Share

Bab 41 Sumpah yang Tegas

Tindakan Taufan membuatku lagi-lagi tidak bisa menahan air mataku. Aku tidak sekuat itu, aku tidak tahu dari mana keberanianku untuk mengambil foto dengan tenang sebelum keluar dari rumah. Taufan ragu-ragu sejenak dan menepuk punggungku. Gerakannya sangat lembut dan sopan. Saat ini, penghiburan dari orang asing pun bagaikan penghiburan malaikat bagiku. Emosiku sontak kehilangan kendali.

Layaknya anak kecil yang ditinggalkan oleh orang tua, aku tiba-tiba memeluk Taufan dan menangis lagi. Tidak disangka, aku terus-menerus bertemu dengannya hari ini dan bahkan memperlihatkan sisi yang begitu menyedihkan di depannya. Entah berapa lama kemudian, tangisanku mereda. Mungkin, air mataku sudah kering.

Cahaya abu-abu menyingsing di cakrawala yang jauh dan menerangi langit yang gelap. Aku menyadari bahwa fajar akan segera tiba. "Terima kasih, Pak Taufan! Aku mau pergi ke rumah temanku! Di Godland Villa!" kataku. Dia memelukku dengan erat untuk sejenak dan mengangguk.

Melihat penampilanku yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status