Beranda / Pernikahan / Mendadak Dinikahi Om-Om / Bab 65. Serpihan Ilmu

Share

Bab 65. Serpihan Ilmu

Penulis: Mi Casa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-28 08:23:00

Ternyata di sini hujannya tak begitu deras, juga tak terdengar adanya suara petir atau apapun itu. Sepertinya Alettha memang hanya sengaja memancing Bastian untuk datang ke sini. Parasit.

"Makasih, Bas." Nala tersenyum senang menerima semangkuk mie yang masih mengeluarkan asap tebal, setelahnya Bastian ikut mendudukkan bokong di sampingnya. "hmmm, baunya enak banget."

Bastian terkekeh pelan, tangannya pun langsung tergerak untuk mengacak-acak pelan puncak kepala istrinya. "Kamu makannya banyak banget, nanti jadi mampir ke tempat tadi nggak? Beli bakso."

"Sebenernya aku tuh udah feeling kalau bakalan habis. Tadi aku mau minta langsung mampir aja pengennya, tapi nggak jadi."

"Ya sudah, besok sebelum berangkat kita mampir dulu beli baksonya sebentar, ya?" Nala menganggukkan kepala setuju, perhatiannya kini telah teralihkan kala sumpitnya berhasil menjepit mie tersebut dan segera memakannya.

Loh, kok malah seperti ini? Disini kok malah dirinya yang jadi obat nyamuk? Padahal tadi Alettha s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 66. Malah Kepancing Balik

    "Harusnya ada yang aku omongil lagi. Biar dia sadar.""Udah, Nal-- kamu nggak lihat gimana dia udah marah banget sama kamu?" Bastian langsung memasangkan sabuk pengaman untuk Nala, mengecup sekilas bibir itu agar sang puan lekas diam.Ah, padahal cuma hal kecil seperti ini, namun berhasil membuat perut Nala dipenuhi oleh kupu-kupu yang beterbangan. Buru-buru ia memalingkan wajahnya ke samping, tak sudi jika Bastian sampai melihat wajahnya yang memerah.Telat, Bastian sudah melihatnya walaupun hanya beberapa detik. Ia memainkan lidahnya di dinding mulut karena terlalu gemas. Menyalakan mesin mobil lalu melajukannya dengan kecepatan sedang, meninggalkan lokasi awal.Masih hujan, tapi tidak selebat tadi. Jarak yang lumayan jauh ternyata memberikan curah hujan yang berbeda. Untung saja tadi ia berhasil mengendalikan diri, memposisikan dirinya dengan benar dengan bantuan alam semesta.Andai saja tadi hujan lebat dengan disertai petir, tentu saja ia tak akan tega membiarkan Alettha sendiria

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 67. Going To....

    Kesadaran Nala masih begitu tipis, namun ia dipaksa naik dari alam bawah sadarnya begitu mendengar suara bisikan. Nihil, tetap saja beberapa detik kemudian alam bawah sadar serta mimipi indahnya kembali menyeretnya.Terlalu banyak makan hingga membuatnya tidur kurang dari tengah malam tanpa sempat mengganti pakaiannya, bahkan melupakan rutinitas malamnya untuk menaburkan skincare rutin malamnya.Ada sesuatu yang membungkus lengannya, hingga akhirnya merasakan tubuhnya terangkat. Samar-samar ia mendengar seseorang bicara, sampai akhirnya semua pendengaran itu lenyap kala sesuatu terasa menenangkannya, membuatnya kembali jatih sejatuh-jatuhnya dalam dunia mimpi."Nala, bangun." Tepukan pelan pada permukaan pipinya membuat Nala mengerutkan keningnya, terusik selama beberapa saat sebelum kembali lelap. "hei ... bangun dulu, nanti tidur lagi kalau udah di pesawat."Hah? Sebentar. Suara itu berhasil menembus alam bawah sadar Nala, hingga kemudian ia merasakan tepukan di pipinya terjadi lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 68. Labuhan Bajo

