Suara gemericik shower dalam kamar mandi terdengar mengalahkan deringan telepon yang memenuhi kamar tiada henti. Bayu tersentak dan buru-buru mematikan showernya lalu mendengarkan kembali dering telepon itu. Ternyata berbunyi lagi, dia segera menyambar handuknya, melilitkannya di pinggang lalu keluar dari kamar mandi. Air dari rambutnya masih menetes dari sudut kepalanya. Dia sengaja sudah memasang nada dering khusus untuk bosnya, makanya dia buru-buru keluar walau belum mandi dengan benar."Hallo bos, maaf aku sedang mandi.""Belum menikah tapi mandinya sampai begitu lama, apa saja yang kau lakukan di kamar mandi hah ?" "Jangan begitu bos, mentang-mentang sudah menemukan pengganti mulai meledekku lagi," Bayu tau cara meredakan amarah Rehan. Sudah lima tahun dia menjadi asisten Rehan makanya sangat menghafal dengan benar wataknya."Saat Keysa mengontrak rumah itu, kau pernah bilang padaku jika Keysa tak punya uang dan hendak menjaminkan perhiasannya. Kau ingat perhiasan apa itu, apak
Rehan tak perlu menunggu jawaban Keysa, orang kaya seperti dirinya tak perlu waktu lama untuk mendatangkan orang-orang terkait. Rehan ingin menutupi pernikahannya malam ini, dan cukup beberapa orang saja yang tau termasuk asistennya.Bayu bagaikan tersengat listrik membaca pesan Rehan. Namun dia tak bisa menolak, terpaksa dia menghubungi pamannya sebagai pejabat KUA. Semua serba dadakan, imam mesjid, wali hakim dan beberapa saksi saja yang hadir dalam acara pernikahan yang cukup gila ini. Rehan memberikan mahar sebuah cincin emas sembilan belas gram sesuai usia Keysa.Benar-benar gila, tapi itulah yang dilakukan Rehan. Dia membayar mahal semua yang hadir malam ini. Buku nikah di tanda tangani dan besok mereka berdua akan mengambil aslinya di kantor urusan agama sekaligus mencatatkan pernikahan mereka.Keysa bagai terhipnotis dengan semua yang dilakukan Rehan, tapi menurutnya ini adalah jalan terbaik yang harus dia lakukan untuk menghindari dosa dan fitnah. Dia tergolong wanita masa kin
Keysa tak tahu mengapa dia mengikuti begitu saja keputusan gila Rehan. Mungkin usianya sudah wajib nikah tapi menikah dengan duda yang berbeda usia yang sangat jauh ini, di luar perkiraannya. Anehnya dia setuju begitu saja tanpa berpikir panjang, Siang ini setelah makan siang berakhir, Keysa akan di ajak Rehan bertemu kedua orang tuanya. Keysa sengaja berlama-lama di kamar mandi, dia sudah menyabuni seluruh tubuhnya lalu mengguyurnya dengan shower tapi kemudian melakukannya berulang kali, sampai terdengar ketukan di pintu. Siang ini mereka berdua akan bertemu dengan tuan Sunshine, Rehan sudah memberi kabar kepada kedua orang tuanya jika dia akan berkunjung. Orang tuanya sudah menduga apa tujuannya, mata-mata mereka telah melaporkan jika Rehan sedang kasmaran."Key....! Jangan lama-lama di kamar mandi, nanti kau masuk angin."Keysa tau itu suara Rehan, siapa lagi laki-laki di rumahnya jika bukan suami dadakannya ini. Dia menyelesaikan rutinitas mandinya dan segera keluar dengan menge
Sepanjang jalan tak ada pembicaraan yang berarti, Keysa memalingkan wajahnya dan serius menatap deretan gedung-gedung yang mereka lewati, Rehan yang sesekali menyentuh tangannya tak di hiraukannya.Kini mereka memasuki sebuah kawasan yang cukup bersih, Keysa tau ini adalah kawasan rumah-rumah para konglomerat. Dia pernah di ajak ayahnya ke rumah salah satu kolega bisnisnya. Saat itu usianya masih sangat muda bahkan masih terbilang kanak-kanak, tapi ingatannya sangat kuat, jika rumah yang pernah dia kunjungi belum di renovasi maka dia akan bisa mengingatnya."Kita sudah sampai.""Hah ?"Keysa terkejut, dia tak menyangka jika mobil Rehan sudah memasuki halaman rumah mewah. Rumah ini terlihat berbeda dari rumah-rumah yang lain di sekelilingnya. Rehan turun dari mobil lalu mengitarinya dan membukakan pintu mobil untuk Keysa. Tuan Sunshine dan Ibu Sekar mengintipnya dari balik jendela kamar lantai dua. "Lihatlah gadis itu, sepertinya wajahnya sangat familiar," ucap tuan Sunshine."Semua
