemudi mobil itu adalah Dena.Tatapannya teralihkan ke teras rumah. Keningnya otomatis berkerut melihat seorang wanita yang sangat dia kenali,, "Mau apa dia di sini?" gumamnya.Namun dia tak memperdulikan keberadaannya dengan santai keluar mobil. Lanjut berlari kecil mengitari mobil menuju pintu samping kemudi. Dibukanya pintu tersebut terpampang seorang bocah kecil tengah tertidur pulas di atas kursi.Atika yang melihat kedatangan Dena lantas bangun dari duduknya. Wajahnya menyiratkan akan kekesalan.Dena perlahan melepaskan sabuk pengaman yang membelit perut Darren lalu membawa putra sambungnya itu ke dalam dekapannya."Enghh,," lenguhan kecil keluar dari bibir mungil bocah itu."Hussstt ini Mama Sayang" ucap Dena lembut sembari mengelus punggung kecilnya. Darren akhirnya kembali tertidur, nyaman di pelukan Dena.Perempuan itu pun membawa Darren berjalan ke teras rumah membuka
Di sebuah hotel.Di sebuah kamar hotel seorang pria duduk di atas ranjang punggungnya bersandar ke kepala ranjang dengan setengah badan tertutupi selimut putih tebal. Dari arah kamar mandi terdengar suara gemericik air pertanda ada seseorang di dalam sana.Benda pipih di tangan pria itu bergetar sebuah panggilan dari nomor asing tertera di layar namun dia langsung mematikannya begitu saja tanpa berniat mengangkat. Kembali benda pipih di tangannya itu bergetar dengan nomor yang sama dan lagi pria itu mematikan sambungan telfonnya.Dan untuk ketiga kalinya pun tetap sama seperti sebelum-sebelumnya. Pria itu mematikannya kembali namun kali ini sebuah makian demi menjelaskan betapa kesalnya dia meluncur mulus dari mulutnya,, "Sialan ganggu aja!" Ceklek,, Bertepatan dengan itu pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang wanita mengenakan handuk kimono dan handuk kecil di kepala."Sayang kenapa wajah kamu kok cemberut begitu?" ucapnya begitu lembut.Dia berjalan melenggak-lenggokka
"Mami Dena pulang!!" seru Dena dengan penuh kebahagiaan. Dia berjalan masuk dengan menggandeng tangan Darren.Mungkin karena ini tempat baru jadi Darren agak sedikit merasa takut dia menarik tangan Dena berusaha agar perempuan itu tak masuk.Merasakan tarikan di tangannya Dena menghentikan langkahnya, "Ada apa?" berjongkok di depan Darren.Darren diam namun dia menggeleng, "Tenang saja ini rumah Oma dan Opa" ucapnya berusaha menenangkan putra sambungnya itu."Oma dan Opa itu Mama dan Papanya Mama. Sama seperti Darren yang punya Papa dan Mama, Mama pun juga punya dan ini rumah Papa dan Mamanya Mama" jelas Dena terperinci."Jadi Darren gak perlu takut mereka gak gigit kok" lalu dia tertawa kecil dengan leluconnya itu."Bukankah Darren pernah bertemu dengan mereka? itu lohh saat di bandara. Darren ingat tidak?" "Darren ingat" "Darren masih ingat rupanya. Mereka baikkan gak gigit?" bocah kecil itu mengangguk."Kalau begitu bisa kita masuk sekarang kita obati dulu luka Darren?" lagi-lag
Sebuah mobil berwarna hitam terlihat mengebut di jalan raya kecepatannya di atas rata-rata menyalip ke kanan ke kiri macam pembalap profesional. Rupanya yang berada di dalam mobil adalah Dena. Perempuan yang baru menikah itu tanpa pandang bulu mengklakson setiap kendaraan yang menghalangi jalannya. Bahkan tak jarang dia mendapat makian akibat ulahnya itu. Tidak, bukan ingin menjadi jagoan namun ini urgent. Secepat mungkin dia harus sampai di sekolahan Darren putra sambungnya itu. Tadi dia tengah asik bermain ponsel namun tiba-tiba sebuah telfon masuk yang ternyata dari sang suami,, mengabarkan bahwa Darren berantem di sekolah mengharuskan orang tua datang ke sekolah dan kebetulan juga suaminya itu harus ke luar kota mendadak. Dan di sinilah Dena,, Akhirnya setelah hampir 15 menit berkendara dengan kecepatan yang sangat ekstrim mobil yang Dena kendarai telah tiba di depan sekolah sang putra sambung. Dia langsung turun berlari tanpa tentu arah karena dia juga gak tau harus
