Rehan tak mungkin menjelaskan pada anak-anak ini apa yang sedang dia pikirkan, dia segera mengirim pesan pada pengacaranya untuk segera membebaskan Keysa dari kantor polsii.Rehan menyuruh maid untuk menyiapkan makanan dan mengajak anak-anak yatim piatu itu makan. Setelah itu dia memberikan mereka uang masing-masing satu juta, tapi mereka menolaknya."Maaf tuan, kami bukan pengemis, terima kasih untuk jamuan makan siangnya. Kami hanya ingin kak Keysa bebas, dan tolong bersihkan nama baiknya."Rehan menatap Leo yang mewakili anak-anak ini bicara. Dia lalu mengirim pesan lagi ke bagian humas untuk memberikan bantuan ke panti Asuhan Al-Jannah."Kakak kalian sudah di bebaskan, kalian kesini naik apa ? Sebagian aku antar dan sebagian lagi akan ku suruh sopir perusahaan mengantar kalian.""Tidak usah tuan, kami bawa mobil mini bus milik yayasan, sekali lagi terima kasih. Kami mohon pamit."Sati persatu anak-anak itu menyalami Rehan dan mencium tamgannya. Rehan mengamati mereka satu persatu
Rehan tersenyum puas ketika melihat Keysa keluar dari rumah itu dengan bahagia. Setelah memastikan mobil yang di tumpangi Keysa menghilang, Rehan turun dari mobil dan menuju ke rumah kontrakan."Segera buat rumah ini sebagus mungkin, cat tembok dan pintu kamar di ganti. Usahakan sebelum gadis itu datang rumah ini sudah selesai di perbaiki."Bayu tahu perintah bosnya tak bisa di abaikan. Dia segera menghubungi beberapa orang untuk merenovasi rumah ini sesuai keinginan bosnya. Bahkan dia rela membayar mahal para pekerja. Bayu sendiri menelpon tukang desain rumah dan menyerahkan semua tugas itu padanya. Jika uang yang bergerak maka semuanya selesai dengan tuntas.Keysa pergi ke mesin ATM untuk melakukan transfer ke rekening pemilik kontrakan, namun yang membuatnya terkejut, ATM pemberian ayahnya itu sudah di blokir. Keysa rasanya ingin menangis. Air matanya jatuh menetes di pipi. Ditariknya nafasnya dengan dalam lalu menghempaskannya perlahan. Keysa buru-buru menghapus air matanya, lalu
Keysa tak mengerti dengan pemilik rumah kontrakan itu, masih adakah orang sebaik itu di dunia ini ? Menurut Bayu, dia bukanlah pemiliknya, katanya dia hanyalah asistennya. Keysa mulai merasa ragu, sampai ketika dia dan Bayu berpisah di pintu masuk taman kota, dia masih kebingungan.Keysa memesan grab untuk kembali ke panti asuhan. Ibu Hanifah menyambutnya dengan hangat."Bisakah kita bicara ?"Keysa mengangguk dan mereka masuk ke sebuah ruangan kecil yang dijadikan tempat mengurus semua administrasi panti. Terdapat empat buah kursi dan sebuah meja setengah biro. Sebuah komputer lengkap dengan printer diletakkan di atas meja. Terdapat sebuah lemari yang berisi beberapa dokumen. Keysa duduk di salah satu kursi di ruangan itu."Bagaimana bu, apa ada masalah ?" tanya Keysa."Alhamdulillah tidak ada masalah, baru-baru ini kita mendapat bantuan dari perusahaan Citra Karya.""Apa ?" Keysa terkejut, karena seingat dia perusahaan itu milik Rehan. Ceo yang pernah memberikan bantuan satu juta r
