Beranda / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar S2 / Bab 82. IBLIS HAUS DARAH

Share

Bab 82. IBLIS HAUS DARAH

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 82. IBLIS HAUS DARAH

Wuss…

Wuss…

“Kurang ajar, cepat lepaskan ekor saya! Dasar, manusia kerdil, awal akan saya cincang kamu dan saya jadikan perkedel, sampai ekor saya lepas.”

Saking kesalnya, Loreng sampai memaki-maki Darko tiada henti.

Tapi apalah daya, karena ekor adalah kelemahannya, pada saat dia akan memukul tubuh Darko, saat itu juga Darko memutar ekor Loreng dengan kuat hingga berubah menjadi baling-baling saking cepatnya.

Sebuah pusaran angin seketika muncul di tengah lautan, dimana Darko sedang memutar ekor si Loreng.

Sementara itu Bawor menatap dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang sedang dilakukan Darko.

Dia yang sudah bertarung berulang kali dengan akhir seri, jika bertemu dengan Loreng, memandang dengan tatapan kagum ke arah Darko.

Sementara itu Darko yang sedang memutar ekor si Loreng tampak sangat bersemangat, dia mana mungkin mau melepaskan pegangannya pada ekor si Loreng ini.

“Hiatt….!”

Wuss….

Diawali dengan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 83. AJIAN GUNTUR SAYEKTI

    Bab 83. AJIAN GUNTUR SAYEKTI Mata Darko menatap kearah ratusan Jin Harimau yang sedang terbang ke arahnya, dahinya mengernyit. “Sebaiknya saya harus menyongsong mereka, jangan sampai kedatangan mereka membahayakan penumpang pesawat terbang yang terdampar di pulau kosong itu,” gumam Darko dalam hatinya. Setelah menentukan tujuannya, sosok Darko langsung melesat terbang ke arah datangnya ratusan prajurit Jin Harimau yang sedang datang ke arahnya. Para Jin Harimau bertemu dengan Darko di jarak lima kilometer dari tempatnya berada sebelumnya. Tubuh Darko yang kecil sama sekali tidak membuat khawatir ratusan Jin Harimau yang sedang terbang sambil menggeram. Pemandangan ini hanya bisa dilihat oleh manusia yang mempunyai kekuatan spiritual untuk melihat makhluk spiritual sejenis Jin ini. Sedangkan masyarakat umum tentu saja tidak bisa melihat sosok Jin Harimau maupun Jin Kuda, akan tetapi mereka bisa melihat sosok Darko yang merupakan manusia biasa.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 84. MENJADI ABU

    Bab 84. MENJADI ABU “Petir apa itu? Kenapa berwarna biru dan terlihat sangat mengerikan.”Bawor mengucek kedua matanya seakan tidak percaya melihat pemandangan di kejauhan. Sementara itu Darko terlihat sangat santai setelah memanggil Ajian Guntur Sayekti, dia hanya tinggal memerintahkan petir-petir itu untuk menyerang siapapun yang dikehendaki hanya dengan memerintahkannya dari pikiran. Kini langit di atasnya sudah menghitam setelah dia memanggil Ajian Guntur Sayekti, sebelumnya langit masih sangat cerah ketika pertama kali petir sebesar lengan orang dewasa berkelebat seperti jari-jemari Malaikat yang siap mencabut nyawa siapapun yang dikehendakinya. Ratusan Jin Harimau sudah mulai panik melihat pemandangan yang sangat mengerikan ini. Sementara itu Loreng yang sedang terbang ke langit setelah di lempar Darko juga bisa melihat langit di bawahnya yang tiba-tiba menghitam dengan awan tebal menyelimuti lautan di bawahnya. “Ada apa ini? Kenapa langit di baw

