Beranda / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 123. Keracunan Massal

Share

bab 123. Keracunan Massal

Penulis: Yanti Soeparmo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 15:48:13

“Mang Ucup ya?” Seorang tamu menyapa Ucup.

Ucup tersenyum dengan agak malu, dan segan, lalu berjongkok sambil menggumamkan kata permisi untuk mengambil piring dan gelas plastik yang terserak di bawah sebuah kursi.

“Mang Ucup kerja di sini?”

“Iya Den.”

“Sekarang Mang Ucup tinggal di mana?”

“Di Ujungberung. Ehmmm, putranya sekolah di sini, Den?"

“Ya, anak perempuan saya, itu dia!"

“Oh… iya…putih dan cantik ya Den, mirip … Ibu Marian.” Ucup lantas beranjak ke tempat lain untuk memunguti piring dan sampah.

Sekitar pukul 11:30 acara berakhir. Para tamu pamitan kepada Fatimah dan guru-guru. Kendaraan mereka yang diparkir di tepi jalan dekat TK, satu persatu meninggalkan jalan itu dengan dibantu oleh beberapa orang petugas Hansip dari RT dan RW.

Zakki berjalan menggandeng putrinya. Karena tadi pagi dia datang sudah agak kesiangan, maka dia tidak kebagian tempat parkir di dekat TK. Kendaraannya diparkir agak jauh dari TK. Zakki berjalan melewati wanita dan anak lelakinya yang tadi b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mencintai Seorang Climber   bab 124. Hidangan Beracun

    Ekky memaparkan lagi hasil investigasinya. “Saya dan Binsar sudah mendatangi lokasi TKIT Bunga Bangsa, ternyata sudah sepi. Cuma ketemu satpam dan OB. Sisa-sisa hidangan pesta sudah tidak ada lagi. Bahkan di tempat sampahnya pun sudah kosong. Jadi tidak ada sisa makanan yang bisa diperiksa. Yang bisa diperiksa di laboratorium forensik cuma sample muntahan dan sample darah pasien. Kita sedang menantikan hasil lab. untuk mengetahui apakah memang pasien-pasien itu keracunan makanan? Atau makanan yang mereka santap sudah basi? Atau terkontaminasi bahan lain.”Kasat Reskrim sudah akan mengakhiri briefing, tatkala ponselnya berbunyi, ada chat masuk. Wajahnya tampak tegang saat membaca chat.Kasat Reskrim bicara, “Barusan chat dari dokter kenalan saya, yang sedang jaga di salah satu rumah sakit tempat perawatan beberapa pasien diduga keracunan massal. Seorang pasien anak meninggal.”“Innalillahi…. “Kasat Reskrim lanjut bertutur, “Padahal pasien yang lain kondisinya mulai berangsur pulih, ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Mencintai Seorang Climber   bab 125. Duka

    Marco membuka kain yang menutupi wajah mungil itu. Wajah yang tampak damai dalam diam. Marco menahan air mata supaya tidak jatuh, saat dia membungkuk, memegang kepala Valentina dengan kedua tangannya, lalu mencium kening dan ubun-ubun Valentina untuk terakhir kalinya. Kemudian dia segera berbalik, mundur ke pojok ruang tengah rumahnya. Dia duduk di atas karpet, dekat mamanya, memeluk wanita itu, membiarkan sang mama terisak di dadanya.Marco teringat saat ikut menimang anak itu setelah dilahirkan. Marco ikut mengasuh saat Valentina masih bayi hingga berusia 2 tahun, karena saat itu Zakki masih tinggal di rumah keluarga besarnya. Marco masih ingat, bagaimana dia melihat Valentina belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, tumbuh gigi, mulai bicara, hingga bisa memanggilnya Om. Kini semua itu sudah hilang.Jenazah mungil itu dibawa ke tempat pemakaman keluarga besar Wiratama, sang kakek Ardian Wiratama yang membopongnya. Karena Zakki masih di rumah sakit, menunggui istrinya yang haru

