"Dave kapan kita akan sampai?" tanya Kayana ketika merasakan bahwa jarak yang ia tempuh dari rumah Dave terasa lama.
"Hei kita baru saja keluar, sabarlah kita akan segera sampai," kata Dave. Sungguh Dave sangat bahagia saat ini bisa bertemu lagi dengan Kayana setelah bertahun-tahun tidak bertemu.
"Sungguh Dave. Ketika kau menyebutkan nama Lily entah kenapa aku merasa bahagia. Dan aku tidak pernah sebahagia ini hanya mendengar namanya saja." Dave yang mendengar itu tersenyum.
Sungguh ikatan ibu dan anak itu sungguh luar biasa. Bagaimana tidak. Kayana tidak tau jika orang yang akan ditemuinya adalah anaknya. Tapi hal itu sudah membuat dirinya bahwa walaupun hanya mendengar namanya saja.
"Kayana berjanjilah apapun yang terjadi nanti. Kau harus bahagia," pesan Dave masih dengan senyum tulusnya.
"Lapor tuan. Mansion telah di serang musuh."Dave yang menerima informasi melalui earphone yang di pasang pada telinganya pun. Mengepalkan tangannya. Sungguh ia tidak menyangka jika musuhnya dengan cepat menemukan dirinya dan juga Kayana. Padahal Dave belum mengatakan apapun pada Kayana tentang Lily."Tahan mereka! jangan sampai biarkan mereka masuk dan menemukan Kayana!" perintah Dave kemudian dirinya pun segera menghampiri Kayana yang saat ini sedang asyik bermain dengan Lily."Kayana tetaplah di sini jangan kemanapun!" perintah Dave dengan tegas.Sedangkan Kayana yang mendengar itu pun merasa terkejut."Ada apa Dave. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kayana panik. Sungguh, saat ini Kayana merasa takut. Karena untuk pertama kalinya dirinya bisa melihat sang putri. Akan tetapi kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Tidak, Kayana tidak ingin terjadi
"Kita bertemu!" Mela pun keluar dari mobilnya bersamaan dengan Evelyn."Kau!" teriak Kayana ketika melihat siapa di balik orang yang sedang memburunya.Situasi saat ini Bodyguard Mela dan juga Evelyn lebih mendominasi daripada bodyguard yang Dave suruh untuk menjaga Kayana. Di tambah mereka sudah ada yang tumbang beberapa di antaranya."Sudah cukup. Aku banyak berbasa-basi!" geram Evelyn mengarahkan sebuah pistol ke arah Kayana.Dan Kayana yang melihat itu mencoba bersikap tenang tanpa gentar sedikitpun."Sebenarnya apa masalahmu Evelyn. Sehingga kau melakukan ini semua?" tanyanya Kayana ingin tahu alasan Evelyn ikut andil dalam ini semua. Sedangkan Dave berusaha menolongnya Evelyn malah mencelakainya."Masalahmu hanya satu. Yaitu ikut dalam kehidupan yang telah aku bangun bersama Dave."
Ketika Kayana melihat Mela yang sudah tumbang begitu juga dengan Evelyn. Kayana pun diam. Sungguh dirinya sudah pasrah sekarang. Hidup ataupun mati Kayana tetap akan merasakan sakit jika harus hidup bersama dalam dengan David. Dan disisa ke sadarnya Kayana melihat ada perkelahian kembali."Sial!" umpat David ketika melihat Kayana yang sudah terkulai ke tanah tak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah akibat tembakan Mela di bahu Kanannya."Cepat telpon Leo, katakan padanya siapkan satu ruang VIP di rumah sakit terbaiknya!" titah David sambil menggendong Kayana tanpa memperdulikan kondisi Evelyn, Mela dan juga Dirza yang tengah sekarat.Sedangkan saat ini Surya masih berada di posisi yang sama. Yaitu di balik pohon besar yang melindunginya agar tidak terlihat oleh anak buah yang sedang berkelahi. Akan tetapi semua harus berhenti ketika tuan mereka masing-masing sudah tumbang."Baiklah saat ini g
***"Selamat malam nona, bagaimana keadaan anda?" tanya sang dokter yang menangani Kayana."Bahu kanan saya sakit dokter," jawab Kayana sambil memegang bahu kanannya."Itu karena anda baru saja melakukan pembedahan pada bahu kanan anda."Kayana yang mendengar itu mengangguk mengerti. Saat ini Kayana masih bertanya-tanya bagaimana keadaan selanjutnya. Bagaimana dengan kondisi yang lain. David, Dirza Mela dan juga semuanya. Kenapa dirinya berada di sini seorang diri."Terimakasih dokter," ucap Kayana setelah dokter memeriksa dirinya. Dan memberi tahu jika dirinya akan pulih dalam beberapa hari. Karena luka yang di dapatkan tidaklah serius.Cklek.Terdengar suara pintu terbuka, setelah kepergian dokter yang memeriksanya. Surya, asisten Dirza datang."Nona, Kayana anda sudah bangun," ucap Surya terkejut.
Lima tahun kemudian....Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Semua kini telah berubah. Semenjak kematian putri Rendra Rajaspati lima tahun silam yang membuat keadaan di sekitarnya berubah. Begitu juga dengan ke-tiga pria yang sangat mencintai putri Rajaspati itu. Tidak ada lagi perlombaan, yang ada hanya tatapan mata saling permusuhan yang mereka ciptakan.Dirza, menyalahkan David sebagai pelaku utamanya yang membuat dirinya harus kehilangan orang yang di cintainya.Kemudian David, ia menyalahkan sang kakak karena kembali gagal mendapatkan orang yang di cintainya untuk kedua kalinya bahkan harus kehilangannya untuk selama-lamanya. Dengan kondisi yang sangat tidak baik. David membiarkan dirinya tidak bisa melihat. Karena bagi David tidak ada sesuatu yang harus dirinya lihat karena sesuatu yang ingin selalu di lihatnya ketika membuka mata di pagi hari kini telah pergi.
"Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....
Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya
"Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng
Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb
Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya
Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan
"Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi
Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya."Lily sudah siap?" tamya Dirza."Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana
"Nona!" panggil sang asisten kepada Kayana yang saat ini tengah tertunduk sedih. Saat ini pandangannya kosong seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.Sehingga sang asisten yang melihat tingkah bossnya pun merasa khawatir. Tidak biasanya sang atasan berprilaku seperti itu. Kecuali saat lima tahun yang lalu. Saat menerima kenyataan jika sang ayahandanya telah meninggal. Dan ia baru mengetahuinya ketika ia baru saja bangun dari komanya. Dan itu adalah menjadi pukulan terbesar dalam hidupnya. Ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dan juga mencintai dirinya. Hingga keinginan untuk mengakhiri hidup pun selalu muncul dalam dirinya untuk mengikuti keluarganya yang telah tiada. Jika saja dia tidak mengingatkan bahwa ada orang yang harus ia jaga dan lihat masa depannya yaitu putrinya."Nona!" sang asisten mencoba kembali memanggil Kayana. Sambil menepuk bahunya dan rupanya itu berhasil membuat Kayana sadar dari lamunannya.
"Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng
Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya
"Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....