Julit mencari cara untuk bicara berdua dengan anaknya dari hati ke hati. Setelah pulang dari rumah baru ibunya, Julit langsung menuju puncak. Berhubung menantunya belum pulang, maka inilah kesempatan bagi Julit untuk bicara dengan Aditia. "Papa ingin menyampaikan sesuatu padamu, ceritanya sangat panjang. Entah kau percaya atau tidak tapi papa sudah menelusurinya," ucap Julit begitu tiba di rumah anaknya. "Tentang apa itu pa ?" tanya Aditia sedikit heran yang melihat wajah ayahnya yang tidak seperti biasanya. Mengalir Lah cerita Julit tentang saudara kembarnya dan siapa Magdalena yang dijuluki dengan sebutan mak Mius. Tak ada yang terlewati satupun dari cerita itu, bahkan cerita mengenai mak Mius yang dituduh meracuni mertuanya pun diceritakan Julit. Dia tak berharap banyak dengan tanggapan Aditia, menerima ataupun tidak yang penting dia sudah menceritakannya. "Apakah papa percaya ?" tanya Aditia dengan wajah tak percaya. "Papa hanya percaya jika mak Mius adalah nenekmu, tetapi sam
Cuaca pagi ini mulai mendung, sepertinya akan turun hujan. Para pengendara motor terlihat mulai bersiap-siap menggunakan jaket pelindung. Abhygael memasuki gedung bertingkat Pratama Corporation. Setelah memarkirkan mobilnya dia lansung naik ke ruangannya menggunakan lift. Regan sudah menunggunya di ruangannya. "Hari ini kita akan mengunjungi pabrik pengalengan ikan dan makanan kemasan milik Leona. Apakah kau sudah siap ?" tanya Regan. "Batalkan saja, aku sudah janjian dengan Tania untuk makan siang bersama hari ini," jawab Abhygael sambil mengabaikan Regan. Regan menahan geram, lagi-lagi wanita itu menjadi penghalangnya. Dia terpaksa hanya bisa mengangguk dan keluar dari ruangan atasannya itu dan menuju ke ruangan Putera. Di sana Putera tengah berbincang dengan Arafat. Lagi-lagi mereka membicarakan tentang Abhygael. Regan mengetuk pintu. "Masuk!" ucap Putera dari dalam ruangan. Dia sudah melihat kedatangan Regan melalui layar monitor. Regan masuk dan duduk di kursi sofa di samping
Leona membuka matanya, teramat menyakitkan saat melihat orang lain yang mendampingnya dan bukan suaminya. Air matanya semakin turun dengan deras. Wildan mengambil tisu dan mengusap air mata itu dengan lembut. "Jangan menangis, aku akan selalu ada untukmu," bisik Wildan menghibur hati Leona. "Tolong jangan biarkan Abil melihatku, aku takut penyakit ini akan menular padanya," pinta Leona dengan pilu. "Jangan khawatir, anakmu aman di rumah. Kau tahu, aku bahkan tak takut jika tertular olehmu hmm," Wildan merasa tak tega melihat wanita yang pernah dicintainya secara diam-diam itu menangis, sehingga Wildan tak segan-segan memberikan semangat pada Leona. Leona nampak tertawa dibalik kesedihannya yang dalam, saat ini dia sangat merindukan Abhygael. Namun suaminya entah dimana. Bahkan semalam ketika dia merasa sangat demam, dia masih sempat menggumamkan nama Abhygael, tapi suaminya itu bahkan tak pernah bertanya dimana dia. "Wildan, bawa aku pergi dari sini. Aku merasa sangat tidak nyaman
Masalah yang dihadapi Regan semakin menumpuk, kini Leona harus di isolasi dan Abhygael malah semakin menjadi-jadi. Rencana yang diceritakan Dian mungkin merupakan solusi yang terbaik sekaligus sebagai pelajaran berharga bagi Abhygael saat ingatannya pulih. Memang kondisi ini bukanlah kesalahan Abhygael semata, tapi karena dia tak pernah berjuang untuk keluar dari amnesianya yang membuat Regan tetap menyalahkannya. Yang lebih membuatnya frustrasi adalah kehamilan Leona. Mungkinkah Abhygael akan mengakui jika itu anaknya? Apakah selama amnesianya mereka pernah tidur bersama? Bagaimana jika Abhygael menolak jika anak di dalam kandungan Leona bukan anaknya? Regan merasa nyaris gila memikirkan sesuatu yang bukan ranahnya. Dulu dia berhasil menyatukan kedua pasangan yang nyaris terpisah karena kasus penculikan. Kini dia diperhadapkan pada kasus yang lebih rumit. Di hati Regan berdoa semoga ini bukanlah kabar yang buruk. Regan memakai pakaian pelindung dan masuk ke ruang isolasi. "Apakah