Walau masih dalam keraguan, Keysa akhirnya membayar kontrakan itu untuk setahun, setelah itu dia hanya memasukan koper ke dalam kamar dan menyusun pakaiannya di dalam lemari. Tak ada yang bisa dia lakukan lagi kecuali berbelanja untuk kebutuhan dapur. Ibu Hanifah dan Leo kini sudah pamit pulang, begitu juga Bayu. Kini hanya tinggal Keysa dan Nurlela. Keysa berjalan ke dapur, betapa terkejutnya dia melihat semua kebutuhan dapur sudah tersedia, sembilan bahan pokok tersusun rapi di tempatnya. Kulkas terisi penuh, Keysa tak tahu harus bilang apa, dia ingin menghubungi ayahnya untuk menanyakan hal itu. Tapi dia mengurungkannya, dan berencana ingin mengetahuinya sendiri. "Saya memasak menu apa hari ini non ?" tanya Nurlela. Pembantu ini di bayar Rehan, dia harus melapor setiap hari pada bos yang telah membayarnya mahal, tetapi dia harus merahasiakannya. Dilihatnya Keysa menatapnya penuh selidik, namun demi gaji besar yang akan di terimanya setiap bulan, dia harus bersikap profesional. D
Keysa berjalan tak tentu arah, dia bingung dengan apa yang di alaminya saat ini. Pantas saja selalu terjadi perbedaan antara dirinya dan Adinda. Pantas saja dia selalu di abaikan di dalam rumah. Keysa penasaran, sebenarnya apa yang terjadi. Mengapa bibi Hanah bahkan begitu meyakinkannya menyatakan dirinya adalah anak tuan Geraldy.Rehan mengikuti Keysa dari belakang, gadis itu bahkan tak mencegat angkot atau ojek. Dia terus berjalan kaki. Rehan menyadari ada yang tidak beres, sehingga dia tak membiarkan gadis itu berjalan sendirian.Jarak yang di tempuh Keysa lumayan jauh, sepertinya dia tak tahu hendak kemana. Benar saja, tiba-tiba Keysa jatuh pingsan. Beberapa orang segera berlari menolongnya. Rehan memarkir mobilnya di pinggir jalan dan segera berlari menghampiri. Sebelum Keysa di angkat orang lain, Rehan segera berteriak."Jangan sentuh dia."Orang-orang saling memandang, ada yang mengenalinya dan berseru tertahan."Tuan Rehan!"Rehan segera mengangkat tubuh Keysa dan membawanya k
Unsur ozonic dan tonka bean pada parfum Bvlgari Man yang di pakai Rehan menciptakan kesan seksi dan memikat. Keysa pernah mencium wangi parfum ini di kamar Rehan saat dia membantu maid membersihkan kamar tidur duda tampan nan kaya ini. Parfum yang memiliki campuran aroma buah yang segar dari jeruk bergamot dan buah pir. Saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil menuju ke rumah Keysa. Wangi parfum dan kenyamanan mobil ini membuat Keysa nyaris tertidur. Wuahhh...dia mulai menguap."Jika kau mengantuk tidurlah, tapi lain kali jangan lakukan hal bodoh itu lagi."Keysa kaget, "Hal bodoh yang mana ?""Berjalan kaki sampai gedung DPR.""Jadi kau mengikutiku ?" hilanglah kantuk Keys tatkala mendengar ucapan Rehan."Jika bukan aku yang mengikutimu, lalu siapa ? Apakah kau mengharapkan orang lain mengikuti gadis yang sedang di rundung masalah ?"Rehan melambatkan laju mobilnya, dia ingin berlama-lama berdua dengan Keysa."Bukan itu maksudku," Keysa tak tau mau bilang apa."Lalu ?""Apa
Keysa memegang bibirnya, bekas ciuman Rehan begitu mengena di hatinya. Untuk pertama kalinya seumur hidup Keysa di cium seorang pria. ia menoleh ke belakang, takut apa yang dilakukan Rehan di lihat Nurlela. Untunglah hanya dia sendirian, sampai mobil Rehan menghilang dari halaman rumahnya, Keysa tetap berdiri terpaku. "Tamunya sudah pulang non ?" tanya Nurlela yang membuat Keysa terkejut. "I..iya, sejak kapan mbak berdiri di situ ?" wajah Keysa terlihat bagaikan kepiting rebus. "Saya baru saja dari kamar mandi non, ada apa non ? Apa tamu tadi berbuat sesuatu yang salah ?" Pertanyaan Nurlela membuat Keysa salah tingkah. Matanya melotot membuat Nurlela tertawa. "Tamu tadi tampan non, kalau non nggak mau, buat saya saja," pancing Nurlela. "Hush ! Ngelantur kamu, sana bawa gelasnya ke dapur. Jangan lupa kunci pintu pagar dan pintu rumah. Aku mau tidur," ucap Keysa lalu masuk ke dalam kamar. Masih terdengar olehnya suara Nurlela. "Pria tampan begitu dianggurin." Keysa membaringkan
