Bab 77. PERTEMPURAN DUA MAKHLUK SPIRITUAL Semua menumpang langsung mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan kapten pilot pesawat Garuda Indo Airlines. Tak lama kemudian Kapten segera memberi pengumuman baru yang langsung membuat semua penumpang menjadi panik. “Penumpang yang terhormat, dimohon segera duduk dengan tertib di kursi kalian dan pasang sabuk pengaman, di depan cuaca sangat buruk, dimohon para penumpang segera duduk dengan tertib.” Jantung semua penumpang segera berdegup dengan kencang begitu mendengar pengumuman dari kapten pesawat. Memang benar, di depan pesawat Garuda Indo Airlines yang dinaiki Darko, langit terlihat menghitam dan mendung secara tiba-tiba sebagai tanda akan ada hujan badai. Kilatan cahaya mulai terlihat dari jendela pesawat, wajah para penumpang langsung memucat mengetahui hal ini. Pesawat tiba-tiba berbelok beberapa derajat untuk menjauhi awan hitam yang datang entah dari mana. Padahal menurut petugas menara
Bab 78. PESAWAT TERHEMPAS Wanita berambut pirang itu seketika tertidur pulas seakan-akan terkena anestesi yang membuatnya tak sadarkan diri. Setelah melihat keadaan wanita berambut pirang yang duduk disampingnya benar-benar tak sadarkan diri, sosok Darko tiba-tiba menghilang dari tempat duduknya. Kemudian sosok Darko sudah berada di luar pesawat terbang, lebih tepatnya di bagian ekor. Tubuh Darko melayang di udara, sebenarnya hal ini tidaklah aneh, karena Darko pada dasarnya memang bisa terbang dengan tingkat kultivasinya yang tinggi. Sebenarnya Darko berteleportasi dari dalam pesawat langsung berpindah tempat, tepat di ekor pesawat. Dengan berteleportasi dinding maupun gunung bukanlah halangan baginya untuk berpindah tempat dalam sekejap. Hal ini dilakukan Darko agar kemunculannya diluar pesawat terbang tidak diketahui oleh crew pesawat terbang maupun oleh para penumpang. Setelah berada di ekor pesawat terbang, Darko segera mendorong pesawat terbang ini untuk menjau
Bab 79. SUPERHERO NUSANTARA Kepanikan para penumpang yang sebelumnya sudah mereda se ketika timbul lagi di dalam pesawat terbang. Semua penumpang menjerit dan bertakbir serta bertasbih memohon perlindungan kepada Alloh Yang Maha Besar. Pilot sudah memucat wajahnya dan tubuhnya dipenuhi keringat deras, helaan nafas leganya yang baru saja beberapa menit berlalu, kini sudah kembali membuatnya panik. Meskipun panik Pilot Garuda Indo Airline merupakan Pilot profesional yang selalu tenang dalam menjaga pesawat terbang yang menjadi tanggung jawabnya. Sudah sejak tadi Pilot melaporkan keadaan pesawat yang dikemudikannya kepada menara kontrol di negara terdekat dengan lokasi pesawat ini berada. Pilot juga sudah mengaktifkan peti hitam yang mencatat percakapan di kokpit pesawat terbang, agar saat pesawat ini ditemukan di dalam lautan luas bisa diketahui sebab musabab jatuhnya pesawat yang dikemudikannya. Sebagai seorang pilot profesional yang sudah menguasai pu