    Entah kapan Bastian mempersiapkan semua ini dengan baik, Nala sendiri tak tau akan hal itu. Keduanya dijemput oleh seorang laki-laki paruh baya dengan senyuman manis, menampakkan gigi putihnya. Ahh, kulitnya tuh eksotis, hitam-hitam manis, sungguh Nala senang sekali melihatnya. Ada aura tersendiri yang memancar dari laki-laki itu.Perjalanan diiringi dengan percakapan ringan yang tentu saja didominasi oleh Bastian dan laki-laki yang baru Nala ketahui namanya Pak Damar. Dari mana suaminya mengenal laki-laki ini? Kok kelihatan akrab sekali?Perjalanan itu harus terhenti sejenak karena perut Nala berontak ingin segera diisi sesuatu, sebuah restoran yang ditemui di pinggir jalan menjadi objek pemberhentian. Aneka olahan Seafood menjadi menu yang dipilih Nala, seperti biasa, dua laki-laki itu juga manut, menuruti si Tuan Putri."Ohh, jadi dulu Pak Damar merantau di Jakarta juga?" Pertanyaan Nala terlontar setelah berhasil menelan habis makanan dalam mulutnya.Restoran ini memang berada di

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 69. Lupa Belum Waxing

    Karena gorden ditutup dan lampu tidak dinyalakan membuat suasana dalam kamar tampak remang-remang, membuat dua anak manusia yang terbaring di bawah gelungan selimut semakin nyenyak dalam tidurnya.Posisi keduanya seperti janin yang meringkuk, dengan Bastian memeluk Nala dari belakang, menempelkan tubuh keduanya sedekat mungkin.Sayup-sayup Bastian mendengar suara rintihan hujan, membuatnya sedikit membalikkan tubuh dan melihat dari jendela yang tak sepenuhnya tertutup bahwa hujan memang turun."Hujan, ya?""He'em. Udah bangun?"Pertanyaan itu diabaikan Nala, pandangannya langsung beralih pada ponselnya yang tertindih lengannya. Meraihnya dan melihat jam yang telah menunjukkan pukul lima sore, ternyata keduanya tidur dalam durasi yang terbilang lama.Nala merubah posisinya menjadi menghadap suaminya, keduanya bertatapan selama beberapa detik sebelum Bastian yang mengulurkan tangan, menarik tubuh Nala agar lebih dekat dengannya."Tadi Mas lihat di dapur udah disiapin bahan makanan sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 70. Dicukur Suami

    "I-ini Mas yakin? Nanti malah ilfeel, loh?" Sekali lagi Nala bertanya, berharap kali ini suaminya berubah pikiran. Padahal biasanya ia tak tau malu, namun kali ini urat malunya seperti tersambung kembali.Yang ditanya pun menoleh ke arah sumber suara, menghela nafas jengah sebelum kembali berucap, "Yakin. Nggak ada Mas ilfeel kayak gitu.""Ini tempiknya lagi banyak bulunya, loh?""Nggak masalah, semua bentuk tempik udah Mas lihat. Ayo." Bastian menarik pelan tangan Nala, mengarahkan perempuan itu untuk masuk ke dalam kamar mandi. Awalnya memang Nala menahan bobot tubuhnya agar tak terbawa arus Bastian, namun tetap saja akhirnya Bastian bisa membawanya dengan mudah.Kamar mandi dalam kamar ini terbilang cukup luas, meskipun tak seluar kamar mandi di rumah. Di sana ada bath up berukuran besar yang menghadap langsung ke alam terbuka jika tirai kayu dibuka, menyenangkan sekali ketika berendam, tapi mata juga dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah ini.Tubuh Nala didudukkan dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 71. Let's Play, My Wife

    Hembusan angin yang masuk melalui celah jendela mampu membuat anak rambut Nala menari-nari di hadapan Bastian. Namun, sama sekali tak bisa membuat keduanya menghentikan aktivitas yang sudah berlangsung selama kurang dari lima menit ini.Tangan Bastian pun tak lagi bisa tinggal diam, bergerak gelisah meraba setiap inci tubuh Nala sementara ciuman keduanya masih tertaut. Suara decapan khas menjadi pengisi suara di ruangan ini.Sampai pada akhirnya ciuman itu harus terlepas kala Nala memukul dada Bastian dengan kepalan tangannya, menciptakan benang saliva diantara keduanya yang pada akhirnya terputus oleh sapuan tangan Bastian."Akh!"Belum sempat nafas Nala kembali normal, ia langsung dibuat terkejut kala Bastian membanting tubuhnya di ranjang, lalu menindih tubuhnya dan melayangkan ciuman pada ceruk lehernya."Eugh." Lenguh Nala kala tangan besar Bastian meremas gundukan sintal miliknya, membuatnya membusungkan dada dan bergerak gelisah.Seolah ingin mempersingkat waktu, Bastian langsu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 72. Area Suami-Istri(Cw//🔞)