Tok...tok..! Bunyi ketukan pintu kamar membangunkan Keysa, diliriknya jam tangan, dia segera melompat. Dia masuk ke kamar mandi namun kemudian dia keluar lagi. Dia ingat kuliahnya dua jam lagi dan dia ingin tidur kembali dan berharap mimpi indah yang di alaminya terulang lagi.Dia ingat mimpinya sangat indah tapi dia lupa apa itu. Kesalnya bukan main, dia membuka pintu kamar dan ternyata Nurlela berdiri di depan pintu kamarnya."Ada apa ?""Aku hanya ingin membangunkan non untuk pergi kuliah., takutnya kesiangan.""Sekarang juga emang sudah kesiangan, nanti sarapannya roti saja. Jam sepuluh aku ke kampus. Ingatkan aku sejam kemudian.""Baik non."Alasan Nurlela saja membangunkan Keysa untuk ke kampus, dia hanya mendapat telepon dari tuan Rehan dan menanyakan keberadaan Keysa. Sejak subuh dia tak melihat Keysa bangun, makanya dia mengetuk pintu kamarnya.Keysa sendiri sebenarnya sudah bangun sejak subuh, tapi karena merasa berhalangan akhirnya dia tidur kembali.Keysa mencoba mengingat-
Bau disinfektan menyengat hidung, Adinda berdiri mematung di belakang ayahnya tanpa disadari oleh tuan Geraldy. Ayahnya terus sesenggukan menggenggam tangan nyonya Syakila. Dengan perasaan tak menentu Adinda memegang bahu ayahnya."Ayah! Apa yang terjadi?"Geraldy mendengar suara Adinda terkejut, dia tak menoleh namun dia menyentuh tangan anaknya yang menempel di bahunya."Seperti yang kau lihat nak!" jawab tuan Geraldy dengan suara serak menahan tangis." Maafkan aku ayah, ibu begini karena aku, aku salah dan khilaf!" Adinda memeluk bahu ayahnya dari belakang.Geraldy terdiam, apa lagi ini. Adinda menyembunyikan apa lagi? Geraldy meraih tissue dan menghapus air matanya. Dia diam dan berharap Adinda melanjutkan kata-katanya. Lalu Geraldy menarik sebuah kursi kosong ke sebelahnya dan menyuruh Adinda duduk di dekatnya."Maafkan aku ayah!" ucap Adinda lirih."Ada apa nak?" tanya Geraldy pelan.Sesaat Adinda menarik nafas dalam lalu menghempaskannya dengan pelan. Dia ikut menggenggam tang
Tuan Sunshine berbicara di ruangan direktur, direktur yang tak lain adalah Dr. Yuta meninggalkan mereka berdua dan segera melihat kembali kondisi nyonya Syakila."Ini terkait dengan Syakila!" kata Geraldy memulai obrolan."Sebelum kau bicara lebih jauh, lihatlah isi ponsel istrimu mungkin kau bisa menemukan petunjuk mengapa istrimu mencoba minum obat tidur dalam dosis yang tinggi!"Geraldy menerima ponsel istrinya namun dia tak membukanya."Tak membukanya sekalipun, aku tahu penyebabnya. Mungkin dia merasa menyesal karena mantan kekasihnya yang membunuh anaknya sendiri!" kata Geraldy dengan penuh penyesalan.Tuan Sunshine merasa tidak enak hati, ini adalah aib keluarga Geraldy jadi dia tak ingin mendengarnya."Sebaiknya selesaikan dengan baik, setiap manusia pasti berbuat kesalahan tapi tolong simpanlah ini dalam hatimu, jangan biarkan orang lain tahu aibmu sendiri!" Nasehat tuan Sunshine.Geraldy terdiam sangat lama air matanya jatuh bercucuran. Dia merasa sangat malu, karena dia men