Indahnya panorama alam di malam hari, mereka berempat tengah menikmati hidangan khas Indonesia Timur sambil menikmati pemandangan itu. "Hmmm, makanannya sungguh sangat lezat, harganya juga terjangkau," puji Dian. Tak diragukan lagi semua tawaran menu yang ada di resort ini, hanya saja Leona tak bisa duduk lama di luar. Dia merasa sangat kedinginan. Usai makan malam, Wildan mengantarnya ke kamar. "Apakah kami perlu menemanimu ?" tawar Wildan, dia khawatir dengan kondisi Leona. Memang suhu tubuhnya sudah normal, tetapi bintik-bintik itu malah semakin banyak, bahkan wajah Leona terlihat mengerikan, karena bintik-bintik itu menutupi seluruh wajahnya yang putih mulus itu. "Tidak usah, aku mau tidur. Perjalanan dari Jakarta lumayan melelahkan," tolak Leona dengan halus. Dia ingin menyendiri, apalagi dia masih berstatus istri orang sehingga tak boleh berduaan dengan laki-laki lain. "Baiklah, semoga mimpi indah." Wildan menatapnya iba. Hanya Wildan yang terlihat tidak jijik padanya, bah
Persis seperti apa yang di katakan paman Taufan dalam mimpinya, mereka ke pantai Dodola menggunakan speed boat. Pantainya sangat indah, pasirnya putih bersih. Leona jadi berpikir, jangan-jangan paman Taufan hanya ingin dia rekreasi saja untuk menghilangkan segala kepedihan hatinya. Apapun tujuan paman Taufan, Leona tak perduli. Dia terlanjur terpesona dengan indahnya pantai Dodola. Terlihat sudah banyak pengunjung yang memadati pantai. Mereka menyewa penginapan yang berada di pulau itu. Setelah mengganti pakaian dengan pakaian yang sedikit sopan, Leona berlari ke pantai dan menceburkan dirinya di laut. Rasa gatal yang sedari tadi ditahannya tiba-tiba menghilang begitu saja. Mimpinya ternyata benar. Bintik-bintik di tubuhnya mulai memudar perlahan. "Leona, bintik-bintik di wajahmu mulai menghilang !" seru Arini. Dia gembira dan memeluk Leona. "Jangan dulu memelukku, takutnya penyakit ini menular," Leona mendorong tubuh Arini sedikit menjauh darinya. "Tidak Leona, lihat wajahmu. Di
Pengusaha terkenal Abhygael ketahuan sedang berdua dengan seorang artis pendatang baru yang baru-baru ini namanya melejit mengalahkan para artis senior yang sudah lebih dulu berkiprah di dunia hiburan. Saat di temui awak media mereka mengaku sedang menjalin hubungan spesial dan tak lama lagi akan menikah. Awalnya Aditia tidak begitu memahami berita tersebut. Media tak mengatakan siapa artis itu, artis pendatang baru sangat banyak yang namanya melejit bagaikan meteor. Berita tersebut seakan memberikan teka-teki bagi pemirsa untuk menebak sendiri artis tersebut. Namun kemudian Aditia teringat jika Selena pernah melabrak Tania di sebuah cafe. Hmm, Aditia kini mengerti, wanita itu ternyata jatuh cinta pada Abhygael. Atau dia mau balas dendam? Aditia terlihat sedang memikirkan sesuatu, pikirannya melayang ke masa lalu dimana dia menyuruh Tania berperan sebagai Leona. Ada penyesalan di dalam hatinya ketika mengingat hal itu. Aditia membaca berita itu berulang kali, dia berpikir untuk memb
Kunjungan Putera dan Arafat bukan hanya di pabrik mereka saja, hari ini mereka meluangkan waktunya untuk mengunjungi lokasi pembangunan proyek multiyears. Pembangunannya berjalan sesuai rencana, kecelakaan yang menimpa Abhygael tak mempengaruhi berjalannya proyek itu. "Sejauh yang ku ketahui, polisi sepertinya terus mengusut tuntas kasus kecelakaan itu," kata Arafat saat mereka baru saja turun dari lantai dua. "Itu sudah pasti, aku merasa kecelakaan yang menimpa Abhygael ada unsur kesengajaan. Tapi sekarang ini polisi sedang menyelidiki siapa dalangnya dan apa motifnya. Jika mereka sudah menemukannya maka aku ingin mereka dihukum seberat-beratnya," ucap Putera. Mereka berhenti sebentar dan memandangi para kuli bangunan satu persatu seakan memberi isyarat jika salah seorang di antara para kuli itu pasti dengan sengaja mencelakai Abhygael, tapi apa motifnya? Berpikir sampai disitu mereka berdua saling memandang seakan memikirkan hal yang sama. "Akibat dari kecelakaan itu banyak hal y