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mencintai Seorang Climber   bab 126. Tuduhan Keji

    Marco dan Maryam berdiri saling berhadapan di depan pos satpam TKIT Bungan Bangsa. Wajah keduanya menyiratkan emosi yang ditahan.Marco bicara dengan nada lunak, tapi serius. “Begini Maryam, aku harus tahu yang sebenarnya terjadi tentang kasus keracunan itu. Kenapa Valentina meninggal, sedangkan anak-anak lain yang juga keracunan bisa pulih lagi? Kenapa dosis racun dalam darah Valentina jauh lebih tinggi daripada anak-anak lain? Apakah ada yang sengaja meracuni Valentina? Kenapa? Nggak mungkin karena dendam kepada anak sekecil itu. Tapi siapa tahu ada yang mencoba balas dendam kepada anggota keluargaku. Mungkin… karena sakit hati, merasa dipermainkan?”“Apa maksudmu?” Maryam mulai merasa tidak enak hati.“Siapa tahu…. kasus keracunan itu adalah sasaran balas dendam dari orang yang pernah sakit hati dengan sikapku.”“Mana aku tahu?! Kamu kan, memang sering menyakiti banyak orang!”“Maryam… ini cuma antara kita saja… apakah kamu yang sengaja melakukannya, untuk membalas perbuatanku?”“A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mencintai Seorang Climber   bab 127. Nama Zaki

    “Ada apa, Pak?” tanya Wawan, pada polisi senior itu, yang pangkatnya sama dengan dia, yaitu Inspektur Polisi Dua (Ipda.)“Nama yang sedang kalian bahas barusan, sepertinya saya pernah tahu ….” ucap polisi senior itu, namanya Ipda. Junaedi, bertugas di bagian humas.Binsar bertutur, “Ya jelas saja pernah dengar, bahkan mungkin tiap hari dengar! Ardi Wiratama itu kan, pengusaha dan politikus, rumahnya di Bandung, bisnisnya di Bandung. Hampir setiap hari kegiatannya diliput wartawan.” “Bukan Ardi Wiratama … tapi Zaki….” tukas polisi senior itu. “Dulu saya juga di Satuan Reskrim, di Polres. Rasanya saya pernah mengurusi kasus … yang berkaitan dengan nama Zaki.”“Zakki Wiratama?” tanya Binsar.“Banyak sih, nama Zaki yang pernah saya urusin kasusnya. Ada Zaki yang aktor film tertangkap basah saat lagi nyabu. Ada Zaki penyanyi dangdut yang rebutan anak dengan mantan istrinya, sampai saling lapor polisi. Ada Zaki dari TNI yang berantem dengan Satpol PP karena saat lagi asyik kencan dengan ce

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Mencintai Seorang Climber   bab 128. Flu Burung

    Di sebuah kantor media online, beberapa wartawan sedang berkumpul setelah mencari berita. Biasanya mereka tidak perlu datang ke kantor, karena berita yang sudah ditulis dapat dikirim lewat e-mail. Namun seminggu sekali mereka berkumpul di kantor untuk berkoordinasi. Salah seorang wartawan adalah Nuri, seorang mahasiswi yang pernah satu kos dengan Maryam. Nuri adalah mahasiswi Fakultas Hukum yang sedang nyambi jadi wartawan media online untuk desk Hukum dan Kriminalitas.Rapat redaksi dimulai, berisi diskusi tentang beberapa kesulitan menembus berita di instansi tertentu. Selesai sharing soal kesulitan masing-masing wartawan, diskusi berlanjut dengan tanya jawab tentang berita yang sedang trending, yaitu kasus keracunan massal di TKIT Bunga Bangsa. Nuri yang turut meliput kasus keracunan massal itu, memaparkan hasil liputannya. Kemudian Pimpinan Redaksi beralih pada wartawan lain.Salah seorang wartawan cukup senior, bernama Usman, mendapat berita yang agak lain.“Kamu meliput apa, Man

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Mencintai Seorang Climber   bab 129. Dari Mana Asal Racun?