Ayah dan anak terlibat pembicaraan yang cukup serius, saking tak puasnya mereka pindah ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Tuan Sunshine mengirim pesan pada isterinya untuk tidak mengganggu mereka di dalam kamar."Katamu Keysa bukan anaknya Geraldy, lalu kau menanyakan keluarga Emil, apa hubungannya ? Tapi...i..itu..," tuan Sunshine terdiam. Dia teringat wajah Keysa yang sangat familiar di benaknya."Kenapa pa, apakah papa mengetahui sesuatu ?"Rehan memperhatikan ayahnya yang tiba-tiba terdiam, jantungnya berdegub dengan kencang. Dia takut akan sesuatu yang sangat sulit untuk di terimanya."Terlalu rumit untuk menceritakannya, papa tak tau hendak memulainya dari mana.""Apakah keluarga Emil di bunuh ? Papa tau siapa pelakunya atau....?" Rehan menatap ayahnya dengan penuh selidik."Mengapa kau menatap papa seperti itu ? Papa rasa tidak ada hubungannya dengan isteri barumu," tuan Sunshine gelisah. Kegelisahan ayahnya sempat terekam dengan baik dalam benak Rehan, dia sangat takut jik
Satu-satunya cara yang harus di lakukan Rehan adalah membicarakan masalah ini bersama. Keysa itu sangat religius jadi pasti akan menerima penjelasan suaminya walau sikapnya masih sangat ke kanak-kanakan."Bagaimana jika kita ajak Keysa berbincang bersama?" tanya Rehan."Ah kau ini, bicarakan berdua dulu baru libatkan orang tua. Mengapa kau kembali seperti anak kecil, menikah dengan gadis remaja bukan berarti mengabaikan kedewasaan kita. Pastikan setelah semua baik-baik saja, barulah ajak mama dan papa. Dan juga kalian perlu melaksanakan resepsi agar semua orang tahu jika kau sudah menikah.""Baiklah pa, terima kasih masalah resepsi nanti saja. Aku pulang dulu, entah apa yang dilakukan Keysa dan mama di luar."Rehan dan tuan Sunshine keluar dari kamar, mereka sama-sama mencari keberadaan isterinya masing-masing.Ternyata Keysa dan ibu mertua sedang membuat adonan roti, Keysa memang hobi membuat kue, dia terlihat sangat antusias membuat adonan, bahkan dia tak perduli dengan tepung yang
Tak ada alasan bagi Keysa untuk menolak permintaan suaminya tinggal di rumah Pondok Indah. Walau masih bingung dengan situasi yang di hadapinya sekarang tetapi mau tidak mau dia harus menurutinya.Sepulangnya dari rumah mertua, Keysa terpaksa mengikuti semua kemauan Rehan. "Setidaknya kita kembali ke rumah kontrakan untuk mengambil pakaianku," ucap Keysa pada akhirnya."Tidak perlu, semua pakaianmu sudah di bawa Luna ke rumah," jawab Rehan dengan santainya.Dia terlihat sedang serius mengemudikan mobil, sesekali dia membunyikan klakson jika ada mobil yang berusaha menyalipnya."Apakah seperti ini dirimu ?" Keysa kelihatan kesal.Rehan menengok sesaat pada isteri kecilnya ini, jika diladeni maka pertengkaran akan terjadi, akhirnya dia hanya meminta maaf."Maaf aku tidak sempat memberitahumu lebih awal, aku tak ingin kau kelelahan bolak balik di jalan, makanya aku langsung menyuruh Luna memindahkan pakaianmu."Rehan harus berusaha menekan rasa gemasnya melihat wajah Keysa yang di tekuk
Keysa merasa iba, dia tak tega melihat bibi Janah yang sudah semakin tua itu makan sendirian, akhirnya dia ikut turun bersama dengan bibi Janah. Kesempatan itu di pergunakan Rehan untuk mengambil kunci kamar dan menguncinya. Rehan tersenyum penuh kemenangan.Dia membiarkan mereka berdua makan di bawah, pintu kamar yang lain sudah di kuncinya, dan semua kunci di taruhnya di bawah bantalnya. Rehan tersenyum membayangkan bagaimana raut wajah Keysa saat tahu semua kamar terkumci kecuali kamar utama yang dia tempati. Menikah dengan gadis remaja ternyata sangat menggelikan tapi menyenangkan.Di ruang makan nampak Keysa sudah selesai makan dengan bibi Janah."Non, kaaihan tuan Rehan pasti belum makan, apa perlu saya bawakan makanannya ke kamar ?""Jangan nek, pasti nenek akan kelelahan turun naik tangga."Tidak sia-sia Rehan memamggil bibi Janah, dia yang sudah berdiri di tengah tangga terpaksa balik lagi ke kamar. Dia pura-pura berbaring, sambil membuka-buka ponselnya. Terdengar bunyi senda