Share

Jalan-jalan

last update Last Updated: 2024-12-16 07:16:15

"Terimakasih sudah membuatku semangat lagi. Kalau begitu. Sebagai ucapan terimakasihnya. Aku ajak kamu jalan-jalan dan makan malam di luar.' Ucap Nikil.

"Jalan-jalan?" Tanya Amira.

"Iya. Kamu mau kan?"

Amira tidak menjawab. Tapi wanita itu menunduk. Dan Nikil menganggap bahwa Amira setuju dengan ajakannya.

"Kalau begitu kamu istirahat dulu. Nanti malam kita pergi." Ucap Nikil. Kemudian pria itu pergi menuju ke kamarnya.

Saatnya pergi untuk jalan-jalan. Nikil sudah siap dengan kaos biru lengan pendek dan celana jeans panjang berwarna biru juga. Serta jaket dengan warna senada.

Amira masih duduk berdiam diri di kamarnya. Wanita itu pergi jalan-jalan di luar sana. Takut kejadian yang serupa terjadi pada Nikil. Dia takut jika nanti Nikil juga akan pergi meninggalkan.

"Kamu belum siap?" Tanya Nikil saat melihat Amira masih berpakaian yang tadi.

"Bagaimana kalau kita makan di rumah saja?" Tanya Amira.

"Kenapa? Kamu sakit?" Nikil balik bertanya.

"Tidak. Tapi aku takut."
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Lebih Dekat

    Tak berapa lama. Dokter cantik yang bernama Karina itu keluar dari ruang perawatan. Kemudian meminta Nikil untuk masuk ke ruangannya. "Dokter Nikil. Bisa kita bicara sebentar?" Ucap Dokter Karina. "Iya Dok." Jawab Nikil. Kemudian pria itu masuk ke ruangan itu. "Apa yang terjadi dengan istri saya Dok?" Tanya Nikil panik. "Anda juga seorang Dokter kan. Pastinya anda juga tahu bagaimana cara menjaga seorang yang sedang hamil. Fikirannya harus selalu tenang. Jangan sampai berfikir yang terlalu berat." Ucap Dokter Karina. "Maksud Dokter. Tekanan emosional yang tidak baik?" Tanya Nikil. "Ya seperti itu. Tapi maaf ya Dok. Bukannya saya mau ikut campur urusan rumah tangga Dokter nih ya. Tapi lebih baik. Jangan sampai ada masalah yang membuat istri Dokter jadi terbebani fikiran. Karena itu bisa membahayakan janin dan juga istri anda sendiri loh Dok. Dokter sendiri sudah tahu itu kan?" Ucap Dokter Karina panjang lebar. "Iya. Saya mengerti itu." Jawab Nikil. "Sementara istri Dokt

    Last Updated : 2024-12-19
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Kecelakaan

    Amira minum obat setelah Nikil pergi. Wanita itu merasa bersyukur. Karena sudah di pertemukan dengan sosok Dokter tampan dan sangat baik itu. Dia merasa. Kalau perhatian Nikil lebih dari sekedar Dokter dan asistennya. Bahkan perhatian pria itu juga sudah seperti seorang suami yang sangat mengerti pada istrinya. "Kamu sudah minum obat siang ini?" Nikil tiba-tiba sudah berada di depan pintu ruangan Amira. Tanpa permisi dan berbasa-basi. Pria itu langsung menanyakan tentang obatnya. "Dokter? Sejak kapan berada di situ?" Tanya Amira. "Itu tidak penting. Yang paling penting itu. Kamu harus minum obat tepat waktu. Dan jangan lupa banyakin makan yang sehat." Ucap Nikil. "Iya Dok. Saya sudah minum obat barusan." Jawab Amira. Nikil duduk di kursi sebelah tempat tidur Amira. Pria itu memegang tangan wanita yang sedang berbaring di depannya. Mengecek suhu badannya. "Panasnya sudah turun. Jaga kesehatanmu ya!" Ucap Nikil. "Iya Dok." Jawab Amira. "Apa Dokter yang bertugas merawat