    Zakki Wiratama datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya. Pada saat itu, di kantor polisi sedang ada seorang petugas laboratorium dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang kelak akan diminta menjadi saksi ahli atas kasus keracunan arsenik yang menewaskan Valentina. Petugas BPOM itu turut menyimak tanya jawab antara penyidik dengan Zakki, selaku orang tua korban.“Apakah putri Anda memakan kue black forest lebih banyak daripada anak-anak lain, sehingga lebih banyak racun yang masuk ke tubuhnya? Cuma Anda yang tahu, apa saja yang dimakan oleh Valentina dalam acara gathering itu.” tanya Inspektur Ekky Wahyudi.“Memangnya anak-anak lain makan berapa potong?” Zakki balik bertanya.“Rata-rata makan dua potong, dan mereka semua bisa pulih dari keracunan.”Zakki tidak mengalami gejala keracunan. Seingat Zakki, saat mengambil hidangan dia mengambil sedikit lontong, lalu disiram kuah kari beserta sepotong ayam, dan kerupuk udang. Dia menyuapi Valentina dengan lontong kari it

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mencintai Seorang Climber   bab 130. Cara Makan Black Forest

    Nyonya Dita masih berada di markas polisi, sedang menghadapi berbagai pertanyaan dari penyidik.“Apakah Anda dan putra Anda sama sekali tidak mengalami muntah, pusing, kejang-kejang, diare, air liur keluar berlebihan?” tanya petugas dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yang masih berada di ruang penyidik. Tampaknya dia sangat penasaran, di mana tepatnya racun itu dibubuhkan.“Tidak.” jawab Dita.“Berapa potong Anda makan black forest?” tanya petugas itu lagi.“Saya dan anak saya masing-masing makan satu potong.”Para penyidik dan petugas BPOM itu terdiam sejenak, bingung, karena banyak peserta gathering yang mengaku cuma makan sepotong black forest, tapi mengalami keracunan juga. Apakah tubuh Dita dan anaknya kebal terhadap arsenik? Atau … Dita dan anaknya kebagian kue black forest yang tidak mengandung racun arsenik? Apakah ini hanya kebetulan saja Dita beruntung? “Bagaimana cara Anda memakan kue black forest itu?” tanya Inspektur Ekky, daripada diam, padahal sebetulnya d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mencintai Seorang Climber   bab 131. Mantan Pekerja

    Ekky kemudian pamitan pada guru TK itu. Di luar kompleks perumahan tempat TK itu berada, dia menghentikan motor, lalu mengambil ponselnya. Ekky menghubungi Zakki Wiratama. “Maaf jika saya mengganggu. Barusan saya dari TKIT Bunga Bangsa. Seorang guru melihat Pak Zakki bicara dengan Mang Ucup, tukang kebun sekolah TK itu, pada saat acara gathering. Apakah Pak Zakki kenal dengan Mang Ucup?” tanya Ekky.“Ya, Mang Ucup pernah bekerja selama tiga tahun di rumah keluarga saya, sebagai tukang kebun. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu Mang Ucup keluar kerja.”“Kenapa dia keluar kerja?” tanya Erick.“Kami memergokinya sering mencuri.” jawab Zakki.“Apa yang dicurinya?”“Pada mulanya Mang Ucup hanya mengambil barang-barang bekas, seperti kayu-kayu sisa membangun rumah, pipa paralon sisa, koran dan majalah, barang elektronik bekas, tapi dia ambil dengan tanpa permisi. Mungkin karena yang diambil itu barang yang sudah tidak dipakai lagi, orang tua saya membiarkannya saja.""Lantas bagaimana?""Mun