"Dena lain kali jangan berbicara seperti itu pada Atika, bagaimanapun dia adalah Mama kandungnya Darren kalau dia mau ke sini ya biarkan saja" "Kok kamu jadi belain dia terus mojokin aku begini?" Dena merasa tak terima karena secara gak langsung Deva memojokkannya."Bukan begitu,," "Halahh bilang saja kamu masih cinta sama dia,, masih sayang sama dia? kenapa gak balikan? kenapa kamu malah mau dijodohkan dengan aku?" "Dena tunggu!! kenapa jadi merembet kemana-mana sih bukannya saya sudah bilang kemarin, saya dan Atika itu hanyalah masa lalu" "Terserah,,"Ada apa sih kok Mama denger dari luar kalian lagi ribut ya?" suara Mama Kumala terdengar memotong ucapan Dena."Mama!" panggil Deva, "Mama kok ke sini pagi-pagi gini?" lanjutnya bertanya."Memangnya kenapa Mama gak boleh ke sini?" "Gak bukan itu maksud Deva. Jelas boleh Ma" "Ini kalian kenapa Mama dengar dari luar kok kalian sepertinya ribut? selesaikan masalah dengan kepala dingin jangan sampai pertengkaran kecil jadi besar!!"
"Bagaimana kamu berhasilkan mendekati Deva?" tanya Mama Tiwi alias Mama kandung Atika kepo.Atika tak berkata apapun namun dari wajahnya sudah terlihat jelas bahwa dia gagal."Pasti gagal itu" ucap Sherly dengan nada ejekan.Adik satu-satunya Atika itu tersenyum mengejek matanya fokus menatap televisi yang tengah menayangkan sebuah drama di depannya."Apa maksud lo?" sentak Atika tak terima apalagi setelah melihat ekspresi adiknya itu."Tapi benarkan yang gue katakan? lo gagal" Atika bungkam karena memang yang dikatakan Sherly benar adanya."Tuhkan lo diem berarti tebakan gue benar" ucapnya memberi pernyataan bukan lagi pertanyaan."Benar Tik kamu gagal?" Mama Tiwi menarik bahu sang putri mengarahkan pandangannya pada beliau."A-aku bukannya gagal,,""Terus apa, belum berhasil gitu maksud lo?" "Iya!" "Alahh bullshit ngaku aja kalau memang lo gagal udahlah nyerah aja sampai kapanpun lo gak akan bisa mendapatkan Mas Deva kembali" "Jaga ucapan lo gue yakin bisa mendapatkan Mas Deva
Sampai di mall mereka segera menuju time zone yang berada di lantai 5 mall ini, tujuan utama mereka ke mall kan memang untuk mengajak Darren ke time zone.Dan demi mendekatkan Darren dengan sang Ibu kandung Deva menyuruh anaknya itu berjalan beriringan dengan Atika, menggandeng tangan wanita itu. Yahh walaupun diawal tadi mereka susah payah membujuk Darren karena bocah kecil itu tak mau tapi pada akhirnya dia mau juga.Deva dan Dena sendiri berjalan di belakang mereka dengan Dena yang menggandeng lengan Deva.Dia harus menjaga betul-betul suaminya,, itu kata Dena.Soalnya ada wanita yang sangat berpotensi mengambil suaminya,, ada di depan mereka."Tumben kamu terus menggandeng lengan saya mana erat banget lagi? jangan bilang kamu sudah jatuh cinta sama saya?"Dih pede mampus ini orang,, pikir Dena namun dia memilih untuk tidak mengutarakannya."Karena aku harus menjaga kamu Mas" dia memilih menjawab seperti itu."Maksudnya? emang saya anak kecil perlu dijaga segala?""Bukan karena kam