    Last Updated : 2024-12-21
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Pulang Ke Rumah

    Nikil mencari tahu tentang siapa sebenarnya Nicolas. Dan ternyata benar apa yang di duga oleh Dokter Indra. Nicolas adalah Amar suaminya Amira. Amar tertabrak saat sedang berjalan sambil menelfon. Karena tidak ada sinyal. Pria itu mencari sinyal di luar. Nikil tidak menceritakan pada Amira. Karena dia takut kalau wanita yang di cintainya itu akan kembali pada suaminya. "Dokter?" Panggil Amira dengan lirih. Wanita itu baru saja siuman. Nikil yang sedang melamun di samping Amira. Pria itu terkejut melihat wanita di depannya sudah tersadar. "Amira. Kamu sudah siuman?" Ucap Nikil sambil tersenyum bahagia. "Perutku Dok." Amira menangis dengan masih berbaring di ranjang pasien. Wanita itu memegang perutnya yang kembali rata. "Kamu akan baik-baik saja. Nanti sakit di perutmu akan segera sembuh." Nikil menenangkan Amira. Pria itu mengelus rambut kepala wanita itu dan tanpa sadar dia juga mencium keningnya. "Bayiku Dok?" Amira kembali menangis. Wanita itu merasa kalau bayi di dalam per

    Last Updated : 2024-12-27
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Sikap Amira

    "Ini kan rumahku. Terserah akulah." Ucap Nikil. Amira tidak bertanya lagi. Wanita itu menuju ke ruang tamu dan berdiri di samping jendela. Membuka jendela dan menatap ke arah luar. Nikil mengikutinya. Pria itu duduk di sofa sebelah tempat Amira sedang berdiri. Dia mengawasi setiap apa yang di lakukan oleh wanita itu. "Kenapa berdiri di situ?" Tanya Nikil. "Mencari udara segar." Jawab Amira tanpa menoleh ke arah Nikil. "Udara malam itu dingin. Bukan segar." Ujar Nikil. Amira tidak menjawab apapun. Wanita itu tetap menatap ke arah yang sama. "Tutup jendelanya!" Titah Nikil pada Amira tapi wanita itu tidak melakukannya. Karena Amira tidak menuruti perintahnya. Nikil bangkit lalu mendekati wanita itu. Dan menutup kembali pintu jendela yang terbuka. "Istirahatlah! Kembali ke kamarmu?" Titah Nikil lagi. Bukannya pergi ke kamarnya. Amira malah duduk di sofa. Wanita itu masih tetap diam dan seperti tidak menganggap keberadaan Nikil di dekatnya. "Kamu kenapa?" Tanya pri

    Last Updated : 2024-12-28
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Kebenaran

    "Terima kasih ya." Ucap Nikil setelah selesai makan. "Untuk apa?" Tanya Amira. "Untuk masakanmu dan untuk senyumanmu." Jawab Nikil kemudian dia bangkit dari duduknya. Nikil pergi ke luar lalu duduk di teras depan rumah. Pria itu tidak mengajak Amira ikut dengannya. Biarkan saja. Toh masih berada di rumah. Tidak pergi ke mana-mana. Ternyata Amira mengikuti di belakangnya. Wanita itu juga ikut duduk di sebelah Nikil. Lalu dia sendiri yang memulai percakapan. "Maaf ya." Ucap Amira setelah duduk di sebelah pria itu. "Untuk apa?" Tanya Nikil. "Sejak kemarin aku merasa aneh dengan diriku. Aku merasa bersalah pada suamiku. Aku juga merasa sudah mengkhianatinya. Tapi hati kecilku berkata justru Mas Amar lah yang sudah berhianat." Amira bercerita panjang lebar. "Terus bagaimana dengan perasaanmu sekarang?" Tanya Nikil lagi. "Aku ingin menemuinya sekali lagi. Aku ingin memastikan tentang apa yang sudah kamu ceritakan." Jawab Amira. "Jadi kamu menganggap aku berboho