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13

Bab terbaru

  • Mencintai Seorang Climber   bab 134. Tentang Ayam

    Seorang wartawan bernama Usman masuk ke kantor redaksi Koran online. Wajahnya memerah dan berkeringat, kepanasan. Dia turut rapat bersama wartawan lain dan pimpinan redaksi. “Bagaimana kasus flu burung di Ujungberung?” tanya Pemimpin Redaksi. “Ternyata bukan flu burung….” Usman melihat buku notesnya. “Sample darah ayam yang mati itu sudah diperiksa di lab. Veteriner milik Dinas Peternakan, dan menurut kepala lab. ternyata ayam itu mati karena keracunan arsenik.” “Hah?!” semua mulut ternganga. “Ya, begitulah…. si pemilik ayam mengira ada tetangganya yang sengaja meracuni ternaknya. Sedangkan pihak kelurahan dan beberapa peternak, mengira ada yang sengaja menebar racun untuk membuat kematian mendadak pada unggas itu, nanti dikira kasus flu burung, sehingga ternak ayam dari daerah itu tidak akan laku lagi di pasaran. Pokoknya, beberapa orang mengira ada indikasi persaingan dagang, dengan meniupkan isyu flu burung.” “Berapa ekor unggas yang mati itu?” tanya Pemimpin Redaksi lagi. “

  • Mencintai Seorang Climber   bab 133. Mencari Arsip dari Masa Lalu

    Malam itu di markas polisi Bandung, dua orang reserse sedang bercakap-cakap sambil makan bajigur dan kacang rebus. “Saya pikir omongan Mang Ucup perlu dicari juga kebenarannya. Menurut Mang Ucup, Zakki Wiratama pernah ditahan di kantor polisi, mungkin karena kebut-kebutan atau tawuran. Zakki memang membantahnya, tapi saya harus yakin. Saya ingin mencari arsipnya. Siapa tahu ada kaitannya dengan kasus keracunan massal ini. Mungkin saja kasus keracunan ini adalah balas dendam antar pribadi, bukan kasus keracunan yang tanpa sengaja dengan korban acak. Target pembunuhan sesungguhnya… mungkin memang anggota keluarga Wiratama.” tutur Ekky kepada Binsar. “Tapi Pak, korban tewas itu adalah anak yang usianya bahkan belum 5 tahun.” “Enam tahun lalu saya pernah mengusut sebuah kasus pembunuhan. Korban dan pelaku bertetangga, keduanya pria berusia 50 tahunan. Anak korban sempat mengancam kepada si pelaku dan keluarganya, di kantor polisi. Begini ancamannya, “Kalau kamu tidak dihukum minimal pe

  • Mencintai Seorang Climber   bab 132. Ningrum dan Fatimah

    Kasat Reskrim menanggapi asumsi Inspektur Ekky. “Lalu bagaimana dengan guru-guru lain, seperti Vera, Aisyah, Hamidah, apakah mereka itu juga mantan pacar Zakki Wiratama? Lalu Bu Ningrum yang usianya 48 tahun, apakah dia pernah juga punya love affair dengan Ardi Wiratama saat masih muda? Lalu bagaimana dengan kedua orang satpam, Roni dan Jon, mereka masih muda, apakah mereka itu mantan pacar anak perempuannya Ardi Wiratama?”Ekky tersenyum kecut, menggaruk hidungnya. “Mungkin ada hubungannya di masa lalu, tapi tidak selalu love affair. Mungkin saja … di antara para pegawai TKIT Bunga Bangsa, dulu ada yang pernah bertetangga dengan keluarga Wiratama…. lalu pernah cekcok dengan istrinya, atau anak-anaknya untuk sebuah urusan yang bikin sakit hati berkepanjangan?”“Hmmm… saya malah kepikiran omongan Mang Ucup. Katanya Zakki Wiratama pernah ditahan polisi, untuk kasus apa?” tanya Kasat Reskrim.“Mungkin karena kebut-kebutan, atau tawuran antar sekolah. Untuk kasus seperti itu biasanya oran