    Nala sudah berbaring tepat di bawah kendali Bastian, tubuh mungil itu terus bergerak gelisah ketika di bawah sana Bastian terus memasukkan dan mengeluarkan jarinya. Basah, hangat, ketat, itulah yang Bastian rasakan."M-mas. Eughhh." Dada Nala membusung, membuat Bastian mendaratkan bibirnya pada dada sintal tersebut, mengecupnya berkali-kali dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana. Bibirnya mendarat tepat pada puncak dada Nala, memainkan benda cokelat itu dengan lidah gigitan gemas. "aahhh." Nala mendorong kepala Bastian dengan gelisah.Sial! Rangsangan pada dada dan miliknya di bawah sana benar-benar membuat Nala melayang. Ada rasa aneh yang baru didapatkannya beberapa kali ini atas ajaran Bastian. Rasanya jiwa Nala melayang tinggi, menertawakan raganya yang terus menggeliat bagai cacing kepanasan."M-mas aku mau kel-lu-arghhh.""Iya, sayang, keluarin aja," balas Bastian usai melepaskan bibirnya dari puncak dada Nala. Ia juga merasakan bagaimana dinding vagina Nala berkedut kuat hi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 73. After Ngewita

    "Okay, makasih banyak. Bonus gue transfer."Tut!Panggilan pun berakhir, Bastian menatap lurus ke arah langit yang tampak cerah. Jutaan bintang bertabur di sana, menemani si raja malam. Dihisapnya kuat-kuat rokok yang terjepit diantara jari telunjuk dan jempolnya, menghembuskan asap rokok tersebut dengan perlahan sebelum putung rokok tersebut dimatikan di atas asbak.Ada senyuman yang menggambarkan kebahagiaan tersendiri untuk Bastian, dirinya berhasil memerawani Nala. Iya, dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai suami dengan sempurna, akhirnya ia berani mengambil keputusan besar itu."Setelah ini Mas janji sama kamu, Nala. Mas bakalan berjuang lebih keras buat masukin kamu sepenuhnya di hati Mas." Bastian menyentuh dadanya sendiri, menepuknya pelan. "hati ini cuma boleh diisi dan dipenuhi sama kamu, sayang. Cuma kamu."Merasa sudah puas menghirup udara segar, Bastian pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam villa. Tak lupa ia juga mematikan semua lampu yang dirasa tak perlu diny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 105. Happy

    Tiga tahun kemudian"Mas, gendongg." Rengek Saluna, bocah yang hampir menginjak usia pendidikan pertama itu merengek pada sang kakak, tangannya terbentang luas meminta agar segera digendong.Bastian dan Nala yang sama-sama menuruni anak tangga dan melihat tingkah putrinya itu hanya menggelengkan kepala. Kedekatan antara Adimas dan Saluna sudah bisa diibaratkan seperti lem, saling menempel, meskipun lebih tepatnya Saluna yang selalu ingin ikut dengan kakaknya.Merogoh ponselnya dalam saku celana, Nala pun mengambil potret buah hatinya itu. Dimana Saluna yang masih merentangkan tangannya, sementara Adimas sengaja menggoda adiknya. "Adek, kan udah gede. Berat kalau digendong, kasihan Mas-nya.""Aaaa. Adek mau digendong Mas." Tak terima ditegur begitu saja, bocah kecil ini melipat kedua tangannya di depan dada, persis seperti orang yang tengah merajuk. "Mas," panggil Saluna pada Adimas dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.Runtuh sudah pertahanan Adimas dalam misi mengganggu sang adi

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 104. Nggak Boleh Ngalah Terus

    Sesuai rencana, hari ini keluarga kecil Bastian dan Nala mengadakan liburan singkat. Dufan, adalah tempat yang dipilih keluarga kecil ini.Sepanjang perjalanan, Adimas kecil yang duduk di belakang lebih banyak diam, bahkan hanya sesekali saja menimpali pertanyaan yang Nala atau Bastian lontarkan, mungkin karena masih belum nyaman."Mas, nanti mau naik apa?" tanya Nala yang langsung menoleh ke belakang, terlihat antusias sekali mengajak bicara anak laki-lakinya ini.Si kecil yang tadinya fokus memandang ke arah luar jendela pun lekas menoleh ke arah Nala. "Terserah aja, Ma. Adek mau main apa?""Adek nanti naik yang puter-puter aja sama Mama. Nanti Mas main sama Papa, ya. Seneng-seneng, biasanya Mas kalau sama papa Garren naik apa?""Biasanya naik bumcars, Ma.""Oke. Nanti naik sama Papa." Sahut Bastian yang membuat percakapan ini berakhir.Sesampainya di lokasi tujuan, dengan sigap Bastian menggandeng tangan kecil Adimas disisi kanannya, sementara tangan kirinya dikenakan untuk menyang