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 85. MENUNDUKKAN LORENG

    Bab 85. MENUNDUKKAN LORENG Darko tampak menggumam sambil menatap ke arah langit, dengan mata spiritualnya. Dia bisa melihat dengan sangat jelas, jika saat ini tubuh Loreng sedang turun dengan cepat kearahnya. Tak lama kemudian sosok Loreng menembus awan hitam dan meluncur dengan cepat ke arah Darko dengan tongkat Gada di tangannya mengarah ke depan. “Matilah manusia kerdil…!”Loreng menggeram kemudian mempercepat luncuran tubuhnya sambil mengayunkan tongkat Gadanya kearah kepala Darko. Darko yang menghadapi serangan dahsyat dari Loreng masih terlihat santai, dia sama sekali tidak panik maupun ketakutan. Bagi Darko gerakan serangan Loreng masih terlalu lambat di matanya, meskipun kecepatan luncuran tubuh serta ayunan tangan Loreng sangatlah cepat dan tidak bisa lihat dengan mata telanjang bagi manusia biasa. Begitu tongkat Gada hanya tinggal satu sentimeter dari kepalanya, tiba-tiba tubuh Darko menghilang begitu saja dari hadapan Loreng. Bugh…

  • Menantu sang Jendral Besar S2     Bab 86. JATUH DARI LANGIT

    Bab 86. JATUH DARI LANGIT Dengan cara memprovokasinya dengan menendang Loreng hingga sampai tak berdaya. Apa yang dilakukannya telah menjatuhkan mental Loreng yang ganas sampai tidak berdaya dan merasa sangat ketakutan, karena Darko tidak langsung membunuhnya sebaliknya menghajar nya dengan cara yang tidak pernah dipikirkan dalam hatinya. Umumnya musuh akan menghajar lawannya sampai luka parah dan mematahkan tulang tangan maupun kakinya. Tapi apa yang dilakukan Darko menendangnya jauh ke udara sampai di ketinggian yang mustahil untuk di lewati manusia maupun pesawat terbang yang mampu terbang paling tinggi. Darko tidak langsung menjawab permintaan takluk Loreng yang tubuhnya masih melesat semakin keatas langit. Sementara itu, Darko masih terus mengikuti di belakangnya dalam diam, hingga akhirnya tubuh Loreng sudah tak tahan menerima tekanan gravitasi setelah mencapai ketinggian hampir empat ratus kilometer dari daratan. Seluruh tubuh Loreng sud

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 87. PERJANJIAN DARAH

    Bab 87. PERJANJIAN DARAH “Baik tuan, saya akan mengikuti perintah tuhan apapun yang tuan perintahkan kepada saya.” “Baguslah, sekarang saya minta sedikit darahmu sebagai janji setia sebagai bawahanku.” “Darah?”Loreng tampak bingung dengan apa yang diminta Darko, bukankah janji takluk darinya sudah cukup, untuk apa Darko meminta darahnya. Darko sepertinya juga mengerti kebingungan yang melanda pikiran Loreng, dia segera menjelaskannya. “Sudahlah, cepat gores tanganmu untuk mengikat perjanjian antara bawahan dan tuan.” Seketika itu juga Loreng tahu, apa yang diinginkan Darko. Perjanjian darah merupakan perjanjian mati dan hidup, sebagai seorang hamba, maka dia tidak bisa berkhianat dan menolak apapun yang diperintahkan Darko. Perjanjian darah yang di akan dilakukan Darko merupakan sebuah ilmu kuno yang bisa mengikat seseorang untuk selalu mengikutinya. Perjanjian ini bukan hanya sekedar perjanjian untuk mengikat darah orang yang ditaklukkan dan or

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 88. AURA KEMATIAN

    Bab 88. AURA KEMATIAN “Tuan silahkan duduk.”Loreng mempersilahkan Darko untuk duduk di kursi yang ada di samping singgasana kerajaan yang terbuat dari emas dengan batu zamrud menghiasi sekeliling kursi singgasana itu. Kursi yang diduduki Darko sangatlah besar tanpa sandaran tubuh, kursi ini seperti sebuah meja yang berukuran besar. Sebenarnya hal ini sangatlah wajar, karena cara duduk jin harimau selayaknya hewan yang rebahan di atas tanah, tidak mungkin seekor harimau duduk seperti manusia yang duduk sambil menyandarkan punggungnya. Setelah Darko duduk di kursinya, Loreng segera memerintah kepada panglima perangnya untuk memanggil semua petinggi kerajaan Jin Harimau. “Panglima, panggil semua petinggi kerajaan.’ “Siap.” Tak lama kemudian puluhan petinggi kerajaan datang ke balairung tempat Raja berada. Sosok-sosok kekar dengan baju besi serta topi baja layaknya seorang panglima perang dengan senjata ditangan datang satu persatu dengan langkah