  • Mencintai Seorang Climber   bab 131. Mantan Pekerja

    Ekky kemudian pamitan pada guru TK itu. Di luar kompleks perumahan tempat TK itu berada, dia menghentikan motor, lalu mengambil ponselnya. Ekky menghubungi Zakki Wiratama. “Maaf jika saya mengganggu. Barusan saya dari TKIT Bunga Bangsa. Seorang guru melihat Pak Zakki bicara dengan Mang Ucup, tukang kebun sekolah TK itu, pada saat acara gathering. Apakah Pak Zakki kenal dengan Mang Ucup?” tanya Ekky.“Ya, Mang Ucup pernah bekerja selama tiga tahun di rumah keluarga saya, sebagai tukang kebun. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu Mang Ucup keluar kerja.”“Kenapa dia keluar kerja?” tanya Erick.“Kami memergokinya sering mencuri.” jawab Zakki.“Apa yang dicurinya?”“Pada mulanya Mang Ucup hanya mengambil barang-barang bekas, seperti kayu-kayu sisa membangun rumah, pipa paralon sisa, koran dan majalah, barang elektronik bekas, tapi dia ambil dengan tanpa permisi. Mungkin karena yang diambil itu barang yang sudah tidak dipakai lagi, orang tua saya membiarkannya saja.""Lantas bagaimana?""Mun

  • Mencintai Seorang Climber   bab 130. Cara Makan Black Forest

    Nyonya Dita masih berada di markas polisi, sedang menghadapi berbagai pertanyaan dari penyidik.“Apakah Anda dan putra Anda sama sekali tidak mengalami muntah, pusing, kejang-kejang, diare, air liur keluar berlebihan?” tanya petugas dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yang masih berada di ruang penyidik. Tampaknya dia sangat penasaran, di mana tepatnya racun itu dibubuhkan.“Tidak.” jawab Dita.“Berapa potong Anda makan black forest?” tanya petugas itu lagi.“Saya dan anak saya masing-masing makan satu potong.”Para penyidik dan petugas BPOM itu terdiam sejenak, bingung, karena banyak peserta gathering yang mengaku cuma makan sepotong black forest, tapi mengalami keracunan juga. Apakah tubuh Dita dan anaknya kebal terhadap arsenik? Atau … Dita dan anaknya kebagian kue black forest yang tidak mengandung racun arsenik? Apakah ini hanya kebetulan saja Dita beruntung? “Bagaimana cara Anda memakan kue black forest itu?” tanya Inspektur Ekky, daripada diam, padahal sebetulnya d

  • Mencintai Seorang Climber   bab 129. Dari Mana Asal Racun?

    Zakki Wiratama datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya. Pada saat itu, di kantor polisi sedang ada seorang petugas laboratorium dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang kelak akan diminta menjadi saksi ahli atas kasus keracunan arsenik yang menewaskan Valentina. Petugas BPOM itu turut menyimak tanya jawab antara penyidik dengan Zakki, selaku orang tua korban.“Apakah putri Anda memakan kue black forest lebih banyak daripada anak-anak lain, sehingga lebih banyak racun yang masuk ke tubuhnya? Cuma Anda yang tahu, apa saja yang dimakan oleh Valentina dalam acara gathering itu.” tanya Inspektur Ekky Wahyudi.“Memangnya anak-anak lain makan berapa potong?” Zakki balik bertanya.“Rata-rata makan dua potong, dan mereka semua bisa pulih dari keracunan.”Zakki tidak mengalami gejala keracunan. Seingat Zakki, saat mengambil hidangan dia mengambil sedikit lontong, lalu disiram kuah kari beserta sepotong ayam, dan kerupuk udang. Dia menyuapi Valentina dengan lontong kari it