    Last Updated : 2024-12-29
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Lembaran Baru

    "Sepertinya saya tidak mungkin bisa membeli barang semahal itu. Maaf Pak Nicolas. Kami permisi dulu." Ucap Nikil menutupi sikap Amira yang mulai labil. "Oh iya silahkan!" Jawab Nicolas. Nikil merangungkul punggung Amira. Dan mengajaknya pulang. Mereka berdua berjalan menuju ke tempat parkir. Kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil. Amira duduk sambil menangis. Wanita itu meratapi kesedihannya. Sakit rasanya saat mendengar suaminya sendiri mengatakan bersama dengan seorang istri. Bahkan dia tidak mengenalinya bahwa wanita yang di hadapannya adalah istrinya sendiri. "Kalau kamu masih ingin menangis. Menangislah sepuasnya. Biar kamu bisa lebih baik." Ucap Nikil. Amira berhenti menangis. Wanita itu menatap pria di sampingnya dengan sinis. Dia sangat kesal mendengar ucapannya barusan. "Kenapa menatapku seperti itu? Apa aku salah? Kalau begitu aku minta maaf." Ucap Nikil lagi. "Kamu memang pria yang aneh. Pantas saja sampai sekarang belum punya istri." Jawab Ami

    Last Updated : 2025-01-04
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Belanja Berdua

    Pagi ini mereka berdua sarapan pagi bersama seperti biasa. Tapi perasaan di antara keduanya tidak seperti biasanya. Mereka merasakan hal yang sama. Nikil merasa sangat bahagia. Karena Amira berubah menjadi perhatian dan memanggil dirinya dengan sebutan mas. Sedangkan Amira merasa lebih tenang hatinya. Karena tidak lagi terbebani oleh perasaannya pada Amar. Wanita itu sudah ikhlas untuk melepaskannya. "Tumben sekali kamu seperti ini? Ada angin apa yang membuat kamu jadi perhatian padaku?" Tanya Nikil. "Tidak juga. Aku tidak perhatian padamu. Aku melakukan hal yang seperti biasanya." Jawab Amira Nikil berfikir sejenak. Memang benar apa yang di katakan oleh wanita di depannya itu. Dia melakukan hal yang seperti biasanya. "Kamu memang melakukan hal yang sama. Tapi aku merasa ada yang berbeda denganmu." Ucap Nikil. "Itu cuma perasaanmu saja." Ucap Amira. "Mungkin juga sih. Tapi aku lebih suka kamu yang seperti ini." Ucap Nikil lagi. Setelah itu makan. Nikil duduk di teras

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Teruslah Tersenyum

    "Sekarang kita ke tempat ikan. Aku mau belanja ikan juga." Ucap Amira. Lagi-lagi wanita itu menarik tangan Nikil. "Kan sudah beli daging." Protes Nikil. "Aku pengen masak yang banyak." Jawab Amira. Nikil menurut saja saat tangannya di tarik oleh wanita pujaan hatinya. Pria itu merasa senang. Tapi tetap berpura-pura tidak suka. "Ayo mas. Bayar lagi. Semua cuma seratus ribu." Ucap Amira lagi. "Seratus ribu? Ikan apa itu?" Tanya Nikil pura-pura tidak tahu. "Ini udang dan ini cumi. Aku tidak jadi beli ikan." Jawab Amira tanpa merasa bersalah. "Sekarang aku mau beli sayuran." Ucap Amira lagi. Wanita itu memberikan belanjaannya pada Nikil. Kemudian menuju ke tempat sayuran. Setelah semua belanjaannya di rasa cukup. Amira langsung meminta untuk pulang. Wanita itu sangat merasa puas. Dan mereka pun pulang ke rumah. Sampai di rumah. Amira meminta tolong pada Iwa Made untuk membawakan belanjaannya ke dalam. Sedangkan Nikil melenggang masuk ke dalam rumah tanpa membawa satu