Syakila.semakin terngiang ungkapan penyesalan Geraldy baru-baru ini yang mengatakan jika sebenarnya Keysa itu adalah Natasya. Jika Rehan mengatakan pelaku pembunuhan itu adalah Bagas, artinya Bagas telah membunuh darah dagingnya sendiri. Sejak kelahiran Keysa Bagas tak terlihat lagi batang hidungnya, bahkan ponselnya tak aktif lagi.Akhirnya Syakila ikut mengganti nomor ponselnya, dia sudah merasa sangat bersalah terhadap suaminya. Lalu kini dia bagaikan seorang pesakitan, seakan dia telah menerima hukuman akibat perbuatannya yang telah mengkhianati Geraldy.Sampai Adinda hendak berangkat ke kampus, Syakila tak juga bergerak dari tempat duduknya."Ibu, ada apa?" tanya Adinda bingung.Air mata yang menggenang di pipi ibunya membuatnya mendekati ibunya."Apakah karena Keysa?" tanya Adinda dengan penuh dendam."Ti..tidak sayang, terimalah Keysa sebagai adikmu, mungkin dengan cara itu ibumu ini bisa melupakan semua rasa bersalah ini," Isak nyonya Syakila."Memangnya apa salah Ibu?""Sudah
Melihat gelagat yang tidak bagus di wajah tuan Geraldy dan nyonya Syakila, akhirnya Rehan dan Keysa pamit pulang."Hati-hati nak!" pesan tuan Geraldy yang mengantar mereka sampai depan pintu gerbang.Taun Geraldy melihat beberapa motor mengiringi kepergian mobil Rehan. Dia menarik nafas dalam, syukurlah Keysa kini di jaga oleh orang yang tepat. Gumamnya dalam hati.Tuan Geraldy kembali masuk ke dalam rumah dia mengambil tas kantornya dan tak pamit lagi pada nyonya Syakila Yang sedang duduk diam di ruang tamu. Nyonya Syakila merasa sangat gugup dengan sebuah nama yang baru saja disebutkan Rehan. Nyonya Syakila dan Bagas adalah sepasang kekasih semasa kuliah, karena saat itu orang tuanya tak merestui hubungan mereka akhirnya Syakila dinikahkan dengan Geraldy. Awal pernikahan mereka berjalan aman-aman saja, Bagas menghilang entah kemana, namun setahun kemudian ketika Syakila telah melahirkan seorang putri yang di beri nama Adinda dia muncul kembali. Hubungan mereka berlanjut secara sem
Pagi menjelang, Keysa buru-buru turun ke dapur membantu maid menyiapkan sarapan pagi. Ditinggalkannya suaminya yang masih tertidur pulas. Untunglah semalam Rehan tak mengganggu tidurnya."Nyonya sudah bangun?" sapa maid."Iya bi, hari ini menunya apa biar aku saja yang memasaknya," Keysa menawarkan diri."Nasi goreng seafood!" jawab maid.Keysa mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas, lalu dia mulai memasak menu kesukaan suaminya. Selain nasi goreng dia juga menyiapkan menu yang lain berupa roti panggang, salad buah dan telur dadar. Tak lupa pula dia menyiapkan jus wortel.Rehan terbangun dan tak menemukan Keysa di sampingnya segera bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya keluar menuju kamar mandi, setelah menggosok giginya dan mencuci wajahnya dengan sabun lalu keluar. Dia menuju ke dapur seperti dugaannya nampak Keysa sedang menyiapkan menu sarapan pagi.Nyonya Sekar dan tuan Sunshine keluar bersamaan dari dalam kamar. "Ayo kita sarapan, Panggi mama dan papa."Kedua menan
Pembicaraan berlanjut setelah makan malam, makanan penutup di bawa ke ruang keluarga. Kali ini Rehan duduk di samping Keysa. Mendengarkan pembicaraan menyangkut pembunuhan orang tuanya tentunya sangat tidak mengenakan hati. Makanya Rehan harus memberikan dukungan moril untuk Keysa."Sepertinya kalian kelihatan tidak sabar mendengar cerita papa," ucap tuan Sunshine.Rehan dan Keysa hanya tertawa tanpa suara. Mereka tak bisa memungkirinya."Apakah ada kemungkinan lain?" tanya Rehan."Sebenarnya ini adalah rahasia besar yang tidak bisa di ketahui oleh kalian berdua, takutnya kalian tidak bisa bijak mendengarnya. Tapi ini baru berupa spekulasi. Papa dan detektif yang menyimpulkannya, benar tidaknya hanya Tuhan dan mereka yang bersangkutan yang tahu.Rehan menatap ayahnya dengan penuh tanya."Sejak kapan papa penuh teka-teki seperti ini?" protes Rehan."Ini aib orang nak!""Lho, tujuan papa kan hanya ingin membuka kebenaran agar kita tahu siapa pembunuhnya, dengan begitu kita akan bisa leb