  • Mencintai Seorang Climber   bab 128. Flu Burung

    Di sebuah kantor media online, beberapa wartawan sedang berkumpul setelah mencari berita. Biasanya mereka tidak perlu datang ke kantor, karena berita yang sudah ditulis dapat dikirim lewat e-mail. Namun seminggu sekali mereka berkumpul di kantor untuk berkoordinasi. Salah seorang wartawan adalah Nuri, seorang mahasiswi yang pernah satu kos dengan Maryam. Nuri adalah mahasiswi Fakultas Hukum yang sedang nyambi jadi wartawan media online untuk desk Hukum dan Kriminalitas.Rapat redaksi dimulai, berisi diskusi tentang beberapa kesulitan menembus berita di instansi tertentu. Selesai sharing soal kesulitan masing-masing wartawan, diskusi berlanjut dengan tanya jawab tentang berita yang sedang trending, yaitu kasus keracunan massal di TKIT Bunga Bangsa. Nuri yang turut meliput kasus keracunan massal itu, memaparkan hasil liputannya. Kemudian Pimpinan Redaksi beralih pada wartawan lain.Salah seorang wartawan cukup senior, bernama Usman, mendapat berita yang agak lain.“Kamu meliput apa, Man

  • Mencintai Seorang Climber   bab 127. Nama Zaki

    “Ada apa, Pak?” tanya Wawan, pada polisi senior itu, yang pangkatnya sama dengan dia, yaitu Inspektur Polisi Dua (Ipda.)“Nama yang sedang kalian bahas barusan, sepertinya saya pernah tahu ….” ucap polisi senior itu, namanya Ipda. Junaedi, bertugas di bagian humas.Binsar bertutur, “Ya jelas saja pernah dengar, bahkan mungkin tiap hari dengar! Ardi Wiratama itu kan, pengusaha dan politikus, rumahnya di Bandung, bisnisnya di Bandung. Hampir setiap hari kegiatannya diliput wartawan.” “Bukan Ardi Wiratama … tapi Zaki….” tukas polisi senior itu. “Dulu saya juga di Satuan Reskrim, di Polres. Rasanya saya pernah mengurusi kasus … yang berkaitan dengan nama Zaki.”“Zakki Wiratama?” tanya Binsar.“Banyak sih, nama Zaki yang pernah saya urusin kasusnya. Ada Zaki yang aktor film tertangkap basah saat lagi nyabu. Ada Zaki penyanyi dangdut yang rebutan anak dengan mantan istrinya, sampai saling lapor polisi. Ada Zaki dari TNI yang berantem dengan Satpol PP karena saat lagi asyik kencan dengan ce

  • Mencintai Seorang Climber   bab 126. Tuduhan Keji

    Marco dan Maryam berdiri saling berhadapan di depan pos satpam TKIT Bungan Bangsa. Wajah keduanya menyiratkan emosi yang ditahan.Marco bicara dengan nada lunak, tapi serius. “Begini Maryam, aku harus tahu yang sebenarnya terjadi tentang kasus keracunan itu. Kenapa Valentina meninggal, sedangkan anak-anak lain yang juga keracunan bisa pulih lagi? Kenapa dosis racun dalam darah Valentina jauh lebih tinggi daripada anak-anak lain? Apakah ada yang sengaja meracuni Valentina? Kenapa? Nggak mungkin karena dendam kepada anak sekecil itu. Tapi siapa tahu ada yang mencoba balas dendam kepada anggota keluargaku. Mungkin… karena sakit hati, merasa dipermainkan?”“Apa maksudmu?” Maryam mulai merasa tidak enak hati.“Siapa tahu…. kasus keracunan itu adalah sasaran balas dendam dari orang yang pernah sakit hati dengan sikapku.”“Mana aku tahu?! Kamu kan, memang sering menyakiti banyak orang!”“Maryam… ini cuma antara kita saja… apakah kamu yang sengaja melakukannya, untuk membalas perbuatanku?”“A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status