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Seminggu Berlalu

    Ting tong. Bel pintu rumah berbunyi. Narendra dan Nikil sedang duduk di ruang tengah. Sedangkan Savitri dan Amira membantu Art nya memasak di dapur. "Bi. Tolong bukain pintu! Kayaknya ada tamu." Teriak Narendra sambil asik nonton TV. Begitupun juga Nikil. Dia tidak mau bangkit untuk membuka pintu. Karena tidak mau meninggalkan siaran berita tentang politik. Savitri yang mendengar teriakkan suaminya. Wanita itu melarang Mbok Asih. Art nya yang hendak keluar untuk membukakan pintu. Tapi dia malah menyuruh Amira. "Gak usah mbok! Lanjutin saja masaknya. Biar Amira saja yang membukakan pintu." Ucap Savitri pada Mbok Asih. "Iya nyonya." Jawab Mbok Asih. "Mira. Tolong kamu yang bukain pintu! Sekalian. Setelah itu kamu mandi ya! Biar ini semua mama sama Mbok Asih yang kelarin." Titah Savitri pada Amira. "Iya ma." Jawab Amira. Kemudian wanita itu keluar dari dapur dan menuju ke pintu depan. Saat pintu di buka. Seorang pria dan wanita berpenampilan mewah. Mereka berdua membawa

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Tentang masa Lalu

    Narendra melihat Amira berada di belakang Nikil. Wanita itu terlihat lebih cantik dari saat pertama kali bertemu waktu itu. Saat sedang hamil dulu. "Kamu?" Tanya Narendra pada Amira. Pria itu lupa dengan nama wanita itu. "Dia Humaira." Jawab Nikil. "Humaira? Bukankah dia asistenmu? Namanya A, Siapa sih aku lupa." Ucap Savitri. "Dia Amira Humaira. Mahasiswi tercantik di kampus tempat Nikil belajar." Ucap Nikil sambil melirik Amira. Amira bingung dengan apa yang di maksud oleh Nikil. Wanita itu tidak merasa dirinya masih sebagai mahasiswi. Dia sudah bekerja dan sudah menikah. Menjadi seorang ibu rumah tangga. "Oh. Jadi ini orangnya. Yang sudah membuat anakku pindah haluan." Ucap Savitri. Membuat Amira makin bingung dengan yang keluarga ini bicarakan. "Maksud tante apa ya?" Amira bertanya. Wanita itu penasaran dengan apa yang di ucapkan oleh Savitri. "Sudahlah ma! Biarkan Amira istirahat dulu. Ayok Mir! Silakan duduk!" Nikil mempersilakan pada Amira untuk duduk. Tapi wani

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Kembali ke Jakarta

    "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Nikil. Amira tersadar dari lamunannya. Wanita itu juga baru sadar kalau dirinya sudah menatap wajah pria di hadapannya tanpa berkedip. "Terimakasih. Kamu sudah peduli denganku." Jawab Amira. "Aku akan selalu peduli padamu. Karena aku mencintaimu." Ucap Nikil membuat Amira tersenyum. Wanita itu yakin bahwa Nikil serius mencintai dirinya. "Jangan berbuat seperti tadi lagi! Aku takut. Takut kehilanganmu untuk kedua kalinya." Bisik Nikil di telinga Amira. Kemudian pria itu mencium leher jenjang wanita itu. Membuatnya merasa geli dan terpancing hasrat. "Jangan menciumiku di situ!" Amira menyuruh Nikil untuk menghentikan ciumannya. Dia takut kalau sampai dirinya terbawa hasrat kemudian melakukan hal yang belum seharusnya. "Kenapa? Kamu tidak suka?" Tanya Nikil. Amira menggeleng bukan karena tidak suka. Justru karena dia sangat menikmatinya dan merasakan ciuman yang selama ini dia rindukan. "Kenapa?" Tanya Nikil lagi. "Aku takut ki