Bab 80. PENDARATAN DARURAT Jantung Pilot seakan berhenti berdetak setelah mengetahui kalau tuas kemudinya sama sekali tidak bisa di gunakan. Tiba-tiba bulu kuduk kapten pilot dan co pilot berdiri, seakan ada sosok gaib yang berdiri di belakang mereka. Kedua tangan mereka bergetar dan tanpa sadar tuas kemudi pesawat terbang yang sedari tadi dipegang sudah terlepas. Darko yang sedang berusaha sekuat tenaga mengangkat pesawat terbang agar tidak menghujam air laut tampak sedang menggertakkan gigi-giginya. Betapa beratnya beban yang ditahan oleh tubuh Darko, meskipun merasa sangat berat dan ingin sekali melepaskan pegangannya pada bodi pesawat terbang ini, Darko masih kekeh untuk menyelamatkan seluruh penumpang di dalamnya. “Uhh… betapa beratnya…” Akhirnya pesawat terbang ini tidak jadi menghujam air laut, akan tetapi terbang datar di atas air laut setinggi sepuluh meter. Gelombang air dan riak air laut mengenai bagian bawah pesawat terbang yang sec
Bab 81. DI SERANG RAJA JIN HARIMAU Gumam Darko sambil menatap ke arah langit yang menghitam di tengah lautan. Diam-diam tanpa sepengetahuan penumpang pesawat yang sedang dalam kondisi panik, setelah mengalami kejadian yang tidak bakalan bisa dilupakan sepanjang hidupnya. Sosok Darko menghilang begitu saja dari pulau terpencil ini, tubuhnya melesat secepat angin menuju tengah lautan. Darko sangat heran dengan kedua makhluk spiritual ini yang masih saja bertempur meskipun tidak ada tanda-tanda akan berakhir, karena kekuatan mereka berimbang. “Hai, apa yang kalian lakukan? Apa kalian berdua tahu kalau perbuatan kalian membahayakan pesawat yang melintas di wilayah ini?” Suara Darko menggelegar mengagetkan kedua makhluk spiritual yang sedang bertarung. Suara Darko yang dialiri kekuatan spiritual menggema di langit yang menghitam dan dipenuhi awan hitam ini. Kedua Jin yang sedang bertarung seketika menghentikan gerakannya dan mencari sumber suara.
Bab 82. IBLIS HAUS DARAH Wuss… Wuss… “Kurang ajar, cepat lepaskan ekor saya! Dasar, manusia kerdil, awal akan saya cincang kamu dan saya jadikan perkedel, sampai ekor saya lepas.”Saking kesalnya, Loreng sampai memaki-maki Darko tiada henti. Tapi apalah daya, karena ekor adalah kelemahannya, pada saat dia akan memukul tubuh Darko, saat itu juga Darko memutar ekor Loreng dengan kuat hingga berubah menjadi baling-baling saking cepatnya. Sebuah pusaran angin seketika muncul di tengah lautan, dimana Darko sedang memutar ekor si Loreng. Sementara itu Bawor menatap dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang sedang dilakukan Darko. Dia yang sudah bertarung berulang kali dengan akhir seri, jika bertemu dengan Loreng, memandang dengan tatapan kagum ke arah Darko. Sementara itu Darko yang sedang memutar ekor si Loreng tampak sangat bersemangat, dia mana mungkin mau melepaskan pegangannya pada ekor si Loreng ini. “Hiatt….!” Wuss….Diawali dengan t
Bab 83. AJIAN GUNTUR SAYEKTI Mata Darko menatap kearah ratusan Jin Harimau yang sedang terbang ke arahnya, dahinya mengernyit. “Sebaiknya saya harus menyongsong mereka, jangan sampai kedatangan mereka membahayakan penumpang pesawat terbang yang terdampar di pulau kosong itu,” gumam Darko dalam hatinya. Setelah menentukan tujuannya, sosok Darko langsung melesat terbang ke arah datangnya ratusan prajurit Jin Harimau yang sedang datang ke arahnya. Para Jin Harimau bertemu dengan Darko di jarak lima kilometer dari tempatnya berada sebelumnya. Tubuh Darko yang kecil sama sekali tidak membuat khawatir ratusan Jin Harimau yang sedang terbang sambil menggeram. Pemandangan ini hanya bisa dilihat oleh manusia yang mempunyai kekuatan spiritual untuk melihat makhluk spiritual sejenis Jin ini. Sedangkan masyarakat umum tentu saja tidak bisa melihat sosok Jin Harimau maupun Jin Kuda, akan tetapi mereka bisa melihat sosok Darko yang merupakan manusia biasa.