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 89. PINTU TELEPORTASI

    Bab 89. PINTU TELEPORTASI Loreng juga ikut mengucurkan keringat dingin begitu mengetahui kekuatan Darko yang sebenarnya. Sebelumnya dia sudah merasakan sendiri kekuatan Darko, saat mereka pertama kali bertemu. Sekali lagi dia bisa melihat kekuatan Darko yang belum sepenuhnya di keluarkan, seketika itu juga dia merasa takluk. Setelah Darko menarik kembali aura kematian yang sebelumnya di pancarkan, semua Jin langsung bisa bernafas dengan lega. Sementara itu para Jin harimau yang sudah pingsan segera dibawa pergi oleh prajurit yang dipanggil Loreng untuk dibawa ke ruang perawatan. “Mulai sekarang kalian adalah bawahanku, nantinya jika saya membutuhkan tenaga kalian, maka kalian harus segera siap.” “Baik.”Darko tinggal di kerajaan Jin Harimau hanya beberapa menit saja, dia tidak perlu berkeliling pulau untuk menikmati pemandangan di pulau misterius tempat kerajaan Jin harimau berada. Setelah berkenalan dengan para bawahan Loreng, Darko berpamit

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 90. BATU ROH

    Bab 90. BATU ROH Mendengar perkataan Loreng, Darko segera menoleh ke arah tumpukan batu yang berwarna hitam mengkilat seakan batu ini sudah di gosok dengan halus serta dilapisi melamin. Seketika Darko sangat tertarik dengan batu Roh yang baru saja disebutkan Loreng, perlahan dia berjalan ke tumpukan batu yang menggunung setinggi sepuluh meter. Dengan rasa penasaran Darko segera mengambil sepotong batu yang ada di dekatnya. “Batu Roh? Aneh, kenapa batu ini disebut batu Roh?” gumam Darko dalam hatinya setelah mengangkat sebongkah batu untuk memeriksanya. Tiba-tiba saja Darko merasakan sebuah perasaan segar yang aneh serta sejuk memasuki tubuhnya melalui telapak tangan yang sedang memegang batu Roh. “Aneh, kenapa dari batu ini ada energi yang sangat dingin tapi membuat perasaan menjadi segar?” Otak Darko bekerja dengan cepat setelah merasakan keanehan dari batu Roh yang di pegangnya. Tanpa sadar Darko melakukan kultivasi ringan sambil berdiri dengan

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 193. MASA LALU BAMBANG

    Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA

    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA

    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN

    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 188. ANGELINA DI BAWA KE IBUKOTA

    Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA

    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 185. KEDATANGAN SITI

    Bab 185. KEDATANGAN SITI Airmata kebahagiaan bercampur dengan kesedihan tiada henti membasahi pipi Siti yang sedang terlarut dalam euforia yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya. Hingga pada akhirnya dia menghela nafas berat setelah memandangi foto Faizi di ponselnya. “Sebaiknya saya menemui cucuku ini, daripada selalu rindu dan bersalah tidak bisa membahagiakan Darko saat kecil.”Setelah bergumam dan menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, Siti segera bangkit dari duduknya dan merapikan semua barang yang ada di atas meja kerja. Kemudian Siti pulang lebih awal, dia berpesan kepada sekretaris dan bawahannya kalau dia akan pergi ke Nusantara untuk beberapa hari. Siti sudah berada di bandar udara Internasional kota Parigi untuk menuju negara Nusantara. Siti dikawal lima orang pengawal kepercayaannya selama bepergian ke Nusantara. Akhirnya pesawat yang ditunggu pun tiba, Siti dan kelima pengawalnya menaiki pesawat yang akan terbang men

DMCA.com Protection Status