Sepanjang jalan menuju ke rumah orang tua Rehan, Keysa tak banyak bicara. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan mata. Rehan sesekali melirik ke kiri dan kanan mencoba memperhatikan keadaan jangan sampai ada yang mengikuti mobil yang dia tumpangi.Dia dan Bayu bertukar mobil demi untuk mengelabui musuh dan tak lupa pula dia meminta para bodyguard mengikutinya dari jarak yang tidak terlalu dekat."Ah, untunglah tak ada yang mengikuti ku," gumam Rehan dalam hati. Tak berapa lama mobilnya memasuki pekarangan yang sangat luas. Rumah besar nan megah milik orang tuanya. Terlihat ayah dan ibunya sedang menanti kedatangan mereka dengan duduk di teras rumah.Rehan membangunkan Keysa dengan mencium pipinya. Tentu saja gadis cantik ini tersentak kaget."Kita sudah tiba sayang, ayo turun!" ajak Rehan.Keysa membetulkan jilbabnya lalu membuka pintu mobil. Rehan ikut turun dan mengitari mobil lalu menggandeng tangan istrinya menuju teras."Assalamualaikum!" "Waalaikum salam!""Mari
Tuan Bismu sangat serius mengurus masalah yang diminta sahabatnya Rehan. Dia sudah beberapa hari ini bolak balik ke pengadilan hanya untuk bertemu dengan hakim dan jaksa, dirinya juga telah menyiapkan pengacara atas persetujuan Rehan, keduanya terlihat sangat sibuk di pengadilan. Untunglah hari itu tak ada sidang sehingga mereka bisa leluasa berbicara dengan hakim dan Jaksa.Di hari berikutnya, tuan Bismu bertemu pengacara di pengadilan."Bagaimana urusannya?" tanya Bismu."Ini akan menguak kasus yang lama terpendam!" jawab pengacara yang bernama Amar. "Tidak masalah, siapa tau dengan kemunculan putri kandung tuan Emil akan menguak misteri pembunuhan yang telah menimpa keluarganya."Amar terdiam beberapa saat, menurutnya bukan pada masalahnya tetapi pada keamanannya. Jika pembunuh itu masih berkeliaran di luar bukan berarti bukan hanya Rehan dan Keysa yang tidak aman tetapi merekapun dalam keadaan yang tidak aman."Mungkin kita perlu menyiapkan beberapa petugas dari kepolisian untuk
Atika memberikan keterangan dengan menunjukkan beberapa dokumen pendukung."Hmm sepertinya dokumen ini harus disandingkan dengan dokumen yang ada pada kami," jawab Abimanyu."Maksudmu apa tuan?""Penerus perusahaan ini adalah Keysa Geraldy, dia adalah anak kandung tuan Emil dan nyonya Adiba. Jika ibu maksud nyonya Adiba memiliki anak lain, saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan ini!"Setelah mengatakan itu Abimanyu mencoba meneliti wajah wanita di depannya. Sepertinya wanita ini terlalu berani."Anak yang kami asuh bernama Natasya Aurelia, dan sekarang namanya di ganti menjadi Naura," kata Atika.Abimanyu tertawa, "Silakan tinggalkan ruangan ini Bu, maaf saya harus meeting dengan karyawan. Tak perlu membawa siapapun ke perusahaan ini walau ibu membawa gadis manapun ke perusahaan ini, sekali lagi saya tegaskan tak ada hubungan sama sekali dengan saya, apa ibu paham?"Abimanyu secara tidak langsung mengusir Atika dari ruangannya, tapi Atika bahkan tak bergeming."Aku data