Bab 84. MENJADI ABU “Petir apa itu? Kenapa berwarna biru dan terlihat sangat mengerikan.”Bawor mengucek kedua matanya seakan tidak percaya melihat pemandangan di kejauhan. Sementara itu Darko terlihat sangat santai setelah memanggil Ajian Guntur Sayekti, dia hanya tinggal memerintahkan petir-petir itu untuk menyerang siapapun yang dikehendaki hanya dengan memerintahkannya dari pikiran. Kini langit di atasnya sudah menghitam setelah dia memanggil Ajian Guntur Sayekti, sebelumnya langit masih sangat cerah ketika pertama kali petir sebesar lengan orang dewasa berkelebat seperti jari-jemari Malaikat yang siap mencabut nyawa siapapun yang dikehendakinya. Ratusan Jin Harimau sudah mulai panik melihat pemandangan yang sangat mengerikan ini. Sementara itu Loreng yang sedang terbang ke langit setelah di lempar Darko juga bisa melihat langit di bawahnya yang tiba-tiba menghitam dengan awan tebal menyelimuti lautan di bawahnya. “Ada apa ini? Kenapa langit di baw
Bab 196. TEGAR DAN SITI MENDATANGI PANTI ASUHAN AISYIYAH Siti yang mendengar suara Bambang yang memanggilnya dengan suara lembut seketika dadanya bergemuruh tidak karuan. Sepasang mata Siti menatap dengan tatapan sayu kearah Bambang yang juga sedang menatap ke arahnya. “Mas Tegar….” “Dik Siti…”Dua manusia berlainan jenis yang usianya sudah tidak tua lagi terlihat langsung berpelukan dengan air mata berjatuhan di sudut mata mereka. Pemandangan yang penuh dengan rasa haru ini seketika membuat kelima pengawal yang berdiri tak jauh dari mereka berdua tampak saling pandang dengan rasa bingung terlihat di ekspresi wajah mereka. “Mas Tegar, Siti selalu merindukanmu…” “Maafkan saya dik Siti…”Dua insan yang sudah cukup umur ini sekarang terlihat seperti sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta dan penuh dengan kehangatan. Siti dan Tegar berpelukan selama tiga puluh menit tanpa mereka sadari, waktu seakan terhenti di sekeliling mereka berdua.
Bab 195. BAMBANG INGAT MASA LALUNYA Melihat apa yang dilakukan Bambang, Siti semakin yakin kalau Bambang adalah Tegar suaminya yang menghilang dan berpisah saat muda dulu, saat di kejar-kejar orang suruhan orang tuanya. Tak lama kemudian mereka sampai di kantor Rektor Universitas Mandiraja, karena waktu yang sudah hampir tiga puluh tahun sehingga Direkturnya sudah berganti dan dosennya juga banyak yang sudah pensiun karena usia tua. Rektor dan dosen di Universitas Mandiraja ini kebanyakan usianya sama dengan Siti maupun Bambang, bahkan ada yang lebih muda lagi. Singkat cerita Siti sudah bertemu dengan Rektor dan memperkenalkan diri sebagai alumni Universitas Mandiraja tiga puluh tahun yang lalu. Kemudian Siti juga menceritakan maksud dan tujuan datang ke Universitas ini tiada lain adalah untuk mengembalikan ingatan masa lalu Bambang. Dengan ramah Rektor langsung mengijinkan Siti dan rombongannya untuk tour berkeliling di sekitaran Kampus Universita
Bab 194. NAPAK TILAS KE UNIVERSITAS “Bu Siti, sepertinya ibu perlu membawa bapak Bambang ini ke tempat-tempat yang dulunya pernah disinggahi sebelum beliau lupa ingatan. Terapi kenangan masa lalunya sangat penting untuk memancing daya ingat otaknya.”Dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang memberi saran kepada Siti setelah satu bulan lamanya dilakukan pemeriksaan otaknya dengan peralatan modern dan canggih tetap saja belum bisa menyembuhkan lupa ingatannya Bambang. Siti mendengarkan dengan serius saran dari dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang. Setelah pemeriksaan otak Bambang selesai, Siti segera mengajak Bambang untuk jalan-jalan. Bambang hanya diam dan mengikuti kemanapun Siti membawanya pergi, bahkan ketika dia di ajak naik pesawat terbang Bambang tidak banyak bertanya. Akhirnya pesawat yang dinaiki Siti mendarat di bandar udara kota Mandiraja. Ekspresi wajah Bambang terlihat aneh begitu menginjakkan kaki di kota Mandiraja lagi? Bu
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me