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Benar-benar Cinta

    Sudah lebih dari sebulan. Nikil tidak pernah lagi pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Pria itu tidak lagi bertugas sebagai Dokter di sana. Dan Amira baru menyadari hal itu. Saat sedang sarapan bersama. Amira bertanya pada Nikil. Tenang pekerjaan mereka berdua di rumah sakit. "Oh ya mas. Kapan kita ke rumah sakit lagi?" Tanyanya. Sekarang Amira sudah memanggil Nikil dengan sebutan mas. "Kamu sedang sakit? Apa yang kamu rasakan? Biar aku periksa." Nikil tidak menjawab pertanyaan Amira. Dia malah panik. Mengira wanita itu sedang sakit. "Tidak. Aku tidak sedang sakit. Tapi kamu kan seorang Dokter. Kamu bekerja di rumah sakit. Sepertinya sudah lama kita tidak bekerja." Amira menjelaskan maksud pertanyaannya. "Oh. Aku kira kamu sakit." Ucap Nikil. Kemudian pria itu melanjutkan menyuapkan makanan ke mulutnya. Amira merasa kesal karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Wanita itu kembali bertanya hal yang sama. "Mas." Panggil Amira. "Iya sayang. Ada apa?" Jawab Nikil.

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Berjanji Bersama

    "Iwa. Apa nyonya belum bangun?" Tanya Nikil pada Iwa Kadek. "Sudah tuan. Tadi yang masak semua ini juga nyonya." Jawab Iwa Kadek. "Tuan di suruh makan duluan saja. Nanti nyonya akan makan sendiri katanya." Ucap Iwa Kadek lagi. "Sekarang nyonya ada di mana?" Tanya Nikil. "Ada di kamar. Tadi bilangnya mau istirahat sebentar." Jawab Iwa Kadek lagi. Nikil mengira kalau Amira sedang sakit. Pria itu tidak jadi makan. Tapi malah kembali ke kamarnya. Kemudian keluar lagi dengan membawa perlengkapan dokternya. Nikil mengetuk pintu kamar Amira dan memanggilnya. Berkali-kali dia memanggil. Tapi tidak ada suara sahutan dari dalam. Pria itu menjadi panik. Takut Amira kenapa-napa. "Mira. Mir. Buka pintunya Mir! Kamu baik-baik saja kan?" Teriak Nikil. Pria itu berusaha mendobrak pintunya. Tapi saat dia akan mendobrak. Amira membuka pintu itu dan akhirnya. Dia malah menabrak Amira. Lalu terdorong dan terjatuh. Nikil menindih tubuh Amira. Wanita itu meringis kesakitan. Karena tertimp

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Bukan Sandiwara

    "Siapa yang datang Iwa?" Tanya Amira dan Nikil bersamaan. "Namanya Shella dan calon suaminya." Jawab Iwa Kadek. "Oh iya. Suruh mereka masuk!" Titah Amira. Nikil masuk ke kamarnya. Pria itu mau mandi dulu. Karena merasa badannya bau amis karena setelah mencuci udang tadi. Amira ke ruang tamu. Menyambut kedatangan temannya itu. Wanita itu terlihat sangat bahagia bertemu dengannya. "Shella. Apa kabar?" Ucap Amira sambil memeluknya. "Kabarku baik. Kamu sendiri gimana?" Tanya Sella. "Seperti yang kamu lihat." Jawab Amira. "Kamu nampak lebih baik di banding saat terakhir kita bertemu." Ucap Sella. "Oh ya?" Ucap Amira. "Iya. Beneran." Jawab Shella. "Kenalin. Ini Nandito. Calon suamiku." Shella memperkenalkan calon suaminya pada Amira. Setelah saling berkenalan. Mereka duduk di sofa. Kemudian Nikil datang. Pria itu sudah mandi dan mengganti baju santai yang lain. "Ada tamu rupanya." Ucap Nikil. "Iya mas. Ini temanku namanya Shella. Dan ini Nandito. Calon suaminya."

