“Sial bagaimana dia bisa bahagia seperti itu. Ketika ia mengetahui anaknya telah mati!” geram Mela.
“Kenapa?” tanya Rose, ketika melihat Mela yang begitu emosi.
“Harusnya kau tau Rose selama sebulan ini apa yang terjadi pada kakakmu. Kenapa dia terlihat baik-baik saja!” cetus Mela kesal.
“Kenapa kau menanyakan hal itu padaku. Aku juga tidak tahu apa yang membuat dirinya bahagia. Mungkin dia kelewat gila kali karena mengira anaknya masih hidup!” balas Rose kesal.
“Sial!” umpat Mela, sungguh rencana Mela yang sebenarnya adalah menghancurkan Kayana secara perlahan. Diantarainya adalah, mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Yaitu dengan cara mengambil anaknya secara paksa, memang caranya sangat kotor. Tapi, ketika kebencian sudah mendarah daging mau bagaimana lagi. Jangankan dirinya, Rose saja adiknya yang memiliki pertalian darah dengannya membencinya. Ap
“Dirza, kau harus ingat untuk tidak melewatkan sarapanmu,” pesan Kayana saat mengantar Dirza yang akan pergi ke kantor.“Iya,” balas Dirza kemudian mengecup kening Kayana dengan lembut. Seolah-olah aktivitas itu adalah rutinitas yang wajib dilakukan.“Serta makan siang dan juga malam. Jangan pernah kau lewatkan makan dalam kondisi apapun,” sambung Kayana yang sepertinya belum selesai.“Iya-iya. Bawel banget sih kamu akhir-akhir ini,” gemas Dirza sambil mencubit lembut hidung mungil Kayana.“Hei, jauhkan tanganmu dariku.” Kayana pun menepis tangan Dirza yang berani mencubit hidung. Kemudian Kayana pun melanjutkan perkataannya. “Ini itu demi kebaikanmu. Jika saja aku tidak mengingatkanmu soal makan, pasti kau akan melupakannya. Lagi pula aku juga heran padamu kenapa kau begitu sibuk akhir-akhir ini,” ujar Kayana sambil mengerucutkan bibirnya.“Ak
“Apa maksudmu Della jadi kamu yang menculik putri kami. Tega sekali kau melakukan itu pada sahabatmu!” Sentak Dirza pada Ketika mengetahui kebenaran jika yang menculik anaknya adalah Adella sahabat Kayana sendiri.“Bukan itu maksudku Dirza. Kau jangan marah. Kau harus mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu.” Lirih Adella ketakutan.“Cepat katakan diamana anak kami Della!” geram Dirza.“Dengerin dulu, sebelumnya kau tahu kejadian dua bulan yang lalu ketika kami akan pergi ke Mall, tapi tiba-tiba saja ada seorang yang menghentikan kami di perjalanan. Dan aku tidak tahu kenapa tiba-tiba saja aku sudah ada di rumah sakit setelah itu.”Dirza yang mendengar cerita Adella pun mengerutkan keningnya. Bukannya Adella dan Kayana kecelakaan dan mobil mereka masuk ke dalam jurang? Ini sangat aneh pikir Dirza.“Tunggu Della apa maksudmu jangan mengarang cerita, jelas-jelas mobil
Berlin, GermanyMension, Dave"Daddy Kevin suka adik bayinya," ucapnya sambil menusuk-nusuk bayi yang ada di gendong sang ayah dengan pelan."Kau suka?" Sang ayah pun tersenyum dengan tingkah anaknya yang menggemaskan. Setelah berpikir panjang akhirnya dirinya pun memutuskan untuk mengadopsi bayi karena sang istri yang tak mau hamil lagi.Sementara sang anak yang mendapat pertanyaan itu menganggukkan kepalanya antusias."Sangat suka," jawabnya sambil tersenyum senang."Mommy lihat apa yang kami bawa!" teriak Kevin ketika melihat ibunya telah kembali dari perjalannya. Sang anak masih dengan posisinya yang berada di samping sang ayah."Wahh apa itu?" tanyanya penasaran.Kemudian menghampiri sang suami. Yang seperti menggendong bayi."Dave, apa yang kau gendong?"Dave nama sang ayah dan juga suami dari wanita cantik itu pun memperlihatkan apa yang di gendongannya ke hadapan sang istri."Taraaa!!!" ucap Dave."Dave apa yang kau lakukan!" teriak sang istri histeris ketika sang suami memp
"Hari ini aku akan berbicara padamu sebagai seorang teman. Bukan sebagai sekretarismu. Jangan kau tanda tangani surat itu. Aku yakin jika ini semua bukan keinginan dari Kayana," saran Suraya."Hahaha...." Dirza yang mendengar perkataan Surya pun tertawa. Bukan karena perkataan Surya melainkan, mentertawakan dirinya sendiri."Dirza aku serius!" kata Suraya tak main-main."Apa hakmu untuk melarang aku melakukan hal itu?" tanya Dirza sambil meneguk cairan berwarna merah dengan pelan. pikiran Dirza sudah kemana-mana saat ini."Dirza ini semua demi kebaikanmu.""Mungkin baik untuk diriku tapi tidak untuk dirinya. Mulai saat ini aku akan benar-benar melepaskannya. Jadi biarkan dia bahagia bersama dengan pilihannya. Biarkan aku yang merasakan sakit seperti ini, jangan dirinya." ucap Dirza kembali."Dirza hentikan!" pinta Surya kemudian merebut botol minuman yang akan Dirza tegak langsung dari botolnya."Apa yang kau lakukan Surya. Biarkan aku melakukan hal ini. Aku ingin melupakannya walaupu