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 103. Pendekatan

    Hari ini Bastian sudah kembali disibukkan dengan pekerjaannya. Bastian sengaja memberi jeda untuk Adimas beradaptasi di rumah ini terlebih dahulu beberapa hari sebelum membiarkan anak kecil itu kembali beraktivitas di sekolah.Dibandingkan kemarin, hari ini Adimas lebih banyak makan. Mungkin lebih merasa nyaman berada di sini perlahan-lahan, meskipun tak jarang juga bocah kecil ini ragu-ragu bersuara atau lebih memilih memendam diri.Seperti saat ini, saat Nala tengah sibuk mengecek Saluna. Adimas kecil yang berada di samping tampak seperti ingin mrnawarkan bantuan, tapi tak berani bersuara."Mas Dimas, boleh minta tolong, nggak?""Boleh." Langsung saja anak kecil itu membalasnya dengan penuh semangat.Tak dapat Nala menyembunyikan senyuman tipisnya, terlebih dahulu ia mengusap sayang puncak kepala anak laki-lakinya. "Tolong ambilin pempers adek di sana, Mas." Nala menunjuk pada pojok ruangan. Dengan cepat Adimas langsung beranjak dari posisi duduknya dan setengah berlari menuju area

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 102. Adimas

    "Ren, lo pasti bisa, Ren. Percaya sama gue." Bastian mencengkeram pelan punggung tangan Garren. Mayakinkan laki-laki itu jika semuanya akan baik-baik saja.""Huwaaa. Pa, Papa ayo besok main, Pa. Pengen main bola." Suara isakan tangis terselip dalam rengekan anak laki-laki berusia sekitar lima tahun itu. Matanya memerah dengan air mata yang terus membasahi pipi tembamnya, ingusnya bahkan sudah meleber ke area pipi. "ayo, Pa, bangun. Kita pulang, nggak suka di sini." Tangan kecil itu terus berusaha mengguncang tubuh besar yang tengah berbaring di depannya ini.Bangunan rumah sakit menjadi tempat di mana do'a tulus sering dilangitkan dengan sepenuh hati, bahkan lebih tulus dan dalam dari pada di rumah ibadah sekalipun.Nala sendiri tak dapat menahan bendungan air matanya melihat anak kecil bernama Adimas itu terus merengek. Menarik tangan papanya, seakan ingin cepat membawa laki-laki itu pergi dari tempat ini.Melihat bagaimana reaksi anak semata wayangnya membuat Garren tertawa pelan, t

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 101. Jalan Masing-Masing

    Sentuhan terakhir, Nala menambahkan bando manis untuk putri kecilnya. Disambut dengan gelak tawa dan tubuh mungil itu yang meronta-ronta, terlihat senang sekali."Nah, anak Mama udah cantik banget." Tak rela jika harus melewatkannya begitu saja, Nala langsung mencium wajah putrinya bertubi-tubi, gemas sekali rasanya. Tangannya langsung terulur untuk meraih kasar ponselnya di atas nakas, setiap momen harus diabadikan. Nala mengambil beberapa gambar mengemaskan Saluna, sebelum membawa gadis itu dalam gendongannya, mengajak foto bersama.Puas dengan banyak gambar yang berhasil diambilnya, Nala pun langsung meraih tas dan membawa putrinya pergi. Baru saja Dewa mengatakan sudah hampir sampai, Dina tak bisa menjemputnya karena berangkat bersama Argi. Terlalu mutar jauh jika menjemputnya terlebih dahulu.Timingnya pas sekali. Baru saja Nala selesai dengan menutup pintu, mobil putih itu berhenti tepat di depan rumahnya. Dengan senyuman lebar, Nala yang menggendong Saluna menghadap depan itupu