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Teruslah Tersenyum

    "Sekarang kita ke tempat ikan. Aku mau belanja ikan juga." Ucap Amira. Lagi-lagi wanita itu menarik tangan Nikil. "Kan sudah beli daging." Protes Nikil. "Aku pengen masak yang banyak." Jawab Amira. Nikil menurut saja saat tangannya di tarik oleh wanita pujaan hatinya. Pria itu merasa senang. Tapi tetap berpura-pura tidak suka. "Ayo mas. Bayar lagi. Semua cuma seratus ribu." Ucap Amira lagi. "Seratus ribu? Ikan apa itu?" Tanya Nikil pura-pura tidak tahu. "Ini udang dan ini cumi. Aku tidak jadi beli ikan." Jawab Amira tanpa merasa bersalah. "Sekarang aku mau beli sayuran." Ucap Amira lagi. Wanita itu memberikan belanjaannya pada Nikil. Kemudian menuju ke tempat sayuran. Setelah semua belanjaannya di rasa cukup. Amira langsung meminta untuk pulang. Wanita itu sangat merasa puas. Dan mereka pun pulang ke rumah. Sampai di rumah. Amira meminta tolong pada Iwa Made untuk membawakan belanjaannya ke dalam. Sedangkan Nikil melenggang masuk ke dalam rumah tanpa membawa satu

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Belanja Berdua

    Pagi ini mereka berdua sarapan pagi bersama seperti biasa. Tapi perasaan di antara keduanya tidak seperti biasanya. Mereka merasakan hal yang sama. Nikil merasa sangat bahagia. Karena Amira berubah menjadi perhatian dan memanggil dirinya dengan sebutan mas. Sedangkan Amira merasa lebih tenang hatinya. Karena tidak lagi terbebani oleh perasaannya pada Amar. Wanita itu sudah ikhlas untuk melepaskannya. "Tumben sekali kamu seperti ini? Ada angin apa yang membuat kamu jadi perhatian padaku?" Tanya Nikil. "Tidak juga. Aku tidak perhatian padamu. Aku melakukan hal yang seperti biasanya." Jawab Amira Nikil berfikir sejenak. Memang benar apa yang di katakan oleh wanita di depannya itu. Dia melakukan hal yang seperti biasanya. "Kamu memang melakukan hal yang sama. Tapi aku merasa ada yang berbeda denganmu." Ucap Nikil. "Itu cuma perasaanmu saja." Ucap Amira. "Mungkin juga sih. Tapi aku lebih suka kamu yang seperti ini." Ucap Nikil lagi. Setelah itu makan. Nikil duduk di teras

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Lembaran Baru

    "Sepertinya saya tidak mungkin bisa membeli barang semahal itu. Maaf Pak Nicolas. Kami permisi dulu." Ucap Nikil menutupi sikap Amira yang mulai labil. "Oh iya silahkan!" Jawab Nicolas. Nikil merangungkul punggung Amira. Dan mengajaknya pulang. Mereka berdua berjalan menuju ke tempat parkir. Kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil. Amira duduk sambil menangis. Wanita itu meratapi kesedihannya. Sakit rasanya saat mendengar suaminya sendiri mengatakan bersama dengan seorang istri. Bahkan dia tidak mengenalinya bahwa wanita yang di hadapannya adalah istrinya sendiri. "Kalau kamu masih ingin menangis. Menangislah sepuasnya. Biar kamu bisa lebih baik." Ucap Nikil. Amira berhenti menangis. Wanita itu menatap pria di sampingnya dengan sinis. Dia sangat kesal mendengar ucapannya barusan. "Kenapa menatapku seperti itu? Apa aku salah? Kalau begitu aku minta maaf." Ucap Nikil lagi. "Kamu memang pria yang aneh. Pantas saja sampai sekarang belum punya istri." Jawab Ami

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status