Las Vegas, Amerika.21.16. p.m"Huh," hembusan nafas terdengar berat. Kayana saat ini berada di sebuah hotel bintang lima. Dua jam yang lalu Kayana baru saja sampai. Kayana tidak bisa melakukan apapun saat ini. Menjadi tahanan David membuatnya tidak bisa bergerak."Siapakan pernikahannya secara mewah. Aku ingin semuanya sudah siap besok!" perintahnya. Kepada sang asisten.Kayana yang mendengar semua percakapan itu pun mengepalkan kedua tangannya."Apa yang kau bicarakan?" tanya Kayana sambil menatap David dengan tatapan menusuk."Besok kita akan menikah," putus David kemudian menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya."Kau gila! Aku ini masih istri orang David!" geram Kayana."Kata siapa. Dari kau menginjakkan kakimu untuk menemuiku, dari sana statusmu sudah berubah. Kau bukan lagi istrinya. Lagipula aku sudah
Hamburg, Jerman."Ya ampun, ada dimana lagi aku sekarang," lirih Kayana dalam hati. Sambil menatap sekitarnya."Nona, sudah bangun?" tanya salah satu pelayan yang membukakan gorden.Kayana diam mencoba mencerna semuanya. Dia masih tidak bisa berpikir dengan jernih."Nona, mau sarapan di kamar atau bersama Tuan?" tanyaya sekali lagi. Dan Kayana yang mendengar kata tuan dari mulut pelayan tersebut pun mendongak menatap pelayan tersebut kemudian bertanya."Siapa tuanmu?" lalu Kayana pun menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya."Apakah David?" Si pelayan yang belum sempat menjawab tapi Kayana sudah mengajukan pertanyaan lain."Bukan nona,""Lalu siapa? cepat katakan! Sungguh aku sudah sangat lelah," kata Kayana sambil memijat kepalanya yang terasa berat. "Sampaikan padanya aku ingin bicara padanya," titah Kayana
"Dave kapan kita akan sampai?" tanya Kayana ketika merasakan bahwa jarak yang ia tempuh dari rumah Dave terasa lama."Hei kita baru saja keluar, sabarlah kita akan segera sampai," kata Dave. Sungguh Dave sangat bahagia saat ini bisa bertemu lagi dengan Kayana setelah bertahun-tahun tidak bertemu."Sungguh Dave. Ketika kau menyebutkan nama Lily entah kenapa aku merasa bahagia. Dan aku tidak pernah sebahagia ini hanya mendengar namanya saja." Dave yang mendengar itu tersenyum.Sungguh ikatan ibu dan anak itu sungguh luar biasa. Bagaimana tidak. Kayana tidak tau jika orang yang akan ditemuinya adalah anaknya. Tapi hal itu sudah membuat dirinya bahwa walaupun hanya mendengar namanya saja."Kayana berjanjilah apapun yang terjadi nanti. Kau harus bahagia," pesan Dave masih dengan senyum tulusnya.
"Lapor tuan. Mansion telah di serang musuh."Dave yang menerima informasi melalui earphone yang di pasang pada telinganya pun. Mengepalkan tangannya. Sungguh ia tidak menyangka jika musuhnya dengan cepat menemukan dirinya dan juga Kayana. Padahal Dave belum mengatakan apapun pada Kayana tentang Lily."Tahan mereka! jangan sampai biarkan mereka masuk dan menemukan Kayana!" perintah Dave kemudian dirinya pun segera menghampiri Kayana yang saat ini sedang asyik bermain dengan Lily."Kayana tetaplah di sini jangan kemanapun!" perintah Dave dengan tegas.Sedangkan Kayana yang mendengar itu pun merasa terkejut."Ada apa Dave. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kayana panik. Sungguh, saat ini Kayana merasa takut. Karena untuk pertama kalinya dirinya bisa melihat sang putri. Akan tetapi kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Tidak, Kayana tidak ingin terjadi
Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb
Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya
Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan
"Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi
Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya."Lily sudah siap?" tamya Dirza."Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana
"Nona!" panggil sang asisten kepada Kayana yang saat ini tengah tertunduk sedih. Saat ini pandangannya kosong seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.Sehingga sang asisten yang melihat tingkah bossnya pun merasa khawatir. Tidak biasanya sang atasan berprilaku seperti itu. Kecuali saat lima tahun yang lalu. Saat menerima kenyataan jika sang ayahandanya telah meninggal. Dan ia baru mengetahuinya ketika ia baru saja bangun dari komanya. Dan itu adalah menjadi pukulan terbesar dalam hidupnya. Ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dan juga mencintai dirinya. Hingga keinginan untuk mengakhiri hidup pun selalu muncul dalam dirinya untuk mengikuti keluarganya yang telah tiada. Jika saja dia tidak mengingatkan bahwa ada orang yang harus ia jaga dan lihat masa depannya yaitu putrinya."Nona!" sang asisten mencoba kembali memanggil Kayana. Sambil menepuk bahunya dan rupanya itu berhasil membuat Kayana sadar dari lamunannya.
"Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng
Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya
"Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....