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 100. Papa Bas dan Mama Nal

    "Mbrrr hik hik hik.""Loh! Kok nyembur." Nala pura-pura kaget, melihat putri kecilnya yang menyemburkan air susu dimulutnya. Bukannya takut, gadis mungil ini justru tertawa lebar menunjukkan gusi lucunya sembari bertepuk tangan. Mamanya terlihat menggemaskan di matanya."Abmrrrr."Nala meletkkan putri kecilnya di atas ranjang, tak lupa memberikan mainan gigit-gigitan padanya. Langsung saja Saluna memainkannya, menggigit-gigitnya. Tak terasa gadis kecil ini akan segera memasuki fase pertumbuhan gigi.Tak berselang lama Bastian pun datang dengan handuk kecil di kepalanya, menggosok-gosoknya agar rambut basahnya lekas mengering.Melihat buah hatinya berbaring riang di atas ranjang membuat Bastian langsung melompat menyusul putrinya, melemparkan asal handuk kecil yang tadi dikenakannya. Tanpa permisi laki-laki beranak satu itupun langsung mencium wajah putri kecilnya bertubi-tubi. "Ih anak papa lagi apa, emesnya. Emesnya anak Papa. Mwah mwah mwah.""Hek hek." Bibir Saluna langsung mengeru

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 99. Saluna Wilantara

    "Akhhh. Mas!" Pekik Nala yang merasakan sakit teramat, tangannya dengan ringan langsung menjambak surai tebal Bastian.Sakit, tapi Bastian sadar yang dirasakannya saat ini tak lebih sakit dari yang tengah dirasakan sang istri dalam memperjuangkan kelahiran buah hati yang diprediksi berjenis kelamin perempuan ini."Sayang, kamu pasti kuat. Sebentar lagi Adek bayi lahir, Sayang. Kita bisa lihat dia yang selama ini nendang-nendang terus." Berbagai kata penyemangat selalu Bastian lontarkan. Tangannya pun tak pernah lepas menggenggam tangan kecil istrinya."Oekkk ... oekkk ... Oekkk."Setelah penantian panjang mulai dari kontraksi, pembukaan, hingga proses lahiran yang begitu menyakitkan untuk Nala. Akhirnya suara tangisan menggelengar buah hatinya pun terdengar. Baik Bastian maupun Nala sendiri pada akhirnya bisa bernafas lega. Bukan hanya Nala saja yang bermandikan peluh, melainkan Bastian juga. Laki-laki ini tak kalah takutnya, dalam hatinya pun tak henti-hentinya merapalkan do'a untuk

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 98. Reuni 18+

    Kurang lebih dua tahun ini Bastian benar-benar berada di samping Nala selalu, ia tak lagi mengambil project, hanya mengandalkan hasil dari studio miliknya. Tak terlalu banyak memang, tapi masih lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama ini.Entah berapa banyak Bastian menahan diri dan sesak selama ini, kala Nala sama sekali tak memberinya kepastian. Bahkan beberapa kali Nala berniat mengakhiri hidup, itulah titik paling menyakitkan dihidup Bastian. Sehancur itulah mental Nala. Beruntung, sedikit demi sedikit mental Nala mulai kembali pulih, meskipun masih belum menjadi Nala sepenuhnya."Hati-hati, Sayang." Bastian menyodorkan secangkir cokelat hangat yang langsung diterima oleh Nala.Mendudukkan bokongnya di samping sang puan, keduanya sama-sama menikmati suasana malam hari ini. Angin berhembus cukup kuat hingga membuat rambut keduanya tergerak-gerak, mengikuti arah pandang Nala, Bastian menyandarkan tubuhny pada sandaran kursi."Bagus banget ya bintangnya, banyak. Kesukaan

  • Mendadak Dinikahi Om-Om   Bab 97. Psikolog

    "Sayang." Bastian menatap nanar perempuan yang kini tengah duduk di kursi panjang dengan pandangan kosong, tak tau apa yang tengah menjadi objek penglihatannya.Sakit? Tentu saja hati Bastian terasa dicabik-cabik melihat kondisi istrinya yang seperti itu. Saat ini Nala lebih terlihat seperti raga tanpa jiwa, entah kemana menghilangnya jiwa itu.Tepukan pelan pada bahunya langsung membuat Bastian menoleh ke samping, terkejut melihat seseorang di sampingnya, buru-buru tangannya tergerak untuk menghapus bulir air matanya. Kemudian terkekeh pelan, tak ingin suasana menjadi canggung."Nggak apa, masih banyak waktu. Mbak Nala pasti bisa sembuh, perlahan-lahan.""Apa istriku masih bisa sembuh?" tanyanya mengingat hingga saat ini Nala masih sering bungkam, enggan mengatakan aapapun. Bahkan, beberapa kali perempuan itu juga menangis dalam diam, memukul-mukul kepalanya sendiri. Terlalu berisik, katanya.Dengan mantap laki-laki disamping itupun menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Lagi pula ini

DMCA.com Protection Status